Jealousy

Jealousy

 

 

I do not own all of the characters. They belong to themselves. But this story is pure mine and I do not earn any material profit from it.

 

 


 

Jealousy

Tragedy & Angst

M—for a certain scene

AU, OOC, Alur mundur

Kwon Jiyong, Lee Chaerin, Sandara Park & Lee Seunghyun


 

 

 

April 20th 2012, 00:24 am

Senyum—atau seringai—kepuasan menghiasi wajah keduanya. Telapak yang tadinya menggenggam erat dua buah sniper baja terayun dan bertemu di udara bebas, menimbulkan bunyi ‘tos’ atas tepukan yang baru saja dilakukan. Raut kegembiraan masih nampak di sana, menandakan keduanya benar-benar senang atas misi terlarang yang berhasil dilaksanakan tanpa cacat.

“Kita menang, noona.”

Sang pria menepuk pundak dan merangkul singkat wanita yang dipanggilnya noona tadi. Yang dipanggil hanya merespon dengan anggukkan singkat. Manik hitamnya menatap lurus pada sepasang jendela yang terbuka, memperlihatkan dua tubuh yang ambruk tak berdaya dengan darah segar mengucur membasahi seprai yang seharusnya menjadi saksi cinta mereka.

“Kita tak sepenuhnya menang, Seung ri-ah. Mereka sudah menikah.”

Tatapan wanita itu menjadi sendu. Jemarinya tergerak mengelus sang sniper yang menjadi saksi bisu atas dosa besar yang mereka lakukan. Lantunan kalimat kembali keluar dari mulut mungilnya, “Mereka sudah terikat dan kita tak bisa mengubah itu.”

Seung ri menatap dalam noona yang sudah dianggap kakaknya sendiri ini. Menghela napas, kaki berbalut sneakers hitamnya melangkah mendekati wanita akhir tiga puluhan itu, mengambil senjata api di genggaman tangan mungilnya, dan menyimpannya di dalam sebuah ransel hitam besar—aa, tak lupa miliknya juga.

“Setidaknya mereka belum melakukan itu,” ucap Seung ri sembari menganggkat ransel besar itu ke punggung tegapnya, “kalau aku tak bisa memilikinya, maka tak boleh ada orang lain yang menyentuhnya.“

“Aa, ayo pergi, Dara noona! Nanti ada orang yang melihat kita.”

Tersenyum singkat, Dara kembali mengangguk, membuat surai yang diikat ponytail itu bergerak naik turun seirama anggukannya. Ia pun mulai melangkah, mengimbangi langkah besar Seung ri yang telah terlebih dulu beranjak.

“Gomawo, Seung ri-ah—“

 

“—goodbye, Ji yong-opaa, Chaerin-ah.”



 

 

April 19th 2012, 12:35 am

Pintu mahogani putih bergerak membuka setelah sebelumnya terdengar suara khas kenop yang diputar. Dua anak manusia yang baru saja terikat suatu janji suci sehidup semati terlihat di ambang pintu, hendak melangkah memasuki istana baru mereka. Gadis yang sebentar lagi akan menjadi wanita mengamitkan lengannya pada pria yang tujuh jam lalu sah menjadi suaminya, sedangkan yang satunya lagi menutup pembatas kamar itu dengan ruangan keluarga.

“Kau ingin mandi dulu atau—“

“—Atau apa?” Chaerin memotong ucapan suaminya. Mata kucingnya berkilat tajam kala melihat Ji Yong malah tertawa terbahak-bahak.

“Kau berbahaya Ji Yong-oppa,” sahutnya sembari berjalan menuju jendela yang terbuka lebar. Membuat hembusan angin memainkan anak rambutnya yang terbebas dari sanggulan.

Ji Yong mengikuti jejak Chaerin lalu memeluk pinggang ramping wanita itu dan menyembunyikan kepalanya di pundak istrinya. Menghirup aroma khas yang sangat ia suka sebanyak-banyaknya.

“Aku mencintaimu, Chaerin.”

“Aku lebih mencintaimu,” balasnya dengan tangan mengelus telapak yang melingkari perutnya. Napas hangat Ji Yong yang menggelitik membuat sensasi geli tersendiri untuknya.

“Kalau begitu aku lebih lebih lebih mencintaimu.” Ji Yong membalikkan tubuh Chaerin hingga ia dapat melihat dengan jelas wajah menawan yang beberapa tahun terakhir menemani hari-harinya. Wajah teduh yang selalu menampilkan senyum mempesona hingga menghangatkan rongga hati yang lama tak terjamah. Satu langkah lagi dan Chaerin akan menjadi milik Ji Yong seuntuhnya.

 

 

Perlahan bibirnya turun menyentuh milik Chaerin yang masih terpoles lip gloss tipis, merasakan sensasi basah milik wanita tangguh itu. Sentuhan yang lembut dan penuh makna, seakan ia berkata ‘aku mencintaimu’ di setiap lumatannya.

Keduanya berhenti ketika dirasa paru-paru masing-masing membutuhkan pasokan oksigen. Baru beberapa detik Ji Yong kembali menarik Chaerin dalam pelukannya dan menuntun wanita itu ke sisi tempat tidur mereka.

“Jendelanya, oppa?”

“Tidak usah. Aku suka angin malam.”

Tanpa kausadari pernyataanmu tadi memudahkan ajal menjemput kalian, Kwon Ji Yong.

 

 

“Kau siapa, noona? Aku sudah tidak tahan,” ucap seorang pria dari atap sebuah gedung tua. Ditangannya telah siap sniper khusus untuk menembak jarak jauh. Tak perlu takut akan ketahuan karena senjata ini sudah di pasang peredam suara.

Dara kembali memusatkan manik matanya pada teropong kecil yang tersemat di senapan miliknya. Ia kembali memastikan apakah pelurunya akan tepat menuju sasaran.

“Aku siap.”

“Baik. Satu ... dua ... fire!”

 

DOR!

DOR!

DOR!

 

Total enam peluru menancap di dada dan punggung dua insan baru saja mulai memadu kasih di sana. Darah segar mengucur deras dari lubang-lubang yang terbentuk. Pasangan suami istri itu merenggang nyawa di hari pernikahan mereka. Ironis sekali.



 

 

 

April 19th 2012, 11:05 pm

Pesta pernikahan mewah yang hari ini digelar baru saja selesai. Para tamu undangan telah undur diri. Kini aula rumah megah bak istana tersebut hanya diisi oleh keluarga dan kolega-kolega terdekat. Ah, serta sahabat dari pengantin pria dan wanita dan tentunya kedua mempelai sendiri.

“Mana Dara unnie?”

Seorang wanita yang masih menggenakan gaun putih bertanya pada salah seorang sahabatnya. Bom—yang ditanya—hanya menghendikkan bahu pertanda bahwa ia juga tidak tahu.

“Tadi aku liat dia pulang duluan, bersama Seung ri. Katanya tidak enak badan” sahut gadis bermahkota unggu pucat. Tanggannya menggenggam gelas berisi wine yang tinggal setengah.

“Oh.” Chaerin menggumam singkat. Raut wajahnya berubah sendu. Sahabat yang sudah dianggap kakak dan rival abadinya tak menghadiri after party acara penting di hidupnya.

“Ah, sudahlah. Dan Mingkki, jangan minum banyak-banyak. Aku tak mau kejadian minggu kemarin terulang,” nasehat Chaerin sebelum sosoknya benar-benar pergi dari sana. Samar terdengan teriakan sang maknae yang berucap, “Jangan ingatkan aku pada kejadian itu, unnie!”

Kau tak tahu bahwa dua sahabatmu baru saja menghianati kalian.



 

 

April 19th 2012, 16:00

Suasana sore itu sangat sakral. Taman yang tadinya dikunjungi anak-anak kecil kini di penuhi oleh kumpulan orang dewasa berpakaian putih. Lapangan yang biasanya diisi rumput kosong saat ini di penuhi pernak-pernik khas pernikahan seperti bunga, kursi, meja, hidangan lezat, dan lain sebagainya. Dan semuanya juga berwarna putih. Elok sekali.

Dari balik dinding rumput nampak seorang gadis dengan gaun yang menyapu lantai. Punggungnya yang tak tertutupi sehelai kain dihelus lembut sapuan angin, membuatnya yang sudah gugup menjadi tambah gugup.

Unnie, aku takut.”

“Aku yakin kau bisa, Chaerin-ah. Fighting!”

“Aa—“

Suara tepukan audiens memotong perkataan Chaerin. Ia segera melangkahkan kakinya, memmperlihatkan wajahnya pada seluruh undangan. Sungguh, ia sangat gugup dan mungkin akan terjatuh jika saja tak dilihatnya wajah seorang Kwon Ji yong yang tersenyum manis dan mengulurkan tangan padanya. Ia pun menerima uluran tangan itu, artinya dan Chaerin siap menyudahi masa lajangnya.

 

 

“Kwon Ji yong, apa kau bersedia menjadi pasangan hidup Lee Chaerin, menemaninya baik suka maupun duka sampai maut memisahkan?”

“Aku bersedia.”

“Lee Chaerin, apa kau bersedia menjadi pasangan hidup Lee Chaerin, menemaninya baik suka maupun duka sampai maut memisahkan?”

“Aku bersedia.”

“Sekarang kalian sah menjadi suami istri. Kau boleh mncium pengantinmu, Kwon.”

Dan bibir keduanya bertemu. Singkat, namun penuh makna.

 

 

Tanpa disadari, dua orang sedang menampakkan seringai yang sama di tempat yang berbeda.

 

 

Janji yang mengantarkan Kwon Ji yong dan Lee Chaerin pada kebahaggiaan.

 

 

Dan janji yang mengantarkan keduanya pada kematian.



 

 

FIN



 

Maaf, saya kembali nyampah di aff. (_ _)

Etto, makasih banyak buat yang sudah baca dan komen fanfic saya yang Sampai Mata Terbuka maupun R I L A K K U M A. Terima kasih banyak atas apresiasinya. Saya gak nyangka bakal ada yang baca apalagi komen /sobs

Buat yang minta sekuel, mungkin nanti. Saya lagi nyari ide sama timeline yang pas buat sekuelnya. :)

Ciao~

 

 

Sacrifar-kun

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ezraelisabet_vip
#1
Chapter 1: tragis bah, tapi gapapa yang penting beneran sehidup semati #myskydragon :D
ar13nda
#2
Chapter 1: Lebih keren kayak gini gaya nyeritainnya, dari sudut author ^^ semangat bekarya ^^

Gw jg nulis ff bahasa, tp dipost di tumblr : ar13nda.tumblr.com/tagged/Hate-That-I-Love-You
Klo berkenan bisa dibaca2 n kasih komen hehe
Vrisbogh #3
ahh,, ff bahasa indonesia? lagi? woooooo..
thanks udh buat and share ini.. bagus loh.. <3

ya ampun... Ini jiyong dan chaerin mati T^T,,,
huhuhu sedih. bacanya..
tapi itu ngebuat mereka jdi pasangan sehidup semati..

ya ampun dara and seungri. kalian jahat banget.. mereka baru aja nikah tapi udh langsung di bunuh.. Ohmygawd ..
palupianggra #4
tragis ;___; tapi keren kok.. terus berkarya! di tunggu SKYDRAGON lainnya :D
clarenceaudy
#5
i felt i just read detective conan hahaha
keren keren ^^