Our Beloved Magnae

Our Beloved Magnae

Sebelumnya~

Aku menatapnya. Matanya setengah terbuka. Orang-orang disana sibuk menelepon ambulans “Bertahanlah Kyu, kau akan selamat”

                Dia tersenyum. Magnae itu tersenyum. Dia menutup matanya. Aku segera mengguncang-guncangka tubuhnya “tidak Kyu!! Jangan tutup matamu! Kau bisa mendengar suara ambulans yang datang kan? Jangan! Kumohon jangan Kyu” tidak ada reaksi apapun. Tak ada suara apapun. Aku memelukknya sambil menangis. Tak ada suara detak jantung yang harusnya kurasakan dalam pelukanku. Tak ada hembusan nafas yang keluar dari hidung dongsaengku. Sunyi, hanya tangisku yang terdengar.

 

Chapter 2

Leeteuk POV

Seseorang mengguncang-guncangkan tubuhku “Hyung bangun! Hyung!”

             Aku membuka mataku dan melihat wajah cemas Donghae di atasku “Hae?”

          “Oh Terima kasih Tuhan! Hyung! Kau membuatku cemas. Kau terus berteriak memanggil-manggil nama Kyu” kata Donghae.

                Jadi tadi itu hanya mimpi? Oh syukurlah! Aku menghembuskan nafas lega “Aku mimpi buruk” tapi aku tidak juga bisa tenang. Aku harus ke lantai 11 untuk melihat Kyu.

                “Kau mau kemana hyung?” Tanya Hae saat aku berjalan ke luar kamar.

                “Ke kamar KyuMin” jawabku sambil terus melangkah cepat.

                Dengan pelan aku membuka kamar KyuMin dan berharap menemukan Kyuhyun tidur di balik selimutnya. Tapi jantungku hampir copot saat tak ada seorangpun di kasur itu. Bahkan kasur itu sudah rapi seolah pemiliknya sudah lama meninggalkannya. Aku segera membangunkan Sungmin yang masih tidur nyenyak di kasur pinknya “Sungmin… Sungmin ayo bangun!!”

                Sungmin bangun dan duduk sambil mengucek-ngucek matanya. Syukurlah dia bukan orang yang susah bangun “Sudah waktunya siap-siap ya Hyung?”

                Aku mengguncang-guncangkan bahunya “Mana Kyuhyun? Kemana anak itu?” aku agak berteriak.

                Sungmin yang akhirnya bangun seutuhnya menunjuk kasur Kyuhyun “Jelaslah dia masih ti… Ommo!! Mana Kyunnie? Kenapa kasurnya kosong?”

                “Itulah yang ingin aku tanyakan!” jawabku frustasi “Kita harus mencarinya”

                Aku dan Sungmin berlari ke luar kamar. Saat tanganku siap membuka pintu dorm lantai 11 seseorang lebih dulu membukanya dari luar.

                “Lho Hyung? Mau kemana pagi-pagi begini?” ternyata Siwon.

                “Gawat Wonnie! Kyu menghilang. Kasurnya kosong. Kami mau mencarinya” Sungmin menjawab.

                “Aku disini kok” tiba-tiba Kyuhyun muncul di belakang Siwon.

                “Kyu!!” aku segera memeluknya untuk memastikan apakah dia nyata atau tidak. Apakah dia hidup atau tidak “Oh Tuhan!! Kau kemana saja Kyu?”

                “Aku ikut jogging dengan Siwon hyung” jawabnya.

                Aku melepas pelukanku dan melihat penampilan kedua dongsaengku. Mereka berdua memang memakai training dan berkeringat “Tumben?’

                “Aku melihat Kyu yang sedang mondar mandir di depan dorm lalu aku mengajaknya jogging” jawab Siwon.

                “Kau membuat kami cemas Kyu” kata Sungmin.

                “Mianhae” jawab Kyuhyun sambil menundukkan kepalanya.

                “Iya sudah. Yang penting kalian selamat. Ayo siap-siap. Kita akan ke gedung SME. Aku akan membangunkan yang lain” kataku.

Mereka bubar dan berjalan ke kamar masing-masing, tapi aku menahan Kyu “Ada apa Hyung?” tanyanya.

“Apa kau merasa tak enak badan Kyu?” tanyaku.

Dia menatapku “Hyung kenapa sih? Aku baik-baik saja” jawabnya kesal. Dia memang paling benci jika ada yang bertanya tentang kesehatannya.

Aku tersenyum “Oke-oke aku mengerti. Tapi Kyu, kalau ada apa-apa, katakan padaku. Arra?”

Dia balas tersenyum “Beres Big Boss”

***

Kyuhyun POV

                Aku sempat mati kutu ketika Leeteuk hyung bertanya padaku apakah aku merasa tak enak badan. Aku terpaksa berbohong lagi padanya. Aku tak ingin membuatnya cemas. Jika aku bilang yang sebenarnya dia akan repot. Ah sial! Kenapa pula kepalaku tak berhenti berdenyut-denyut.

                Aku siap-siap dalam diam. Kupikir ikut jogging sambil menikmati udara sejuk bersama Siwon hyung akan membuatku merasa lebih baik, tapi ternyata tidak. Kepalaku seolah tak bisa berhenti berdenyut. Syukur aku tidak demam. Bisa ketahuan kebohonganku kalau aku demam.

                Kami latihan di gedung SME. Sudah 5 kali kami mengulang lagu Mr. Simple dan tanpa istirahat. Aku rasa ini sudah batas maksimal tubuhku. Aku hampir lupa beberapa gerakan tapi mengingatnya di detik-detik terakhir. Aku tidak boleh tampil mencurigakan atau Teuki hyung yang sejak tadi memperhatikanku akan tahu yang sebenarnya.

                Tapi sialnya ketika part dance solonya Eunhyuk hyung aku merasakan ruangan berputar dengan cepat dan mengerikan sehingga aku terjatuh dan menimpa Eunhyuk hyung. Kami terjatuh dengan suara keras.

                “Hyukkie! Kyu! Kalian tak apa-apa?”  Donghae hyung membantuku berdiri.

Aku menggeleng bukan untuk menjawab pertanyaan Donghae hyung tapi untuk menahan sakit di kepalaku.

“Aku tak apa-apa” jawab Eunhyuk hyung “Kau kenapa Kyu? Terpeleset?”

Aku mengangguk. Syukurlah ruangan ini tidak berputar-putar lagi. Aku harus berhenti latihan sekarang juga atau aku akan ambruk sungguhan di depan hyung-hyungku.

“Kau sungguh tak apa-apa Kyu? Wajahmu pucat” Wookkie hyung bertanya.

“Aku hanya kebelet hyung makanya enggak konsen” aku berkelit “Aku ke toilet dulu ya” Aku sudah berjalan ke arah toilet saat kulihat Leeteuk hyung mengikutiku “Kau mau kemana hyung?” aku bertanya padanya.

“Menemanimu ke toilet” jawabnya.

“Aku bukan Yesung hyung yang buta arah. Hyung tak perlu menemaniku” hari ini Teuki hyung benar-benar sensitive.

“Hey! Aku tidak buta arah Kyu. Aku hanya kadang-kadang lupa jalan saja” kata Yesung hyung protes.

Aku tidak mempedulikan protes Leader Vocal kami itu “Hyung, aku bukan anak kecil. Aku bisa sendiri. Hyung latihan disini saja” kataku pada Teuki hyung.

Bisa kulihat walau dia tak rela dia akhirnya membiarkan aku pergi sendiri “Jangan lama-lama”

Setelah lepas dari 9 hyungku yang berisiknya bukan main itu, aku berjalan pelan sambil meraba dinding menuju toilet. Kepalaku benar-benar sakit. Aku menatap cermin di kamar mandi. Pantas saja Wookie hyung bertanya. Wajahku lebih pucat dari biasanya. Aku membasuh wajahku dengan air segar disana. Aku menggigil sedikit.

Ukkkhhh… ada apa ini? Kenapa nafasku sesak? Lebih sesak dari 3 hari yang lalu. Aku terduduk di toilet dan bersandar pada dindingnya. Ya Tuhan! Rasanya sakit sekali. Seolah ada orang yang mencekikku. Aku meremas dadaku berharap paru-paru bodoh ini berhenti sakit. Pandanganku kabur. Tidak! Aku tidak boleh pingsan. Aku tidak boleh merepotkan siapapun lagi.

Bayangan itu kembali datang lagi. Bayangan kecelakaan di bulan april 4 tahun lalu. Bayangan itu sering datang ketika dadaku sesak. Tanpa sadar aku menangis. Apa aku akan benar-benar mati sekarang? Apa tidak ada kesempatan ketiga untukku?

Tiba-tiba aku ingat! Tadi pagi untuk jaga-jaga aku menyimpan obatku di kantong. Dengan tergesa-gesa dan menahan sakit aku mengambil obat di kantongku. Aku segera menelan 4 macam jenis obat itu. Nafasku masih sesak dan seluruh tenagaku rasanya terkuras. Aku terduduk lemas sambil memegang dadaku menunggu obat itu bereaksi.

Terdengar ketukan di pintu toilet tempatku berada “Kyu? Kau di dalam?” itu suara Yesung hyung.

Oh gawat. Aku tak bisa membiarkan dia masuk kesini. Cepat-cepat aku menyembunyikan obat-obat itu di kantungku dan berharap suaraku tidak bergetar saat menjawab “N… Ne hyung”

“Leeteuk hyung menyuruhku menjemputmu. Latihan sudah selesai” jawab Yesung hyung.

“Se…lesai?” aku bertanya. Bukannya masih lama sampai latihan hari ini selesai.

“Ne, Leeteuk hyung bilang kita semua perlu istirahat” jawab Yesung hyung. Kita semua? Aku yakin maksut Teuki hyung Kita semua itu adalah aku seorang “Kyu? Kau tidak juga keluar? Ada apa?” Waduh Yesung hyung mulai curiga. Tapi obat itu belum juga bereaksi. Aku sudah tak punya tenaga untuk menjawab lagi “Kyu? Yak Cho Kyuhyun? Kau kenapa?” Yesung hyung menggedor-gedor pintu toilet dengan ganas “Kyu jawablah? Aku panggilkan Teuki hyung ya? Kau tunggu disini”

Tidak!!! Dia tidak boleh memanggil Teuki hyung! Aku reflex berdiri dan membuka pintu. Oh syukurlah obat itu mulai bekerja “Aku tadi jatuh di toilet hyung” jawabku.

Yesung mengamatiku dari atas sampai bawah. Ya Tuhan! Semoga sikap sensitive seorang Kim Jong Woon tidak keluar saat ini. Semoga sikap phabonya yang dominan. Kumohon. Dia membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi aku merangkul bahunya “Ayo kita pergi hyung! Yang lain sudah menunggu”

Kami berjalan tapi sialnya Yesung hyung bicara juga “kau sakit Kyu?”

Aku tertawa “Ya jelas tidaklah hyung. Kenapa?”

“Leeteuk hyung bilang kau sakit” jawabnya “Kau juga kelihatan pucat”

“Wajahku kan asalnya memang pucat” jawabku. Dari wajahnya bisa kulihat kalau dia tidak sepenuhnya yakin dengan apa yang kukatakan. Tapi aku tak memberi kesempatan padanya untuk menanggapi “Kajja hyung. Kau tak ingin jalan kaki pulang ke dorm kan”

Seperti dugaanku. Leeteuk hyung bertanya macam-macam dan tak pernah mengalihkan perhatiannya dariku. Dia kenapa sih? Apa dia kerasukan setan penguntit yang semasa hidupnya tergabung dalam SparKyu? Bahkan setelah sampai dorm Leeteuk hyung tak kembali ke kamarnya. Dia duduk di ruang tengah dorm lantai 11.

“Kau tidak tidur Kyu?” dia bertanya padaku.

Aku ingin istirahat sebenarnya karena jam 7 nanti aku ada jadwal lagi. Tapi karena tak seorangpun yang tidur, aku yakin Teuki hyung akan tahu aku sakit jika aku tidur.

“Tidak hyung. Aku tidak ngantuk” jawabku berbohong. Satu kebohongan lagi, EvilKyu.

“Tidurlah Kyu setelah makan siang. Sebentar lagi Wookie dan Sungmin selesai memasak makan siang untuk kita” katanya.

Aku menggeleng “Aku mau main game”

“Aku bilang tidur, kau harus tidur. Kalau kau tidak tidur setelah makan siang. Aku akan menyita semua PSPmu!” ancam Teuki hyung.

Aku segera memprotes “Tapi hyung…”

Teuki hyung berjalan ke arah dapur tidak memperdulikan protesku “Makan siangnya sudah siap Wookie?”

Aku memandang punggung Leader Super Junior yang baru saja mengeluarkan titah yang tak bisa kutolak. Aku mengerti, dia memaksaku istirahat karena dia tahu aku akan bersikeras sok kuat di depannya. Aku jadi merasa bersalah karena berbohong padanya. Tapi kalau aku jujur dialah yang akan mendapat masalah. Manager hyung akan marah padanya karena lagi-lagi jadwalku dikurangi. Belum lagi jika SoMan songsaengnim akan marah besar karena pendapatan kami semakin berkurang. Ahh! Aku tak pernah membenci diriku lebih dari ini.

***

Heechul POV

                Jadwalku hari ini sampai jam setengah 5. Rasanya senang juga sekali-kali enggak pulang malam. Aku membuka kamar yang dulunya kutinggali bersama Hankyung. Hah! Kangen juga rasanya mengajari anak itu bahasa kotor Korea. Dia dengan ceria dan bangga akan mengatakannya pada setiap orang yang dikenalnya. Si China itu sepertinya hidup makmur di negaranya. Bagaimana caranya ya agar dia mampir kesini lagi?

                “Meoong…” suara Heebum membuyarkan lamunanku.

                “Hai Heebum manis. Kau jadi anak baik hari ini?” aku menggaruk-garuk dagu kucingku.

                “Meong” dia menjawab.

                “Kucing pintar” aku berjalan ke kamar mandi tapi kemudian aku menemukan ide bagus “Aku pura-pura saja mendandani Heebum seperti kucing mati. Hankyung kan sayang pada Heebum. Dia pasti akan datang”

                Kurasa si kucing pintar itu megerti karena begitu mendengar aku berkata seperti itu dia berlari sambil memeong-meong keras seolah minta pertolongan.

                “Ayolah Heebum, kau tidak akan mati. Ini hanya pura-pura” aku berteriak mengingatkannya. Tapi dia tak juga kembali. Ya sudahlah. Nanti saja soal itu. Sekarang saatnya mandi dan memanjakan diri. Dorm ini sepi sekali pasti yang lain ada di lantai 11. Apa yang mereka lakukan di dorm para junior itu?

                Selesai mandi dan memilih baju yang paling dekat dengan tanganku, aku keluar kamar dan siap menuju dorm lantai 11 saat Heebum mengikutiku dari belakang. Rupanya kucing itu sudah mengatasi perasaan takutnya.

                Aku membuka pintu dorm 11 itu dan lansung menuju ruang tengah. Seperti dugaanku para member yang sedang bebas ada disini. Donghae, Eunhyuk, Yesung dan Sungmin duduk sambil menatap laptop di depan mereka. Dari merknya dan tanggungan dosanya itu pasti mulik Eunhyuk. Dan monyet tak berotakpun tahu apa yang sedang ditonton 4 namja itu.

                Aku duduk di sofa samping Yesung “Yadong!”

                Yesung mengalihkan pandangannya dari TV ke arahku “Ini film horror hyung” jawabnya.

                Aku mengelus-elus bulu Heebum dan melihat layar laptop itu dan memang terlihat gambar wanitra bergaun putih dengan darah berlumuran khas hantu “Tumben”

                “Sekali-kali ganti genre” jawab Sungmin sambil tersenyum.

                “Mana Kyuhyun? Bukankah dia ada jadwal 2 jam lagi?” aku bertanya.

                “Dia sedang tidur. Leeteuk hyung memarahinya agar tidur” jawab Sungmin.

                “Kurasa Kyu memang sedang sakit” komentar Yesung yang sudah kembali menatap film itu.

                “Lagi?” aku bertanya agak keras karena kaget sehingga Heebum mengeong karena merasa terganggu.

                Yesung mengangkat bahu “Entahlah. Dia mengaku sehat-sehat saja, tapi wajahnya pucat bukan main. Waktu menjemputnya di toilet tadi, dia kelihatan sekarat”

                “Hyung berhentilah berkata menyeramkan seperti itu” Donghae memperingatkan Yesung.

                “Kenapa kalian tidak menonton di TV saja?” tanyaku berusaha mengalihkan topic.

                “Kami tak ingin tiba-tiba Teuki hyung pulang dan memergoki kami” jawab Eunhyuk.

                “Lho? Memangnya kenapa? Teuki hyung tidak akan marah kalau kalian nonton film horror” kataku bingung. Belum sempat Eunhyuk menjawab, aku sudah mengerti. Adegan di film yang tadinya tegang berubah saat si Hantu yang menyamar jadi gadis SMA membuka seragamnya sehingga dia telanjang dada “Horor Yadong”

                “Yah seperti itulah” jawab Eunhyuk bangga.

                “Hyung” seseorang menepuk bahuku.

    Aku menoleh padanya dan melihat wajah kusut baru bangun tidur seorang Evil Magnae “Kyu? Kau sudah bangun? Katanya kau sakit”

Dia menggeleng lalu menghempaskan tubuh yang mati-matian berusaha dibentuk SixPack itu di sampingku “Teuki hyung hanya berlebihan. Hyung tahu bagaimana sifat Angel itu”

Aku menatapnya lebih seksama. Wajahnya memang pucat tapi wajah Kyuhyun memang asalnya pucat. Aku memegang keningnya. Tidak demam kok “Kau beneran tidak sakit?”

“Please deh hyung! Aku ini sehat tahu” jawabnya.

“Kyu ayo duduk disini. Ada film bagus!” Eunhyuk menepuk-nepuk tempat duduk kosong di sebelah kananya. Diantara semua member yang paling setia menemani Eunhyuk menonton film yadong adalah magnae ini. Donghae baru beberapa film sudah mimisan parah.

Kyuhyun menggeleng “Aku sedang malas hyung”

“Kau sudah tobat Kyu?” ledekku sambil mengangkat-angkat Heebum. Kucing ini harus kubuat senang agar bisa kugunakan untuk membuat Koki Nasi Goreng Beijing itu ke Korea.

“Hyung temani aku battle game yuk” Kyu menarik-narik lengan bajuku layaknya anak kecil yang minta dibelikan balon. Aku ingat waktu membuat MV No Other Kyu merengek ingin menggantikan Yesung membagikan balon, tapi akhirnya Manager memarahinya dan dia terpaksa jadi tukang tempel.

“Enggak ah Kyu! Aku sedang enggak minat” jawabku masih bermain-main dengan kucing manisku.

                “Ayolah hyung kumohon! Kali ini saja! Jebal…” Dia merengek makin gila.

                “Besok saja” jawabku.

                Dia menggeleng “Tidak ada besok. Aku mau sekarang” dia bersikeras. Semua menatapnya kesal karena suaranya mengganggu 4 namja yang asyik menonton.

                “Berhentilah merengek seperti anak kecil Kyu. Ingat umurmu” aku tak mempedulikannya dan malah semakin mengangkat-angkat Heebum.

                Kyu merebut Heebum dari tanganku lalu membawanya ke jendela beranda “Kalau hyung tidak mau menemaniku bermain game aku akan melempar Heebum  dari lantai 11”

                Aku memandang bocah setan itu. Menilai apakah dia serius atau bercanda. Tapi tunggu, dia pernah memasukkan Heebum dalam akuarium kura-kura lelet Yesung. Dia juga pernah menggantung Heebum terbalik di kamar mandi. Dan yang terparah dia hampir membuat Heebum manisku keracunan. Ah bocah maniak game sialan! Dia tak akan ragu melempar kucing malang itu. Walau aku ingin memanfaatkannya untuk membawa kembali HanKyung, tapi aku juga tidak rela kalau dia mati “Baiklah!”

                Kyu melempar Heebum ke lantai dan berlari memelukku “Kau memang keren hyung”

                “Tentu saja aku keren” jawabku.

                Akhirnya aku menghabiskan satu setengah jam bermain game dengan magnae itu. Seperti biasa aku kalah. Bocah itu tak pernah mau memberiku kesempatan menang. Dia berhasil mengalahkanku sebelum aku menyerangnya sekalipun.

                “Aissh! Mengalahlah sedikit Kyu” kataku kesal.

                Dia tertawa “Kalau hyung bisa menang melawanku sekali saja. Aku akan meneraktirmu”

                “Kau meremehkanku Cho Kyuhyun” aku berusaha main dengan serius, tapi lagi-lagi aku gagal.

                Di tertawa terpingkal-pingkal. Dasar bocah sombong! “Ayolah hyung. Aku sudah mengalah lho” katanya riang.

                “Kyu kau harus siap-siap. Sebentar lagi jam 7” Sungmin memperingatkan Kyu saat dia melewati kami menuju dapur.

                “Baiklah hyung, ini yang terakhir” kata Kyu menatapku dengan seringai tololnya.

                Aku mati-matian berusaha. Agh sial! Aku akan kalah, eh tunggu dulu? i… ini…? “Waaaaaaaaa Kyu!!!!!!!!!! Aku menang!! Aku menang!!”

                “Lho kok bisa?” Kyu menatapku bingung.

                “Traktir aku! Traktir!” aku menari-nari ala lagu Nobady Percect_nya Wonder Girl di depannya.

                “Baiklah tapi jangan hari ini” jawabnya.

                Aku agak kaget kenapa dia mau meneraktirku tanpa perlawanan. Ah peduli amat yang penting akhirnya setelah bertahun-tahun kalah aku berhasil menang. Walaupun sekali.

                “Aku siap-siap dulu” Kyu berjalan menuju kamarnya.

                Aku menatap punggung magnaeku itu.  Aneh kenapa aku ingin melarangnya pergi ya? Apa karena aku tidak sabar ditraktir? Tapi kenapa perasaanku yang tadinya senang jadi tidak tenang begini?

***

Kyuhyun POV

                Leeteuk hyung tak pernah bercanda dengan perkataannya. Setelah makan siang dia menarikku ke kamar dan menungguiku sampai tidur. Aku yang memang saat itu sudah lelah setengah mati dalam waktu beberapa menit saja sudah terlelap.

                Kurasa aku tidur cukup lama. Aku terbangun mendengar suara berisik orang-orang yang sedang menonton. Dari suaranya aku yakin film itu pasti rekomendasi Eunhyuk hyung. Monyet itu entah kapan tobat. Syukurlah setelah tidur rasanya badanku jauh lebih enak. Kepalaku tak berdenyut lagi dan yang terpenting, paru-paruku bekerja dengan baik.

                Dengan malas aku keluar kamar menuju ruang tengah. Benar saja ada 5 namja dan satu kucing berbulu sedang menatap sebuah lapiop malang yang sebenarnya suci milik seorang monyet yadong. Aku mendekati namja cantik yang mengaku dirinya orang paling tampan di jagat raya itu dan mengajaknya battle game. Setelah mengancam melempar kucing jeleknya, akhirnya dia mau menemaniku bermain game.

                Seperti sebelumnya, aku selalu menang melawan Heechul hyung. Aku bahkan bisa menang walaupun dengan mata terpejam. Aku senang melihat wajah frustasinya karena dikalahkan oleh pria tampan sepertiku. Tapi entah kenapa aku mengalah diakhir permainan. Mungkin karena dia selalu protes aku terlalu keras melawannya di game. Dia kelihatan sangat ingin menang melawanku. Benar saja! Begitu tahu dirinya menang dia bertingkah layaknya anak kecil yang aklan diajak liburan ke Hawaii. Dia pasti akan terus menagih janjiku meneraktirnya. Hahahaha Dia mimpi!

                Setelah bermain lebih dari satu setengah jam, aku bersiap-siap menuju jadwal terakhirku hari ini. Aku sampai di kantor ASTV, salah satu stasiun TV baru di Korea tepat waktu.

                “Aku akan menjemputmu dua setengah jam lagi disini. Jangan kemana-mana. Telepon aku jika ada apa-apa. Arra?” manager hyung bertitah.

                Aku mengangguk “Hyung seperti Teuki hyung saja”

                Dia mengakat bahu “Dia yang menyuruhku lebih ketat padamu. Dia benar-benar menganggapmu seperti anak kecil”

                Aku meghembuskan nafas frustasi “Begitulah sikapnya”

                “Sudahlah. Sana masuk jangan sampai telat” manager hyung mengingatkanku.

                Setelah mengucapkan salam aku segera berjalan masuk gedung besar itu menuju studio tempatku menjadi bintang tamu sebuah Variety Show dengan tema ‘Buatlah Kami Berteriak’.

                Aku baru saja sampai di depan ruangan tempat shooting itu saat seseorang mengampiriku sambil menawarkan Teh hangat. Sepertinya dia adalah asisten sutradara acara yang akan kubintangi hari ini jika dilihat dari papan namanya “Lokasi Shootingnya pindah agar suasananya lebih pas dengan temanya”

                Aku berhenti meminum tehku dan menatapnya “Astaga! Kita harus buru-buru. Kita bisa telat”

                Dia atersenyum “tenang saja Kyuhyun-ssi, acaranya diundur setengah jam”

                Aku menghembuskan nafas lega “Syukurlah. Aku tak ingin berbuat sesuatu yang merusak nama Super Junior dan Agensiku”

                “Lebih baik kita berangkat sekarang. Hotel Lupin hanya berjarak 7 menit dari gedung ini” orang itu yang bernama Park Woojung menyaerankan saat tehku tinggal setengah.

                Dengan berat hati aku meletakkan teh itu dan mengikutinya berjalan. Tapi ketika kami keluar dari lip tiba-tiba kepalaku pusing setengah mati. Aku pasti sudah jatuh membentur lantai seandainya Park Woojung tidak menahanku.

                “Kyuhyun-ssi gwencana?” dia bertanya.

                Aku menggeleng “Aku tidak apa-apa”

                “Kau serius akan terus melanjutkan shooting ini? Sepertinya keadaanmu kurang bagus. Aku bisa menelepon staf di Hotel Lupin” dia berkata padaku sambil memapahku keluar gedung.

                Kali ini aku mengangguk “Sebentar lagi sakitku akan hilang” jawabku.

                Kami sudah sampai mobil. Sepanjang perjalanan aku berharap kepalaku berhenti pusing, tapi setiap detik rsanya semakin berat. Aku bahkan tak bergerak ketika Woojung memapahku menuju ruang yang dijadikan tempat shooting itu. Aku diam saja ketika dia mendudukkanku di sebuah sofa empuk. Sepertinya aku tak bisa melanjutkan shooting ini. Tapi aku tak punya tenaga untuk menggerakkan bibirku. Kepalaku seperti dihantam puluhan ribu palu.

                “Aku sudah membawanya seperti perintah Nona” aku mendengar samar-samar perkataan WooJung.

                “Bagus. Ini bayaranmu. Sekarang pergilah dari sini dan rahasiakan dari siapapun” aku mendengar seorang yeoja menjawab. Tunggu apa maksutnya? Ada yang tidak beres.

Aku mencoba membuka mata dan walau agak kabur, aku bisa melihat seluruh ruangan suite room hotel berbintang tempatku berada. Lebih dari selusin yeoja duduk beberapa meter di depanku. Menatapku dengan tatapan takjub mereka.

“Terimakasih Kyuhyun oppa kau mau datang ke undanganku. Ternyata mengatasnamakan perusahaan ayahku bisa membuatmu terjebak semaudah ini” Yeoja yang tadi menjawab perkataan Woojung itu duduk tepat di depanku. Aku bisa mencium bau alcohol dari nafasnya.

“A…apa maksutmu?” entah dimana aku mendapat tenaga untuk bebicara disaat kepalaku rasanya mau pecah.

“Aku tahu kau cerdas oppa. Aku adalah anak tunggal pemilik ASTV. Dengan uang ayahku aku membayar agensimu. Pura-pura mengundangmu menjadi bintang tamu di Variaty Show. Padahal aku hanya ingin mengundangmu ke Pestaku dan teman-temanku. Kau mengerti kan? Sekarang kau adalah milikku. Bonekaku” jelas Yeoja itu.

“Seona, jangan banyak bicara. Kau sudah mengambil uang kami, jadi biarkan aku mendekati Kyuhyun oppa” seorang Yeoja dengan gaun merah berkata kesal.

Yeoja menyeramkan yang teryata bernama Seona itu menatap yeoja-yeoja lainnya “Baiklah. Karena kau yang paling banyak membayarku, kau duluan. Tapi ingat jangan macam-macam dengan bonekaku”

Gadis bergaun merah itu mendekatiku. Dia memelukku “Oh Tuhan, kau harum sekali oppa. Ini persis seperti mimpiku. Aku selalu memimpikan ini setiap malam”

Dengan sisa-sisa tenagaku aku mendorong tubuh Yeoja yang memelukku itu. Aku berdiri dan berusaha berjalan meuju pintu, tapi karena kondisiku yang lemah, aku langsung terjatuh begitu berjalan selangkah. Oh sial! Kepalaku sakit sekali. Aku memegangnya berharap rasa sakitnya berkurang.

“Oppa? Gwencana?” Yeoja bergaun merah itu bertanya “Seona! Apa yang kau lakukan pada Keyuhyun oppa?”

“Aku hanya memberinya sedikit obat bius agar dia tak bisa melawan” jawab Seona.

Obat bius? Pantas rasanya ada yang tdiak beres denganku. Sial! Ditambah dengan sakitku. Lengkap sudah penderitaanku. Tapi sayangnya penderitaanku belum berakhir. Setelah gadis bergaun merah yang lebih memiliki hati dari yeoja licik bernama Seona itu tak tega mempermainkanku lebih lagi, seorang yeoja dengan kekuatan besar menarikku dalam pelukannya dan membawaku ke pojokan paling jauh dari pintu seolah takut aku kabur.

“senang bisa melakukan ini denganmu oppa” katanya lalu mencium keningku. Aku berusaha melawan dan aku berhasil membuatnya terdorong ke belakang. Tapi belum sempat aku melakukan apa-apa untuk kabur, nafasku kembali sesak. Lebih sesak dari tadi siang. Oh sial! Siapa yang tega mengutuk magnae baik sepertiku ini? Padanganku semakin kabur.

“Seona. Kau ambil mobilku. Tapi biarkan aku mencium dan mencumbunya disini” seorang yeoja berponi berkata. Aku yang saat itu menahan sakit di dadaku menatapnya ngeri.

Semua orang ribut. Semua orang berebut menyerahkan mobil mereka pada Seona. Yeoja gila macam apa orang-orang ini? Sebelum salah satu dari mereka bisa menyentuhku, aku pasti sudah mati karena Pneumothorax ini.

“Cukup! Kalian jangan berisik. Karena Miria yang mobilnya paling mahal. Dia yang akan mendapatkan hak istimewa atas Cho Kyuhyun malam ini” kata Seona berteriak mengatasi keributan.

                Miria atau yeoja berponi itu mentapku dengan pandangan berbinar. Seketika itu dadaku terasa lebih sakit. Pandanganku lebih mengabur, hanya menampakkan siluit orang-orang. Nafasku terengah-engah seolah bisa berhenti detik itu juga.

                “Sebentar lagi Oppaku sayang. Kita kan menyatu sebentar lagi” Miria berkata dengan suara manis, tapi itu malah membuatku muak.

                Aku merangkak mundur tapi sialnya dibelakangku adalah tembok. Apa akhir hidupku semalang ini? Hyung… tolonglah aku!

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
arjioabrian
#1
Chapter 3: Thanks for your fanfic.
*deep bow,
darkbluez #2
Chapter 3: aaaa sweet banget endingnya :'D bikin terhura eh terharuuu
ningekaputri #3
Chapter 3: Cerita na lucu, kangen mereka ber 13
ningekaputri #4
Chapter 3: Cerita na lucu, kangen mereka ber 13
HstyArigawa #5
Chapter 3: Huahahhahaha, ceritany seru + gokil chingu !!
Aku sukaa

Apalg pas adegan Sungmin marah, ga kebayang gmana muka imut bgtu bisa jd seram >,<

Terus brkarya ne chinguu !!

Skalian promosi dah, baca jg my stories, Ff super junior genre brothership, gomawoo
*peace
cipuut #6
Chapter 1: OMMO . . . Kyu oppa kenapa.? Hiks. . . Hiks. . . Jangn knpa2.
SitiNurAzizah #7
Chapter 3: huaaaaa. antara terharu dan pengen ketawa dengan tingkah mereka. ya ampuuuunnn.
SitiNurAzizah #8
Chapter 1: hiks hiks mimpi teukki oppa bikin sedih. kira kira ada apa yah sama kyu sampe teukki sama hae gak enak perasaannya ??!!
BlueShappire #9
Kyu Oppa :D