Time for Mr. and Mrs. Kwon

Miracle

*Jiyong POV : on*

 

   "Oppa, kita mau kemana?" tanyanya sambil menatapku.

   Dengan senyum dan masih berfokus menatap kedepan jalan ku balas pertanyaannya dengan lembut, "Kau maunya kemana? Ada ide?"

   "Yah, oppa! Kenapa malah balik tanya, huh?" gerutunya sambil bibirnya yang nampak mengerucut. Geez, how cute is she right now?

   Sambil menimang-nimang akhirnya ia memutuskannya juga, "Kalau ke taman, bagaimana?"

   "Ide yang bagus. Sudah lama kita tidak kencan di taman, bukan?"

   "Yups," jawabnya sambil menggangguk kecil.

 

=*=*=*=*=

 

- AT PARK -

   Setelah memarkir mobil, dengan segera kami menuju taman. Hmm, di tempat inilah banyak tersimpan memori bersama Hunchae-ku. Dulu saat masih di sekolah menengah kami biasa bermain di sini. Karaoke, makan ice cream, atau hanya sekedar duduk di dekat danau. Oh yah, di tempat ini juga aku menyatakan perasaanku pada Chaerin. Hahaha, sungguh hal yang tidak mudah dilupakan bukan?

   Dan di sini juga aku berharap akan melamar Chaerin untuk menjadi pendamping hidupku. Aku ingin Chaerin segera pulih dan sembuh total dari penyakit sialan itu. Jika boleh aku bisa mendonorkan sumsum tulang belakangku untuknya. Tapi dokter berkata bahwa milikku tidak cocok untuk Chaerin. Astaga, dimana yah ada seseorang yang mau mendonorkan sumsum tulang belakang yang cocok dengan Chaerin? Jika ada aku pasti akan memberi apapun yang orang itu mau. Semoga. Semoga saja ada.

   "-pa. Jiyong-oppa?" panggil Chaerin sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.

   "A-ah? Iya? Wae?" tanyaku. Geez, daydreaming itu menyebalkan. Atau lebih tepatnya memalukan.

   Tatapan khawatir-lah yang terukir di wajah manis Chaerin, "Yah! Oppa tidak mendengarkanku yah?"

   "Astaga, mianhae babe." Well Jiyong, kau sangat menyebalkan.

   "Iya, baiklah. Kau sedang memikirkan apa sih oppa?" tanya sambil memenggang lembut kedua pipiku dengan kedua tangannya yang hangat.

   Kubalas tatapannya dengan lembut sambil kuraih tangannya, "Hanya memikirkan bagaimana nanti aku dan kau duduk disini sambil mengamati anak-anak kita bermain dan tertawa." YAH! Kenapa kau malah mengatakan seperti itu Jiyong?  Why G-Dragon?

   Chaerin menautkan kedua alisnya, "Astaga, oppa. Kenapa kau sangat percaya diri sekali, eh?"

   "Hah, ini artinya kau tidak ingin nanti anak-mu bermaga Kwon, huh?" dengan berpura-pura protes ku lepaskan tangannya dari wajahku dan membuang muka ke samping dimana Chaerin tidak dapat melihat seringaiku.

   "Yah! Yah! Yah! oppa. Bukan begitu maksudku!" ucapnya sambil menarik wajahku agar menghadap padanya. Kuturuti perlakuannya.

   Dengan senyum malu-malu dan pipi merona ia melanjutkan perkataannya, "Lagian kata siapa aku tak ingin memiliki anak dengan marga Kwon, huh? Who says?" Om my lady.

   Dengan terkekeh pelan ku arahkan wajahku mendekat kepadanya, "Are you serious, HunChae?"

   "Apa aku terlihat bercanda, Mr. Kwon?" jawab Chaerin sambil memasang aegyonya.

   "Well, absolutely not. I always trust you ma lady," sahutku sambil mendekat ke wajahnya.

   Dengan mata kami yang saling tertutup ku raih bibirnya dengan bibirnya. Chu~ Ciuman lembut dan hangat-pun kuberikan padanya. Tanganku yang menyelusup di antara rambut pirangnya ku lakukan dengan harapan dia merespon balik kecupan ini.

   Gothca! Chaerin membalasnya. Dia lingkarkan kedua tangannya di leherku. Memberi ruang untuk memperdalam ciuman hangat ini.

   Setelah beberapa menit kita memperdalam kecupan manis itu, akhirnya terlepas bibir manisnya dariku untuk mengambil oksigen yang menipis di paru-paru kita.

   Kutatap mata indahnya dengan lembut. Mata yang dimana membawa ketenangan bagiku. Mata yang bisa meluluhkan hatiku. Bahagia aku telah memiliki kedua bola mata itu berserta pemiliknya, Chaerin.

   Tapi sekarang nampak ada yang berbeda di kedua bola mata itu. Tampak sebuah sirat sedih, sakit, dan perjuangan di dalamnya. Ingin kuganti itu semua dengan kebahagiaan agar ia tak menderita kembali.

   "Tapi, oppa. Do'a-kan aku agar cepat sembuh dari penyakit ini agar aku bisa memenuhi pernyataanmu tadi," ujarnya sambil tersenyum lemah.

   "Ya, do'a selalu ku ucapkan untukmu my lady." Ku peluk lembut tubuhnya. Tubuh yang kapan saja bisa rapuh dan meninggalkanku.

 

=*=*=*=*=

 

   Daun-daun yang berguguran tampak menghiasi taman ini. Dengan udara yang sedikit dingin menandakan bahwa akan adanya pergantian musim untuk beberapa hari kedepan.

   Sambil ku dekap bahunya, kami berjalan menyusuri taman meninggalkan danau tadi. Bercanda tawa selama perjalanan tidak terasa kita telah berjalan cukup jauh.

   "Apa kau tidak lelah, Chaerin? Kita bisa duduk sebentar," tanyaku dengan nada khawatir.

   Dian menggeleng dan tersenyum, "Oppa, ayolah. Kenapa kau sangat khawatir sih?"

   Ku pejamkan mataku dan mendesah pelan, "Kau sedang sakit Chaerin. Dan karena aku mencintaimu. Ayo kita istirahat sebentar."

   Tanpa menunggu persetujuan darinya, kutarik lembut tangannya menuju salah satu kursi kayu yang tak jauh dari tempat kita berdiri tadi. Dan pas sekali tempat ini karena menghadap air mancur yang membuat siapa yang melihatnya terkagum-kagum.

   "Kyaaa~ Indahnya," ucap Chaerin memuji apa yang ada di depannya. Aku hanya terkekeh pelan.

   Sambil berkomentar ia menggosok-gosok kedua tangannya satu sama lain. Mencoba mecari kehangatan ternyata. Dengan lembut ku peluk pinggang rampingnya, "Kau dingin Hunchae?"

   Dia mengangguk, "Iya oppa. Tak kusadari suhunya bertambah dingin. Tapi saat dipeluk sama Jingyo-oppa dinginnya meleleh,"

   "Tentu saja. Aku-kan penghangat hatimu babe," ujarku sambil mengecup pipinya yang nampak merah kedinginnan. "Aku akan beli minuman hangat. Tunggu disini yah, aku segera kembali"

 

=*=*=*=*=

 

   Kulangkahkan kakiku menuju kedai yang tak jauh dari tempatku berada tadi. kedai itu terletak dipinggir taman yang menghadapn jalan raya. Ditengah perjalananku menuju kedai, handphoneku bergetar.

 

From : V.I.

Yah, hyung! Aku sendiri disini? Kapan kau pulang, eh?

Aku juga lapar. Sebelum pulang bawakan aku makanan yah. >.<

   Dasar. Dengan terkekeh kubalas sms darinya.

To : V.I.

Kau harus menunggu lama, bro!

Aku masih ingin berlama-lama bersama ma lady. ;)

 

   Terkirim sudah sms balasan dariku. Dan tak kusadari aku sudah hampir sampai di kedai. Mungkin karena efek suhu yang tiba-tiba turun, kedai ini terlihat ramai oleh pengunjung. Aku-pun mengantri untuk menunggu giliranku.

   BBRRAAKKK

   Belum sampai aku melangkahkan kaki menuju antrian ada suara yang mengusik kegiatan semua orang. Aku yang khawatir akan Chaerin, segera berbalik menuju tempat aku meninggalakannya tadi.

   "Oppa, kau baik-baik saja?" tanyanya panik. Aku menggangguk, "Kau sendiri? Kau tak terluka kan?

   "Tidak kok oppa, aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang khawatir, bukan dirimu. Karena kedai itu terletak di pinggir jalan,"

   Ku-hela napas dan meraih tangannya, "Sudahlah, yang penting kita selamat. Ayo kita lihat apa yang terjadi,"

   Setelah Chaerin mengangguk mengiyakan, kita berlari kecil menuju dekat kedai tadi. Ternyata tak jauh disitu, di sisi barat kedai ada seorang yeoja yang tak sadarkan diri karena tertabrak. Dengan refleks aku dan Chaerin berlari mendekati yeoja malang itu.

   Sesaat kita sampai di tempat itu banyak orang yang berkerumun. "Disini, adakah seseorang yang mengenal gadis ini?" tanya seorang ajusshi dengan suara lantang.

   Karena kita berdua penasaran akhirnya mencoba semakin mendekat ke tempat itu.

   Astaga! Ya Tuhan. Malang sekali keadaan yeoja itu. Banyak darah mengalir di sekujur tubuhnya.

   Tiba-tiba Chaerin menarik bajuku sambil menutup bibirnya dengan tangan juga tatapan tidak percaya, "Astaga, oppa"

   "Kenapa Chae-ya?" aku bingung.

   "A-aku, aku tau siapa yeoja ini!!" pekik Chaerin.

   "Mwo?"

 

*Jiyong POV : End*

 

=*=*=*=*=

 

-AT HOSPITAL-

   Hiruk-pikuk di gedung itu nampak terlihat berirama. Ada yang datang dan ada juga yang pergi. Ada yang berwaja sedih, kacau, bingung, panik maupun senang dan bahagia. Banyak yang bercakap-cakap sepanjang koridor. Entah untuk bertanya pada suster atau dokter, bertegur sapa, atau berjalan melewati koridor.

   Sepanjang koridor terdapat banyak kursi tunggu. Suhu udara yang cukup menggelitik kulit akibat penghangat ruangan. Di salah satu kursi tunggu duduk sepasang kekasih. Terlihat sang namja merangkul bahu yeoja-chingunya bermaksud memberinya kenyamanan dan ketenangan. Sang yeoja hanya memasang wajah cemas. Menunggu sebuah berita keadaan seseorang yang ada di dalam ruang UGD sekarang.

   "Babe, are you okay?" tanya Jiyong lembut.

   Chaerin menatap Jiyong sambil tersenyum lembut, "Aku baik-baik saja. Aku hanya tidak sabar menunggu kabar dari keadaanya." Jiyong pun hanya mengganguk mengerti.

   Terdengar suara peraduan sepasang sepatu dan lantai mendekati Jiyong dan Chaerin. Ternyata itu adalah dokter yang menangani yeoja yang ditolong oleh mereka. Dokter itu jugalah yang menangani dan mengontrol keadaan Chaerin. 

   "Yoori-sshi, bagaimana keadaanya?" tanya Chaerin sambil berjalan mendekati wanita berumur 25 tahunan itu. Jiyong mengikuti Chaerin sambil menggenggam tangan lembut namja-chingunya.

   Nampak senyum di wajah dokter muda itu, "Ms. Choi baik-baik saja. Keadaanya sudah normal. Tapi masih banyak luka di beberapa bagian tubuhnya, tapi kami sudah mengatasi itu."

   "Oh yah, dan penyebab dia sampai tertabrak karena ia telah meminum alcohol sebelumnya. Dan untuk keadaan jiwanya juga cukup mengkhawatirkan. Sepertinya dia mengalami depresi hingga begini."

   "Baiklah, khasahamida Yoori-sshi sudah menangani Yeena," ujar Chaerin sambil membungkuk berterima kasih.

   Dokter Yoori membalasnya dengan anggukan, "Iya, sama-sama. Oh, yah bagaimana keadaanmu Ms. Lee?"

   "Seperti yang anda lihat sekarang, aku masih baik-baik saja. Aku akan terus rajin check up," jawabnya sambil tersenyum lemah. Seakan ada yang mengingatkannya bahwa ia juga pasien dokter yang sedang ditatapnya.

   Sang dokter muda ini tersenyum sambil menatap Jiyong, "Kau sungguh beruntung memiliki kekasih seperti Ms. Lee. Dia tetap semangat. Jagalah dia Mr. Kwon."

   Kedua kekasih itu saling mentatap. Jiyong memberi senyum pada Chaerin lalu beralih menatap dokter Yoori, "Dia anugrah Yoori-sshi. Aku akan melindunginya sekuat yang aku bisa. Walaupun itu harus mempertaruhkan nyawaku."

   Chaerin yang dengar ucapan Jiyong makin mempererat pelukannya ke lengan Jiyong. Mereka pun saling beradu senyum. Bukan senyum palsu maupun senyum kesedihan. Tapi senyum tulus dan penuh sayang serta cinta.

   "Baiklah, saya akan kembali bertugas. Silahkan melihat keadaannya. Saya permisi dulu," pamit sang dokter.

   Setelah saling merunduk mereka berdua memasuki bangsal dari UGD. Banyak sekali pasien-pasien yang terkulai lemah di masing-masing tempat tidur. Salah satu adalah orang yang Chaerin dan Jiyong cari. Ia berada di ujung koridor.

   "Yeena-ya, bagaimana keadaanmu?" tanya Chaerin lembut.

   Gadis itu terkejut akan kedatangan 2 orang di depannya. Dan ia mengenali yeoja yang memanggil namanya, "Cha-Chaerin? Lee Chaerin, itu kau?"

   "Kau pikir siapa? Suster atau dokter, eh? Maaf aku tidak tertarik dalam hal medis young lady," jawab Chaerin dengan nada sarkartis. Jiyong yang ada di belakang Chaerin terkekeh pelan.

   "Ehm, Chae-ya. Siapa namja ini?" tanya Yeena setelah ia menyadari adanya sosok asing di depannya.

   "Oh yah, Yeena-ya ini Jiyong-oppa. Dia namja-chinguku. Dan oppa, dia Yeena. Dia adalah teman dekatku sewaktu di Perancis dulu," jelas Chaerin memperkenalkan mereka masing-masing.

   "Oh, begitu. Kau terlihat sangat bahagian bersamanya Chae-ya. Apakah ia sangat berarti untukmu?"

   Chaerin kaget mendengar ucapan kawan lamanya ini, "Iya. Dia sangat berarti untukku."

   Jiyong memeluk pinggang Chaerin dari belakang, dan Chaerin memandang wajah Jiyong dengan puppy eyes-nya, "Oppa, bisa kau belikan beberapa coffe? Kau tadi tidak sempat membelinya bukan?"

   "Baiklah. Ini juga sudah jam makan siang, kubelikan makanan sekaligus. Aku akan segera kembali," jawab Jiyong dan mengecup lembut dahi Chaerin.

   "Iya oppa, cepat kembali~" pesan Chaerin. Jiyong mengangguk dan meninggalkan mereka berdua.

   Chaerin yang merasakan bahwa ada yang ganjil, "Kau tidak apa-apakan, Yeena-ya?"

   Yenna menggelengkan kepalanya pelan sambil menghapus air matanya yang jatuh dari singgahsananya. "Kalian sangat cocok. Saling mencintai. Jujur, aku iri padamu Chae-ya."

   "Eh, Yeena-ya? Apa maksudmu?" tanya Chaerin bingung.

   "Kau tahu aku begini karena laki-laki yang mengaku mencintaiku sepenuhnya, yang akan ada saat aku down or up. Tapi ternyata janji dia hanya omong kosong. Semua percuma. Percuma aku memberinya harapan, keyakinan, dan cintaku. Ternyata dia bermain di belakangku."

   Chaerin memandangnya dan mengenggam tangan yeoja yang ada di depan-nya itu. Yeena-pun melanjutkan cerita sedihnya. 

   "Ternyata selama ini ia telah dijodohkan oleh kedua-orang tuannya. Dan kurasa dia juga menyukai calon tunangannya itu. Dengan kejamnya ia berkata bahwa ia tak mengenalku. Akhirnya kutampar wajahnya yang biasa kukagumi itu dan berlari menjauh. Aku yang bingung, kesal, marah, kecewa dan sedih hanya mengikuti langkahku menuju bar. Semalam penuh kuhabiskan semua uangku untuk minum dan minum. Dan pagi hari aku berjalan tak tentu arah lagi. Dan tanpa kusadari dari arah kanan ada mobil yang berkecepatan tinggi mendekat kearahku. Aku yang setengah tidak sadar hanya menatap mobil itu. Berharap benda kokoh itu akan membawaku ke-alam yang lebih baik. Ternyata dugaanku salah. Aku masih disini. Menghirup udara dan duduk dihadapanmu sekarang. Hiks, a-aku-" Yeena-pun tak dapat membendung tangisnya.

   Chaerin-pun dengan segera bangkit dan memeluk kawan lamanya itu, "Shh, sudahlah Yeena-ya. Pasti ada yang lebih baik daripada dia. Jangan kau sia-siakan hidupmu oke."

   "A-apa ma-maksudmu, Chae-ya?" tanya Yeena sambil melepas pelukan Chaerin.

   Chaerin hanya menghela napas dan menatap nanar Yeena, "Beberapa hari yang lalu aku divonis mengidap leukimia. Dan cara satu-satunya menyembuhkanku hanyalah mendapat donor dari orang yang benar-benar berbaik hati padaku. Jadi jangan kau sia-siakan yah hidupmu. Kumohon."

   Yeena menggangguk dan memikirkan suatu hal yang sangat rumit. "Tapi sepertinya hatiku telah beku karena lelaki itu. Dan tidak kau lihat, kakiku terpaksa diamputasi karena ulahku atau lebih tepatnya karena lelaki bajingan itu. Aku tidak mungkin menjalani hidupku lagi."

   "YA! Yeena, apa maksudmu? Kakimu diamputasi bukan bearti hatimu juga diamputasi oleh dia-kan?"

   "Kau salah. Hatiku juga ikut teramputasi. Haahh~ Tapi mendengar kata-katamu tadi aku jadi memikirkan sesuatu," gumam Yeena.

   "Jika kau ingin mengakhiri hidupmu, apa kau tak memikirkan orang tuamu Yeena?" tanya Chaerin lembut tanpa menggubris perkataan Yeena barusan.

   "Orang tuaku sudah meninggal 2 tahun lalu. Sekarang aku juga telah dihianati oleh seseorang yang kucintai. Betapa sempurnanya hidupku yah?" jawab Yeena sarkastis.

   Chaerin yang mendengarnya kaget dan kaget mendengar pengakuan Yeena, "Astaga, maafkan aku Yeena. A-aku tak bermak-"

   "Sudahlah tak apa. Relax," sela Yeena. Sekarang tampak wajah Yeena yang datar tanpa emosi.

   Chaerin merasa bersalah karena terlalu lama berdebat dan tidak tahu malah berujung seperti ini. Sekarang ia hanya diam menunduk. Chaerin merasa bahwa hidupnya ternyata masih lebih baik. Masih ada yang mencintai dan peduli padanya walaupun dengan keadaannya sekarang.

   "Chae-ya, jangan diam. Kau seperti bukan Chaerin yang dulu. Buat aku cerewet dong," pinta Yeena. Chaerin tersontak kaget akan permintaan Yeena yang cukup aneh itu. 

   Chaerin pun menatap Yeena dengan tatapan apa-kau-tidak-kenapa-kenapa?. Yeena hanya mengeluarkan lidahnya meledek Chaerin. Tawa pun lepas dari kedua yeoja itu melupakan suasana canggung beberapa detik lalu.

 

=*=*=*=*=

 

   "Aigoo, Chae. Kukira kita harus kembali. Hari sudah mulai sore," ujar Jiyong.

   Chaerin yang tidak percaya ucapan Jiyong menengok keluar jendela. Ternyata yang dikatakan namja-chingunya benar adanya.

   "Uhm, Yeena-ya. Kurasa aku dan Ji-oppa pulang dulu. Badanku juga sedikit lelah. Aku pamit yah."

   Yeena menggangguk pelan, "Maaf yah aku membuat kalian kerepotan. Khamsahamnida."

   "Iya, sama-sama. See ya Yeena-sshi," salam Jiyong dengan Chaerin yang melambaikan tangan tanda perpisahan kepada Yeena.

    Setelah mereka keluar dari kamar inap Yeena, tiba-tiba tangan Chaerin yang digenggam oleh Jiyong terasa dingin. "Babe, kau terlihat tidak baik-baik saja. Apa sebaiknya kita temui dokter Yoori?"

   Chaerin menggeleng pelan, "Anni, oppa. Aku hanya lelah karena seharian ini. Aku ingin segera minum obat dan tidur. Bisa kita pulang sekarang?"

   Jiyong mengganguk mengiyakan. Akhirnya ia merangkul bahu Chaerin lembut sambil berjalan meninggalkan rumah sakit dan menuju tempat parkir.

   Dibenak Jiyong merasa ada perasaan janggal. Antara sedih, khawatir, dan, "Aish, apa yang kupikirkan."

   Akhirnya mereka benar-benar meninggalkan gedung penuh kenangan itu menuju rumah Chaerin dengan kecepatan standar.

 

=*=*=*=*=

 

To Be Continue~

Thanks for RnR


In here, author bacotan *plak*

Woops~ Maaf. Mianhe. Gomene kalau feelnya kurang dapet *pudung*.

Masih banyak typo disana-sini. Mianheeeee~ *sujud2*

Aku akan coba perbaiki di chapter depan. Aku nulis chapter ini buat ngilangin strees akibat dampak UN itu. u,ua

Thanks yah yang udah RnR (Read and Review). Yang udah Subscribe. ^^ *bow*

Time for replay the comment :

 

- mysweetsmile13 : Hahahaha. Tapi ntar Seung-oppa gk bener2 sendirian. Thanks for RnR Sweet-chan. ^^ *bow*
 

- LastAngevil : Di pause karena baru ada ide sekarang. Thanks for RnR chingu. ^^ *bow*

 

See ya next chaptee guys~ *woops*

   

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
PandaChenChen #1
Chapter 2: Ini ga dilanjutin lagi ya ?
Vrisbogh #2
wahhhh bahasa indo???? skydragon jarang banget yg pake b.indo. malah gak ada... aissshhh seneng banget baca ini.... update update.. hehehehe
FallenAngell #3
YE! akhirnya di update juga!! :D
FallenAngell #4
akhirnya ada cerita SD indonesia *lega*
tapi kok, udah di pause lagi chingu? .__.
MayAndJune
#5
Omo bagus! Pantesan semuanya overprotective sama Chae, ternyata dia kena leukimia ._.
Tapi kalo CLGD pergi, Taeyang Dara mesra"an, Seungri nya ngapain dong? Sendirian ahahahahah
Radar_Skydragon
#6
Waw,, What happen w/ chaerin??

Jujur ini pertama kalinya aku baca ff skydragon in bahasa *jadi malu* :D and i like it :)
MayAndJune
#7
waah, bagus"! lucu XD hehe CLGD mau kemana? O.O
Dara... bawel /plak
saranku aja nih, tolong kasih tau CL & GD pergi kemana >< atau author emg ngerencanain buat ngasih taunya next chapter? hehe
update soon ya! subscribed :D