Chapter 6

Bad Liar
Please log in to read the full chapter

Lama Wendy duduk di kasurnya menatap lemari kecil yang ada di samping tempat tidurnya. Akhirnya ia berdiri dan mengambil pulpen dan secarik kertas.

Hai, ini aku Wendy, aku tau kau tidak akan pernah membalas pesan atau panggilan dariku lagi. Aku meminta maaf sekali lagi Irene, aku rasa kau sangat sakit hati dengan semua tuduhanku padamu dan Jennie. Aku mengetahui dari sekretarismu, jika Jennie saat ini adalah investor penting di perusahaanmu. Dan bodohnya aku menuduhmu yang tidak-tidak. Maafkan aku sekali lagi Irene.

Di saat kau berjuang untuk perusahaanmu, aku di sini hanya bisa menuduhmu yang tidak-tidak. Aku sadar dengan semua kesalahan yang telah aku lakukan padamu. Aku bisa menerima jika kau putuskan untuk tidak berada di dalam kehidupanku lagi.

Jangan khawatir Irene, karena aku sudah terbiasa dengan hal ini.

 

Maafkan aku sekali lagi

                                                                                                               Wendy

Ia memasukkan surat yang ia tulis itu ke dalam amlpop dan ia segera menulis alamat kantor dan menujukan tujuannya langsung kepada Irene. Walaupun ia tidak yakin surat itu akan sampai, namun itulah cara terakhir yang bisa ia fikirkan saat ini.

 

“Terima kasih pak.” Ujarnya saat menyerahkan surat itu pada security yang bertugas malam itu. Kemudian ia langkahkan kakinya ke sebuh taman dan duduk seorang diri di sana, walaupun cuaca sedang dingin ia sepertinya tidak perduli. Ia melihat bunga-bunga yang sedang berjatuhan di jalan dengan senyum di wajahnya. Ia memandang ke depan, ia kembali tersenyum melihat Seulgi dan Sooyoung telah berada di hadapannya.

“Kalian berdua sangat cantik.” Ujar Wendy.

“Kalian datang menjemputku kan?” kedua sahabatnya itu hanya tersenyum. Wendy bangkit dari tempat duduknya dan kemudian berjalan di belakang keduanya.

 

“Maaf Miss Bae, ada sebuah surat untuk anda, dan sepertinya sangat penting. Security itu memaksa saya harus memastikan anda membukanya.” Irene membuka surat itu.

“Sudah, kau bisa keluar.”

“Baik Miss Bae.” Setelah sekretarisnya itu keluar, Irene yang penasaran membaca surat itu, ia juga sadar bahwa ia benar-benar focus pada Jennie, karena ingin meyakinkan Jennie bahwa keputusannya untuk menanam saham yang cukup besar menjadi prioritas utamanya, sampai ia melupakan janjinya pada Wendy, yaitu tidak akan pernah meninggalkan Wendy seorang diri lagi. Ia bangkit dari kursinya langsung menuju ke ruangan Wendy dan melihat mejanya masih kosong, tidak biasanya Wendy datang lebih lama darinya. Wendy setiap hari akan tiba lebih awal darinya. Irene kembali ke ruangannya, ia akan menemui Wendy dan mengajaknya makan siang bersama untuk membicarakan ini semua.

“Apa Wendy tidak datang hari ini?”

“Tidak Miss Bae, Wendy juga tidak menelpone saya untuk sekedar izin tidak masuk.”

“Baiklah, terima kasih.” Kini giliran Irene yang berusaha menghubungi Wendy, namun panggilan itu tidak mendapatkan jawaban. Akhirnya Irene putuskan untuk ke apartemen milik Wendy, ia berharap gadis itu ada di sana. Namun setibanya di apartemen itu, ia tidak menemukan apa-apa, ia hanya melihat HP milik Wendy di tinggal begitu saja di atas meja. Irene yang cukup bingung karena Wendy sama sekali tidak pernah meninggalkan HP nya. Ia selalu membawa benda itu di kantong celananya.

“Wendy, di mana kau?” Irene mencoba menghubungi beberapa tempat yang mungkin saja ia datangi. Mulai dari panti asuhan sampai ke penjuru pemakaman Seulgi dan Sooyoung. Namun jawaban mereka sama, bahwa Wendy tidak datang ke sana. Irene segera melaporkan kepada pihak yang berwajib mengenai kehilangan Wendy.

Dengan respon yang baik dari kepolisian, mereka pun bergerak melacak pergerakan Wendy dari setiap CCTV yang mungkin di lalui oleh gadis itu. Dan dari pengataman itu, dengan gampang polisi melacak posisi Wendy, dan ia diketuhi di larikan ke ruamah sakit karena di temukan tidak sadarkan diri dengan sebotol obat penenang yang sudah kosong di tangannya. Dengan begitu panik, Irene segera menuju rumah sakit tempat di mana Wendy di rawat. Ia mendapati Wendy masih tidak sadarkan diri di atas kasurnya.

“Nona ini mengalami over dosis, dan untungnya ia segera mendapatkan tindakan pertama dengan waktu yang pas. Jika lewat sedikit saja mungkin nyawanya tidak bisa lagi tertolong.”<

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
envyou2908
#1
Chapter 7: Happy ending,, tq thor🥺🥺🥺🥺