Chapter 5

I Choose You
Please log in to read the full chapter

Sebuah pesan masuk ke dalam HP Wendy, ia mendapat sebuah pesan suara dari nomor yang tidak ia kenal. Ia buka pesan itu dan mendengar suara teriakan, dan ia tahu suara itu adalah suara Seulgi. Pesan itu mengatakan untuk menemui mereka di gudang kosong yang alamatnya di berikan oleh pesan itu. Wendy yang panic langsung menuju tempat itu, ia tidak bisa berfikir jernih. Butuh waktu 15 menit untuk sampai ke tempat itu, ia melihat Seulgi yang sudah terikat di sebuah kursi, ada darah yang keluar dari samping bibirnya.

“Hapus video yang kau ambil kemaren.” Gadis itu langsung to the point.

“Video itu sudah ku berikan pada guru Shim.” Tanpa ba bi bu, gadis itu langsung memukul Wendy sampai gadis itu tersungkur.

“Kalian tidak akan lolos.” Senyum Wendy sambil memandang gadis itu sinis.

“Kau pikir aku takut dengan ancaman mu huh.” Gadis itu menendang perut Wendy berkali-kali  dengan keras sampai Wendy tak sadarkan diri. Gadis-gadis itu memutuskan untuk meninggalkan Wendy dan Seulgi di gudang itu.

 

Sementara Irene melihat jamnya, sudah 2 jam iya menunggu Wendy, namun gadis itu tak juga kunjung datang, dan akhirnya Irene pergi dari tempat itu.

 

Amelia segera menuju tempat yang diinfokan oleh Wendy, ia melihat adiknya dan Seulgi tidak berdaya di lantai.

“Wendy,”

“Oennie.” Suara Wendy parau dan ia memegang perutnya.

“Ayo,” Amelia membantu Wendy dan Seulgi menuju mobil dan langsung menuju rumah sakit. Setelah keduanya mendapat perawatn dan berada di ruang rawat, ia menghubungi ayahnya memberitahukan kondisi Wendy. Sedangkan nyonya Hanna langsung melihat kondisi anaknya, karena Amelia langsung membawa Wendy ke rumah sakit tempat Hanna bekerja. Setelah menelpone sang ayah Amelia memberanikan dirinya untuk menghubungi Irene.

 

“Seulgi di mana oennie?” Tanya Wendy sesaat setelah sadar.

“Dia ada di ruangan sebelah, udah sadar tadi oennie habi dari sana,kamu jangan khawatir ya.” Wendy memejamkan matanya bersyukur karena Seulgi baik-baik saja.

“Wendy…” Amelia dan Wendy melihat kea rah suara itu, walaupun tubuhnya sakit, hati Wendy terasa sangat senang melihat yang datang adalah Irene. Wajah Irene sangat khawatir saat melihat kondisi Wendy.

“Irene, kamu datang.” Ujar Wendy sambil tersenyum.

“Wen, oennie lihat Seulgi dulu ya.” Amelia cukup pengertian untuk meninggalkan Wendy dan Irene.

“Kamu kok bisa gini sih Wen. Kamu kok malah senyum gitu.”

“Aku seneng akhirnya bisa lihat kamu dari dekat gini.”

“Wen, aku serius.”

“Badan aku masih sakit Irene, nanti aja ya aku ceritain, kamu bakal lama kan di sini.”

“Iya Wen, aku bakal temenin kamu.”

“Makasih ya,”

“Seulgi gi mana?”

“Di ruang sebelah, dia juga udah baikan kok.”

“Syukurlah.” Wendy meraih tangan Irene dan meletakkan di pipinya.

“Aku kangen sama kamu Irene. Maafin aku ya.”

“Kamu

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hi ... semoga cerita ini menghibur ya..

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 2: ADUH MANISNYA