Chapter 3

I Choose You
Please log in to read the full chapter

“Oennie,” Wendy mendapati kakaknya duduk seorang diri di taman belakang rumahnya tanpa menggunakan pakain hangat sedangkan udara menjadi cukup dingin.

“Hai Wen, mau gabung?”

“Dingin unnie,”

“Aku suka dengan suasana seperti ini,” akhirnya Wendy pun ikut bergabung bersama Amelia.

“Apa yang unnie pikirkan?”

“Aku merindukan ibuku Wendy, selalu seperti ada yang hilang dari dalam diriku, aku sebenarnya tak ingin seperti ini, tapi aku tak bisa mengendalikannya Wendy,” Wendy memegang tangan kakak perempuannya, ia melihat Amelia menangis.

“Pasti berat bagimu unnie,”

“Entahlah, aku selalu seperti ini, kadang aku hanya ingin menghabiskan waktu ku seorang diri, namun terkadang juga aku tidak ingin sendiri Wendy, aku bersyukur memilikimu di sini, setidaknya ada seseorang yang bisa mengalihkan semua perhatian ku dari kesedihan ini,”

“Unnie,” Wendy segera memeluk Amelia erat.

 

“Mata mu terlihat sedikit sembab, apa Wendy mengganggumu dan membuatmu menangis?”

“Tidak, aku hanya merindukan ibuku, Irene.”

“Kau begitu menghawatirkan kakak ku Irene?” Wendy akan menyempatkan dirinya untuk melihat Irene sebelum masuk ke kelas, ia mengatakan kalau melihat wajah Irene sebelum masuk ke kelas, membuatnya menjadi sangat bersemangat waktu belajar.

“Makan siang bersama?” Tanya Wendy pada Irene.

“Siang ini tidak bisa, karena aku harus ke perpustakaan bersama Amelia, ada beberapa tugas yang harus dikerjakan.”

“Sorry, sweet heart,” Wendy sedikit kecewa.

“Kalau begitu aku akan menyusul ke perpustakaan,”

“Kau benar-benar tidak bisa jauh dari Irene rupanya,” Wendy hanya tersenyum, dan mengecup pipi Irene seperti biasa sebelum kembali ke kelasnya.

 

“Hai Wendy, ini untuk kamu,” Wendy sedikit bingung saat Seulgi memberikannya sebuah roti isi dan sebotol susu pisang.

“Aku yakin jika sepagi ini pasti kau tidak sempat sarapan,”

“Tapi aku sudah sarapan Seulgi,”

“Kalau begitu kau bisa menyimpannya untuk makan siang kan?”

“Ah ya terima kasih,” ujar Wendy sambil tersenyum dan menyimpan pemberian Seulgi di dalam tasnya. Dari tempat duduknya Seulgi terseyum sendiri karena ia pikir Wendy akan menolak pemberiannya.

 

Jam makan siang tiba, Wendy putuskan untuk tidak keluar kelas, ia ingat pemberian Seulgi dan menikmati makanan itu sebelum ia putuskan untuk menyusul Irene ke perpustakaan. Ada sebuah kenangan saat Wendy menikmati roti isi itu. Senyuman Seulgi yang dulu membuatnya bahagia, mereka sering menghabiskan waktu bersama di taman belakang sekolah.

“Wen, kamu cantik banget hari ini,”

“Kamu lebih cantik Seul.”

“Benarkah, aku paling cantikkan?”

“Ya, kau paling cantik, Kang Seulgi yang mencuri setiap hati orang yang melihatnya, namun

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hi ... semoga cerita ini menghibur ya..

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 2: ADUH MANISNYA