Chapter 2

I Choose You
Please log in to read the full chapter

Akhirnya Wendy memberanikan diri untuk mengajak Irene makan bersama. Irene menerimanya dengan cukup senang karena akhir-akhir ini ia cukup kesepian. Sebelum pergi wendy menanyakan tempat makan yang Irene sukai dan alhasil mereka makan di warung makan pinggir jalan yang menjual kue beras dan ramen.

“Hai Wen,” Wendy melihat ke arah gadis yang menyapanya, Kang Seulgi.

“Hai Seulgi.” Mengapa Seulgi harus muncul lagi sih, aku kan lagi usaha move on ini. Ujar Wendy dalam hati. Kang Seulgi kekasih Wendy yang paling bontot, ia lebih senang menamai hubungannya seperti itu. Hanya dengan Seulgi ia merasakan begitu bahagia dan entah mengapa sangat sulit untuk melupakan gadis manis di hadapannya ini.

“Aku hanya sekedar menyapa,oh ya dan aku akan pindah kemari,” Wendy hanya mengangguk, ia bersikap seperti orang bodoh saat ini.

“Ah baguslah kalau begitu,”

“Kalau begitu sampai jumpa ,” Seulgi akhirnya pergi dari sana dan Wendy merasa lega sekali, bertemu dengan Seulgi ada hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, karena setau Wendy Seulgi pindah ke Jepang.

“Mantan pacar ya?” Tanya Irene, namun Wendy hanya terkekeh malu.

“Baru juga move on,” ujar Wendy santai.

“Coba sama aku aja, siapa tau bisa move on,” Wendy terkejut mendengar itu dari Irene.

“Serius?”

“Iya,”

“Jadi sekarang kita pacaran ni?” Irene mengangguk setuju, karena menurutnya Wendy juga lucu dan ia yakin Wendy ngak akan melakukan hal-hal yang membuatnya merasa tidak nyaman, karena selama ia mengenal Wendy, gadis itu selaku berkelakuan baik dan juga sopan padanya. Mungkin membantu Wendy bukan lah hal salah.

“Tapi ini bukan karena Seulgi kan?, maksud aku kamu benar pengen pacaran sama aku?”

“Bisa dibilang seperti itu,”

“Kalau pacaran sama aku jangan nyesel ya,”

“Iya,” jawab Irene yang tersenyum melihat Wendy yang terlihat sangat bahagia.

 

Wendy berlari ke kelas sang kakak, setelah tiba di depan pintu ia sedikit mengatur nafasnya. Ia melihat Irene yang sudah duduk sambil membuka-buka buku.

“Hai,”

“Hai”

“Nanti makan siang bareng ya,”

“Unnie ngak di ajak Wen?” goda sang kakak yang baru saja tiba karena harus ke perpustakaan dulu.

“Unnie seharusnya mengerti,”

Please log in to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hi ... semoga cerita ini menghibur ya..

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 2: ADUH MANISNYA