Chapter 4

I Choose You
Please log in to read the full chapter

“Seulgi!!!” Wendy melepas tangan Irene dan berlari ke arah Seulgi yang di dorong oleh 2 orang siswi lainnya.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Irene sambil mendorong kedua siswi itu.

“Wendy.” Ujar salah satu siswi itu. Ia lalu menerik tangan temannya untuk segera menjauh dan meninggalkan Seulgi yang masih terkejut di lantai.

“Seulgi ya, kau baik-baik saja?” Setelah mendengar suara Wendy, tanpa sadar Seulgi langsung memeluk Wendy dengan tubuhnya yang sedikit gemetar. Wendy dan Irene cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Seulgi. Wendy melirik ke arah Irene namun gadis itu terlihat sangat datar, perlahan ia pergi dari sana, meninggalkan Wendy dan Seulgi.

“Wen, biarkan aku peluk kamu agak lama, aku masih takut.” Ujar Seulgi. Wendy hanya menganggukkkan kepalanya.

“Ya.” Al hasil Wendy dan Seulgi berpelukan cukup lama, sampai Wendy memastikan Seulgi sudah cukup tenang dan mereka kembali ke kelas. Dari tempat duduknya Wendy melihat Seulgi yang agak sedikit melamun, ia harus bicara pada Seulgi, agar ia tahu apa yang sebenarnya ada dipikiran gadis itu. Wendy awalnya tidak ingin perduli lagi dengan urusan Seulgi, namun separuh dirinya ingin perduli dan ia tidak bisa mengabaikan hal itu begitu saja. Bagaimana pun juga Seulgi adalah teman satu-satunya yang Wendy miliki selama ini. Ia tidak banyak memiliki teman dekat,dan Seulgi adalah salah satu teman dekat yang Wendy miliki selama ini.

Bel pulang telah berbunyi, Wendy segera menuju kea rah Seulgi sebelum mereka keluar kelas.

“Kamu baik-baik saja?” Seulgi hanya diam, sebuah tetesan air mata jatuh begitu saja dari mata Seulgi.

“Hei, butuh teman bicara?” Tanya Wendy dan di sambut anggukan kepala oleh Seulgi.

“Bagaimana kalau kita ketemu di café yang biasa kita kunjungi?”

“Bisakah kau datang saja ke rumah ku?, kedua orang tua ku sedang berada di Jepang.”

“Baiklah, aku akan mengunjungimu.” Wendy memegang pundak Seulgi.

“Kalau begitu aku pulang dulu ya.” Ujarnya sembari pergi dari pandangan Seulgi, ada secerca senyuman dari gadis itu. Ia sangat ingin menceritakan semuanya, tapi ia tidak tahu harus bercerita kepada siapa, dan Wendy menawarkan dirinya untuk menjadi pendengar bagi Seulgi, dan kesempatan itu tidak ia sia-siakan.

 

“Hai,” Wendy segera merangkul Irene, namun di lepas begitu saja oleh Irene.

“Kamu marah ya?”

“Pikir aja sendiri.”

“Maaf ya untuk yang tadi, tapi aku benar-benar ngak tau kalau Seulgi bakal peluk aku.”

“Kamu bisakan lepas pelukannya.”

“Seulgi ketakutan Irene, bagaimana aku bisa melepasnya?”

“Kamu ngak bisa melepasnya, atau kamu ngak ingin ngelepasnya?”

“Irene, Seulgi butuh bantuan, kamu lihat sendirikan bagaimana kedua gadis tadi mendorongnya?, kamu juga reflex kan ingin nolong dia?” Irene terdiam, Wendy benar, ia ingin menolong Seulgi tadi.

“Tapi..”

“Aku tahu Irene, kamu pasti ngak nyaman. Tapi kamu harus tahu, aku cuman pengen nolongin dia, ngak lebih.” Namun kali ini Irene hanya diam, jalan mendahului Wendy dan segera masuk ke dalam mobil yang sudah siap menjemputnya. Wendy hanya bisa melihat mobil hitam itu menjauh dari pandangannya. Saat ia membalikkan tubuhnya, Mia memandang adiknya, ia mendekat kea rah Wendy dan segera meraih tangan adiknya.

“Ayo kita pulang, unnie akan memasak ramen kesukaanmu.” Wendy hanya tersenyum dan berjalan bergandengan dengan Mia menuju mobil mereka.

 

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hi ... semoga cerita ini menghibur ya..

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 2: ADUH MANISNYA