Love Blossom 3

Multi Shot Collection
Please Subscribe to read the full chapter

Dua orang dewasa terlibat dalam pertikaian yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Satu pihak berteriak histeris, tidak peduli jika suaranya dapat menarik perhatian orang-orang di luar sana. Yang dia pedulikan saat ini hanya lah satu orang yang terbaring lemah di atas tumpukan jerami. Dia tidak akan sanggup menyaksikan kondisi putranya yang semakin memburuk. Sedangkan pihak lainnya memilih untuk diam seribu bahasa. Siapa yang sangka dibalik kebisuannya, dia juga menahan penderitaan yang sama. Dia adalah lelaki tua rapuh yang bersembunyi di balik tingginya harga diri yang dia pertahankan. Nama baik dan martabat keluarga yang dia banggakan kini telah berubah menjadi senjata bermata dua.

“Bebaskan Taeyeon. Kau sudah mengurungnya selama berhari-hari tanpa makan dan minum. Dia bisa mati kelaparan! Kau tidak boleh membunuh anak ku" permintaan yang sama selalu terdengar sepanjang hari.

“Anak ku baik-baik saja. Aku baru saja bertemu dengannya dalam perjalanan pulang. Dia melakukan pekerjaannya dengan baik" Kim Jaewook melepas pakaian bagian luar yang berwarna biru tua, menyisakan pakaian putih yang menyelimuti tubuh. Dia bersiap tidur untuk mengakhiri hari yang melelahkan.

“Aku tidak membicarakan anak pertama kita. Aku membicarakan putraku, Taeyeon!” mereka mempunyai pemahaman yang berbeda terhadap siapa yang dianggap sebagai anak meskipun sejak awal wanita itu sudah jelas menyebutkan nama bayi kedua yang pernah berada dalam rahimnya selama sembilan bulan.

“Dia sudah mati. Aku tidak mempunyai anak bernama Taeyeon"

“Aku tidak mengatakan dia sebagai anak mu tetapi dia adalah putraku. Dia selamanya akan menjadi anak ku sepanjang aku masih bernafas. Jika kamu tidak bisa memandangnya sebagai anakmu, maka lihatlah dia sebagai anak dari wanita yang kau cintai. Aku memohon kemurahan hatimu Kim Jaewook, tolong bebaskan putraku. Lepaskan Taeyeon, aku mohon” jika isak tangis dan air mata yang tumpah masih tidak dapat menggerakkan hati suaminya maka dia tidak tahu lagi cara apa yang bisa dia gunakan.

“Hentikan omong kosong ini. Aku lelah" kalimat yang menutup pertengkaran panjang di malam yang dingin.

.

.

.

Malam ini dia bersiap untuk tidak menyerah. Tidak akan mundur sebelum tujuannya tercapai. Dia sudah tidak sanggup menahan penderitaan yang sama setiap malam sementara air matanya sendiri telah kering. Permasalahan antara dua orang yang dia sayangi harus segera berakhir sebelum kesedihannya berganti menjadi kebencian terhadap salah satu di antara dua orang yang bermasalah. Dia memikirkan kalimat pertama yang akan memicu percikan api di dalam hubungan rumah tangga yang sudah berjalan selama puluhan tahun. Setelah menarik nafas panjang, dia mendorong pintu kamar secara perlahan.

Hal aneh terjadi malam itu. Sedikit heran melihat Tuan Kim tidur lebih awal dari waktu biasanya. Mungkinkah lelaki ini benar-benar kehabisan tenaga setelah bekerja seharian. Namun, sesuatu yang aneh masih berlanjut. Matanya membesar ketika menemukan benda logam yang berada di samping tangan suaminya.

Apa yang terjadi.

Kenapa benda itu berada di sana.

Bukankah itu selalu tersimpan rapat di dalam baju sang pria sepanjang waktu.

Dia melihat kunci yang tergelak di lantai dengan tatapan nanar seolah tidak percaya dengan apa yang ada di depan mata. Tangannya bergerak dengan sangat hati-hati, berharap tidak menimbulkan suara yang dapat mengganggu sosok pria yang masih terlelap tidur. Setelah memastikan kunci tersebut berpindah tangan dengan aman, dia segera berjalan menuju lemari di sudut belakang. Mengambil dua kantong penuh berisi uang sebelum pergi keluar meninggalkan ruangan.

Tanpa disadari kelopak mata yang terpejam kini terbuka secara perlahan, bersembunyi di dalam kegelapan malam. Dia membuang nafas berat menyaksikan punggung wanita yang dia cintai menghilang dari pandangannya. Pria tua yang malang, terjebak di antara dua hal penting dalam hidupnya. Keputusan yang dia ambil tidak lah mudah. Dan pada akhirnya dia berusaha menyelamatkan keduanya.

Lebih baik menelantarkan satu jiwa daripada kehilangan satu nyawa.

.

.

.

Anak pertama dari keluarga Kim tampak terburu-buru mengambil langkah cepat setelah menerima pesan tak terduga dari orang utusan sang ibu. Dia telah lama menantikan kesempatan ini datang. Tanpa membuang banyak waktu Kim Heechul mempersiapkan seekor kuda jantan, membawanya menuju pintu depan rumah besar yang masih tertutup rapat. Tidak terdengar adanya pergerakan dari dalam. Rumah itu terlihat sangat sunyi.

Dia memainkan batu kerikil dengan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
HYOTAE2018 #1
Chapter 33: Muchas gracias.
Esperando el siguiente capítulo, autor.
Gracias.
onesleven
#2
Chapter 32: Agak membingungkan, jadi sebenarnya TaengSic kenal duluan sebelum TaeNy ketemu? Terus kok bisa punya anak bareng? Update dong biar gak penasaran
Abangprims
#3
Chapter 31: jdi karina anakny taeyeon?. kok sampe taeyeon gak tau?.
onesleven
#4
Chapter 30: Wah tambah seru, sayang banget kalo update nya emang setahun sekali 😆
Semoga author dapat inspirasi terus buat update amin
onesleven
#5
Chapter 29: Asiiik, update baru, ditunggu kelanjutannya, kayaknya seru nih 😁
dinoy15 #6
Chapter 24: Udah baca di Wattpad ditunggu updatenyaaa..
royalyulsic #7
Chapter 1: Eng version???
Abangprims
#8
Chapter 22: aku menunggu kelanjutannya..
Abangprims
#9
Chapter 19: omo winter 🤣🤣🤣
Abangprims
#10
Chapter 18: aku msh setia menunggu..