Jiyong menggenggam tanganku dengan erat, kepalanya menyender di bahuku, dan ia pun mulai memejamkan matanya.

Aku?

Hanya menatap langit dari balik jendela pesawat. Dari atas sini, aku bisa melihat pemandangan semesta yang begitu indah. Bibirku menarik sebuah garis senyuman. Lalu, ku alihkan pandanganku kea rah Jiyong yang tengah tertidur.

Dalam sekejap, senyuman di wajahku pun menghilang. Ada sesuatu yang terus mengusikku.

SNSD.

SM.

YG.

Korea…

Aku menghela napasku dengan berat, tanpa sadar bahwa aku membangunkan Jiyong dari tidurnya.

“Kita akan hadapi semuanya bersama, Taeng. Ada aku di sini,” katanya dengan kepala masih tersandar di bahu, namun tatap matanya mengarah kepadaku. “Aku tidak akan meninggalkanmu, apapun kondisinya.”

Kata-kata Jiyong bak sebuah sihir padaku. Ia mampu membuatku tenang hanya dalam hitungan detik. Ia bahkan mampu mengembalikan senyum yang hilang dari wajahku.

Aku tidak pernah membayangkan, bahwa beginilah akhirnya. Duduk di samping sang King of K-Pop, G-Dragon. Menggenggam tangannya, membiarkannya bersandar, dan mencintainya.

Siapa yang pernah menyangka, bahwa aku dan dia akan sama-sama jatuh cinta.

Dan, cinta ini pula yang membawa kami menghadapi kejamnya hujatan dan pembicaraan media.

Sanggup ‘kah aku melewatinya?

Aku menolak untuk membuka ponselku sejak kebersamaan kami. Aku tahu, akan ada banyak hujatan di luar sana yang menunggu. Dan, aku tidak hanya sedang mempertaruhkan namaku, tapi juga para memberku dan agensiku.

Tapi, inilah akhirnya keputusan yang aku ambil.

Akan ‘kah cinta ini bertahan?

Atau, akan kembali kandas seperti yang sudah-sudah?