*** 

Benar saja, setibanya aku dan Jiyong di bandara Seoul, sudah banyak wartawan dan para awak media yang menanti. Jiyong menggenggam tanganku dan menutup wajahku dengan topi bertuliskan ‘1988’ miliknya.

Tak lama, sekumpulan penjaga pun datang menghampiri kami. Dan, menuntun kami ke sebuah van hitam yang sudah menunggu. Perjalanan kami menuju mobil sangatlah melelahkan. Karena, harus menerobos banyaknya wartawan yang ingin meliput kami berdua.

Sesampainya di dalam mobil, para staff langsung menutup pintunya dan bersiap untuk meninggalkan bandara. Aku melepas topi milik Jiyong dan mataku berpendar melihat sekeliling.

Aku melihat name tag salah seorang staff dengan logo YG Entertainment di sana.

“YG?” ucapku sambil melihat ke arah Jiyong yang sibuk dengan hoodienya.

“Uh? Ada apa, Taeng?” tanyanya saat memergokiku yang sedang menatapnya dengan tanda tanya.

“Apa aku akan diculik ke YG? Apa aku akan dipaksa untuk berpisah denganmu?” tanyaku asal.

Please Subscribe to read the full chapter