***

“Kau yakin tidak perlu ku temani untuk bertemu dengan para teman-temanmu?” Jiyong menawarkan diri saat aku siap untuk turun dari mobilnya dan masuk ke apartemen bersama SNSD.

Dengan pelan aku menggeleng,”Aku akan mengatasi ini, Jiyong.”

“Taeng,” ia menahan tanganku. “Aku juga harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Aku tidak bisa membiarkan kau menanggung semuanya sendiri.”

Mendengar ucapan Jiyong barusan, jujur saja itu membuatku sedikit tenang. Setidaknya, aku tidak akan menghadapi ini sendirian.

Aku melepas tangan Jiyong dari tanganku dengan lembut,”Aku akan meneleponmu jika ada apa-apa. Percayalah padaku, aku bisa mengatasi ini.”

Jiyong pun mengalah, ia menghela napas berat dan mengangguk,”Baiklah, Taeng.”

Aku turun dari mobil lambhorgini miliknya dan mulai melangkahkan kakiku masuk sambal mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi para memberku.

Aku akan terlalu naif jika ku berkata bahwa aku tidak takut menghadapi ini, hanya saja, aku memang harus melewatinya. Meski hal buruk sekali pun bisa saja terjadi.

Sebelum benar-benar pergi, aku menoleh ke arah Jiyong terakhir kali. Dari dalam mobil ia melambaikan tangannya dan melajukan mobilnya.

-

Setibanya aku di rumah tempat berkumpulnya SNSD, aku langsung disambut dengan pelukan para member.

Aku terhenyak saat satu per satu dari mereka langsung menghampi