Wae?

I LIKE YOU OPPA!

 

At class

Author’s POV

“lalala~ oh my beautiful target you zoom zoom heart like a rocket. I like it like it like it. Aahhhh oppaaa you are my handsome target.” Seperti biasa Yuni bersenandung sambil melihat video dengan Ipodnya. “Oppa, kamu mempunyai kembaran ya? Hmm, Jin Woo sungguh mirip denganmu oppa. Dia cowok yang baru kutemui kemarin dan kupikir itu kau oppa. Tapi… setelah bersamanya aku rasa bukan kau pasti. Kau sangat manis di hadapan fansmu. Jin Woo sangat berbanding terbalik, huh. Taukah kau oppa, dia sangat menyebalkan. Huhuuuu aku ingin bertemu denganmu suatu saat nanti. Tunggu saja ya oppa” Yuni berbicara sendiri sambil melihat-lihat foto Jinyoung di ipodnya. Di ipodnya penuh dengan foto-foto Jinyoung dan berbagai macam videonya. Mulai dari CF, fancam, dan lainnya yang semua terfokus kepada Jinyoung.

***

Bel sekolah berbunyi.

“Oh ya, katanya Jin Woo akan menjemputku. Apa benar ia akan menjemputku huh?” ketika Yuni sedang membereskan buku-bukunya handphonenya tiba-tiba bergetar menandakan ada pesan masuk.

            “Siapa ini? Aku tidak mengenal nomornya.” Yuni mengerutkan dahinya ketika layar di hpnya menampilkan inbox dengan nomor tak dikenal. Segera ia membuka isi message itu.

            From: 08xxxxx

Message: Hey kau, sudah selesai kan sekolahmu? Tapi kenapa kau belum keluar? Aku menunggumu di depan gerbang.

“Aaahh ini pasti Jin Woo. Wah dia benar-benar menjemputku. sebaiknya aku cepat membereskan ini semua. Huft, sepi sekali kelas ini. Yang lain sudah pulang semua… ” Yuni dengan cepat membereskan buku-bukunya.

“BRUUUK BRUK” Tiba-tiba buku Yuni yang paling tebal terjatuh dan tepat mengenai kaki Yuni yang di perban. Sontak saja Yuni kaget dan berteriak kesakitan. “HUAAAAAAA SAKIIIIT HUHUHUUHUHUHU SAKIIIIT” Yuni menjerit sekeras-kerasnya namun tidak ada yang mendengarnya karena kelas sudah kosong hanya tinggal ia sendiri didalamnya. “Huhuhuhuuuu… eommaaaaa huhuhuhu eommaa…. Kakikuuuuu huhuhuhu. Hiks hiks..” Yuni terduduk di kursinya dan menangis sesenggukan karena kakinya bertambah sakit terkena jatuhan buku tebalnya itu.

Di luar gerbang.

“Lama sekali dia. Ckck ngapain aja sih? Hufh… ” Jin Woo memperhatikan jamnya dan melihat sekolah sudah mulai sepi namun orang yang ditunggunya tidak juga muncul. Rasa khawatir mulai menghinggapinya. Apa aku menyusulnya ke dalam saja ya? Apa dia masih mengerjakan tugas? Ahh tidak tidak, aku takut ada murid yang melihatku dan semua jadi kacau. Hmm… lebih baik aku telfon saja dia.

Di dalam kelas.

Ok girl neoegeman yes man mwodeunji dahejulge, ok girl ijebutoe nikkeoya I Love Youuu uu uuu uuu uuuu~

Hp Yuni berbunyi menandakan ada telfon yang masuk. Segera Yuni mengangkat panggilan tersebut.

            “Yeoboseyo… hiks” Sapa Yuni dengan sesenggukan.

            “YA! Hei kau menangis ya? Kenapa?” tanya Jin Woo cemas karena terdengar suara isakan di seberang sana.

            “Jin… hiks… bisakah kau ke kelasku sekarang…hiks? Jiiin… kakikuuu huhuhuu hiks” Yuni meminta Jin Woo untuk ke kelasnya karena ia tidak sanggup berjalan ataupun sekedar berdiri.

            “Tunggu disana! Jangan kemana-mana aku akan segera kesana. Kau baik-baik saja kan?” tanya Jin Woo semakin cemas. Iapun langsung menuju ke kelas Yuni dengan tetap berbicara di telfon. “Aku sedang menuju kelasmu sekarang.” Klik.

            Setelah menemui kelas Yuni, Jin Woopun langsung masuk dan berlari menghampiri Yuni dengan perasaan khawatir yang sangat. “Ya, kau baik-baik saja Yuniya?”

            “Oppaaaaa huaaaaa… huhuhuhuuuu hiks hiks… kakiku oppaaaa…” Yuni segera memeluk Jin Woo yang seketika menghamprinya. “Kakiku terkena jatuhan buku tebal itu… huhuhu…” Yuni masih menangis terisak di bahu Jin Woo. Jin Woo yang saat itu masih mencemaskan keadaan Yunipun membalas pelukan Yuni tak kalah erat.

            “Sini kulihat kakimu. Sakit sekali ya?” Jin Woo memeriksa kaki Yuni dengan hati-hati.

            “Hiks… ne oppa. Sakit sekali. Hiks.”

            Jin Woo semakin cemas karena terdapat memar di kaki Yuni. Ya Tuhan kasihan sekali ia. “Mari kita ke UKS.”

Sesampainya d uks Jin Woo segera membersihkan dan mengobati memar di kaki Yuni. Selagi Jin Woo sibuk dengan kakinya, Yuni diam-diam memperhatikan Jin Woo.

Yuni’s POV

Kau…benar-benar mirip. Apa kau ini benar-benar bukan Jinyoung oppa? Jin Woo… aku merasa… kau… itu Jinyoung. Oppaku yang suaranya indah dan ketika berakting juga bagus. Jin Woo… kau sangat baik sebenarnya.

            “Hmm… wangi ini… aku suka Jin Woo. Wangi mint hmmm… ”

            “Yuni, kau ini suka wangiku atau diriku? Hehehe… ayo pulang. Sudah selesai nih.” Jawaban Jin Woo membuatku sedikit kaget. Tapi bagaimana lagi, aku memang menyukai wanginya.

            “Kau ini sangat pede sekali, tapi aku suka kok.”

Perlahan Yuni memegang tangan Jin Woo dan menatapnya.

Jin Woo POV

Yuni, mianhae. Aku membuatmu kesulitan. Aku telah membuatmu menangis. Mianhae… Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji.

 

Aku tersentak ketika Yuni tiba-tiba memegang punggung tanganku dan menatapku. Ada apa dengannya?

“Jin Woo…” ia memanggil namaku dengan tatapannya yang sendu.

“Ne?”

“Jin Woo… lihat aku. Kau… Jinyoung kan? Kau… bukan Jin Woo kan? Jawab dengan jujur Jin Woo.”

Omo, ada apa ini? Aku sangat kaget ia menanyakan hal itu. Aisshh yasudahlah mau bagaimana lagi.“Bagaimana kau bisa berfikir kalau aku ini… Jinyoung?” Dengan ragu aku balik bertanya.

“Oppa, kau tidak pandai berbohong! Aku ragu saat pertama kita bertemu kau mengaku kau Jin Woo. Kenapa kau berbohong?” Yuni mulai menunjukkan raut wajah sedih dan mulai terisak.

“Ya! Jangan menangis! Ya… aku memang Jinyoung. Mianhae Yuniya aku berbohong. Aku… aku…” aku mulai ragu ingin mengatakan alasannya.

Yuni’s POV

“Wae oppa? Kenapa kau berbohong?”

“Aku… aku… tidak ingin kau tau bahwa aku… Jinyoung.” Aku melihat raut keraguan di wajahnya. Segera aku mengeratkan genggaman tanganku yang sejak tadi masih ada di tangannya. “Jangan ragu oppa, aku tau kau ingin mengatakan alasannya dengan jelas.”

“Yuniyaa… aku suka padamu. Aku menyukaimu jauh sebelum kita bertemu di pasar (-_-). Aku sengaja tidak mengakui kalau aku Jinyoung karena aku tidak ingin kau mau bersamaku karena aku seorang artis.”

“….. ”

“Aku ingiiiin kau… menyukaiku dengan tulus.” Sambung Jinyoung dengan suara bergetar.

“Oppa, mianhae. Aku ingin pulang. Aku lelah oppa… ”

 

Author’s POV

Seperti biasa mereka pulang dengan Jinyoung menggendong Yuni di punggung. Selama di perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Masing-masing dipenuhi oleh pikirannya.

“Gomawoyo Jinyoungssi… ”

“Hmm… besok mau ku jemput?” tanya Jinyoung ketika Yuni hendak masuk kedalam rumahnya.

“Ah… nanti malam akan ku kabari. See you.” Yunipun dengan datar menjawab pertanyaan Jinyoung.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Karima123 #1
Mitha: Gomawoo chingu~^^<br />
Amanda: Nyehehehe campuran cyiiiin :p gak bisa kalo full romantis *penulis gagal*<br />
All: Nantikan ffku berikutnya. thank you:)
amandakvn
#2
kar ini sebenarnya niat mau romantis apa komedi sih? -__- hahahahahahahaha .-.v
MithaChan
#3
kerenn.. FF nya lucu^^
ronanisa
#4
tambahin konfliknya aja biar ceritanya panjang heehee:)
Karima123 #5
nyehehehe lebay na. tau tuh authornya -__- *plak
Karima123 #6
Aiiiihh gomawoyong Roniiiiisss:** menurut kamu perlu aku cepet" akhirin atau tambah konflik ?
ronanisa
#7
lucu banget ff nya, suasana romantisnya juga dapet kar hehe, tapi kenapa cuma karena diinjek bisa jadi pake tongkat begitu :D hehehe lucu bangetttttt!!!!