Boohyun memasuki bar. Niat hati ingin pulang tapi tidak sengaja ia bertemu namdongsengnya di jalan. Boohyun tidak paham betul apa niat Woohyun menyuruhnya mencari orang bernama Jaesuk. Tapi ia cukup mengerti dengan apa yang namdongsaengnya itu perintahkan. Namja itu berjalan memasuki bar dengan sesekali mengedarkan pandangannya. Ia sempat melihat wajah tetangganya itu kemarin, dan ia pikir ia masih mengingatnya sekarang. Lagi pula Woohyun sudah memberitahukan ciri-ciri Jaesuk padanya. Boohyun menemukannya, namja yang mengenakan jaket hitam itu tengah duduk di dekat meja bartender. Boohyun mendekat dan duduk di salah satu kursi di sana. Boohyun sedikit berusaha mencuri dengar apa yang tengah dibicarakan Jaesuk dengan seorang namja di sampingnya. Sampai namja itu pergi dari sana. Jaesuk mengalihkan pandangannya pada minuman yang ia pesan. Rupanya ia merasakan sepasang mata yang sedari tadi menguping pembicaraannya. Jaesuk menoleh ke arah Boohyun. Untuk sepersekian detik namja itu mengejang karena takut ketahuan bahwa ia tengah memata-matai Jaesuk. Tapi sedetik kemudian ia mulai bersikap normal. Ide gila terlintas di otaknya. 
“Apa kau punya barang bagus?” ucap Boohyun, karena kebetulan ia sudah tahu apa yang baru saja dibicarakan Jaesuk dengan namja tadi. Sepertinya namja di sampingnya sama sekali tidak merasa curiga. Jaesuk tersenyum miring ke arah Boohyun. Ia menyodorkan selembar foto pada Boohyun.
‘Ini..’
.
.
Gyu pulang jam tujuh malam. Ia sengaja pulang jam tujuh malam karena malas bertemu eomma tirinya. Karena ia tahu eommanya akan pergi dengan teman-temannya jam tujuh malam. Gadis itu mengernyitkan keningnya tatkala Jaesuk menyiapkan makan malam. 
“Eoh, kau sudah pulang Gyu. Kemari, aku buatkan makan malam untukmu.”
Sunggyu tidak bergeming dari tempatnya berdiri. Satu langkah mundur ia ambil tatkala namja itu mendekatinya. 
“Kau tidak mau aku mendekatimu? Geurae, aku akan pergi. Kau makanlah.” Namja itu pergi meninggalkan Sunggyu yang setia berdiri di pintu dapur. 
Kriuuukkk..
Ia tidak bisa mengelak bahwa perutnya sangat lapar sekarang. Gadis itu melongok memastikan Jaesuk sudah pergi. Gadis itu buru-buru duduk di meja makan dan memakan makanan yang ada di atasnya. 
.
.
Jaesuk menyetir mobilnya seraya menyeringai. Di jok belakang terlihat Sunggyu tengah tertidur tidak sadarkan diri. Namja itu memasukkan sesuatu ke dalam makanan Sunggyu. Mobil milik Jaesuk berhenti di depan sebuah bar yang ia datangi tadi sore. Namja itu membopong Sunggyu keluar. Jaesuk licik. Dia bahkan ingin menjual adik tirinya. Tapi ternyata semua tidak sesuai dengan perkiraanya. Beberapa orang polisi ternyata tengah bersembunyi memperhatikan mereka. Mereka mengepung Jaesuk dan teman-temannya. Jaesuk diringkus petugas kepolisian. Boohyun dan Woohyun juga ada di sana. Tentu saja, karena mereka berdua lah yang telah mengajukan laporan ke kantor polisi.
“Bawalah Sunggyu pulang. Hyung akan ikut ke kantor polisi. Oh ya, aku juga tidak akan pulang nanti malam. Aku akan menginap di rumah temanku.” Ucap Boohyun setelah mereka membopong Sunggyu memasukkan gadis itu ke dalam sebuah taxi. Woohyun menganggukkan kepalanya seraya ikut masuk ke dalam taxi. 
Woohyun meletakkan kepala gadis itu ke bahuny