Who Are You?
MY NEIGHBOURNamaku Nam Woohyun. Tidak ada hal spesial yang ada padaku. Hidupku normal selayaknya remaja berusia tujuh belas tahun. Aku suka sepak bola dan hal lain yang disukai namja pada umunya, termasuk gadis cantik. Bicara tentang gadis, aku memiliki tetangga. Dia seumuran denganku. Aku tidak terlalu mengenalnya. Dan aku rasa gadis itu pun begitu. Intinya kami berdua tidak saling mengenal. Kami hanya sesekali berpapasan saat hendak pergi ke sekolah. Oh ya sekolah.. APA?! Sekolah! Sial, aku terlambat.
.
.
Suasana rumah keluarga Kim seperti biasanya. Gadis itu berlalu meninggalkan eomma tirinya yang tengah berteriak marah. Gadis dengan surai karamel yang selalu ia ikat ke belakang itu pergi dengan memegangi pipi kirinya yang berdarah. Kim Sunggyu, ia adalah putri kandung appa kim. Gadis itu berusia tujuh belas tahun. Eommanya meninggal karena sebuah kecelakaan bus. Appa Kim memiliki sebuah perusahaan periklanan di Jepang, Sehingga mengharuskannya tinggal di sana. Sedangkan Sunggyu harus tetap di Korea bersama eomma tirinya. Ya.. appa Kim menikah untuk kedua kalinya setelah eomma Gyu meninggal. Sunggyu meringis tatkala merasakan nyeri di wajahnya. Eommanya baru saja memukulnya dengan gagang sapu pagi tadi.
“YA! Dasar gadis tidak tahu sopan santun. Sialan kau.” Yeoja paruh baya itu mengumpat ke arah Sunggyu. Sunggyu seakan menulikan pendengarangannya. Gadis itu menutup gerbang rumahnya bersamaan dengan tetangganya yang juga keluar dari rumah.
Namja itu menatap Sunggyu. Bukan pemandangan yang asing bagi namja itu melihat Sunggyu keluar rumah dengan luka lebam, entah itu bekas tamparan di pipi, luka di dahi, atau bibirnya yang berdarah. Sunggyu balas menatap namja itu. Entahlah, Woohyun juga tidak mengerti apa arti dari tatapan gadis itu. Gadis itu menatapnya sekilas lalu berlalu pergi.
Woohyun menatap punggung gadis itu yang berjalan menjauh. Kadang Woohyun penasaran dengan gadis itu. Mereka bertetangga, tapi tidak pernah saling menyapa. Sebenarnya Woohyun ingin menyapapanya, tapi entah kenapa gadis itu seakan tidak suka kalau ia mendekatinya. Namja itu menatap rumah besar di samping rumahnya. Woohyun bahkan tidak pernah berkunjung ke rumah ini. Padahal jarak rumah mereka hanya lima langkah. Namja itu mengendikkan bahunya. Lalu berlalu pergi menuju sekolah.
.
.
Sunggyu berusaha menutup mata dan telinganya. Tapi jangan salahkan pendengarannya kalau ia mencuri dengar umpatan kotor mereka.
“Bukankah itu benar. Appa Kim Sunggyu adalah namja hidung belang yang tidur dengan semua yeoja.”
“Dasar tua bangka tidak tahu malu.”
“Aku jadi berpikir kalau gadis itu juga hasil dari hubungan di luar nikah.”
BUGH
Sunggyu meraih kerah seragam gadis itu. Membuat kerumunan penggosip itu terkejut. Mereka menatap Sunggyu yang menghantam teman mereka ke tembok.
“YA! Jaga mulut manismu arra!” Ucap Sunggyu marah. Ia tahu appanya telah menikah lagi. Ia memang membenci appanya yang telah menikah dengan yeoja itu dan melupakan almarhum eommanya. Tapi Sunggyu tidak suka mereka membicarakan orangtuanya seperti ini.
“W-wae? Kau malu eoh? Anak.... haram.” Gadis itu malah menyeringai seakan menantang Sunggyu.
BUGH
BRUKK
DUGH
.
Woohyun berjalan bersama teman-temannya di sepanjang koridor sekolah. Namanya juga namja. Mereka sesekali saling dorong tidak bisa berjalan dengan tenang. Namja itu menatap ke dalam sebuah kelas yang mereka lewati. Kenapa ramai?
“Ada apa di sana?” tanya Myungsoo, teman Woohyun. Woohyun tidak menjawab, namja itu berjalan mendekat ke arah pintu. Ia melongokkan dirinya yang tidak cukup tinggi itu.
“Dia..” Woohyun bergumam ketika melihat gadis yang ia tahu tetangganya itu tengah berkelahi dengan gadis lainnya. Myungsoo menatap heran Woohyun saat temannya itu nekat berusaha menerobos kerumunan dan gilanya lagi ia memasuki arena perkelahian.
“Apa dia ingin terlihat seperti pahlawan.” Gumam Myungsoo.
.
Sudut bibir gadis itu sudah mengeluarkan darah. Sunggyu ingin membalas apa yang gadis itu lakukan. Ia hendak meraih gadis itu kalau saja seorang namja tidak muncul di tengah-tengah mereka.
“YA.. ya.. ya. Hentikan.. kalian ini kenapa?!” Woohyun berusaha melerai mereka.
Sunggyu tidak peduli. Mereka sama sekali tidak menghiraukan namja itu. Kadang perempuan memang bisa lebih ganas dari laki-laki. Woohyun juga tidak mungkin menghajar mereka berdua agar berhenti. Laki-laki kan tidak boleh melawan perempuan. Ya begini akhirnya. Woohyun yang sok me
Comments