Chapter 1. Delusi

The (Other) Soul [Indonesia]

Chapter 1 (Delusi)

"Byuun Baekhyun! Banguun sudah siang ini!" Teriak Byun Taeyeon atau mungkin sekarang tepat dipanggil dengan nama aslinya Kim Taeyeon, sang bunda, dia juga seorang single parent semenjak Baekhyun masih duduk di bangku sekolah dasar. Sejak saat itu, Taeyeon tak menikah lagi. Hidupnya ia curahkan untuk si anak gadis semata wayangnya.

Sudah seminggu lalu kehidupannya mulai terasa bahagia karena sang putri yang sudah lama tak disisinya kini kembali menetap bersamanya. Ia tak melarang Baekhyun untuk beranjak kemanapun ia pergi. Namun, kehadiran putri kecilnya adalah suatu hal yang sangat membahagiakan. Well, mungkin sudah tak bisa dikatakan sebagai seorang putri kecil, karena Baekhyun sudah berumur 24 tahun.

Pagi-pagi buta Teayeon sudah menyiapkan sarapan di meja makan sebelum ia beranjak pergi untuk bekerja. Ia tahu bahwa kesehatan putrinya sedikit terganggu. Ia telah merawat Baekhyun sebaik mungkin dan ingin membuat Baekhyun betah tinggal disisinya. Usaha apapun akan Taeyeon lakukan hanya untuk Baekhyun. Tak lama kemudian, Baekhyun keluar dari kamarnya dan beranjak ke meja makan.

"Good morning mom!" seru Baekhyun serak pada ibunya itu.

"Good morning baekki, sudah kamu sekarang sarapan dulu biar mama temenin." Taeyeon semangat dan menyuruh putrinya untuk segera sarapan. Tentu saja ia persiapkan hal ini sebaik mungkin, karena sudah terlalu lama ia untuk sarapan sendiri di rumah.

"Eomma nggak berangkat kerja?" Baekhyun bertanya sembari melahap roti ke mulutnya.

"Ya setelah kau selesai sarapan."

"Kenapa eomma nggak berhenti kerja saja. Aku kan sudah pulang ke rumah." Baekhyun melanjutkan sambil sesekali melahap masakan hangat sang ibu.

Taeyeon sempat terdiam. Pekerjaan sebagai seoarang karyawan di sebuah perusahaan swasta memang sudah digeutinya sejak lama. Umurnya memang belum memasuki kepala lima. Namun, ia merasa masih sanggup bekerja. Bukan tanpa alasan, bukan pula karena kekurangan materiil. Namun, dengan bekerjalah ia merasa tak kesepian.

"Eomma nggak usah kerja lagi ya. Aku sudah nggak akan kemana-mana lagi kok." Baekhyun tersenyum dan berharap. Ia tahu, bahwa dengan bekerja ibunya telah melawan rasa kesepian. Ia merasa bersalah karena meninggalkan ibunya terlalu lama. Meskipun ia sangat menyukai Sydney, saat ini ia ingin lebih perduli terhadap ibunya kini.

"Nanti eomma pikirkan lagi ya. Sekarang kau habiskan sarapannya terus istirahat." Taeyeon memotong pembicaraan. Dalam benaknya kini mungkin ia akan mempertimbangkan keinginan Baekhyun. Sebuah permintaan yang mungkin akan juga membuatnya sedikit tenang.

"Aku mau keluar sama Luhan ma. Sudah lama aku nggak ketemu sama dia." Ijin Baekhyun untuk bertemu sahabat lamanya. Taeyeon hanya mengangguk tersenyum. Bagi Taeyeon kini, ia hanya ingin melihat Baekhyun tersenyum.

Pagi itu penuh dengan keinginan yang dirahasiakan antara mereka berdua. Ada sebuah hasrat yang ingin dilepaskan begitu saja diantara dua wanita itu. Namun, karena benteng yang dibuat dan waktu yang lama hingga mereka berpisah, hasrat untuk meluapkan perasaan pun terbatasi. Bagi, Taeyeon untuk saat ini biarlah seperti ini. Ia hanya ingin putrinya pulang dan tinggal bersamanya.

-----------------------My (Other) Soul--------------------

Xi Luhan sibuk memilih kado di sebuah toko boneka untuk Baekhyun sebagai hadiah sahabatnya sudah kembali pulang. Gadis berdarah cina itu menyempatkan untuk cuti di tempat ia bekerja. Hal itu ia lakukan hanya untuk menyiapkan pertemuan pertamanya setalah empat tahun tak bertemu dengan Baekhyun. Mungkin kado yang ia pilih saat ini tak bisa mewakili rasa rindu. Namun, ia berharap Baekhyun akan menyukainya.

"Kris, pilihin kadonya dong!" seru Luhan pada teman sekantornya yang ikut menemani membeli kado.

"Duh, aku sengaja ijin sakit dari kantor Cuma untuk menemani kau mencari kado? Yang benar saja! Lagian aku tak tahu siapa namanya." gerutu Kris. Kris memang dekat dengan Luhan karena mungkin selalu bersama dalam beberapa proyek di kantornya. Namun, ia tak habis pikir jika permintaan sahabatnya itu sedikit membuatnya jengkel.

"Namanya Byun Baekhyun, kalau kau cerewet lagi, aku tidak akan membantumu untuk membuat presentasi!" Bentak Luhan. Ya dia memang gadis yang manja. Dan Kris bahkan Baekhyun pun mengetahui tabiat sahabatnya itu.

Luhan kesana kemari mencari sebuah boneka yang cocok untuk diberikan kepada Baekhyun. Ia tak ingin membuat momen yang telah ditunggunya kini rusak hingga membuat jarak yang berbeda lagi antara dirinya dengan Baekhyun. Ya, sebuah perasaan yang masih belum bisa Luhan lupakan sampai saat ini dan membuatnya sangat bersalah kepada Baekhyun.

Sewaktu masih duduk di bangku Senior High School, Baekhyun dan Luhan sudah menjadi teman yang akrab. Namun, pertemanan itu sempat berantakan saat Luhan ingin menjodohkan Baekhyun dengan teman namja-nya. Ia merasa bahwa sahabatnya satu ini tak pernah jatuh cinta. Namun, reaksi Baekhyun sangat diluar dugaan. Ia sangat marah mengetahui Luhan akan mengenalkannya dengan seorang namja. Baekhyun tampak seseorang yang lain, dan membuatnya tak ingin bicara dengan Luhan untuk beberapa hari kemudian. Kejadian itu sempat membuat Luhan sangat buruk terhadap dirinya sendiri. Ia tak akan mengulangi kesalahan yang sama, meskipun ia sangat penasaran dengan alasan Baekhyun sangat marah pada waktu itu.

Kris melihat temannya kini melamunkan sessuatu sambal membawa sebuah boneka berbentuk hati berwarna merah muda. "kau tak apa-apa kan?" kaget Kris. Luhan terbangun dari lamunannya.

"Luhannie, udahlah. Pilih satu terus kita pulang. Dari tadi, nggak jelas mau pilih yang mana." Kesal Kris.

"Iya sorry, aku pilih yang ini aja." Jawab Luhan sambal memilih boneka yang ia pegang kini.

"Oh iya kau ikut aku ya nanti buat ketemu Baekhyun." Pinta Luhan. Setelah mengingat kejadian lampau yang sempat membuat dirinya menjauh dengan Baekhyun, ia merasa sedikit tidak percaya diri.

"Terserah." Jawab Kris singkat. Ia merasa, penasaran juga dengan sosok Baekhyun yang selalu diceritakan Luhan. Mungkin tak ada yang salah baginya untuk memulai berkenalan juga dengan sosok yang menjadi sahabat dari Luhan.

-----------------------My (Other) Soul--------------------

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Baekhyun buru-buru turun dari taksi yang dinaikinya tadi untuk mengantarkan ke tempat janjian dengan Luhan. Ia merasa bersalah karena sudah terlambat 30 menit dari waktu yang dijanjikan. Ya, lalu lintas yang tak menentu di kota metropolitan itu menjadi penyebab utamanya. "huft, so horrible traffic!" gerutu Baekhyun sambil sedikit membenarkan baju dan rambutnya yang terurai panjang sebelum memasuki coffe café tempat Luhan berada.

Bunyi gemerincing terdengar saat Baekhyun membuka pintu pelan dari café itu. Matanya menyapu keseluruhan ruangan untuk mencari sosok Luhan. Ia melangkah ke dalam dan disambut oleh beberapa waitress disana. "Saya mau ke teman saya, dia sudah ada disini kok." Kata Baekhyun hangat pada seorang waitress yang terus tersenyum kepadanya.

Disaat Baekhyun mencoba berjalan, ia dikagetkan dengan seorang gadis kecil yang menabrak tubuhnya. Gadis kecil itu memakai gaun berwarna putih bak seorang gadis kecil pengiring pengantin yang ia lihat kebanyakan pada saat di Sydney. Sejenak gadis itu menunduk, dan kemudian mengarahkan kepalanya kearah Baekhyun. Wajahnya nampak iba.

"Hei, are you okay?" Tanya Baekhyun pada gadis kecil itu. Namun pihak yang ditanya hanya tersenyum pada Baekhyun dan pergi berlalu meninggalkan café sembari berlari kecil. Fifkiran Baekhyun lansung tertuju pada sosok gadis kecil yang baru ia temui. Pandangannya tak bisa lepas mengikuti arah gadis kecil itu pergi. Ia merasa pernah bertemu dengannya sebelumnya. Mungkin pada saat di Sydney ataupun ditempat lain.

Disisi lain, Luhan dan Kris sudah menunggu lama kehadiran Baekhyun. Kris yang sudah menggerutu kesal sedari tadi bahkan memesan minuman lebih dahulu. Sementara, Luhan menampakkan wajah khawatir. Ia berharap Baekhyun tak tersesat karena ia mengira bahwa Baekhyun akan lupa jalanan di Kota Jakarta. Ataupun ia tak berharap dengan kejadian-kejadian lainnya yang akan menimpa Baekhyun dan membuatnya terlambat.

"Duh Baekhyun kemana ya. Kok jam segini belum sampai juga." Gerutu Luhan.

"Nyasar kali." Jawab Kris singkat. Dengan tubuh yang ia sandarkan pada sandaran kursi dengan malas iapun menyeruput kopi yang sudah ia pesan. Kris bahkan tak perduli dengan panas atau tidaknya kopi yang ia minum. Pikirannya hanya tertuju pada keterlambatan sahabat Luhan itu.

Namun, tatapannya beralih pada satu arah di depannya. Ya, satu arah pada wanita cantik yang terlihat kebingungan. Wanita itu kini sedang mengarahkan pandangannya lama kearah luar café dari jendela besar yang ada disampingnya. Namun, yang membuatnya lebih penasaran lagi adalah mata sang gadis yang membuat siapapun yang melihatnya merasa nyaman. Serasa melihat sesuatu yang jatuh dari langit dan membuat hatinya berdesir pelan. Pria yang tadinya kesal itu berubah menjadi damai dengan cepat.

"Yeoppotaa." Kris spontan mengatakan hal itu sembari tak bisa melepas pandangannya dari wanita yang ia lihat kini.

Luhan yang merasa aneh mendengar ucapan Kris, iapun langsung mengarahkan pandangannya pula kearah pandangan Kris kini. Betapa terkejutnya ia ternyata yang dilihat adalah Baekhyun. Dengan spontan ia memanggil Baekhyun yang sudah ia tunggu sedari tadi.

"Byun Baekhyun!" Teriaknya keras. Yang empunya namapun sontak mengarahkan kepalanya kearah sumber suara.

Baekhyun akhirnya menemukan tempat Luhan duduk. Ia pun tak lupa untuk melambaikan tangannya dan tersenyum senang. Namun bagi Kris yang terpesona oleh Baekhyun hanya melongo, ternyata Baekhyun yang ia kesali sedari tadi adalah seorang gadis yang mampu mencuri pandangannya.

"Hai!" sapa Baekhyun singkat pada Luhan dan juga membuka tangannya seraya untuk memeluk gadis berambut sebahu itu.

Luhan menyambut pelukan Baekhyun hangat. Cukup lama pelukan erat itu terjadi. Rasa rindu yang mereka rasakan cukup membuat suasana disekitar mereka menjadi hangat. Dua gadis itupun sejenak tak perduli dengan satu pasang mata laki-laki yang sedari tadi menatap mereka intens.

"Kau apa kabar?" basa-basi pertama yang Luhan lontarkan, Bagi orang lain menyanyakan kabar mungkin adalah sebuah basa-basi percakapan yang cukup baik. Namun, bagi Luhan, pertanyaan itu sangatlah berarti baginya yang sudah lama tak mendengar kabar dari Baekhyun. Bahkan, semenjak Baekhyun di Sydney pun mereka berdua jarang untuk bertukar kabar.

"Mending kalian duduk dulu." Kris menyela percakapan dua gadis itu. Baekhyun cukup terkejut ternyata ada seseorang di sampingnya. Ia pun memasang raut muka penasaran seraya bertanya siapakah laki-laki itu kepada Luhan. Luhan yang mengerti kode yang diberikanpun langsung memperkenalkan Kris kepada Baekhyun.

"Baekhyun, ini Wu Yifan, atau biasa dipanggil Kris ya mungkin bisa dikira keren. Dia temanku di kantor." Sahut Luhan sembari memberi isyarat kepada Kris untuk memperkenalkan dirinya sendiri. Namun Kris sedikit canggung karena perkenelan dari Luhan cukup membuatnya sedikit malu.

"Kris." Sahut Kris malu-malu sambil mengarahkan tangannya untuk berjabat dengan Baekhyun.

"Baekhyun." Jawab Baekhyun singkat sembari menyambut tangan Kris.

"Maaf ya Baekki, aku tidak memberitahukanmu terlebih dahulu jika akan mengajak temanku." Luhan mengeluarkan permintaan maafnya. Ia takut Baekhyun akan marah melihat orang asing yang ia kenalkan, meskipun orang itu adalah teman sekantornya.

"Tidak apa-apa. Memangnya kalian ada hubungan, kalian sepasang kekasih kah?" Tanya Baekhyun canggung.

"Ohhh enggak, aku cuma temannya Luhan saja kok." Sahut Kris dengan cepat untuk memberikan klarifikasi. Luhan yang mendengarnyapun juga ikut menganggukkan kepala cepat berusaha untuk meyakinkan.

"It's okey, reaksinya nggak perlu begitu juga kali." Baekhyun tertawa kecil.

Dirasa pembicaraan sudah mengarah kepada basa-basi yang tidak jelas bagi Luhan. Iapun memberikan sebuah kado yang sudah ia siakan tadi kepada Baekhyun.

"Nih kado untukmu!"

"Mwoya ige? Kenapa repot untuk memberiku kado." Baekhyun penasaran.

"Hadiah pertemuan kita." Luhan tersenyum.

Baekhyun menatap Luhan dengan seksama. "Makasih dear." Sahut Baekhyun.

Tanpa menunggu lama, Kris bersigap cepat untuk memesankan minuman untuk dua wanita yang sedang asyik mencurahkan kerinduannya. Dalam hatinya, ia sedikit merasa bahagia karena telah bertemu dengan sosok Baekhyun. Sosok wanita yang ia idamkan. Ia juga merasa Baekhyun cukup ramah pada kesan pertama. Ia berharap bisa bertemu dengan Baekhyun lebih lama lagi setelah pertemuan ini.

Kris melihat kearah Baekhyun sembari menunggu pesanannya jadi. Ia melihat cara bicara Baekhyun yang sangat anggun. Mungkin karena ia seorang desainer, hingga gadis itu juga memperhatikan penampilannya. Saking terpesonanya dengan Baekhyun iapun tak sadar bahwa dua buah Latte yang sudah dipesannya sudah jadi dan ia siap untuk membawanya.

"Minumlah~." Suruh Kris sambil menata dua buah kopi itu di depan Luhan dan Baekhyun.

"Gomawo, sampai kau sendiri yang mengantarkan kopi ini." Jelas Baekhyun tersenyum, dan otomatis hal itu membuat Kris bahagia mendengarnya.

Waktu terus berjalan. Ketiga manusia itupun asyik bercanda dan menceritakan sesuatu satu sama lain. Namun, pada akhirnya, Kris yang sangat antusias dari awal menunjukkan ketertarikannya dengan Baekhyun. Sedikit demi sedikit ia merayu gadis yang berambut panjang itu. Demikian dengan Luhan yang hanya menganggap hal itu sebagai bahan bercandaan.

Hal berbeda yang dirasakan oleh Baekhyun. Ia sedikit risih dengan obrolan yang Kris lontarkan. Baekhyun sebisa mungkin untuk menanggapi dengan ramah meski dengan anggukan kepala dan senyuman sederhana. Namun, semakin lama ia merasakan perasaannya sesak. Semakin Kris memberikan perhatian kecil kepada Baekhyun dan ia tak menyukai hal itu, semakin pula ia merasakan dadanya sakit. Sampai-sampai difikiran Baekhyun, Kris hanya bicara kesana kemari dan tak ia temukan titik intinya apa. Hingga akhirnya Baekhyun berniat memotong pembicaraan.

"Sorry, sepertinya aku perlu ke toilet dulu." Baekhyun memotong pembicaraan dan berlalu dengan cepat meninggalkan Luhan dan Kris berdua dengan wajah penasaran.

"Dia kenapa?" Tanya Kris penasaran kepada Luhan. Namun Luhan hanya menjawab dengan menaikkan bahunya cepat.

Di toilet yang sepi. Baekhyun menatap kearah kaca besar yang terpampang disana. Kaca itu memantulkan gambaran dirinya sekarang. Ia melihat kearah dirinya sendiri yang saat ini sedang bergetar. Ia berusaha untuk mengatur napasnya kembali. Perlahan demi perlahan ia kembali mengatur emosinya. Setelah dirasa sedikit tenang ia pun beranjak keluar dari toilet. Ia melangkahkan kakinya menuju tempat Luhan dan Kris berada. Sesampainya di tempat ia tak menemukan Luhan. Hanya ada Kris disana yang sedari tadi menatapnya dengan sinis.

"Luhan pulang. Dia buru-buru tadi." Jelas Kris tiba-tiba. Namun, semakin membuat Baekhyun menjadi bingung.

"Kenapa lama sekali? Apa yang kau lakukan di toilet?" Kris melanjutkan namun saat ini sedikit mengubah nada bicaranya. Kris yang sedari tadi ramah bahkan terkesan sangat baik terhadap Baekhyun kini berubah. Baekhyun melihat seolah-olah hanya ada Kris dan dirinya kini di café tersebut.

Baekhyun hanya terdiam. Sementara Kris terus melontarkan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan Baekhyun. Kris berteriak tak menentu dan membentak Baekhyun. Gadis itu hanya terpaku terdiam. Perasaannya kembali tak tenang. Ia berusaha untuk berlari menjauh namun tak bisa. Dia hanya mendengar ocehan-ocehan dari Kris yang semakin tak jelas baginya. Fikirannya penuh dengan ketidakpastian, kenapa alasan Kris bisa bersikap seperti ini.

Hingga akhirnya, Baekhyun dengan sengaja menjatuhkan secangkir latte yang diminumnya tadi ke lantai, pryaaaaang..

Dan ternyata........

"Baek! Baekhyuun-ah!" sahut Luhan memeluk Baekhyun yang histeris tak karuan. Ia bingung dengan sikap Baekhyun tiba-tiba menjatuhkan cangkirnya dan lalu menangis. Seketika itu, suasana café langsung ramai. Beberapa orang mengerubungi pusat kejadian yaitu Baekhyun.

Kris pun tak mengerti, kenapa sikap gadis yang membuatnya kini terpesona merubah sikapnya jadi seperti ini. Ia berusaha untuk mendekati Baekhyun dan menggendong Baekhyun, dengan cepat Baekhyun menampik tangan Kris yang berusaha menolongnya. Sedikit demi sedikit dengan pelukan Luhan ia akhirnya sedikit sadar. Suasananya kini berubah. Ada Luhan disana dan wajah khawatir Kris.

Baekhyun tak menyadari kondisinya akan seperti ini. Sebisa mungkin ia mengatur napasnya. Ia hanya mengira bahwa kelelahan dan efek akibat sakit berkepanjangan pada saat di Sydney menyebabkan reaksi ini semua. Lagi-lagi ia hanya nampak seperti wanita cantik yang tak berdaya dan butuh pertolongan. Namun, Ia kembali berusaha untuk meminta maaf kepada orang-orang sekitar termasuk Luhan dan Kris yang kemudian pergi berlalu.

"Sebaiknya aku harus pulang." Sahut Baekhyun berusaha melepas genggaman tangan Luhan sebelum pergi. Kini ia benar-benar sadar, bahwa pulang ke Indonesia adalah saat yang tepat untuk bisa pulih kembali. Bagi Baekhyun saat ini, bagaimana ia bisa mengontrol dirinya sendiri.

Ada rasa khawatir dalam benak Luhan saat ini. Raut wajah khawatir sebeluum bertemu dengan Baekhyun mengalahkan rasa khawatirnya saat ini. Mungkin besok ia akan mampir kerumah Baekhyun dan menanyakan kondisinya.

Kau kenapa Baekhyun-ah?

-----------------------My (Other) Soul--------------------

Di taxi menuju perjalanan pulang, Baekhyun berusaha mengatur napasnya perlahan. Rambut yang ia tata dengan sedikit hiasan manis sedari tadi ia lepas secara paksa. Tubuhnya masih gemetar. Sejenak memijat pelipisnya yang dirasa berkedut. Baekhyun bingung apa yang sudah terjadi pada dirinya.

Kembali ia mengingat beberapa kejadian yang sempat dialami selama di Sydney akhir-akhir ini. Hingga akhirnya berpengaruh terhadap kesehatannya dan membuat dirinya mau tidak mau harus kembali ke Korea.

Kepalanya masih terasa sangat pusing. Namun perasaannya yang juga ikut sesak.

Oh Ya Tuhan, apa yang sudah terjadi padaku? Batin Baekhyun sembari menatap keluar dari jendela taxi yang ia naiki.

[TBC]

-----------------------My (Other) Soul--------------------

Yak seperti ini lah isinya chapter pertamaa....

Mungkin untuk chapter berikutnya, masih menceritakan tentang baekkii dengan segala kemisteriusannya yak !! hmmm, bocoran aja untuk chapter berikutnya sedikit menceritakan KrisBaek (Oh!)

Anggep aja, bang Chanyeol masih asyik jalan-jalan di Sydney wkwkwk...

Oke sekian duluuu,, author mohon dengan sangat untuk repieww ya cingudeul demi kebaikan author jugaa wkwkwkwk. Gomawo !!!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet