My Hilarious Family 2

Sinrin Oneshoot Collections

My Hillarious familiy 2

Rinbi POV Malam ini aku dan mami ku sedang duduk di ruang tamu untuk menunggu seseorang. Siapa lagi kalo bukan papi ku si pembuat onar? Sekarang sudah hampir jam 12 malam dan papi masih belum juga pulang. Dasar papi, sudah tua bukannya bertaubat tapi malah tetap saja kelayapan sampai malam. Lihatlah raut wajah mami yang menyeramkan itu. Hii seumur-umur aku jadi anak papi dan mami, baru kali ini aku tahu kalau wajah menggemaskan mami bisa berubah menjadi wajah mak lampir. Jinjja aku benar-benar merinding sekarang. Pasti nanti akan ada baku hantam antara papi dan mami. Hii oh Tuhan tolong selamatkan aku dari world war yang akan coming soon ini. Bahkan sekarang aku sudah bisa merasakan hawa dingin disekitarku, dan aku tahu pasti hawa menakutkan ini sumbernya dari mami. Padahal kalo kuhitung-hitung jarak antara aku dan mami berkisar 7meter. Yah tahu sendirilah mami sedang bad mood, jadi alangkah lebih baik kalo aku sedikit menjauh darinya, salah sedikit saja aku bisa kena semprot nanti. Astagaaa aku benar-benar ketakutan sekarang, papiii cepatlah pulang..............biar kuhajar kau nanti.

Eh tapi aneh juga ya. Baru kali ini papi belum pulang sampai larut malam begini setelah dia mengajukan pensiun. Dan anehnya lagi tadi siang juga papi tidak melanggar lalu lintas seperti biasanya. Jadi otomatis siang tadi tidak ada papi di kantor polisi. Hmm aku curiga jangan-jangan alasan utama mami sekarang jadi bad mood adalah karena papi tidak menjenguknya dikantor polisi? Jangan-jangan mami cuma kangen? Tapi kurasa itu juga tidak mungkin, kalau kangen masa mukanya jadi seperti mak lampir? Hiiii....

*Ciiiiiittttt* *BRAAKKKKK*

Anjirrrr.....!!! aku kaget, suara apa itu? Suaranya seperti mobil yang sedang ngerem mendadak terus nabrak pagar. Aigoo jangan-jangan itu papi? Jauh lebih baik kalau itu perampok, jangan sampai papi. Mau jadi apa kau Hwang Sinb, malam-malam begini baru pulang?

“rinbi-ah, coba kita cek keluar suara apa itu.” Kata mami sambil menatapku dengan wajah garangnya. Dan aku hanya bisa menganggukkan kepalaku saja. Setelah aku dan mami keluar rumah, dan benar saja sodara-sodara, ternyata memang ada mobil yang menabrak pagar rumah kami. Dan sayangnya pelaku penabrakan tersebut adalah papiku sendiri. Benar-benar cari mampus kau Hwang Sinb.

Selanjutnya aku dan mami langsung berlari menuju mobil papi yang masih di tkp. Setelah sampai, ternyata kaca mobilnya tidak ditutup dan.....

“CARI MATI KAU SINBABO....! BISA-BISANYA KAU MENYETIR DALAM KONDISI MABUK BEGINI HAH....!” anjiirr aku benar-benar takut sekarang. Astaga papi sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Kulihat papi sudah hangover dan tercium bau alkohol yang sangat menyengat.

“sudahlah mi, setidaknya papi masih ingat jalan pulang dan masih selamat sampai rumah.”

“rinbi-ah cepat keluarkan papimu dari mobil..!” aku pun dengan segera melaksanakan perintah mami. Astaga bau alkohol ditubuh papi benar-benar kuat, ah aku tidak sukaaa....! Setelah papi berhasil aku keluarkan, mami segera mengambil alih tubuh papi. Terimakasih mih, kau telah menyelamatkanku dari bau biadab nan nista ini.

“rinbi-ah kau masukkan mobil papi, mami akan mengantarnya ke dalam kamar.”

“iya mi.” Buru-buru ku masukkan mobil aventador ini ke dalam garasi rumah. Setelah itu diam-diam aku mengikuti mami yang memapah tubuh papi ke dalam kamar. Aku penasaran apa yang akan dilakukan mami terhadap papi. Setelah sampai di depan kamar papi&mami ternyata pintunya ditutup. Kemudian kucoba untuk membukanya, ah ternyata tidak dikunci sodara-sodara. Selanjutnya aku mendengar dan menyaksikan segalanya. Astaga papi ternyata kau.....

*keesokan harinya*

Sinb POV

Aduhhh astaga kepalaku sakit sekali..... ah iya aku habis mabuk-mabukan kemarin malam. Eh tunggu dulu, buat apa aku mabuk-mabukan? Duh aku lupa. Semoga saja aku tidak melakukan sesuatu yang bodoh. Eitts tunggu dulu ini kamar siapa? Dan astaga siapa yang mengganti bajuku??? Oh Tuhan kumohon jangan sampai aku melakukan sesuatu yang fatal. Jangan sampai aku habis meniduri orang lain. Bisa-bisa aku dilempari granat oleh istriku...... eh oh iya kalau sampai yerin tahu aku mabuk-mabukan pasti aku akan di.....di.....di...... aarghhhh aku sampai tidak tega membayangkan kemarahannya. Dasar bodoh kau Sinb.

“Yah papi...!”

“Eh lho riinbi?”

“memangnya siapa lagi?”

“ee rinbi-ah sekarang papi ada dimana?”

“astaga kau benar-benar mabuk berat pih, ini kan kamarmu sendiri pih!”

“hah benarkah?” kemudian aku melihat sekelilingku. Eh iya benar, ini adalah kamarku sendiri. Tunggu dulu, kalau ini kamarku berarti ini juga kamarnya yerin?

“ee rinbi-ah kau tahu kalau papi kemarin habis mabuk?”

“pertanyaanmu tidak membutuhkan jawaban dariku.” Astaga anak kurang ajar. Benar-benar 100% genetik seorang Hwang.

“berarti mami juga tahu kalau papi habis mabuk?” kutanya dengan harap-harap cemas.

“memangnya papi pikir siapa yang menggantikan baju papi ha? Kalau aku sih jelas tidak mau, bau alkohol di tubuh papi sangat menyengat tadi malam.” Ah iya anakku ini sangat membenci alkohol. Oh tidak mati kau Hwang Sinb, istrimu sudah tahu kalau kau habis mabuk.

“sudahlah pi ayo cepat keluar dari kamar dan kita sarapan, sudah ditunggu sama mami tuh.”

“hah? ii-i-iya rinbi-ah....” Rinbi meninggalkanku duluan menuju meja makan. Setelah itu kukumpulkan tenagaku untuk bangkit dari kasurku. Hah sebenarnya kepalaku masih agak pusing sih. Ah masa bodoh, kata rinbi, yerin sudah menungguku untuk sarapan. Lebih baik aku berdoa semoga tidak ada peristiwa baku hantam dan panci terbang saat sarapan nanti.

Setelah aku sampai di meja makan, aku langsung menempatkan diriku duduk bersebrangan dengan rinbi. Kusadari yerin masih sibuk di dapur. Sekarang kumaksimalkan waktu yang tersisa ini untuk berdoa se khusyu’ mungkin. Saat sedang komat-kamit membaca mantra kurasakan ada langkah seseorang yang datang dari arah belakangku. Sial sekarang jantungku berpacu dengan cepat, bahkan ini jauh lebih menegangkan daripada kebut-kebutan dijalan. Langkah kaki itu semakin mendekat dan dari wanginya pun aku sudah hapal siapa pemilik langkah kaki ini. Cepat-cepat aku memejamkan mataku bersiap untuk menerima amukan istri tercintaku itu.

Namun tak lama kemudian kurasakan ada pelukan di leherku dan sebuah kecupan di pipiku. “kau sudah bangun yeobo?” Hah?apa?aku tidak salah dengar? Dengan perlahan kubuka kedua bola mataku. Pemandangan pertama yang kulihat adalah wajah rinbi yang menahan tawanya. Duh pasti sekarang wajahku terlihat begitu bodoh. Kemudian aku menoleh kebelakang untuk melihat istriku. Dan anehnya dia malah memasang senyumnya untukku.

“errr chagiya?”

Setelah itu yerin melepaskan pelukannya dari leherku dan beralih duduk dipangkuanku. Selanjutnya yang terjadi adalah dia mencium bibirku dengan lembut. Wait sebenarnya apa yang terjadi? Kulihat rinbi sudah menutupi kedua matanya dengan tangannya. “hmm?” kata yerin disela-sela ciuman kami. Aku sendiri sudah tidak tahan lagi. Langsung saja kudekap tubuhnya yang ada dipangkuanku dan kubalas ciumannya dengan penuh nafsu. Pasti efek alkohol kemarin malam masih bersisa, tubuhku rasanya panas semua. Ingin sekali kulanjutkan kegiatan ini ke ranjang peraduan. Saat akan kuangkat tubuhnya menuju kamar, yerin malah menghentikanku dan melepas ciuman kami.

“eiittss cukup sampai disini saja nyonya Hwang, aku harus berangkat sekarang.” Kemudian yerin turun dari pangkuanku dan berjalan menuju rinbi. Ah dia dan rinbi memang sudah rapi dengan seragam dinas mereka.

“mami berangkat duluan ya nak.” Kata yerin sambil mengecup kening rinbi.

“oke mi, nanti kususul aku sarapan dulu dengan papi.” Kemudian aku dan rinbi hanya memandang punggung yerin yang menghilang dibalik pintu keluar rumah kami. Setelah yerin sudah tak terlihat, akupun menatap rinbi dengan pandangan mengintrogasi. Dia pasti sudah tahu maksudku.

“semalam mami marah besar, aura dingin ada dimana-mana dan wajahnya sudah menyerupai mak lampir saat papi belum pulang.” Tuh kan aku bilang juga apa, ikatan batin antara aku dan rinbi sudah sangat kuat sodara-sodara.

“Hmm lanjutkan.”

“dan kemarahan itu meledak saat tahu kau pulang ke rumah dalam kodisi hangover. Belum lagi kau juga menabrak pagar rumah pi.”

“hah aku menabrak pagar rumah?” gila semoga saja hanya pagar yang aku tabrak, bukan mahluk bernyawa yang kutabrak.

“iya, dan beruntunglah sampai saat ini aku dan mami belum menerima laporan tentang seorang pengendara aventador yang mabuk-mabukan dijalan.” Akupun hanya bisa menelan ludahku setelah mendengar penjelasan dari anak semata wayangku ini.

“la...la-lalu kenapa mami mu tadi tidak menghajar papi? Padahal tadi papi sudah ketakutan setengah mati.”

“ppfffttttt hahaha iyaa wajah papi tadi lucu sekali ya ampuuun...”

“YAH” dasar anak kurang ajar.

“haah untung saja semalam aku ngintip mami di kamar kalian, jadi sekarang aku bisa menjelaskan segalanya ke papi.”

“apa?kau ngintip?dasar anak jahanam...!”

“heiizz papi mau kuberitahu tidak?”

“eh iya iya nak, sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi?”

.

.

.

*flashback

Rinbi POV

Setelah aku berhasil sedikit membuka pintu kamar ini. Kulihat papi yang terbaring di kasur dengan tangannya yang terlentang dan ada mami yang berdiri didepan tubuh papi. Sambil memandangi wajah papi yang tak sadarkan diri mami berkata...

“inilah kenapa aku tidak suka menceritakan kejadian kemarin sore padamu.” Apa?memangnya kenapa dengan kemarin sore? Bukankah kemarin mami bertemu dengan ...... oh sepertinya aku tahu ini akan mengarah kemana.

“sudah kukatakan berulang kali aku bertemu dengan sowon hanya untuk urusan pekerjaan tidak kurang dan tidak lebih.” Tuh kan benar, kemarin memang mami bertemu dengan Letnan Kim. Tapi disana juga ada aku dan Jendral Park. Kami memang sedang membahas tentang bagaimana perkembangan keamanan dikota Seoul.

“kau ini kalau sudah cemburu buta pasti jadi begini. Aku ini khawatir padamu sinbabo...! kau sadar atau tidak sih kalau kau sudah berumur 48 tahun ha? Kelakuanmu masih seperti abg saja....!” aigoo papi ternyata kau memang benar cemburu. Memang sih Letnan Kim dulunya adalah mantan kekasih mami, tapi kan itu sudah duluuuu sekali. Bahkan sekarang Letnan Kim sudah punya cucu jadi mana mungkin dia akan merebut mami darimu pih? Setelah selesai mengeluarkan unek-uneknya, kulihat mami mulai mencopoti sepatu yang dikenakan papi. Mami ku ini memang istri yang telaten. Setelah itu kulihat mami mulai melepaskan baju papi, tapi belum selesai melepas bajunya papi, tiba-tiba saja tangan papi menepis tangan mami.

“Yah jangan sentuh aku...!!!” kata papi masih sambil memejamkan matanya. Dia pasti mengigau. Mami pun mengabaikannya dan kembali mencoba untuk melepaskan bajunya papi. Tapi tangan papi kembali menepis tangannya mami lagi.

“Yah Eunha-ya sudah kukatakan jangan sentuh aku.....!!!” what??Eunha?? sek-sek tunggu dulu eum eunha......eunha.......eunha.........eh astaga bukankah itu istrinya Letnan Kim?

“Yah Sinbabo bisa-bisanya kau memimpikan mantan kekasihmu hah??!!” DYARRR drama macam apa ini? Letnan Kim adalah mantannya mami dan Eunha adalah mantannya papi? Mampus kau pap...

“Yah pergi sana kau dengan sowon...!!! aku sudah tidak ada rasa denganmu lagi! Aku sudah punya istri .....!!! Jauhkan tanganmu dariku nyonya Kim....!” setelah meneriakkan itu semua kulihat papi benar-benar tak sadarkan diri. Dan kulihat mami yang tersenyum kearah papi. Beruntung kau pih, bahkan di dalam mimpi kau masih ingat dengan istrimu.

.

.

*flashback end

“yah jadi seperti itulah kronologisnya”

“haaah syukurlah......”

“makanya pih, kau ini jangan cemburu buta lagi beruntung kau menyebutkan mami didalam mimpimu, coba kalau tidak? Mau jadi apa kau sekarang?”

“yah....! itu semua karena papi mu ini sudah cinta mati sama mamimu...!”

“oh iya tadi mami berpesan kepadaku bahwa hari ini kau harus memperbaiki pagar yang rusak.”

“APA?”

“dan cat ulang semua pagar dengan warna pink.”

“HAH?!!!”

“dan juga selama 2minggu kedepan kau tidak akan mendapat jatah dari mami karena telah berani memimpikan mantan kekasihmu. Jadi anggap saja ciuman yang tadi adalah bekalmu untuk 2minggu kedepan.”

“TIDAAAAKKK.....!”

.

.

.

.

fin

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Miragfriend #1
Chapter 6: Momo
Ahjussejeong
#2
Someone tell me to calm my down. SINRIN RENDERED ME OBLIVIOUS OF MY SURROUNDINGS. I JUST WANNA READ.
irongirls #3
Chapter 1: Bibi Jumilah wkwkwk
Jarang2 nih ff sinrin yg indo, terbaik bosque!!!! XD
Jun_2388 #4
Chapter 7: Njir... Pertanyaan macam apa itu??? Kopak bener sinb... :v
Jjangiya
#5
Thor nim lanjut donggg:((
Mysn123 #6
Chapter 9: My hilarious family is da bes :v
YerinSinb1903
#7
Chapter 9: Tututututu, yang sabar yah diriku, jangan nangis ini cuman ff kok. Yang sabar yah *mukpukin diri sendiri.
Keren thor, bikin laper. Ditunggu karya selanjutnya yashhh.
YerinSinb1903
#8
Chapter 8: ㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎ keluarga macam apa ini ㅎㅎㅎㅎㅎㅎ
YerinSinb1903
#9
Chapter 7: Jayyy pagi pagi baca beginian, tak bisa ku berkata
YerinSinb1903
#10
Chapter 6: Yampun, dikasih yang beginian aja senengnyaaaaa. Thanks author, luv huh kkk