Till the End

Sinrin Oneshoot Collections

*warning : genderbender*

 

Yerin mematung ditempatnya. Badannya terasa lumpuh ketika pandangannya bertemu dengan sepasang mata tajam itu. Nafasnya tercekat tubuhnya bergetar hebat. Kini pandangannya beralih pada pria yang ada di depannya. Pria tersebut juga mengikuti arah pandang yerin sebelumnya. Tidak, tidak, kenapa harus sekarang? Pikir yerin. Tanpa pikir panjang lagi, yerin langsung berlari meninggalkan pria itu. Yerin berlari menuju pria lain si pemilik mata tajam itu. Jantungnya berdebar tak karuan, matanya sudah mulai membendung kristal-kristal bening yang ingin keluar. Saat telah tiba di depannya, yerin mencoba memanggil namanya sambil menatap mata tajamnya.

“Sinb...” ucapnya dengan lirih. Namun sayang, orang yang dipanggil hanya mengacuhkannya dan justru pandangan orang yang dipanggil sinb tersebut terfokus pada pria disebrang jalan yang baru saja ditinggal oleh yerin. Sinb menatapnya tajam. Sinb sedikit menyadari bahwa pria itu memiliki kontur wajah yang dingin sama sepertinya. Sadar oleh tatapan mematikan milik sinb, pria itu memberikan senyum pahitnya pada sinb. Sedikit membungkuk kearah sinb sebelum akhirnya pria itu pergi meninggalkan tempatnya. Dan akhirnya pandangan sinb beralih pada wanita cantik dihadapannya.

“nuna.” Panggilan sinb untuk yerin. Sinb sakit sekali melihat adegan yang baru saja ia saksikan tadi. Dan sekarang sinb semakin sakit melihat yerin yang sudah meneteskan air matanya. Bukankah seharusnya aku yang menangis nuna? Pikir sinb.

“sinb aku bisa jelaskan.” Ucap yerin sambil tangannya meraih ujung kemeja sinb. Namun naas sinb malah menghempaskan tangan tersebut.

“nuna apa aku sudah tidak pantas untukmu?” terdengar jelas kesakitan disetiap kata yang diucapkan sinb untuknya.

“sinb aku- “

“apa aku telah melakukan kesalahan besar padamu?”

“apa sekarang kau sudah bosan denganku?”

“sesulit itukah menjaga hatimu hanya untukku nuna?”

Sinb benar-benar marah, muak, dan kecewa dengan wanita dihadapannya ini. Sinb ingin sekali membentak dan menampar wajahnya. Namun sinb tidak bisa. Sinb terlalu mencintai yerin. Segala rasa kecewanya sudah dikalahkan dengan besarnya cinta sinb untuk yerin. Pada akhirnya sinb hanya menghujani yerin dengan pertanyaan.

“tidak sinb....tidak....kau tidak pernah salah, aku yang-“

“kau sudah tidak mencintaiku lagi nuna?” lagi-lagi sinb menyela yerin. Sebenarnya dia sendiri takut akan jawaban dari pertanyaannya sendiri.

“TIDAK...! Aku masih sangat mencintaimu sinb-ah....” air mata yerin turun semakin deras. Pandangannya sudah buram tertutupi oleh air matanya sendiri. Sudah sulit bagi yerin untuk berbicara.

“lalu kenapa nuna?!! Kenapa kau tega melakukannya?! Sebutkan letak kesalahanku hingga kau berani berbuat seperti itu...?!?!!” sinb benar-benar kalut sekarang. Bukan jawaban itu yang sinb harapkan. Setidaknya berikan sinb alasan yang kuat atas tindakan yerin barusan. Jika yerin bilang bahwa ia masih mencintainya lalu kenapa yerin sanggup berciuman dengan pria lain di depan matanya? Kenapa? Sinb tidak habis pikir. Jika sinb melakukan kesalahan padanya harusnya yerin bilang, supaya sinb bisa memperbaiki kesalahannya. Jika sinb memiliki kekurangan harusnya yerin bilang, supaya sinb bisa berusaha untuk lebih sempurna lagi bagi yerin. Dan jika yerin sudah bosan dengannya harusnya yerin bilang, supaya sinb bisa merelakan yerin untuk orang lain.

Bukan kejadian seperti ini yang sinb inginkan. Jika yerin ingin berpisah darinya, seharusnya yerin tidak perlu menyiksa batinnya hingga seperti ini. Sinb benar-benar hancur sekarang. Hanya melihat yerin berciuman dengan pria lain saja bisa membuatnya sehancur ini, lalu bagaimana jika ia melihat yerin menjadi milik orang lain? Bisa jadi apa sinb? Atau jangan-jangan memang yerin sudah menjadi milik orang lain?

“ini tidak seperti apa yang kau lihat sinb-ah...”

“lalu apa yang kulihat tadi nuna...?! pria itu menciummu dan bahkan kau juga membalas ciumannya....! aku melihat semua itu..!”

“kau salah paham sinb-ah, aku bisa jelaskan..”

“tidak nuna, aku tidak ingin mendengar apapun yang keluar dari bibirmu itu. Sudah satu tahun kita tidak bertemu. Satu tahun pula aku menjaga hati ini hanya untukmu nuna. Dan apa yang kau lakukan tadi? Kau ingin memberiku kejutan atas kedatanganku ini? Selamat, aku benar-benar terkejut.”

Selesai mengatakan itu semua, sinb kemudian pergi berlari meninggalkan yerin. Sinb muak melihat wajah yerin. Dan sinb lebih muak pada dirinya sendiri karena otaknya tidak bisa berhenti membayangkan adegan yang baru saja yerin lakukan. Yerin pun tidak tinggal diam. Yerin berlari berusaha untuk mengejar sinb. Sekuat tenaga dia terus melajukan kedua kakinya. Namun tetap saja, sinb terlalu cepat untuknya. Bayangan sinb sudah hilang dibalik kerumunan orang-orang yang berlalu lalang. Dan yerin menyerah. Yerin berhenti dari kegiatan berlarinya. Kemudian yerin berjongkok dan menangis sejadi-jadinya. Tidak peduli dengan pandangan aneh yang diberikan orang-orang untuknya, yerin tetap menangis. Yerin mengutuk dirinya sendiri. Bodoh sekali kau Jung Yerin. Anak itu sungguh cinta mati padamu, dan kau tega menyakiti hatinya? Benar-benar kejam kau Jung Yerin. Walaupun wajahnya dingin seperti pembunuh bayaran, tapi yerin tahu bahwa sinb memiliki hati Hello Kitty.

.

.

.

Kini sudah beberapa hari setelah pertengkaran antara yerin dan sinb terjadi. Dan selama beberapa hari itu pula yerin tidak henti-hentinya mencoba menghubungi sinb. Yerin berusaha menelpon sinb, tapi tidak ada sahutan. Yerin mencari sinb dirumahnya tapi ibunya bilang sinb tidak pulang. Kemudian yerin mencari sinb di apartement sahabatnya, Eunseo. Tapi tetap saja, eunseo bilang sinb tidak ada di apartementnya. Namun yerin melihat kejanggalan dinada bicara eunseo. Bahkan yerin bisa melihat jelas kebohongan yang terpancar dimata eunseo. Yerin benar-benar yakin sinb berada disekitar eunseo. Setiap hari yerin mengunjungi kediaman eunseo tanpa lelah hanya untuk menanyakan sinb. Dan setiap hari pula eunseo memberikan jawaban yang sama untuk yerin.

“eunseo-ya jika kau tidak mau memberitahuku tentang keberadaan sinb, setidaknya beritahu aku bagaimana keadaannya.”

“ dia baik-baik saja.”

Terdengar keraguan dinada bicara eunseo. Dan matanya pun melihat kearah lain ketika berbicara dengan yerin. Yerin tahu semua gelagat mencurigakan eunseo. Yerin tahu ada yang disembunyikan eunseo. Yerin bisa merasakannya dengan jelas. Yerin tidak akan menyerah demi sinb.

Hingga pada suatu hari eunseo sendiri yang mendatangi kediaman yerin. Eunseo membunyikan bel pintu rumah yerin, lalu menunggu yerin membukakan pintu untuknya. Tak lama kemudian yerin datang. Saat pintu terbuka, yerin terkejut mendapati eunseo yang ada di depan pintu rumahnya.

“eunseo? Ada apa?”

“aku ingin memastikan”

“memastikan apa?”

“memastikan apakah nuna masih pantas untuk sinb.”

Detik itu juga jantung yerin berdebar tak karuan saat mendengar nama sinb disebutkan. Sudah yerin duga pasti eunseo tahu sesuatu tentang sinb. Yerin tetap diam, mempersilahkan eunseo untuk memulai pembicaraan.

“nuna kau tahu kan kalau sinb harus belajar di London selama satu tahun? Kau tahu kan sinb melakukan itu untuk masa depannya dan juga dirimu? Dan kau tahu juga kan bahwa hanya kau satu-satunya wanita yang sinb cintai?”

“aku sangat tahu eunseo-ya.”

“lalu kenapa kau tega berselingkuh darinya nuna? Kau harus tahu malam itu sinb datang ke apartementku dengan kondisinya yang sangat kacau. Dan sekarang kondisinya jadi lebih mengenaskan dari sebelumnya.”

“ada apa dengannya eunseo-ya?” firasat yerin mulai tidak enak. Eunseo bilang sinb sekarang jadi mengenaskan. Apa maksudnya? Kalau sampai terjadi sesuatu terhadap sinb karena dirinya, yerin benar-benar tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

“jawab pertanyaanku dulu nuna.”

Lalu yerin menceritakan segalanya. Yerin menceritakan semuanya pada eunseo dari awal sampai akhir. Pria itu bernama Taehyung. Yerin tidak sengaja bertemu dengan taehyung di stasiun saat akan pulang ke Busan. Itu sudah bulan ketiga saat Sinb berada di London ketika pertemuan mereka berdua terjadi. Mereka saling berkenalan dan mereka menemukan kecocokan satu sama lain. Hingga pada suatu hari taehyung mengaku bahwa dia mencintai yerin. Tapi yerin dengan tegas menolaknya, yerin sudah pernah bilang bahwa dia sudah menjadi milik orang lain. Dan dia tidak mungkin akan menghianati cintanya sendiri. Mengetahui cintanya ditolak, akhirnya taehyung menawarkan sebuah ikatan persahabatan dengan yerin. Yerin tidak menolak, toh yerin tahu bahwa taehyung adalah pria yang baik. Yerin juga merasa nyaman dengan taehyung.

Seiring berjalannya waktu yerin mulai menyadari bahwa taehyung memiliki banyak kemiripan dengan sinb. Dari mulai mata tajamnya, wajah dinginnya, kebiasaanya yang memajukan bibirnya seperti bebek saat dia kesal, kebiasaannya yang menyelipkan sesuatu didepan celananya, hingga kesukaannya pada Harry Potter. Semua itu justru mengingatkan yerin pada sinb, hingga membuatnya semakin merindukan sinb. Terkadang yerin salah mengira kalau taehyung adalah sinb. Bahkan hangatnya pelukan taehyung terasa sama dengan hangatnya pelukan dari sinb. Namun perbedaan jelas yang ada diantara sinb dan taehyung adalah reaksi jantung yerin. Jantungnya akan berpacu dengan cepat jika dia bersama dengan sinb, bukan dengan taehyung.

Persahabatan antara yerin dan taehyung berjalan sampai 10 bulan lamanya. Sudah saatnya bagi sinb untuk pulang kembali ke Korea. Dan disaat itu juga, pada malam itu taehyung berpamitan pada yerin. Taehyung akan pergi ke Jepang karena pekerjaannya dan mungkin tidak akan kembali ke Korea. Yerin sedih mendengarnya, taehyung adalah sahabat yang baik baginya. Namun ternyata, sebelum taehyung pergi ia mengajukan satu permintaanya pada yerin. Taehyung ingin mencium yerin untuk yang terakhir kalinya. Yerin sempat shock mendengarnya. Yerin ragu apakah ia harus mengabulkan permintaan taehyung? Yerin tahu bahwa taehyung masih memendam cintanya untuk yerin. Yerin tahu bahwa taehyung selalu sakit saat mendengar yerin yang selalu menceritakan tentang sinb. Yerin tahu betul bagaimana perasaan taehyung, dan yerin sangat menghargai taehyung yang tidak pernah memaksakan perasaannya untuk menerima cinta taehyung. Akhirnya dengan berat hati yerin mengabulkan permintaan taehyung. Yerin mengabulkannya sebagai permintaan maaf yerin karena tidak bisa menerima cinta dari taehyung. Saat taehyung mulai menciumnya, saat itulah sinb datang menyaksikan segalanya.

“dan itu adalah ciuman kami yang pertama sekaligus yang terakhir kalinya eunseo, kumohon mengertilah.”

Kini yerin kembali berlinang air mata. Sakit sekali rasanya menceritakan itu semua kepada eunseo. Yerin sadar betapa bodohnya dia. Seharusnya yerin menolak permintaan taehyung, dan semua ini tidak akan pernah terjadi. Yerin sangat merindukan sinb, bahkan yerin belum sempat memeluk sinb saat mereka terakhir kali bertemu. Yerin sangat menyesal.

“baiklah nuna, aku mengerti. Aku kesini mengingkari janjiku terhadap sinb karena aku sudah tidak tega melihat kondisinya sekarang.”

“sebenarnya ada apa dengan sinb..?!!”

“selama ini memang sinb bersembunyi didalam apartementku dan sinb membuatku berjanji padanya bahwa aku tidak akan mengatakan apapun tentangnya kepadamu. Kemudian setelah 1 minggu tiba-tiba sinb terjatuh dan tak sadarkan diri di kamar mandi. Aku langsung melarikannya ke rumah sakit. Aku juga sudah memberitahu kedua orang tua sinb. Kemudian dokter bilang kepada ayah sinb bahwa sinb mengalami serangan jantung.”

“serangan jantung kau bilang...?!! bagaimana bisa kau merahasiakan ini dariku eunseo-ya..?!!!” yerin kalut. Yerin kecewa pada eunseo, tapi yerin teramat sangat kecewa pada dirinya sendiri. Yerin tahu pasti ini semua akibat ulah yerin. Yerin benar-benar ingin mati saat itu juga.

“maaf nuna, aku sudah terlanjur berjanji pada sinb. Tapi kian hari kondisinya semakin buruk. Jadi aku rasa akan lebih baik jika aku memberitahumu tentang sinb sekarang.”

“cepat antar aku ketempat sinb sekarang...!”

.

.

.

.

*rumah sakit*

Saat ini eunseo dan yerin sudah berada di depan kamar rawat sinb. Yerin mengintip keadaan sinb dari sebuah jendela yang ada di pintu kamar sinb. Kini yerin semakin dilanda rasa penyesalan. Sinb tergeletak lemas sambil memejamkan matanya dengan infus ditangannya dan juga masker oksigen yang ada di hidungnya.

“nuna, hari ini kedua orang tua sinb tidak bisa berkunjung. Aku beri kau kesempatan untuk bicara empat mata dengan sinb, sedangkan aku akan berjaga disini. Aku pastikan tidak akan ada yang mengganggu kalian berdua.”

“terimakasih eunseo.”

Tanpa membuang waktu lagi yerin membuka pintu kamar itu. Dengan perlahan ia masuk dan mendekat kearah ranjang sinb. Sampai disamping ranjang sinb, yerin kembali mengeluarkan air matanya. Mati matian ia menahan dirinya untuk tidak menangis dengan keras supaya tidak mengganggu tidur sinb. Lalu yerin mengambil sebuah kursi dan dia tempatkan kursi itu disamping ranjang sinb. Yerin duduk di kursi itu. Kedua tangannya mencoba untuk memegang tangan kiri sinb dengan perlahan. Dia bungkus jemari tangan sinb dengan kedua tangannya sambil menatap wajah sinb dengan mata sayunya.

“sinb-ah aku merindukanmu. Sangat merindukanmu....” ucapnya dengan sedikit terisak

“maafkan aku sinb-ah. Maafkan nuna mu ini. Maafkan nuna mu yang tidak tahu diri ini sinb-ah”

“kumohon bertahanlah...”

Yerin merundukkan kepalanya diatas kedua lengannya yang ujung tangannya masih membungkus tangan sinb. Dia menangis. Ingin sekali yerin menggantikan posisi sinb. Kenapa bukan yerin saja yang terkena serangan jantung? Kenapa harus sinb? Kenapa banyak sekali penderitaan yang dialami sinb? Yerin masih terus menangis dan menangis sambil hanyut didalam pikirannya sendiri. Entahlah air matanya tidak pernah habis.

Tak lama kemudian yerin merasakan adanya pergerakan di kedua tangannya. Pergerakan itu semakin jelas, yerin mendongakkan wajahnya dan melihat bahwa kini tangan sinb menggenggam tangan kiri yerin. Genggamannya sangat lemah. Pandangannya beralih pada sinb, sinb sudah membuka matanya sambil menatap yerin. Matanya berkaca-kaca, ia tersenyum dari balik masker oksigennya saat melihat yerin yang ada disampingnya.

“nuna...” sinb mencoba memanggil yerin dengan lemah. Pelan sekali suara yang dihasilkan oleh sinb. Dengan sigap yerin langsung bangun dari duduknya dan mendekatkan dirinya ke kepala sinb.

“sinb..” yerin berusaha menampilkan senyumnya untuk sinb. Tangan kananya ia gunakan untuk mengusap puncak kepala sinb dengan sayang. Betapa senangnya yerin melihat sinb membuka matanya.

“sinb-ah maafkan aku, maafkan aku, kumohon maafkan aku.....” ucap yerin sambil terisak-isak. Matanya sudah merah karena terlalu banyak menangis. Dengan masih menghiasi bibirnya dengan senyuman, sinb berusaha menggelengkan kepalanya dengan pelan. Kini matanya juga mulai mengeluarkan setetes kristal bening.

“kau sudah kumaafkan nuna....”

Yerin tercekat. Yerin terharu atas jawaban yang diberikan oleh sinb. Bagaimana bisa sinb segampang itu memaafkan dirinya?

“aku sudah tahu semua. Kemarin taehyung sendiri yang datang kesini. Maafkan aku yang tidak mau mendengarkan penjelasanmu nuna...”

Ganti yerin yang menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak, ini tidak benar, sinb tidak pantas meminta maaf darinya. Disini sinb lah yang paling menderita. Sinb tidak bersalah sedikitpun atas diriya.

“tidak sinb-ah..... aku yang salah, bukan kau. Jangan meminta maaf. Aku semakin sakit mendengarnya.”

Sedikit demi sedikit sinb mencoba meraih wajah yerin dengan tangannya yang di infus. Ia mengelus sayang pipi milik yerin. Oh Tuhan betapa sinb selalu mendambakan wajah ini.

“aku.....sangat merindukanmu. Terima kasih kau mau datang.”

“sudah seharusnya aku datang dasar bodoh...” tangan kiri yerin meraih tangan sinb yang ada di wajahnya. Ia genggam tangan itu dan ia kecup jemari tangan sinb. Sinb senang. Ia rindu segala bentuk kecupan yerin.

“nuna..... tetaplah disini. Temani aku sampai akhir hidupku.”

“apa yang kau katakan? Tentu saja aku akan terus berada disini sinb-ah. Kau pasti akan sembuh.”

“iya, sebentar lagi aku akan sembuh.”

Kini mereka berdua saling bercengkrama. Mereka berdua saling meluruskan kesalahpahaman yang terjadi. Mereka berdua saling melepas rindu satu sama lain. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk kembali seperti semula. Keduanya kini merasa bahagia. Tak terasa sudah 3 jam lamanya waktu yang mereka habiskan.

“nuna mendekatlah...”

Yerin menurut, ia dekatkan tubuhnya kearah wajah sinb.

“Aku mencintaimu nona Jung.”

Yerin tersenyum. Terdengar dengan jelas ketulusan disetiap katanya. Terdengar dengan jelas cinta yang meluap-luap disetiap ucapan sinb.

“Aku juga mencintaimu tuan Hwang.” Selesai mengucapkan itu, ia kecup mesra puncak kepala sinb. Yerin mengecupnya agak lama. Ia benar-benar merindukan kekasihnya yang 2 tahun lebih muda darinya ini. Selesai mengecupnya kini yerin kembali menatap sinb.

“Terima kasih nuna....” senyumnya tak pernah hilang dari wajahnya. Perlahan-lahan sinb mulai memejamkan kedua matanya. Ia menutup rapat kedua matanya. Saat itu juga yerin merasakan firasat buruk, sangat buruk. Kemudian muncul suara menakutkan dari layar monitor yang ada didekat ranjang sinb. Di layar itu terdapat garis lurus. Detik itu juga jantung yerin serasa ingin copot dari tempatnya. Ia meraih tangan sinb untuk mencari denyut nadinya, namun nihil. Dengan panik ia menekan tombol warna merah di dinding dekat ranjang sinb. Yerin benar-benar panik.

“s-sinb.....! bangun sinb-ah.....!”

“sinb......! bangun.....! jangan bercanda...! ini tidak lucu....!!!”

“EUNSEO-YAAA......!!!”

.

.

.

*pemakaman*

Yerin kembali menangis. Air matanya tidak akan pernah habis untuk sinb. Sinb yang sekarang berada dibawah tumpukan tanah pemakaman ini. Ia hanya seorang diri disini. Semua orang sudah membujuknya untuk pulang, namun ia keras kepala dan bersikeras untuk tetap menemani sinb disini. Ia ingin terus menemani sinb walaupun sekarang mereka berada di lapisan tanah yang berbeda. Yerin terus menangis dan menangis. Yerin tidak pernah beranjak pergi dari tempatnya. Hal itu terus ia lakukan sampai 3 hari lamanya. Dan pada hari ketiga itu yerin meneteskan air mata terakhirnya sekaligus menghembuskan nafas terakhirnya. Yerin meninggalkan dunia ini dengan tubuhnya yang berada tepat diatas kuburan milik sinb.  

.

.

.

*fin

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Miragfriend #1
Chapter 6: Momo
Ahjussejeong
#2
Someone tell me to calm my down. SINRIN RENDERED ME OBLIVIOUS OF MY SURROUNDINGS. I JUST WANNA READ.
irongirls #3
Chapter 1: Bibi Jumilah wkwkwk
Jarang2 nih ff sinrin yg indo, terbaik bosque!!!! XD
Jun_2388 #4
Chapter 7: Njir... Pertanyaan macam apa itu??? Kopak bener sinb... :v
Jjangiya
#5
Thor nim lanjut donggg:((
Mysn123 #6
Chapter 9: My hilarious family is da bes :v
YerinSinb1903
#7
Chapter 9: Tututututu, yang sabar yah diriku, jangan nangis ini cuman ff kok. Yang sabar yah *mukpukin diri sendiri.
Keren thor, bikin laper. Ditunggu karya selanjutnya yashhh.
YerinSinb1903
#8
Chapter 8: ㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎ keluarga macam apa ini ㅎㅎㅎㅎㅎㅎ
YerinSinb1903
#9
Chapter 7: Jayyy pagi pagi baca beginian, tak bisa ku berkata
YerinSinb1903
#10
Chapter 6: Yampun, dikasih yang beginian aja senengnyaaaaa. Thanks author, luv huh kkk