Thanks Unnie

Sinrin Oneshoot Collections

Thanks Unnie

 

“Yah sinb-ah cepat letakkan baju kotormu ditempat cucian”

“tidak mau....!”

“cepat lakukan sinb-ah...!”

“sudah kubilang aku tidak mau......!!!”

“LAKUKAN SEKARANG JUGA HWANG, AKU SUDAH CAPEK”

“TIDAK AKAN....!”

*BLAM*

Terdengar suara keras dari pintu yang ditutup sinb dengan kasarnya. Sinb baru saja pergi keluar dari dorm mereka dengan suasana hati yang buruk, dan meninggalkan yerin dengan amarah yang masih meluap-luap. Member lain yang ada disekitar yerin hanya bisa diam menunggu apa yang akan yerin lakukan selanjutnya. Bahkan sowon pun hanya bisa diam karena yerin memang benar-benar kelelahan sekarang. Karena semua orang juga tahu bahwa yerin lah yang bertanggung jawab untuk mencuci pakaiannya dan para membernya, dan itu adalah yang paling melelahkan. Dan sowon berjanji akan mencekik leher sinb setelah ia pulang nanti.

“umji-ya.”

“i-iya unnie?”

“tolong letakkan pakaian kotor sinb di tempat yang sudah aku siapkan, maaf merepotkanmu umji-ya.”

“tidak apa-apa unnie, aku sama sekali tidak kerepotan kok.”

“yasudah aku ke kamar mandi dulu.”

*BLAM*

Kemudian yerin pergi dan menutup pintu kamar mandi tidak kalah kerasnya dibanding sinb. Tak lama kemudian terdengar suara kran air yang dinyalakan dari dalam kamar mandi. Dan member yang lainnya pun sudah hapal dengan apa yang sedang terjadi di kamar mandi.

Yuju : “dia menangis”

Eunha : “kita semua sudah tahu”

Sowon : “sebenarnya sinb tadi kenapa sih? Haaah bikin pusing saja, umji-ya tolong ingatkan aku untuk membunuhnya saat ia pulang nanti.”

Umji : “jangan bunuh sinb, unnie. Lebih baik kau patahkan saja lehernya itu sudah cukup.”

Eunha : “umji benar, kau patahkan saja leher sinb dan aku akan mematahkan hidungnya.”

Yuju : “Yess kita akan melakukan pembunuhan berencana untuk sinb....!”

.

.

.

.

Sudah 3 hari semenjak perseteruan antara yerin dan sinb terjadi. Dan sudah 3 hari pula yerin mengabaikan bahkan menjauhi kehadiran sinb. Sepertinya yerin sudah terlanjur sakit hati karena sikap sinb beberapa hari yang lalu. Bukannya sinb tidak sadar, justru sinb teramat sangat sadar bahwa unnie favoritnya sedang marah besar terhadapnya. Tentu saja sinb merasa bersalah dan merutuki tindakannya kemarin. Seandainya saja sinb tidak cepat tersulut emosi kemarin, pasti semua ini tidak akan terjadi. Sebenarnya sinb sama sekali tidak bermaksud untuk membentak yerin. Tidak pernah terlintas di benaknya dia akan membentak unnie kesayangannya itu. Sinb benar-benar menyesal sekarang. Sinb tidak tahan jika terus terusan diabaikan oleh yerin. Sudah berulang kali sinb mencoba untuk berinteraksi dengan yerin, namun hasilnya mengecewakan. Yerin tidak akan menganggapnya ada bahkan menatapnya saja yerin tidak pernah.

Hari ini suasana dorm cukup sepi. Sowon dan yuju sedang kuliah di kampus yang sama, eunha ada latihan dengan member Sunny Girls, sedangkan umji tadi pamit untuk mencari buku di Gramedia. Dan sekarang hanya tinggal sinb dan yerin yang masih berada di dorm. Saat ini yerin sedang sibuk mencuci piring kotor di dapur. Sedangkan sinb sibuk mengintip kegiatan yang dilakukan yerin. Menyadari bahwa ini adalah kesempatan yang bagus, akhirnya sinb mencoba untuk mendekati yerin dari belakang. Sinb berjalan perlahan menuju dapur dengan perasaan was-was. Semakin dekat dan semakin dekat akhirnya sinb berhasil menempatkan dirinya tepat dibelakang tubuh yerin yang sedang mencuci piring. Tanpa pikir panjang lagi sinb langsung menyelipkan kedua tangannya pada perut yerin sambil menenggelamkan kepalanya di tengkuk milik yerin. Ah sinb sangat merindukan hal ini. Sinb sangat merindukan skinship dengan member tertua kedua di dorm ini.

Di sisi lain, yerin sudah tau siapa yang sedang memeluknya sekarang. Tanpa menolehpun yerin sudah hapal dengan pemilik aroma tubuh ini. Aroma yang sebenarnya juga yerin rindukan. Tapi yerin masih saja bersikap acuh tak acuh pada sinb. Yerin masih melanjutkan pekerjaannya mencuci piring tanpa menghiraukan pelukan dari sinb.

“unnie...”

“apa kau mengenalku?”

“Jung yerin...”

“ternyata kau masih ingat namaku.”

“bukankah kau yang mengabaikanku akhir-akhir ini?”

“kau pikir itu semua karena ulah siapa?” mendengar jawaban yerin, sinb semakin mempererat pelukannya dan semakin menenggelamkan kepalanya di tengkuk yerin. Sinb benar-benar didera rasa penyesalan yang teramat sangat dalamnya.

“maaf....”

“....”

“maafkan aku yang membentakmu kemarin. Aku sama sekali tidak bermaksud unnie. Aku lepas kendali. Aku benar-benar menyesal sekarang.”

“....”

“apa kau mau memaafkanku?”

“apa kau akan mengulanginya lagi?”

“mungkin...”

“baiklah, kumaafkan.” Sinb senang mendengar yerin sudah memaafkanya, namun sinb merasa masih ada yang kurang. Sinb masih belum merasa lega. Dan yerin juga masih saja melanjutkan pekerjaannya. Akhirnya kedua tangan sinb yang awalnya berada diperut yerin kini terlepas dan meraih kedua tangan yerin yang masih sibuk. Dilepaskannya sebuah piring yang masih penuh dengan sabun dari tangan yerin. Kemudian sinb menyalakan kran air dan ia bersihkan kedua tangan yerin dari busa sabun yang masih bersisa. Sinb lakukan itu semua dengan posisi yang sama, yaitu memeluk yerin dari belakang. Kemudian setelah tangan yerin sudah bersih, sinb kembali memeluk perut yerin sambil menggenggam kedua tangan milik yerin. Yerin pun hanya diam saja menerima perlakuan dari sinb. Yerin akan tetap diam sampai sinb yang mengajaknya bicara.

“unnie...”

“hmm”

“cium aku sekarang.”

“untuk apa?”

“untuk bukti bahwa kau benar-benar sudah memaafkanku.”

Lalu yerin menoleh kesamping kearah sinb yang masih berada ditengkuknya, kemudian ia mencium pipi sinb secara singkat. Tapi sinb masih saja belum puas. Sinb sadar bahwa memang butuh waktu bagi yerin untuk memaafkan sinb sepenuhnya. Akhirnya sinb pun membuang egonya jauh-jauh. Kedua tangan sinb kembali mempererat pelukannya dan kemudian sinb mencium leher milik yerin dengan penuh perasaan. Sinb mencium leher milik yerin agak lama sembari mengendus wangi tubuh yerin. Jika yerin belum bisa menciumnya dengan penuh perasaan, maka sekarang sinb yang bisa melakukannya. Sinb terus menciumi leher milik yerin dan terkadang sedikit menghisapnya.

“sejak kapan kau jadi seberani ini?”

“sejak aku tau kalau aku tidak bisa hidup tanpamu.”

“dari mana kau belajar kalimat seperti itu?”

“darimu...”

Selesai mendengar jawaban dari sinb, yerin pun melepaskan tubuhnya dari pelukan sinb. Kemudian dia berbalik untuk saling berhadapan dengan sinb. Kedua tangan yerin kini berada di wajah sinb. Yerin menatap sinb dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Tak lama kemudian yerin mendekatkan wajah sinb kearahnya lalu ia mencium kening sinb dengan sangat lama sambil memejamkan matanya. Setelah dirasa cukup, yerin menatap sinb dengan wajahnya yang telah dihiasi dengan senyuman.

“sudah puas sekarang?”

Sinb pun mengangguk anggukkan kepalanya dengan semangat sambil tersenyum kegirangan. Akhirnya sekarang sinb sudah merasa lega dihatinya. Selanjutnya sinb meraih kedua tangan yerin yang masih di wajahnya, dan ia tempatkan kedua tangan tersebut dibelakang lehernya. Lalu sinb kembali memeluk pinggang milik yerin. Mereka berpelukan cukup lama, dan terakhir, sinb membisikkan sesuatu di telinga yerin,

“Terimakasih unnie.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Miragfriend #1
Chapter 6: Momo
Ahjussejeong
#2
Someone tell me to calm my down. SINRIN RENDERED ME OBLIVIOUS OF MY SURROUNDINGS. I JUST WANNA READ.
irongirls #3
Chapter 1: Bibi Jumilah wkwkwk
Jarang2 nih ff sinrin yg indo, terbaik bosque!!!! XD
Jun_2388 #4
Chapter 7: Njir... Pertanyaan macam apa itu??? Kopak bener sinb... :v
Jjangiya
#5
Thor nim lanjut donggg:((
Mysn123 #6
Chapter 9: My hilarious family is da bes :v
YerinSinb1903
#7
Chapter 9: Tututututu, yang sabar yah diriku, jangan nangis ini cuman ff kok. Yang sabar yah *mukpukin diri sendiri.
Keren thor, bikin laper. Ditunggu karya selanjutnya yashhh.
YerinSinb1903
#8
Chapter 8: ㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎ keluarga macam apa ini ㅎㅎㅎㅎㅎㅎ
YerinSinb1903
#9
Chapter 7: Jayyy pagi pagi baca beginian, tak bisa ku berkata
YerinSinb1903
#10
Chapter 6: Yampun, dikasih yang beginian aja senengnyaaaaa. Thanks author, luv huh kkk