White Lie

The Lost Prince
Please Subscribe to read the full chapter

“If only I could look into your mind, maybe then I'd find a sign of all I want to hear you say to me.”

All You Never Say by Birdy

Seperti tahun sebelumnya, mereka dikumpulkan di ruang makan tertutup, menunggu sang Raja dan Permaisuri datang. Saat Shane dan Krystal sampai, disana telah lebih dulu ada Wendy, Tyler, Damon dan Shirley.

Wendy dan Shirley menghambur untuk memeluk Krystal.

“Kapan kalian sampai?” tanya Krystal.

Setelah pertunangannya dengan Julian batal, Wendy kembali ke manor di Kota Penyihir, tempat ayahnya—sang Count—memerintah kota. Damon tetap di ibukota, melayani Raja sebagai salah satu dari pengawalnya. Shirley dan Tyler di kota masing-masing, menyelesaikan pendidikan di Akademi.

“Seminggu yang lalu. Aku datang lebih awal untuk melaporkan masalah di bendungan,” Wendy menjawab. Yang dia maksud adalah bendungan di salah satu wilayah Penyihir yang sedang dalam proses perbaikan setelah jebol tempo hari.

“Ayah dan ibumu?”

“Tetap di manor, mengawasi perbaikan,” kata Wendy. “Tidak usah mencemaskan orang tuaku. Kau harus lihat apa yang baru saja didapatkan Shirley.”

Shirley menyeringai, menunjuk sesuatu di dadanya. Sebuah lencana perak bersinar terang tersemat disana.

Mata Krystal membulat. “Coast Guard?”

Shirley mengangguk. “Ya, di pesisir wilayah Peri. Aku gagal mendapatkan urutan pertama. Mungkin aku terlalu sering berkorespondensi dengan kakakmu, Wendy.”

“Jangan begitu, Shirley.” Wendy memegang tangannya. “Itu sudah merupakan pencapaian yang hebat untukmu.”

“Wendy benar. Selamat, Ensign Shirley,” kata Krystal tulus. “Jonathan akan bangga padamu.”

Wajah Shirley kembali cerah. “Pastinya,” katanya gembira. “Dia selalu bilang dia senang membayangkanku berpangkat Ensign.”

Krystal dan Wendy hanya bisa berpandangan dan tersenyum dalam diam. Baru kali ini dalam kehidupan mereka mendengar seseorang berparas ceria ketika membicarakan yang sudah gugur.

Rombongan selanjutnya adalah para tutor. Landon masuk paling belakangan, menuntun Nalia yang mengenakan gaun longgar.

“Nalia!” Krystal menghampiri sahabatnya. “Kau tidak mengenakan korset?”

Nalia melotot. “Jangan keras-keras!”

“Baik, baik.” Krystal merendahkan suaranya. “Tapi, kenapa?”

“Kau akan segera tahu nanti,” jawabnya, lalu menarik Landon menjauh.

Krystal menyerngit. Tidak biasanya Nalia merahasiakan sesuatu darinya. Apa rahasia ini akan diumumkan nanti, menjadikan alasan mengapa Julian memanggil mereka lebih awal?

Terakhir, Jasper masuk sambil mendorong kursi roda Suzy. Dia mencecar Tyler bahwa seharusnya dia menjaga sahabatnya dengan lebih baik.

“Aku bisa menjaga Suzy untuk Tyler, Jasper.”

Para laki-laki membungkuk, para perempuan menekuk lutut. Seychelle yang barusan bicara memasuki ruangan, bergandengan tangan dengan suaminya. Seychelle mengenakan gaun hijau, memancarkan zamrud di matanya, dan mengingatkan semua orang pada pertemuan pertama mereka dengan gadis itu. Julian juga mengenakan pakaian hijau seperti sang Ratu. Mahkota mereka mengalami modifikasi. Jika dulu terbuat dari emas putih, kini menggunakan emas kuning.

“Bangunlah, kawan-kawan,” perintah Julian. “Tentu kalian tidak mau menghabiskan seluruh waktu perjamuan dengan posisi seperti itu, bukan?”

Shane berkata setelah berdiri tegak. “Saya lebih mengkhawatirkan anda, Yang Mulia.”

“Kenapa, Shane?” tanya Julian.

“Mahkotanya,” kata Shane. “Kelihatannya berat. Tentu Yang Mulia tidak mau menghabiskan seluruh waktu perjamuan menahan beban dari emas dan permatanya, bukan?”

Julian mendengus, lalu tersenyum bersahabat. “Aku merindukan gurauanmu, Shane.”

“Berarti Yang Mulia perlu duduk. Kulihat berdiri membuatnya tersiksa karena beban dari emas dan permata,” Seychelle menimbrung, lalu berkata pada semuanya. “Silakan, duduk.”

“Tahu tidak?” Jared berbisik pada Chace yang duduk disampingnya. “Itu candaan paling garing yang pernah kudengar.”

“Hei, kalian membicarakan apa?” tegur Shane dari seberang mereka.

Untung Jared dan Chace terbebas dari keharusan untuk menjawab, terima kasih pada para pelayan yang mulai menuangkan anggur untuk bersulang. Di awal perjamuan, mereka sudah berjanji akan selalu bersulang untuk teman-teman mereka yang sudah gugur.

Julian yang duduk di kepala meja berdiri dan mengangkat piala. “Untuk Miles, Jonathan dan Candice. Semoga mereka beristirahat dengan tenang.”

Semua orang mengangkat piala, lalu meneguk isinya. Tepat setelah itu, hidangan pertama disuguhkan. Tiram panggang.

“Baru dikirim dari pesisir wilayah Peri,” Julian menjelaskan, lalu berpaling pada Shirley. “Kau mungkin ingin mengingatnya, Ensign.”

Perjamuan kerajaan menyuguhkan sekitar sepuluh hidangan. Ketika memasuki hidangan kelima, baru ada yang berani bertanya.

“Yang Mulia,” panggil Tyler.

“Ya?”

“Saya masih bertanya-tanya apa alasan dari pemajuan acara pertemuan kita.”

“Ah! Terima kasih sudah mengingatkan, Tyler.” Julian berdiri. “Sebenarnya, tujuan dari perjamuan ini tidak hanya untuk memperingati dua tahun pertemanan kita, tapi juga untuk merayakan kelulusan kalian.” Pelayan kembali menuangkan anggur pada setiap piala. Julian yang pertama mengangkat piala. “Untuk Yang Terpilih, terutama Shane dan Nalia yang berhasil mendapatkan posisi pertama.”

“Shane dan Nalia!”

Namun, tidak ada anggur yang diteguk setelah itu. Semua orang menaruh piala, lalu bertepuk tangan meriah. Kemeriahan itu tidak berlangsung lama, karena Julian mengangkat tangan dan seisi ruangan langsung diam kembali.

“Tentunya itu bukan satu-satunya kebahagiaan yang sedang Nalia rasakan.” Julian menyeringai. “Nalia, bagaimana jika kau membagikan kabar bahagia itu pada teman-teman kita yang selama ini jauh dari jangkauan istana?”

Para tutor menahan tawa, sementara yang lain hanya bisa berpandangan heran. Seychelle sendiri memberi pandangan mendukung pada Nalia.

“A—aku—“ Nalia berkata gugup sambil mengelus perut, membuat Krystal disampingnya mengangkat alis. Nalia menyadarinya. Gadis itu menghela napas dan berbicara dalam satu napas. “Aku sedang mengandung.”

Hening. Tidak ada suara sama sekali. Orang-orang yang baru tahu sibuk terperanjat, sementara sisanya sudah tidak sabar untuk meledak dalam tawa karena menatap reaksi terkejut orang-orang.

Shane yang pertama bicara. “Siapa ayahnya?”

Tyler mendengus. “Tentu saja Landon, bodoh.”

Jasper, yang terlihat paling shock diantara semua orang, berkata terbata-bata. “T—tapi, kalian belum menikah—“

“Kami langsung menikah paginya. Upacara pribadi, hanya ada kami berdua dan pendeta.” Landon angkat bicara untuk membantu istri barunya yang sudah hilang rasa percaya diri. “Aku tidak akan pernah lari dari tanggung jawab.”

Chace bersiul, sementara para perempuan bergumam tersentuh. Landon dan Nalia langsung kebanjiran ucapan selamat. Nalia sampai bisa tersenyum kembali.

“Laki-laki atau perempuan?” bisik Krystal.

Nalia menatapnya. “Kau maunya apa?”

“Perempuan, agar lemah lembut tapi sangar ketika sudah berubah wujud, seperti ibunya,” jawab Krystal. “Tapi, laki-laki juga tidak apa-apa, agar penyabar seperti ayahnya,” Krystal melanjutkan sambil mengingat momen-momen ketika Landon mengajarinya menggunakan senjata.

Nalia menunduk agar Landon tidak mendengar. “Well, kurasa kami juga harus memberikan adik untuk yang satu ini,” bisiknya, membuat Krystal tersenyum padanya.

“Julian, bagaimana pengumumannya diselesaikan sekarang? Agar kita bisa cepat memasuki hidangan keenam,” usul Seychelle.

“Masih ada pengumuman lagi?” Jesse berkata. “Sekarang aku benar-benar mengerti mengapa acara ini memang perlu dimajukan.”

Pengumuman selanjutnya berasal dari Wendy. Seperti yang semua orang ketahui, Damon telah melepaskan haknya untuk menjadi Count penguasa ba

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
gentleseulgi #1
Chapter 4: penasaran alsan julian gk nyentuh sesil.. apa karena itu doang.
cindyoonyul #2
Chapter 5: Terimakasih udh update ceritanya. Aku suka banget dgn kaiseul di cerita ini.. semoga part selanjutnya segera di update ya..
AinunJariyaaah #3
Chapter 3: Julian kayak yg parno gitu ya gara2 auntie nya yg meninggal pas melahirkan:(
merrind
#4
Chapter 2: Oh jadi Julian gak mau nyentuh Seychelle karena gak takut Seychelle meninggal seandainya lahiran?
Yaampun Julian....
AinunJariyaaah #5
Chapter 2: Scene pas perjamuan makan itu bikin flashback ke ff yg the dark path (idk its just me or lol haha JADI KANGEN HEU) terus percakapannya juga bikin nahan ketawa sendiri. Shane juga pleaseu humor sense nya wkwk. Dan julian why you berbohong:(
Ditunggu next updatenya hehe. Fighting authornim
AinunJariyaaah #6
Chapter 2: Finally author-nim update. Craving for your update tbh hehee
merrind
#7
Chapter 1: Oh ya pengen tau nama panjang shane dong? Shane Irving doang atau adalagi? Hehehe
merrind
#8
Chapter 1: Yaampun kenapa shenstal manis banget si?? Jadi tambah ngeship kan huhuhu.. gak sabar liat mereka nikah tapi masih jauh ya?
Itu julian kenapa si? Jan bilang masih kepikiran krystal?
Ditunggu updatenya, fighting!
AinunJariyaaah #9
Chapter 1: Suka banget interaksi shane krystal aaa bikin senyum2 sendiri wkwkwk