Bad Blood

The Lost Prince
Please Subscribe to read the full chapter

“You call me a child while you keep counting all your coins, but you're not my daddy and I'm not your dolly.”

Alphabet Boy by Melanie Martinez

Townhouse yang disediakan untuk Shane terletak di kawasan elit Lansmyre, berjarak hanya beberapa blok dari gedung pengadilan tempat Shane akan bekerja. Unit mereka terletak di lantai tiga, dengan jendela besar memamerkan pemandangan kota yang selalu sibuk tiap harinya, termasuk sebuah bangunan dua tingkat diseberang. Di dinding depannya, terpasang papan besar bertuliskan Emerald Sisters.

“Emerald Sisters?” Shane membaca, terlihat terhibur. “Nama restoran macam apa itu?”

“Banyak orang bilang pendiri restoran itu kakak beradik yang hanya mengenakan warna zamrud dari ujung kepala sampai ujung kaki,” kata Krystal. “Tapi, Emerald Sisters adalah restoran gourmet terbaik di Lansmyre. Pangeran Val dan Putri Selena bahkan seringkali terlihat berkunjung. Dan, berkat rekomendasi dari Jessica, lusa aku akan mulai bekerja disana.”

“Lusa?” tanya Shane heran. “Memangnya ada apa dengan besok?”

“Nalia mau membeli perlengkapan bayi. Landon ada tugas, jadi aku akan menemaninya,” jawab Krystal. “Tidak apa-apa, kan?”

“Tentu, karena pengadilan juga mengharapkan kehadiranku besok.” Shane menyentuh pipinya. “Well, kurasa kita sama-sama sibuk besok.”

“Aku akan pulang sebelum makan malam, tenang saja.”

“Bagus. Jika aku pulang dan melihat meja makan kosong, aku tidak akan membiarkanmu bebas,” Shane bercanda.

“Jaga mulutmu, Shane. Aku bisa dengan mudah menenggelamkanmu ke dasar bumi kapanpun aku mau,” ancam Krystal. Shane menanggapi hanya dengan senyuman lembut.

Seseorang mengetuk pintu depan.

“Siapa?” seru Shane.

“Ini aku,” sahut suara laki-laki. Chace. “Cepatlah buka. Aku membeku di luar sini.”

Saat pintu sudah dibukakan, Chace menyelinap masuk tanpa permisi. Dia langsung menghampiri perapian dan mendekatkan tubuh ke api.

“Jangan berlebihan, ah,” kata Krystal. “Musim dingin belum datang.”

“Tetap saja udaranya dingin,” bantah Chace, menggosok tangan keras-keras.

“Makanya pakai baju hangat,” kata Shane setelah memerhatikan pakaian Chace yang kurang tebal untuk cuaca musim gugur.

“Ketinggalan di kastel,” kata Chace. “Aku sedang mengajar anak dari salah satu menteri untuk bertempur saat diberi tugas untuk mengantarkan surat ini padamu. Aku disuruh buru-buru, jadi tidak sempat kembali ke kamar untuk mengambil baju hangat.”

Chace memberikan segulung perkamen, dengan lambang kerajaan di segelnya. Shane membuka gulungannya, mendapati tulisan tangan Julian yang rapi.

Shane,

Aku sudah berkoordinasi dengan orang-orang pengadilan untuk mengganti jadwalmu. Datanglah besok pagi ke kastel. Aku membutuhkan seorang pembaca pikiran yang dapat membedakan kejujuran dan kebohongan rakyatku saat mereka menghadapku besok di ruang takhta. Tidak ada orang lain yang lebih kupercaya selain kau.

His Majesty Julian the First, King of Lansmyre and It’s Four Nations.

“Ya ampun,” kata Shane setelah selesai membaca dan mengoper perkamen tersebut pada Krystal. “Aku baru sampai dan sudah harus berurusan dengan urusan negara begini.”

“Hei, ini suatu kehormatan, tahu,” cecar Krystal. “Julian mempercayaimu. Seharusnya kamu bangga.”

“Krystal benar, Shane, tidak usah banyak mengeluh,” timbrung Chace. “Tugasmu hanya membaca pikiran mereka. Itu saja, sementara Yang Mulia harus mencari cara untuk memuaskan mereka.”

Shane mendengus. “Aku kan hanya bergurau. Kenapa kalian kaku sekali?”

--

“My lord, Yang Mulia Raja mengharapkan kehadiran anda di ruang takhta.”

Val menghentikan pekerjaan tangannya yang sedang merakit boneka. Boneka Val rakit dari kayu, yang Val dapatkan secara cuma-cuma dari tukang kayu di kota—si tukang kayu merasa terlalu terhormat bisa melayani seorang Pangeran sehingga menggratiskannya. Nantinya, boneka itu akan Val dandani menjadi seperti hantu dan akan dia gunakan untuk menjahili orang-orang di kastel. Pasti seru sekali.

Memang seperti inilah pekerjaan Val setiap hari. Selain bermain dengan kembarannya, dia senang merakit benda, tidak seperti Selena yang hanya mengandalkan kemampuan sihir yang menjadi karakteristiknya saja. Banyak dari benda-benda karya Val itu yang bermanfaat, namun ada juga yang Val gunakan untuk menjalankan aksi isengnya, seperti boneka hantu ini. Sudah terbayang di benak Val bagaimana reaksi terkejut orang-orang saat boneka ini muncul, dan bayangan itu membuatnya terkekeh sendiri.

Selama dua tahun ini, Val tidak pernah lagi berurusan dengan politik. Saat ayahnya masih hidup, Val selalu dipanggil untuk bergabung rapat dengan parlemen atau Dewan Penasihat Raja sebagai bagian dari latihan. Setelah ayah meninggal dan Julian naik takhta, Julian tidak pernah lagi memanggil Val maupun Selena. Cukup mengherankan mengapa Julian tiba-tiba memanggilnya seperti sekarang.

“Katakan padaku, Jesse,” kata Val. “Apa yang kakakku mau dariku?”

“Dia ingin anda hadir di sesi permohonan dari rakyat,” jawab Jesse.

“Hanya itu?”

“Entahlah, my lord. Dia tidak bilang banyak.”

“Bilang pada Jules aku sibuk.”

“Maafkan saya, my lord, tapi Yang Mulia memaksa.”

Val meniup poninya yang sudah kepanjangan, lalu berdiri. Baiklah, kali ini dia akan datang. Hanya untuk mengetahui apa mau Julian.

“His Royal Highness, Prince Val of—“

“Sudah, tidak perlu,” potong Val pada orang yang mengumumkan kedatangannya.

Julian dan Seychelle duduk di singgasana masing-masing. Di samping kanan Julian dengan jarak satu undakan lebih rendah, terdapat singgasana yang lebih kecil. Singgasana Val yang hanya dipasang pada saat-saat tertentu. Anehnya, singgasana Selena tidak terlihat dimana-mana.

“Kemana Selena?” tanya Val.

“Berlatih pedang dengan tutornya,” jawab Julian. “Kenapa kau tidak memakai mahkotamu?”

Val tidak mengindahkan pertanyaan Julian. “Kenapa hanya aku yang dipanggil?”

“Karena ini penting untuk pendidikanmu,” Julian berkata lalu memerintahkan salah satu pe

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
gentleseulgi #1
Chapter 4: penasaran alsan julian gk nyentuh sesil.. apa karena itu doang.
cindyoonyul #2
Chapter 5: Terimakasih udh update ceritanya. Aku suka banget dgn kaiseul di cerita ini.. semoga part selanjutnya segera di update ya..
AinunJariyaaah #3
Chapter 3: Julian kayak yg parno gitu ya gara2 auntie nya yg meninggal pas melahirkan:(
merrind
#4
Chapter 2: Oh jadi Julian gak mau nyentuh Seychelle karena gak takut Seychelle meninggal seandainya lahiran?
Yaampun Julian....
AinunJariyaaah #5
Chapter 2: Scene pas perjamuan makan itu bikin flashback ke ff yg the dark path (idk its just me or lol haha JADI KANGEN HEU) terus percakapannya juga bikin nahan ketawa sendiri. Shane juga pleaseu humor sense nya wkwk. Dan julian why you berbohong:(
Ditunggu next updatenya hehe. Fighting authornim
AinunJariyaaah #6
Chapter 2: Finally author-nim update. Craving for your update tbh hehee
merrind
#7
Chapter 1: Oh ya pengen tau nama panjang shane dong? Shane Irving doang atau adalagi? Hehehe
merrind
#8
Chapter 1: Yaampun kenapa shenstal manis banget si?? Jadi tambah ngeship kan huhuhu.. gak sabar liat mereka nikah tapi masih jauh ya?
Itu julian kenapa si? Jan bilang masih kepikiran krystal?
Ditunggu updatenya, fighting!
AinunJariyaaah #9
Chapter 1: Suka banget interaksi shane krystal aaa bikin senyum2 sendiri wkwkwk