“Kau sudah sehat?” Hanbin berdiri di depan Junhoe sambil memakai jaketnya.

Sang lawan bicaranya mengerutkan dahi, wajah marah terpampang jelas disana. “Jangan menghalangi TV nya hyung!”

Hanbin tersenyum, dia merasa tidak usah khawatir lagi kepada dongsaengnya ini melihat dari apa yang barusan ia lakukan. Annoying Junhoe adalah Junhoe yang sebenarnya.

Hanbin berjalan mendekati Junhoe lalu menepuk kepala adiknya sambil tersenyum. “Seseorang sangat menghawatirkanmu tadi pagi.” Kata Hanbin dalam hatinya.

“Baiklah, aku pergi dulu.”

Junhoe menyipitkan matanya ke arah Hanbin. “Dasar aneh” kata Junhoe pelan.

Hanbin sama sekali tak memberitahu tentang apa yang terjadi pada Junhoe tadi pagi. Ia hanya bilang kepada Junhoe bahwa kemarin malam tubuhnya panas dan ‘tuan putri’ nya sudah pulang dengan selamat. Tanpa ada embel – embel bahwa Junhoe berlari dari lantai 3 kelantai dasar mengejar Chaeyoung yang baru saja keluar dari Taxi.

Setelah kejadian itu, karena panas tingginya, setelah meminum obat Junhoe tidur selama 11 jam. Setelah mandi, ia berisitirahat sambil menonton tv di ruang tengah.

Itu berarti ia hampir seharian tidak makan. Junhoe beranjak dari kursinya menuju dapur. Membuka kulkas mendapati ada beberapa bahan masakan yang bisa ia masak. Tapi masalahnya Junhoe tak bisa memasak. Karena sudah sangat lapar akhirnya Junhoe berniat pergi ke warung cepat saji di dekat apartemennya.

Di setiap langkahnya ia bergumam dengan jengkel, kenapa Hanbin tak menyiapkan makan untuknya padahal ia sedang sakit dan butuh banyak nutrisi.

Ia berfikir bahwa memakan masakan  ‘home cooked’ lebih enak saat ini. Makan masakan yang hangat. Tapi pikiran itu cepat ia buang. Junhoe mengambil payung dari tempat payung di dekat pintu apartemen. Diluar masih hujan gerimis.

“Ah..”

Dua orang saling bertatapan kaget.

Saat membuka pintu apartemennya Junhoe berhenti sejenak melihat seorang wanita di depannya. Matanya berkedip. Wanita itu juga terlihat kaget sepertinya. Chaeyoung, dengan Junhoe mengenalnya sebagai ‘tuan putri’ miliknya.

“A-aku membuatkan sup ayam untukmu. Jadi ini” kata Chaeyoung gugup. Pandangan matanya tak tertuju pada mata Junhoe tapi mengarah kedepan. Jika kau bisa melihat perbedaan tinggi mereka. Kau akan tau.

Sebuah nampan dengan mangkuk berukuran sedang berada di atasnya, di bawa oleh kedua tangan Chaeyoung. Bau sedap sup ayam itu masuk ke hidung Junhoe. Ia pun tersenyum.

“Gomawo” kata Junhoe sambil meraih nampan dari tangan Chaeyoung.

Senyum tak hilang di wajah Junhoe dan Chaeyoung memberanikan diri menatap mata Junhoe. “Semoga kau menyukainya.”

Ini pertama kalinya bagi Junhoe, seorang wanita yang bukan dari keluarganya memasakan masakan khusus untuknya. Junhoe sangat yakin itu. Dan kenyataannya bahwa tuan putrinya yang melakukan itu hati Junhoe seperti ingin meledak.

“Tunggu” kata Junhoe saat melihat Chaeyoung akan melangkah pergi.

“Apa kau sudah makan?”

Chaeyoung diam sejenak melihat Junhoe. Sang laki – laki merasakan jantungnya berdebar. Kau tentu tau apa yang sekarang Junhoe fikirkan.

Chaeyoung menggelengkan kepalanya. Senyum lebar menghiasi wajah Junhoe.

“Ayo kita makan bersama” Ajak Junhoe kepada Chaeyoung.

-TBC-

080717 :) xoxo