Chapter III

Destiny
Please Subscribe to read the full chapter

Myungsoo: Kau baik-baik saja?

Aku mengerutkan alisku saat melihat notif chat yang masuk.

Kenapa Myungsoo menanyakan keadaanku? Dia tidak pernah menghubungiku secara langsung selama ini.

Mungkin karena kejadian tadi.

Myungsoo: Soojung?

Aku melihat hp-ku lagi, membaca notif yang masuk tanpa membukanya.

Aku sedang tidak ingin berbicara pada siapa pun saat ini. Aku berpikir ulang tentang kejadian barusan.

Kenapa oppa sama sekali tak mehubungiku? Apa dia masih sibuk bersama perempuan tadi?

Tapi apa yang harus aku lakukan kalau dia menghubungiku? Apa aku harus marah padanya? Apa aku harus mengakhiri hubungan kami seperti ini? Aku menggelengkan kepalaku frustasi..

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahkan aku tak tahu bagaimana perasaanku sekarang.

Selama tiga tahun kami tidak pernah mengalami masalah yang berarti.

Kami tidak pernah bertengkar. Aku tidak pernah marah pada oppa. Dan oppa tidak pernah marah padaku. Bagiku oppa adalah laki-laki yang sempurna. Begitu juga dengan hubungan kami.

Suara hp membuyarkan lamunanku, dengan cepat aku meraihnya di meja sebelah tempat tidurku. Aku menghela nafas kecewa saat melihat siapa yang menelepon..

Myungsoo's calling...

"Hal-"

"YA!! KENAPA KAU TIDAK MENJAWAB CHAT-KU DARI TADI?!!"

Aku menjauhkan hp dari telingaku mendengar dia berteriak barusan.

"Kau kenapasih? Bisakah kau berbicara dengan normal?!"

"Kau yang kenapa! Kenapa kau tidak membalasnya?! Kau membuatku khawatir!" Suara-nya menjadi lebih kecil, aku mendengar ia menghela nafas dari seberang sana.

"Kenapa kau khawatir? Aku gapapa."

"Kau pikir kenapa aku bisa khawatir?! Aku pikir kau bisa saja berencana bunuh diri."

"Ya! Jangan berlebihan! Aku tidak gila! Tidak mungkin aku berpikir untuk bunuh diri hanya karena pacarku selingkuh deng--"

Aku menutup mulutku berusaha menahannya untuk bicara lebih banyak. Sial aku keceplosan...

"Apa?"

"Jadi.. Tadi itu..."

"HAHAHAHAHAHAHAHA" Aku mendengar Myungsoo tertawa dengan keras. Aku mengutuki kebodohanku dalam hati.

"Apa ini saatnya kau tertawa?!" Aku kesal.

"Hahaha.. Maaf.. Maaf.." Myungsoo berusaha menahan tawanya.

"Apa benar kau baik-baik saja?"

"Sudahlah.. Aku baik-baik saja. Jadi jangan bertanya lagi, ok?"

"Baiklah.. Aku tidak menyangka kau bisa setenang itu. Aku tidak akan bertanya lagi. Good night, Soojung."

Myungsoo mematikan teleponnya. Dia kenapasih? Memang aku harus bagaimana? Bukannya cara terbaik dalam menghadapi sesuatu adalah tenang?

 

 

----------

 

Aku membuka mata, entah apa yang membuatku terbangun pagi ini. Aku memiringkan badanku mencoba posisi lain agar bisa tidur lebih lama. Tapi entah kenapa pikiranku melayang-layang membuat kepalaku pusing sendiri.

Aku menyerah..

Aku duduk di pinggir kasur lalu meraih ponsel. Tidak ada pesan ataup missed call dari siapapun.

Tiba-tiba terbesit nama Woohyun di otakku. Aku memutuskan untuk mandi lalu bersiap-siap pergi ke tempat Woohyun tanpa memberitahunya lebih dahulu. Aku tahu banget dia pasti belum bangun hari minggu pagi-lagi begini, jadi sudah pasti dia ada di apartement-nya.

Aku sampai didepan pintu apartement Woohyun, aku menekan bel beberapa kali karena dia tak kunjung membukanya.

Klik...

Woohyun akhirnya membuka pintunya, aku melihat wajahnya yang seperti baru bangun tidur.

"Jung.. masuklah."

Ia mempersilahkanku untuk masuk. Aku mengikutinya dari belakang lalu kami berdua duduk di sofa ruang tengah. Woohyun menyalakan TV di depan kami.

"Sekarang ayo cerita." Woohyun menodongku tiba-tiba.

"Apa?" Aku mengerutkan keningku heran, apa mungkin ia tau apa yang terjadi semalam?

"Kau datang kesini pagi-pagi bukan hanya ingin mengganggu tidurku kan? Kenapa? Apa terjadi sesuatu semalam?"

"Hey. Apa kau bisa membaca pikiranku? Kau membuatku takut." Aku berusaha bercanda untuk menghindari pertanyaanya.

"Kalau begitu aku akan kembali tidur." Ia melihatku sekilas lalu berdiri dari sofa untuk kembali ke kamarnya.

"Yaaa! Apa ini yang kau lakukan pada seorang tamu?" Aku menarik bajunya, menahannya untuk pergi.

"Kalau begitu ayo ceritaaa... Aku masih ngantuk untuk meladeni candaanmu." Woohyun berusaha merayuku.

"Iya iya.. Makanya duduk dulu." Aku menarik bajunya lebih keras, Woohyun lalu menjatuhkan bokongnya ke sofa.

Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan, mempersiapkan diriku untuk menceri

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sunghyung #1
Chapter 3: Yaahh balikan.
Cupu nih ce nya ga tegas di skill dkit lulu.
zackkira
#2
Chapter 1: Krystal n myungsoo. Erm.., sounds good