chapter 3

Z-Star

Jiyeon pov  

Tanpa pikir panjang, aku meninggalkan acara konferensi pers tepat setelah acara itu telah dinyatakan di tutup. Aku belari ke artis room. Duduk di sofa dengan nafas tersanggal. Memejamkan mata menahan segalanya. Tangis. Amarah. Dan sejuta kesedihan lainnya.

Aku merasa berada di tempat yang salah. Aku seharusnya tak menyetujui dan mengikuti tawaran acara ini. Harusnya aku sadar. Berada bersama idol-idol besar, membuatku akan menjadi bual-bualan pemberita. Menganggap aku mengikuti acara ini untuk pencitraan. Sayang, tidak semua pihak melihat kasus tersebut secara netral. Dan aku dalam kasus tersebut menjadi tumbal, menjadi yang paling terkena imbasnya.

Rasanya kasus itu seperti kutukan berkepanjangan. Aku seakan mengambil langkah gegabah. Agensiku mengatakan cara populer adalah dengan bakat. Namun sayang banyak orang melupakan bahwa bakat itu dibagi beberapa golongan. Bakat alamiah dengan segudang prestasi. Dan bakat acting public atau pembohongan publik; bisa dengan skandal atau menjadi seseorang seribu kepribadiaan.

Tapi masalah satu ini sulit dijadikan batu pijakan. Kami berkali-kali gagal bangkit. Kami dihina. Kami mendapatkan cap buruk. Padahal mereka tak tahu kebenarannya. Hanya menyimpulkan dari video yang yang sengaja dipotong untuk memojokkan kami. Karena kadang yang terlihat nyata belum tentu yang sebenarnya.

"jiyeon-ah." ucap sahabatku lemah.

"Tinggalkan aku Jieun. Aku ingin sendiri." pintaku.

Aku bukan mengusirnya. Tapi aku butuh waktu untuk sendiri. Butuh waktu berpikir dan menenagkan diri.

Crek.

Pintu kembali terbuka. Terdengar langkah kaki mendekat. Terhenti. Aku tak tahu siapa, karena aku masih tak ingin menyingkirkan ke sepuluh jemariku dari wajahku.

Perlahan langkah kembali terdengar. Mendekat. Aku belum mau memastikan. Tapi yang pasti aku melihat bayangan yang berdiri di dekat dudukku.

Sebuah tangan terasa di kepalaku. Mengelus rambutku. Nyaman. Dua tiga kali tangan itu bergoyang di puncak ubun-ubunku.

Hilang. Tak ku rasakan lagi sentuhan itu.

Langkah kaki terdengar menjauh.

Sentuhan itu menenangkan. Aku tak ingin kehilangannya. Seperti sentuhan qri unnie. Tak banyak kata namun sentuhannya selalu membuat nyaman.

Aku sedikit belari , mencoba mengejarnya. Memeluknya dari belakang. Walaupun entahlah siapa yang ku peluk tapi kepalaku nyaman bersandar dipunggungnya. Yang aku tahu dia kurus, pinggangnya ramping. Tingginya lebih tinggi dariku karena heelsnya mungkin mencapai 10senti sedangkan aku bergaya casual dengan sneekers.

Karena air mata, aku tak melihatnya secara jelas dari pakaian ataupun rambutnya. Mataku kabur karena air mata. Entahlah siapa. Nyaman.

Dia tersentak kaget.

"biarkan seperti ini!" ucapku ketika tangannya mencoba melepaskan pelukkanku.

Dia mengalah. Mengendurkan lengannya. Diam. Tanpa kata.

Hanya tangan halusnya yang berbicara ketika menyentuh punggung tanganku. Dia menenangkanku.

Hangat. Nyaman. Menenangkan.

Membuatku berhasil menghentikan tangisku. Menormalkan kembali nafasku yang tersanggal. Ku pejamkan mata. Menikmatinya. Hingga lengan atasku terasa dipaksa terlepas dan ditarik menjauh dari pelukkannya.

Author POv

  Konferensi pers ditutup. Pembelaan para mamber pada jiyeon membuat image  z-star terlihat baik. Terlihat kompak dan saling menyokong satu sama lain. Namun Jiyeon terlebih dahulu meninggalkan ruangan dibandingkan lainnya.

"Lihat saja sikapnya. Seperti penjahat yang baru dibebaskan." Ucap hyuna yang tadi pundaknya ditabrak jiyeon karena tergesa-gesa.

soyou, nana dan iu menatap punggung jiyeon yang menghilang.

"Semenjak kejadian itu, jiyeon menutup dirinya bahkan termasuk pada diriku. Dia tak ingin menjumpaiku selama berbulan-bulan. Dia bilang dia tak ingin aku kena imbas dari rumornya yang tak menyenangkan." Ucap iu menjawab rasa penasaran nana.

iu pun beranjak pergi menghampiri jiyeon.

"jiyeon-ah."

"Tinggalkan aku jieun. Aku ingin sendiri." Ucap jiyeon tak ingin berbalik karrna kini matanya sudah tak lagi bisa menahannya.

IU meninggalkan jiyeon masih dengan perasaan tak enak. Kemudian berpapasan dengan Nana yang terlihat mengkhawatirkan jiyeon.

"Dia tak ingin di ganggu dulu." ucap jiyeon menjawab pertanyaan nana yang tak terucap namun terlihat dari ekspresi wajahnya.

Soyou yang berjalan di belakang Nana, jelas mendengar perkataan IU. Namun dia tak menghiraukannya karena dia pun membutuhkan room artis untuk membersihkan diri dan mengurangi lelahnya. Toh selama tak mengganggu jiyeon, jiyeon takkan merasa terganggu. Dia hanya cukup diam dan hening.

Crek.

Soyou memasuki ruangan artis menghiraukan larangan IU untuk memasuki kawasan tersebut. Soyou hanya merasa, semua berhak berada di tempat tersebut apapun kondisinya. Tak ada yang diistimewakan atau yang teristimewa. Tempat istirahat itu real milik mereka semua untuk melepas lelah.

Soyou berjalan mendekati kursi paling pojok agar tak menganggu jiyeon. Di lihatnya jiyeon yang menutupi wajahnya dengan ke 10 jemarinya.

Terhenti sejenak. Memperhatikan jiyeon yang menangis tanpa bersuara. Namun nafasnya terdengar berat. Ya. Jiyeon menahan tangisnya.

  Entah perasaan apa yang membuatnya ingin mendekati jiyeon. Walaupun sebenarnya dia enggan mencampuri masalah jiyeon terlebih lagi masalah tersebut bukan hanya menyangkut jiyeon tapi menyangkut t-ara. Tapi ada perasaan ingin menenangkan.

  Soyou telah berada dihadapan jiyeon. Namun jiyeon tetap tak memberikan pergerakan.

Soyou menarik nafas panjang, seakan merasakan kesedihan jiyeon. Dan meletakkan jemari kanannya di kepala jiyeon. Berkali-kali diusapnya rambut jiyeon.

Setelah nafas jiyeon terlihat teratur. Soyou kembali bernjak pergi. Meninggalkan jiyeon karena dia mengerti jiyeon membutuhkan waktu untuk sendiri.

Namun Soyou tersentak kaget. Ketika sepasang tangan melingkar dipinggangnya. Bahkan sebuah kepala bersender nyaman di punggungnya. Soyou mencoba melepaskan tangan tersebut yang dapat dipastikan milik jiyeon.

  "Biarkan seperti ini." ucap jiyeon membuat soyou mengurungkan diri melepas dekapan jiyeon.

Satu detik

Dua detik

Nyaman. Hangat. Dirasakan soyou. Hingga membuat tangannya tanpa sadar mengelus punggung tangan jiyeon.  

***

  "Apa jiyeon sudah tenang?" tanya Nana pada IU karena sudah hampir 7 menit soyou tak keluar dari ruangan itu.

"sepertinya sudah." perkiraan IU.

Nana dan IU memutuskan untuk melihat kembali keadaan jiyeon.

Crek.

Nana terkejut dengan pemandangan dilihatnya. Soyou memastikan siapa yang mebuka pintu tersebut. Membuat soyou dan nana berpandangan berbeda makna. IU pun cukup terkejut. Karena kurang lebih 10 menit lalu dia diusir sahabatnya itu. Tapi sekarang jiyeon serasa bisa melepas bebannya dengan orang yang tak dekat dengannya.

Hyuna yang baru selesai dari toilet, segera menerobos penasaran. Akibat Nana dan IU yang hanya berada di ambang pintu.

Hyuna tersenyum sinis. "Aish sepertinya dia sedang memainkan banyak drama hari ini, agar mendapat scane yang banyak di episode pertama." ucapnya menatap sinis.

"Kenapa aku merasa iri? Mulanya dia bersikap manis dengan menggenggam tanganku. Kemudian dia terlihat sangat kuat dengan cecaran pernyataan wartawan. Tapi sekarang dia memeluk soyou dan terlihat sangat lemah. Aish ada apa dengannya?" pikir nana dihati.

"Tidak! Ada apa denganku? kenapa aku merasa tak suka melihat kedekatan mereka?" ucapnya frustasi.

"Nana-shi, sepertinya perkataan wartawaan itu benar. Dia akan menjadikanmu korban selanjutnya." ucap hyuna memanasi nana.

"Jiyeon bukan orang seperti itu." bela iu tak suka sahabatnya dijelek-jelekan.

Seketika seseoang masuk dan menarik tangan jiyeon. Membawa jiyeon bersamanya.

"apa-apan sihh?" gerutu jiyeon setelah tangannya dilepaskan.

"kamu yang apa-apaan?" bentaknya membuat jiyeon mengerutkan kening.

"Sikap kau ini akan memperparah keadaanmu. Mereka sedang memojokkanmu tapi kau bersikap berbeda-beda. Bersikap arogan di depan orang banyak dan bersikap manis dibelakang. Mereka takkan memperdulikan sikap manismu tapi mereka akan mencap sikap aroganmu saat berhadapan banyak orang. Kau ngertikan?" ucapnya.

"apa maksudnya?" jiyeon tak mengerti. Tapi tatapannya masih tak suka dengan orang yang lebih tua darinya ini.

"Di depan semua orang kau menunjukan kearogananmu saat nana mencoba membelamu. Mereka bukan melihatmu yang kuat tapi arogan. Dan baru saja kau memeluk soyou seaakan ingin menunjukkan kelemahanmu. Tapi publik hanya akan melihat itu sebagai pencitraan saja." ucapnya mencoba menjelaskan pada jiyeon.

"jadi tadi aku tadi memeluk soyou unnie?" gumam jiyeon pelan. "kenapa begitu nyaman?" gumamnya lagi.

"Jadi kau nyaman dipeluk olehnya?" bentaknya yang mendengar ucapan jiyeon.

Jiyeon tersentak. "Memangnya kenapa?" jiyeon sedikit nyolot.

"ya.. I.tu..itu.." ucapnya entah mengapa jadi gelagapan

"kau ingin aku peluk yoona-shi?" ucap jiyeon yang tanpa aba-aba langsung memeluk leadernya. Jiyeon memeluk pinggang yoona.

"Yoona shi sepertinya kau kurang tidur. Irama jantungmu  berdetak kencang." ucap jiyeon polos ketika kepalanya menempel pada dada yoona dikarenakan heels yoona yang membuat yoona lebih tinggi dari.  

Yoona mendorong tubuh jiyeon. Wajahnya sedikit memerah.

"ya..a..aku semalam tak tidur" ucap yoona  gugup, diapun sendiri bingung dengan reaksi tubuhnya.

Jiyeon mengangguk "beristirahatlah." saran jiyeon.

Hening. 1 detik

2 detik

Empat.. limaa

"jiyeon shi bisakah kita bicara sebentar?" suara Tuan Park memecah keheningan mereka.

Jiyeon mengikuti tuan park. Namu  terhenti melihat ke arah yoona.

"yoona shi. Terimakasih saat konfrensi pers tadi." ucap jiyeon tulus.

  ***  

Hyuna berjalan mendekati soyou yang masih kaget  karena beberapa detik lalu yoona datang melepaskan kenyamanan itu.

Hyuna : "aish unnie kenapa kau bisa berpelukan dengannya?"

Soyou : "dia yang tiba-tiba memelukku. Padahal aku hendak pergi meninggalkannya."

Nana : melihat kearah soyou. (aku yang mencoba membelanya mendapatkan tatapan tajam darinya. Sedangkan soyou.. Akhhh aku bukan mengharapkan pekukan jiyeo tapi ya..... Akhh aku hingungg)

  Soyou yang merasa diperhatikan langsung memandang Nana.

Soyou : "ada yang salah nana shi?"

Nana :"ahhh... Ti..tidak."

Hyuna : "unnie kau harus menjaga jarak darinya. Dia bisa menjadikanmu umpan balikknya."

IU : "Apa maksudmu Hyuna shi?"

Hyuna : "IU kau mungkin mengenalnya lebih lama dari kami semua. Jadi sebenarnya kau yang tahu dia bukan teman yang menguntungkan."

IU ; "dia teman yang menyenangkan. Kau bicara seperti itu karena kau belum cukup mengenalnya. Aku jamin setelah kau mengenalnya kau akan mencabut kata-katamu tadi."

Soyou "sudahlah hyuna. tak baik ribut sesama grup."

Hyuna : "unnie kenapa memebelanya? Aish sepertinya pelukkan itu sudah memberikan efeknya pada unnie." kesal.

Soyou : "hyuna-ah bu..bukan seperti itu."

Hyuna : "terus seperti apa unnie?" tanyanya soyou diam. "aku benarkan?"

Soyou : "hyuna-ah" hendak menjelaskan.

Nana ; memotong pembicaraan soyou. "Kita ini sekarang satu grup. Kita harus saling mengayomi dan saling mendung satu sama lain bukan saling menjatuhkan." nana membuat situasi hening. "kita hanya belum mengenal satu sama lain. Jika kita sudah mengenal maka kita akan saling mengerti satu sama lain. Kita hanya perlu terbuka tanpa amarah dan dendam. Kita hanya perlu menjabat dengan kasih." nana mencoba bersikap netral.

Soyou : "aku setuju." mencoba berpikir dewasa.

Hyuna : "ada yang bersikap sok leader." sindir hyuna.

Nana menoleh kebelakang baru menyadari bahwa ada yoona mendengar ucapannya.

Nana ;"yoona shi, aku...."

Yoona : "aku setuju dengan ucapanmu nanashi.

Kalian berhak berpendapat. Kalian berhak mengemukakan suara selama itu untuk kebaikan kita semua." yoona mulai berpikir dewasa.

Mr park ;"sepertinya kalian semua akrab dengan sangat cepat ya." ucap tuan park yang datang bersama jiyeon.

Mr park : "saya hanya ingin memberitahukan lusa kalian harua bersiap untuk tinggal di dorm zstar. Artinya mulai dari hari ini pihak zstar akan mengatur jadwal kalian yang diseauaikan dengan jadwal inti grup kalian. Bersiaplah untuk episode kedua kalian."

Iu : "eposide 2?" heran

Mr park : "sepertinya kalian tidak diberitahu bahwa hari ini akan menjadi episode pertama kalian" membuat semua terkejut. "matikan kameranya." ucapnya mengirim suara di melaui walky talky nya.

Mr park : "hari ini adalah episode pertama kalian. Kalian akan menyaksikan dari mulai kalian pertama kali datang. Hingga beberapa detik lalu. Episode pertama ini akan sangat berpengaruh ubtuk rating acara zstar serta akan berpengaruh dengan image kalian masing-masing."

Hyuna terkejut bahwa kamera tersembunyi ada doriangan ini. Dia hanya menyanggka epospde pertama hanya alan berakhir di acara konferensi pers.

Mr park : "sampai jumpa lusa di dorm baru kalian." meninggalkan keenam mamber yang masih tak percaya.

 

 

---------------------

Maaf jika terlalu di domonasi jiyeon. Jiyeon is my bias. Entahlah jiyeon mau dipasangkan dengan siapa. Bingung Yoona, IU, Nana, soyou atau Hyuna? Bingungg..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
jjirong00
#1
Chapter 5: Jiyeon dan Yoona please...
J_T-ara_M #2
Chapter 5: Thanks for come back!!! Ga bisa milih di antara nana dan yoona... otthoke...
J_T-ara_M #3
Chapter 4: Jiyeon dan nana dong.. moment nya...
Kasihan nana.. kayak di cuekin mulu ama jiyeon...
pjyoona #4
Chapter 3: Jiyeon sama yoona lagi aja dehh..hihihi
J_T-ara_M #5
Chapter 3: Untuk sekali aja.. jiyeon jangan milih dong...
Sama mereka ber 5 (meskipun tidak mungkin) ga tega klo harus ada yg sakit hati... T T
Pjyku1234 #6
Chapter 3: Jiyeon dengan yoona aja deh atau iu
geuranimalhe
#7
Chapter 3: Lah.. semua suka jiyeon. Piyee? Lol
Mending sm yoona aja deh.. akaka
pjyoona #8
Chapter 2: Wartawan yg menyebalkan. Kalo ketemu wartawan kaya gitu bakalan aku timpuk...
J_T-ara_M #9
Chapter 2: T.T wartawan gila...untung ada nana, iu dan yoona... :)
Agak kesel ama hyuna.. jangan ampe jatuh cinta ama jiyeon aja nanti~~