¬Chapter 2¬

My Time

Author POV

Seorang namja tengah berjalan dengan sedikit tergesa-gesa keluar pintu bandara. Ia tampak sedikit kelelahan dengan kantung hitam dibawah mata hitamnya itu. Namun hal itu tak mengurangi ketampanan namja tersebut. Tepat di depan bandara, ia disambut oleh 2 orang berbadan kekar dengan seragam hitam.

Salah satu dari mereka membuka pintu belakang mobil mewah berwarna hitam itu dan menyapa namja tersebut, “Anyeonghaseyo Tuan Muda… Selamat datang kembali di Korea.” Namja itu tersenyum menanggapi sapaan pengawal yang diutus oleh appanya itu.

Kemudian ia berlalu memasuki mobil mewah itu. Keberadaannya di bandara tersebut sempat menarik perhatian beberapa orang di sekitarnya. Siapa yang tidak tertarik? Dia tampan, hidungnya yang mancung dan sangat lancip diujungnya, bibir tebalnya yang menawan, dan jangan lupakan senyumnya yang dapat meluluhkan hati orang yang melihatnya. Satu lagi, dia orang kaya. Bahkan keluarganya masuk deretan 10 keluarga terkaya di Korea. Dan dia menjadi pewaris kedua perusahaan Nam Corp setelah kakaknya, Nam Boo Hyun. Bisa dipastikan dialah Nam Woo Hyun.

Woohyun POV

Akhirnya setelah 4 tahun aku meninggalkan negeri ini, aku bisa menginjakkan kakiku lagi di tanah kelahiran ini. Betapa bahagianya aku. Di depan bandara aku sudah disambut oleh 2 bodyguard yang diutus appa. Mereka menyapaku, “Anyeonghaseyo Tuan Muda… Selamat datang kembali di Korea.” Aku hanya tersenyum menanggapinya dan langsung memasuki mobil. Setelah salah satu dari mereka memasukkan semua barangku ke dalam bagasi, mobil kami pun mula bergerak menuju mansion mewah milik keluargaku. ‘Ahh.. aku merindukan negeri ini, keluargaku, dan tentunya yeoja itu…’ batinku

Woohyun POV end

@Nam’s family house

Seorang yeoja paruh baya tampak gelisah menunggu kedatangan putranya. Sedangkan sang suami, hanya tersenyum menatap kekhawatiran sang istri terhadap anaknya. “Yeobo.. berhentilah berjalan mondar-mandir. Aku pusing melihatmu”, kata sang suami kepada istrinya.

Dia sengaja mengambil cuti, untuk menyambut kedatangan putra keduanya. Sedangkan Nam Boo Hyun, ia tampak malas menunggu kedatangan sang adik. Memang, antara kakak beradik keluarga Nam ini mereka sedikit tidak akur. Nam Boo Hyun selalu menganggap sang adik sebagai saingannya. Padahal Nam Woo Hyun, ia tidak pernah menjadikan harta sebagai prioritas dalam hidupnya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu rumah tersebut terbuka. Nyonya Nam tampak menyunggingkan senyumnya, begitupun Tuan Nam, tak terkecuali Nam Boo Hyun. Walau ia sedikit iri pada  adiknya, ia tetap merindukannya. Woohyun memasuki rumahnya disusul 2 bodyguard yang membawakan barang-barangnya. Ia berlari menuju eomma nya dan langsung memeluknya.

Woohyun POV

Aku memeluk eommaku erat, seolah tak ingin melepasnya. ‘Aku menyayangimu eomma, akankah aku bisa merasakan ini lebih lama lagi?’ batinku.

Suara batuk yang tampak dibuat-buat appa menyadarkanku. Aku melepas pelukan eomma. Tanpa kusadari, aku meneteskan air mata. “Aigoo.. anak eomma begitu merindukan eomma eoh? Sampai menangis seperti ini. Cengeng sekali” goda eomma sambil mengusap jejak air mata diwajahku.

Aku hanya terkekeh dan kemudian berjalan menuju appa dan hyungku dan memeluknya bergantian. Aku tersenyum melihat mereka. Namun, hatiku terasa perih merasakan kehangatan mereka.

“Sayang, pegilah ke kamarmu. Istirahatlah. Eomma akan memasak makanan kesukaan mu. Nanti eomma akan memanggilmu.” Aku mengangguk dan tersenyum, “Nde eomma…”

Aku berjalan menuju kamarku. Menaiki tangga yang tak pernah kuhitung berapa jumlah anak tangganya. Tibalah aku di depan kamarku. Ku buka perlahan, kuedarkan pandanganku. Masih sama seperti saat terakhir kali aku meninggalkannya.

Pandanganku tertuju pada sebuah figura di atas meja belajarku. Aku berjalan dan meraih figura itu. Kupeluk figura itu, “Bogoshippo…”  Lagi dan lagi, air mataku jatuh ketika mengingat yeoja yang sangat kucintai ini.

Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu “Sayang, masakannya sudah siap. Ayo menuju meja makan.” Kuhapus kasar air mata ini dan berjalan keluar kamar menuju meja makan.

Aku mengambil tempat duduk di samping hyung ku. Aku tersenyum padanya. Di tengah acara makan malam ini, kami berbicara banyak.

“Woohyun, bagaimana kuliahmu di Amerika?” Tanya appa padaku. “Ya seperti itulah appa.. Sangat padat, tapi aku menikmatinya.”

“Sayang, eomma sudah mendaftarkanmu di Seoul National University, kamu bisa mulai masuk besok jika kamu tidak capek. Biar Hyung yang akan mengantarkanmu.” eomma memberitahuku.

“Ah.. anni eomma. Besok aku akan masuk dan lebih baik aku berangkat sendiri dengan mobilku.” Eomma mengangguk setuju.

Makan malam berlanjut degan sesekali obrolan ringan.

Esoknya…

Aku terbangun dari tidurku karena sinar matahari menembus celah candela yang menerpa wajahku. Aku melangkah menuju kamar mandi, dan membersihkan tubuhku. Kemudian aku menyiapkan peralatan kuliahku. Aku menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarga.

“Pagi eomma, appa, hyung..”sapaku pada mereka sambil tersenyum. “Pagi sayang…” tampak eomma yang menjawab sapaanku dengan semangat.

Untuk beberapa saat kami saling terdiam menikmati makan kami masing-masing. ‘Suasana sarapan yang begitu kurindukan’, batinku. Setelah melewati sarapan, aku berangkat ke kampus dengan mobil merah sportku.

Pagi yang menyenangkan menurutku. Sekarang masih pukul 8, kelasku masuk satu jam lagi. Aku menjalankan mobilku pelan, ingin menikmati susana Kota Seoul saat pagi.

Aku sampai di kampus pukul tepat 10 menit ebelum kelasku dimulai. Setelah aku memarkirkan mobil. Aku berjalan keluar mobil sambil merapikan tas yang kubawa.

Tiba-tiba.. BRUKKK!!!

TBC or END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Alvin_19
Please leave your comments.... :D Sorry if disappointing.. Don't be silent reader!!

Comments

You must be logged in to comment
ambar_namstar
#1
Chapter 4: Woah, namu kamu kenapa? #pukpuknamu
ndreeanny #2
Chapter 2: What? Siapa yg jatuh? Ada apa dengan woohyu. Mulai tercium bau-bau mistis. Eh..salah.. namunya kenapa thor? Ditunggu nextnya
Entah knapa lg suka yg bergenre begini.