¬Chapter 4¬

My Time

 

Seorang namja tampak bersembunyi di balik pohon taman kampusnya. Ya, dia adalah woohyun. Ia tengah memperhatikan sang kekasih atau lebih tepatnya sang mantan kekasih yang sedang bermesraan dengan namjachingunya. Dia sudah melakukan kegiatan ala detektif ini selama seminggu. Tiba-tiba suara seseorang mengejutkannya.

“Untuk apa kau mengawasi mereka? Tidak puaskah kau pernah manghancurkannya?”, Tanya Eun Ha.

Woohyun terlihat tergagap, “Bukan maksudku untuk menganggu mereka. Hanya saja, aku merindukannya.” Ucap woohyun semakin lirih.

“Apa kau bilang? Merindukannya? Lihat dirimu! Apa kau masih berhak merindukannya seteah apa yang kau lakukan padanya?” Perkataan yeoja itu, seolah-olah langsung menancap di hati woohyun.

“Aku benar-benar menyesal, aku ingin minta maaf. Ak..”

“Dan meminta ia kembali padamu? Cihh,, dasar namja tak tau malu!” Belum sempat woohyun menyelesaikan perkataannya, Eun Ha telah lebih dahulu menyelanya. Woohyun semakin menundukkan kepalanya.

Eun Ha menatap tajam Woohyun dan pergi meninggalkannya. “Apa ia benar-benar benci padaku? bahkan ia telah melupakanku?” suara woohyun menghentikan langkah Eun Ha.

“Untuk apa kau bertanya. Lebih baik kau segera pergi dari kehidupannya.” Eun Ha menjawab tanpa berbalik, ia meneruskan langkahnya.

‘Aku memang akan pergi dari hidupnya,’ batin woohyun.

Na Ra POV

Aku tengah duduk di taman dengan Myungsoo, aku menyandarkan kepalaku di pundaknya. Dia mengusap surai hitamku. Aku menikmati setiap kasih sayangnya. Tapi kenapa hatiku gelisah? Aku selalu merasa ada yang memperhatikan kami seminggu terakhir ini. Entah, aku tak mau ambil pusing.

Tak sengaja, aku melihat Eun Ha tengah berbicara dengan seorang namja. Aku tak mengenal namja itu, namun setelah kuperhatikan ternyata ia namja yang meyapaku dan Eun Ha di kantin seminggu yang lalu. “Chagi, apa kau sakit?”, suara myungsoo membuyarkan lamunanku.

“Anni, aku hanya sedikit lelah.” mendengar jawabanku, Myungsoo menatapku khawatir, ia meletakkan punggu tangannya di dahiku. Ia menggeleng, aku hanya tersenyum tipis menatap kekhawatirannya padaku.

“Kalau begitu, ayo kita pulang! Aku tidak mau kau sakit.” Aku mengangguk setuju.

Kami berjalan meninggalkan taman sambil bergandengan, ‘Siapa namja itu sebenarnya? sepertinya dia mengenalku. Apa aku harus bertanya pada Eun Ha? Ya, mungkin aku memng harus bertanya padanya.’ batinku.

Author POV

Malam yang sunyi, hanya ada sinar rembulan yang masuk melalui celah-celah  jendela yang tak tertutup korden menerangi kamar mewah itu. Tampak seorang yeoja tengah gelisah dalam tidurnya.

Berkali-kali ia meronta ingin bangun, namun dia terus gagal. Nafasnya menderu, keringat dingin bercucuran hingga membuat bantalnya sedikit basah.

Akhirnya, mata itu terbuka juga. Yeoja itu masih berusaha menormalkan deru nafasnya. Sesekali ia mengusap keringat di dahinya. Ia tampak begitu lega bisa terbangun dai tidur yang seperti penjara itu. ‘Ahh,, mimpi  buruk lagi’

Yeoja itu bergerak turun dari ranjangnya, berjalan menuju kamar mandi sekedar untuk membasuh muka. Wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang berpikir. Ia kemudian bergerak menuju dapur, hendak menghilangkan dahaganya.

Esoknya…

 Na Ra POV

Sesampai di kampus aku langsung mencari Eun Ha. Aku berlari menuju ruang kelas ku dan dia. Tapi tak kutemukan anak itu.

“Aiish… dimana dia?” gerutuku sebal.

Aku terus berlari hingga tanpa sengaja aku menabrak seorang namja yang tengah membawa jus. Tentu saja jus itu tumpah mengotori bajuku. “Mianhae…” ucapnya sambil membungkukkan badan.

‘Bukankah aku yang harusnya minta maaf?’ pikirku.

Aku mendongakkan wajahku bersamaan dengannya. Kami sempat terpaku dalam keadaan ini beberapa saat. Dia menatapku intens. Aku tak tau, hatiku berdesir melihat tatapannya.

Dia bersuara, “Na Ra-ah, mianhae…” ucapnya.

Aku mengernyit bingung. “Darimana kau mengenalku?”, balasku. Dia menatapku sendu, entah kenapa hatiku terasa sakit melihat tatapan sendunya.

“Na Ra-ah, kumohon jangan seperti ini. Lupakan permintaanku? Mianhae..” aku semakin bingung dengan perkatan namja ini.

“Permintaan? Permintaan apa?”, sontak jawabanku membuat dia mengerutkan keningnya.

Ku putuskan untuk memperkenalkan diriku, “Na Ra, Shin Na Ra. Siapa namamu?”, tanyaku mengulurkan tangan.

Dia tampak ragu dan masih bingung menyambut uluran tanganku. “Woohyun, Nam Woo Hyun.” ucapnya.

DEG

Ada apa ini? Kenapa aku merasa mengenalnya. Bukankah ini pertemuan pertama kami? Tapi tatapan matanya menyiratkan hal lain.

“Anyenghaseyo, kurasa kita baru pertama bertemu.” kataku tersenyum. Baru dia akan membuka mulut, tiba-tiba tanganku ditarik oleh seseorang meninggalkan namja itu. “Yakk!!! Apa yang kau lakukan?!”

Na Ra POV end

Woohyun POV

Aku tidak tahu, kau bisa sebagus ini melakukan permintaanku. Kau benar-benar tidak mengenalku. Aku memang bodoh. Entah aku harus senang atau bahagia. Aku sangat senang, kau menjalani hidupmu dengan baik, namun hatiku perih melihatmu bersamanya. Apakah aku egois? Aku mempermainkanmu semauku. Sungguh bukan ini yang aku inginkan. Aku menerima uluran tangannya, “Woohyun, Nam Woo Hyun.”, ucapku.

“Anyenghaseyo, kurasa kita baru pertama bertemu.” katanya tersenyum membalas perkenalanku. Aku baru akan membuka membuka mulutku kembali, tapi tangannya sudah ditarik oleh seseoang. Aku hanya bisa merutuki diriku kembali.

Aku berjalan gontai menuju kelasku. Ahhhh,,, aku benar-benar menyesal. Aku sangat tidak bersemangat. Dosen yang biasanya kudengarkan dengan baik, kini bhkan menegurku. Aku tidak menyangka hanya dengan pertemuan singkatku dengan Na Ra, bisa merubahku sampai seperti ini.

“Gwenchana?”, seseorang membuyarkan lamunanku.

“eoh, nan gwenchana.” ucapku sambil tersenyum.

“Kau punya masalah? Ceritakan padaku”, kata orang itu.

“ah, anni.. Gomawo Suho-ya…”, ucapku pada rekanku. Ya,dia adalah temanku, Suho. Ketika hari petama ku disini, kami langsung akrab. Awalnya aku agak risih dengan sikapnya yang sok kenal denganku. Tapi akhirnya kmi bisa berteman baik. Terkadang aku menceritakan masa laluku padanya. Walau tidak semuanya, aku hanya meneritakan dengan makna tersirat. Tapi aku bersyukur masih ada orang yang peduli denganku.

“Jeongmal?”, dia masih tampak ragu dengan jawabanku.

“Ne, kajja ke kantin.” Aku berusaha mengalihkan perhatiannya. Kurangkul pundaknya, dan kami berjalan bersama menuju kantin.

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Alvin_19
Please leave your comments.... :D Sorry if disappointing.. Don't be silent reader!!

Comments

You must be logged in to comment
ambar_namstar
#1
Chapter 4: Woah, namu kamu kenapa? #pukpuknamu
ndreeanny #2
Chapter 2: What? Siapa yg jatuh? Ada apa dengan woohyu. Mulai tercium bau-bau mistis. Eh..salah.. namunya kenapa thor? Ditunggu nextnya
Entah knapa lg suka yg bergenre begini.