Chapter 4

In Your Arms

attention please! 

warning! Ini double update, 

Please kindly check the chapter 3 first, thank you for your attention :)

 

 

 


 

 

Hujan deras mengguyur bumi di sore hari yang dingin, tetes demi tetesnya membasahi pusara putih itu. Menghiasi nama yang terukir dengan bulir-bulir air yang mengalir di sela hurufnya.

Telah beristirahat dalam damai

Cho Kyuhyun

Seorang anak, kekasih, teman, rekan dan sosok yang begitu luar biasa.

20 Mei 20XX

 

Pemakaman itu tampak sepi, satu persatu pengunjung dengan pakaian selaras warna hitamnya sudah pergi.

“Hyung, kenapa kalau orang menghadiri pemakaman harus memakai warna hitam?”

Tanya Kyuhyun di sore hari. Di luar sedang hujan, dan sang pemuda yang masih di tahun pertamanya kuliah itu memilih untuk mengganggu kekasihnya. Menghilangkan bosan.

“Tanda kalau mereka berduka cita, turut bersedih atas kehilangan yang dialami keluarga dan orang terdekat.”

“Justru itu Hyung, itu semakin membuat pemakaman terlihat menyedihkan!”

Suara Kyuhyun meninggi, tanda bahwa ia sedang bersemangat. Choi Siwon mengalihkan perhatiannya dari layar komputer. Mencurahkan atensi seutuhnya pada sang kekasih, bersiap mendengar teori aneh yang akan keluar dari bibir kekasihnya yang sedang bosan.

“Lalu, seharusnya bagaimana menurutmu?”

“Hm, seharusnya jangan warna hitam. Warna-warna yang lebih cerah mungkin? Kau tahu? Orang yang meninggalkan pun pasti sedih melihat orang-orang terkasihnya bersedih dan bermuram dengan pakaian hitam dan suasana yang sangat kelam seperti itu.”

Siwon ingin tertawa, tapi ditahannya, mencoba mendengar penjelasan bocah itu lebih jauh.

“Tidakkah itu berarti mereka bersenang-senang atas kepergian orang tersebut? Tidakkah orang itu akan merasa sedih jika keluarga dan teman-temannya justru senang atas kepergiannya?”

Kyuhyun terdiam.

Gotcha.

Siwon terkekeh dalam hati.

“Atau seragamkan saja warna pakaian mereka! Misal sesuai warna kesukaan orang yang meninggal itu mungkin? Hei, ini pertemuan mereka, seharusnya dapat dikenang dengan baik!. Biarkan orang yang pergi itu bahagia  dan pergi dengan tenang.”

Siwon sukses gagal menahan tawanya dan tertawa keras.

Kyuhyun hanya tersenyum kecil, jarinya mengukir lukisan pada embun yang perlahan menghiasi jendela.

“Kalau aku, aku ingin melihat warna biru pastel disana. Aku benci hitam.”

Bisiknya pelan.

 

Air mata lagi-lagi jatuh untuk kesekian kalinya.

Lucu, bagaimana sebuah memori bertahun-tahun yang lalu masih terekam jelas dalam ingatannya. Seolah baru saja terjadi kemarin.

Ia memenuhi keinginan terakhirnya. Keinginan terakhir yang lucunya diucapkan bertahun-tahun yang lalu. Jauh bertahun-tahun yang lalu.

Hanya ia yang masih berdiri disini, dengan setelan formal berwarna biru pastel dan sebuah payung berwarna biru pastel.

Dan seikat bunga mawar berwarna biru pastel.

Biru Pastel.

Warna kesukaan Kyuhyun.

Cho Kyuhyun,

Cho Kyuhyun-nya, yang kini berbaring di dalam sana.

Kyuhyun-nya. Kyuhyun-

Ia terduduk, memeluk pusara putih itu dan tak berhenti terisak.

Kyuhyunnya, Kyuhyunnya yang begitu ia sayangi, begitu ia cintai, berbaring disini. Dan ia bahkan tak sempat mengucapkan perpisahan. Ia bahkan tak sempat mengucapkan betapa ia masih mencintai sosok itu, masih menyayanginya.

Bahwa Kyuhyun, masih satu-satunya yang memiliki hatinya.

Ia menangis.

Ia tak berhenti menangis.

Tapi apapun yang ia lakukan tak akan membawa sosok itu kembali padanya.

Tak akan membawa senyum itu, tawa itu, memenuhi harinya.

Dan ia kembali menangis.

“Oppa”

Sebuah tangan lembut menyentuh pundaknya.

“Oppa”

Ia tak menanggapi panggilan itu, masih terduduk dan memeluk pusara putih yang berukirkan nama sosok yang begitu ia cintai.

“Oppa, aku mohon, bangunlah.”

Tapi ia tidak ingin berdiri. Tidak ingin beranjak pergi. Ia hanya ingin Kyuhyunnya. Ingin menemuinya, mengatakan seberapa menyesal dirinya telah meninggalkan pemuda dengan iris sewarna karamel itu. Betapa menyesal dirinya tak kembali padanya.

Ia hanya ingin Kyuhyun.

Ia hanya ingin menemuinya, satu kali lagi. Dan merengkuh sosok itu dalam pelukannya.

Ia hanya ingin Kyuhyun.

Satu hal yang tak mungkin terjadi, seberapapun kerasnya ia berharap.

Dan ia, hanya berdiam disana, tak bisa berhenti menangis.

Memeluk pusara milik sosok yang pernah, masih, dan akan selalu ia cintai sepanjang hidupnya. 

 

END


a/n: FINALLY! 
Tuh kan gak lama-lama updatenya. 
Thank you so much for reading :)
Seneng ngabisin sebulan terakhir ngabisin waktu bareng readers sekalian. See you at the next story :DDD

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 1: English subtitle please
kyuona #2
Chapter 4: Meski sad ending tpi ini cerita keren.. Thanks buat ff nya authornim...
gyu1315 #3
Chapter 4: Kenapa sad ending.........
Aku baru baca ff ini dan sad ending.....
;;;;;;_;;;;;;
cath260797 #4
Chapter 4: Author knp hrs sad ending :((((...... gak ada sequalnya chingu???? Sedih bgt.. please sequal jd happy end :(
LienaQyu #5
Chapter 4: Eh,,, Kyu.nya meninggal??
terus WonKyu gmna?? seq.donk!!!!¡¡¡:-)
DesvianaDewi #6
Chapter 4: kok gini????? gak elit banget siiih.. -_- gak ada ide yaa????
DesvianaDewi #7
Chapter 3: kyunnie kecelakaan??? ayooooo lanjuuuutt gece wkwkek
meeKayla #8
Chapter 4: Eeeh kok gini??
Malah makin ga bisa komen ini
meeKayla #9
Chapter 3: Kirain ini belum lanjut. Akuuu nungguu lamaaaa banget rasanya. Eeh ternyata akunya yang ga punya notif tuk ff ini. Aku msh blm konsen komen. Heee
Mian mau lanjut baca next chap dlu. Ga sabar
JengDevy #10
Chapter 4: Haaa...
udah author.
Trus how about kyuuuuu??