Chapter 3

In Your Arms

Jessica Lee hanya bisa terdiam saat lampu apartemen dinyalakan dan foto calon suaminya dengan Detektif Cho dalam berbagai pose dan ukuran adalah hal pertama yang lihat. Ia memang sudah mencurigai hubungan mereka sebelumnya, tapi melihat bukti yang mengkonfirmasi itu semua. Dan fakta bahwa mereka terlihat sangat bahagia membuatnya terlihat nyata.

Cemburu.

Satu perasaan yang hampir tak pernah ia rasakan selama menjalin hubungan dengan Choi Siwon.

Pria itu selalu menempatkan dirinya pada prioritas utama, selain pekerjaannya tentu saja. Ia tidak pernah memperhatikan wanita lain dan selalu berhati-hati menanggapi para wanita yang selalu mencari alasan untuk berdekatan dengannya. Tapi melihat bagaimana kedekatan mereka yang tampak dari berbagai macam foto itu, Jessica tahu, bahwa Cho Kyuhyun pernah menjadi prioritas utama Siwon, jauh diatas pekerjaannya dan jauh.. diatas dirinya.

“Ah, maaf. Aku tidak ingat...” detektif muda itu berkata hati-hati ketika menyadari arah pandangan Jessica. “Maksudku, ini adalah tempat teraman yang aku tahu” Ia berdeham pelan, “atau kau ingin ke tempat lain? Kantor NPA atau apartemenmu?”

Jessica Lee yang menyadari raut bersalah di wajah detektif muda itu hanya menggeleng singkat dan menjawab pelan, “tidak perlu.”

“Jangan terlalu terganggu, itu hanya masa lalu. Masa depannya bersamamu.” Kyuhyun berbalik dan berjalan lebih dahulu masuk dan segera menuju dapur apartemennya.

Kata-katanya terdengar tulus, mungkin memang tulus. Tapi getar  dalam suaranya menyiratkan hal yang lain.

Dan ia mendengarnya, jelas.

“Mungkin kau akan lebih suka menunggu di ruang kerjaku, pintu kedua di sebelah kanan. Tidak terlalu banyak foto.” Detektif itu menggaruk kepalanya, canggung. “Akan kubuatkan minuman, bagaimana dengan Chamomile Tea?”

Jessica Lee mengangguk menanggapi, “Baiklah aku akan menunggu disana.”

Ia sudah setengah jalan ketika memutuskan untuk berhenti, berbalik menghadap punggung sang detektif, “Aku… terimakasih banyak Detektif Cho,” ucapnya dengan ragu.

Detektif muda itu berhenti dari kesibukannya menyiapkan minuman, ia tidak berbalik, namun Jessica melihat bagaimana kedua tangannya menggenggam cangkir dengan kuat sebelum menjawab pelan, “Tidak perlu dipikirkan, sudah menjadi tugasku.”

Jessica Lee terdiam sejenak, sebelum akhirnya memilih untuk beranjak pergi. Mereka berdua membutuhkan waktu untuk sendiri, meski hanya sesaat.

***

Kyuhyun sedang berbaring di kasur Changmin, sementara sahabatnya itu sedang pergi mencari makanan di minimarket terdekat, ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Awalnya ia merasa enggan untuk beranjak dan mengambil ponselnya, mengingat sudah 2 minggu ia disini dan harapannya selalu dipatahkan karena tidak ada satu pesan maupun satu panggilan pun dari sang kekasih. Namun setelah menimbang selama beberapa saat, ia memutuskan untuk bangkit dan melihat siapa gerangan yang mengirim pesan.

Ia pikir ia akan menemukan pesan tak penting, atau pesan terkait akademiknya, namun ternyata nama Choi Siwon lah yang menghiasi layar ponselnya malam itu.

Sedikit berdebar, ia membuka pesan singkat itu dengan tak sabar.

Hanya untuk menemukan satu pesan yang seolah menghentikan detak jantungnya saat itu juga.

From : Siwon Hyung <3

Number : 010-7342-xxx

Aku sudah membereskan seluruh barangku. Kau bisa pulang ke apartemenmu.

Kyuhyun terdiam. Membereskan seluruh barang? Pulang ke apartemennya? Sejak kapan apartemen itu menjadi miliknya? Sejauh yang ia ingat, apartemen itu adalah milik mereka. Mereka. Plural. Jamak.

Dengan terburu-buru ia meninggalkan pesan singkat untuk Changmin dan bergegas pulang.

Sebagian apartemennya sudah dalam keadaan kosong ketika ia pulang. Sisi lemari dimana baju Siwon biasa disimpan sudah kosong. Lemari buku berukuran sedang berisikan buku-buku milik siwon nya sudah tidak ada.

Dan ia hanya bisa terdiam, mematung, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

***

“Aku tidak membayar mahal kalian untuk gagal dalam misi ini, kalian tahu?”

“. . . .”

“Kalian menjanjikanku keberhasilan 100%. Sesuai dengan kontrak, jika kalian gagal, aku sendiri yang memasukkan kalian ke penjara.”

“Kami tidak gagal, hanya butuh waktu lebih.” Wanita berambut pirang membuka suara untuk pertama kalinya.

“Aku tidak akan menambah pembayaran. Keterlambatan kalian bukan tanggung jawabku, kalian tanggung sendiri segala keperluan yang kalian butuhkan.”

“Kami mengerti.”

“Jangan berfikir untuk berkhianat terhadapku, ingatlah siapa yang lebih berkuasa disini. Kalian boleh pergi.”

Sepasang wanita dan pria itu hanya membungkuk sopan.

“Tunggu. Siapa pria itu?”

Suara itu menghentikan langkah mereka.

“Detektif muda dari NPA.”

“Detektif?”

“Ya, awalnya kami tidak tahu. Tetapi kami sempat mengambil gambar nomor polisi mobilnya, dan berdasarkan data milik kepolisian, nomor mobil tersebut adalah milik Detektif Cho Kyuhyun.”

“Kalian tahu bisa membahayakan jika ada yang mengenali wajah kalian, bukan begitu? Jangan tinggalkan pekerjaan setengah selesai. Aku akan menambah bayaran kalian.”

“Baik, Boss.”

***

“Apakah ada seseorang di lingkungan pekerjaan yang membecimu? Atau menginginkan posisimu?”

“aku rasa tidak, aku hanya seorang manager keuangan, bukan seorang yang penting seperti direktur atau manager umum.”

“Teman masa lalu? Musuh masa lalu? Seseorang yang membencimu? Mantan kekasih?”

“Aku tidak punya musuh. Selain dari itu, aku berhubungan baik dengan mereka semua.”

“Apa Inspektur Choi diancam akhir-akhir ini? Atau mungkin ada seseorang yang ingin membalas dendam padanya? Bagaimana dengan keluarga atau orang terdekat anggota tim Inspektur Choi? Apakah mereka mengalami hal yang sama?”

Jessica Lee menggeleng pelan, ragu. “Aku tidak tahu dengan pekerjaan Siwon oppa, maupun anggota tim nya. Tapi jika Siwon oppa tahu, ia pasti sudah memberitahuku dan mengirimkan beberapa orang untuk menjagaku.”

“Pernah terjadi sebelumnya? Seseorang ingin membalas Inspektur Choi dengan cara menyakitimu?”

Jessica Lee mengangguk singkat, “Tapi hanya berupa ancaman waktu itu.”

Kyuhyun mengangguk dan menulis singkat di buku catatannya, ia akan melihat beberapa kasus yang sedang Siwon tangani saat ini dan beberapa kasus terakhir yang memungkinkan adanya alasan untuk membalas dendam.

“Bagaimana dengan Mr. Han?”

“A-apa?”

“Apa menurutmu ia memiliki alasan untuk menyingkirkanmu?”

Jessica Lee terdiam sejenak. “Aku, tidak tahu.”

“Ceritakan padaku tentang hubunganmu dengan Mr. Han”

“A-pa?” Wanita itu berdeham pelan, “Aku rasa kau sudah cukup mendengar semuanya di ruangan Yunho oppa.”

Kyuhyun tidak perlu berbalik untuk mengetahui bahwa Jessica Lee tengah gugup. Getar dalam suaranya sudah menunjukkan itu semua. Masih dengan kedua tangan bersedekap, dan sepasang  mata yang memerhatikan langit sore musim gugur, yang kini sudah berwarna jingga terang, ia terdiam. Menunggu.

Ia sengaja memilih untuk memunggungi wanita itu. Pertama, karena Kyuhyun tahu wanita itu butuh privasi untuk menceritakan kisahnya, dan kedua, karena ia harus menenangkan dirinya. Kyuhyun tidak tahu apa yang akan ia lakukan nanti ketika mendengar kisah pengkhianatan wanita itu terhadap mantan kekasihnya. Melihat wajah wanita yang sudah membuat kesalahan itu bisa dipastikan akan membuat perasaannya bertindak lebih dulu daripada logikanya.

Posisi Siwon memang hanya sebagai mantan kekasih, dan ia tidak punya hak apapun untuk mencampuri hubungan Jessica Lee dan Choi Siwon. Meski begitu, rasa cintanya terhadap Siwon masih membuatnya protektif, tidak ingin inspektur muda itu disakiti. Apalagi berada dalam sebuah pernikahan yang dilandasi oleh kebohongan. Disamping itu, kebohongan besar ini akan membuka kembali kesempatannya untuk bersama dengan Siwon. Semakin banyak alasan untuk membiarkan perasaan mengambil alih kendali dalam dirinya.

Tapi Jessica Lee juga seorang korban percobaan pembunuhan. Dan ia adalah seorang detektif yang juga menjadi saksi langsung peristiwa tersebut. Sudah menjadi kewajibannya untuk mencegah tindak kejahatan itu terjadi. Ia perlu melihat Jessica Lee sebagai korban. Ia harus bisa berfikir jernih, dan untuk itu, menghindari wajah Jessica adalah salah satu terbaik. Agar ia tidak melihat bayang-bayang Siwon dan dapat berfikir dengan kepala dingin.

“Ceritakan padaku.”

Wanita di belakangnya menarik nafas dalam. Kyuhyun menunggu. Namun hanya bisikan pelan yang keluar dari bibir wanita itu, “bukankah kau sudah mendengar semuanya?”

“Jessica-ssi.” Ia menarik nafas dalam, mencoba bersabar. “Kau harus ingat bahwa kita perlu menemukan dalang dibalik ini semua secepatnya. Aku tidak akan menghancurkan pernikahan kalian, Inspektur Choi dan aku sudah lama berakhir.” Lanjutnya sedikit tegas, mencoba meyakinkan wanita itu. Dan mungkin, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

“Kau, tidak akan melakukannya?”

“Tidak. Jadi bisakah kau fokus? Tanpa campur tanganku, pernikahan kalian juga tetap akan gagal, jika kau mati dibunuh sebelum pernikahan itu terjadi.” Jawabnya cepat, sedikit sinis.

“Kau menyumpahiku, Detektif Cho?” kesal tergambar jelas dalam suaranya.

 “Tidak. Hanya menjelaskan realita yang dapat terjadi.” Ia menyempatkan diri untuk menoleh dan mengangkat kedua alisnya, seolah menantang Jessica untuk menyangkal, sebelum kembali memunggungi wanita itu saat Jessica menarik nafas dalam dan mulai dengan ceritanya.

“Aku pertama kali mengenal Mr. Han, Han Jong Shik oppa, beberapa tahun yang lalu. Ia masih seorang manager saat itu dan aku baru saja menyelesaikan kuliahku. Nilai kelulusanku yang sangat baik saat itu memberiku kesempatan untuk berada dibawah bimbingannya. Kami pernah menjalin hubungan, saat itu, selama 2 tahun.”

“Kenapa kalian putus?”

“Karena ia sudah dijodohkan.”

“Kalian berdua menerima keputusan itu?”

“Han Jong Shik oppa tidak sepenuhnya menerima. Ia masih meminta untuk menjalin hubungan.”

“Kau menerima?”

“Ya, untuk sesaat. Tapi aku tidak ingin menjadi wanita simpanannya. Kami jarang berhubungan setelah itu, tapi kami juga tidak saling membenci satu sama lain. Kami masih bertemu beberapa kali dan masih bertukar kabar.”

“Ada yang tahu mengenai hubungan kalian? Bagaimana dengan istrinya?”

“Han Ah-Reum adalah wanita yang sangat pencemburu. Ia pasti sudah mendatangiku atau menggugat cerai Han Jong Shik jika ia mengetahui hubungan kami.”

“Bagaimana dengan malam itu? Adakah kata-kata Mr. Han yang bisa kau jadikan petunjuk? Mungkinkah ia yang melakukan ini semua?”

“Aku… tidak yakin. Kami tidak sengaja bertemu dan sama-sama mabuk malam itu. Aku frustasi karena bertengkar dengan Siwon oppa, dan ia frustasi karena Han Ah-Reum mengancam perceraian. Aku tidak begitu ingat apa yang terjadi malam itu.”

“Ada orang lain selain kau dan Inspektur Jung yang mengetahui kehamilanmu dan anak siapa yang kau kandung?”

Jessica Lee memalingkan wajahnya, terdiam sejenak, membuat Kyuhyun merasa sedikit tidak enak karena memojokkan posisi wanita itu. Tapi ia tidak bermaksud begitu, dan ia yakin wanita itu juga mengerti.

“Aku … tidak tahu. Aku hanya memberitahu Yunho Oppa, tapi aku bertemu dengan Jong Shik oppa beberapa hari yang lalu. Aku sudah mulai mengalami morning sickness dan Jong Shik oppa melihatnya. Ia tidak bertanya apa-apa saat itu, tapi ia adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu bahwa Siwon oppa tidak ingin ‘berhubungan’ denganku sebelum kami menikah.”

Menjaga kekasihnya, masih seperti dulu.

Kyuhyun menyingkirkan pikiran itu jauh-jauh. Bukan waktunya untuk termenung menyesali masa lalu.

Ia menambahkan catatan kecil sebelum menutup bukunya. “Aku akan segera mencari kejelasan di balik ini semua. Untuk sementara, aku tidak ingin kau tinggal sendiri. Adakah tempat lain dimana kau bisa menginap?”

“Rumah orang tuaku, dan Yunho oppa.”

Kyuhyun tanpa sadar menarik nafas lega, bersyukur rumah Siwon tidak menjadi pilihan wanita muda itu.

“Aku akan membawamu ke apartemen Inspektur Jung, tak apa? Keamanannya sangat ketat disana.”

Jessica Lee tidak menjawab, hanya mengangguk dan membereskan barang-barangnya.

“Aku tahu kau tidak ingin banyak orang mengetahui tentang ini, tapi jika aku boleh memberi saran, sebaiknya kau memberi tahu inspektur Jung. Aku harus mencari tahu beberapa hal, akan lebih jauh lebih baik jika ada yang bisa menjagamu selama aku tidak disini. Pertimbangkanlah.”

***

Siwon menatap foto dirinya dan Kyuhyun yang sebelumnya terselip di dalam buku kumpulan soal olimpiade matematika milik mantan kekasihnya. Awalnya ia hanya penasaran, namun ketika buku itu diambil dan foto dirinya bersama Kyuhyun terjatuh dari salah satu halamannya, Siwon tersadar satu hal. Hari itu Jessica tidak menanyakan perihal buku tersebut. Kekasihnya sedang mempertanyakan hubungannya dengan sang pemilik buku. Yang berarti, Jessica pasti melihat selembar foto yang kini berada di tangannya.

Jessica tidak menghubungi dirinya beberapa hari ini. Mungkin wanita itu cemburu, atau mungkin sedang marah. Hari itu pun Jessica sedikit pendiam. Ia sadar, meski ia tak bicara banyak dan seolah tak memperhatikan. Bukannya ia tidak perhatian, tapi dirinya sendiri pun sedang tak ingin banyak bicara. Suasana hatinya saja sedang tak baik, bagaimana mungkin ia membujuk dan menghibur seseorang yang juga dalam suasana hati yang tak baik?

Pertunangan, pernikahan mereka yang dipersiapkan dengan sangat cepat meskipun sederhana. Kepergian Kyuhyun. Kenyataan bahwa sebentar lagi dirinya akan menikah, terikat. Membuat benaknya kacau beberapa minggu terakhir. Ia menjadi banyak berfikir, banyak mempertanyakan perasaannya. Ia tak bisa bilang pada siapapun, bahwa sebenarnya, ia takut dengan pernikahan ini. Takut terikat. Tidak, lebih tepatnya, takut terikat seumur hidup bersama dengan wanita yang ia ragu bahwa ia cintai.

Ia tak pernah mencoba duduk dan membayangkan masa depannya bersama wanita itu. Semua yang berkaitan dengan Jessica adalah tentang hari ini, bagaimana menjalani dan melewati hari ini. Bagaimana agar ia tidak terjebak dalam masa lalu, bukan bagaimana ia akan menghabiskan masa depan.

Hubungan mereka berawal dari dirinya yang ingin mencoba membuka hati untuk orang lain. Dan disanalah Jessica Lee berdiri. Wanita muda yang tidak sengaja ia temui dalam sebuah acara itu adalah sosok yang cerdas, penuh ambisi, percaya diri, memiliki pembawaan diri yang baik, cantik, ceria, dan menyenangkan. Sempurna, bagi banyak orang. Ia mengagumi wanita itu, siapa yang tidak? Pria yang tergila-gila padanya sudah tak bisa dihitung dengan jari.

Disaat ia merasa siap membuka pintu hatinya, Jessica Lee sudah menunggunya. Wanita itu sadar dengan segala kelebihan yang ia miliki, dan berbulan-bulan lamanya wanita itu mendekatinya. Ia tidak mengerti bagaimana caranya, tapi Jessica Lee mampu melakukannya tanpa membuatnya terlihat sebagai wanita murahan. Halus sekali. Ketika ia tersadar bahwa wanita itu menaruh perasaan terhadapnya, hubungan mereka sudah lebih dari sekedar teman, saling merasa nyaman satu sama lain. Wanita muda itu mampu menghiburnya disaat ia lelah, mengalihkan perhatiannya dari bayangan masa lalu. Dan ia, mengartikan itu sebagai cinta.

Ia fikir ia mencintai wanita itu, tapi ketika ia mempertanyakan kembali dan melihat semuanya dari sudut pandang yang lain, ia seolah mendapat tamparan keras. Perasaan, seluruh perhatian dan kasih sayang yang ia berikan pada wanita itu tak lebih dari perasaan bersalah, karena memanfaatkan Jessica untuk mengalihkannya dari bayangan masa lalu. Perasaan bersalah, karena tak bisa menjadi kekasih yang baik untuk seorang wanita yang sudah mencintainya. Perasaan bersalah, karena setelah hampir 1 tahun mereka bersama, ia masih saja belajar untuk membuka hatinya. Perasaan bersalah, karena wanita itu sudah memberikan seluruh perasaan hanya untuknya.

Ketika ia melihatnya sekarang, dari sudut pandang yang lain. Jessica dan Kyuhyun memiliki sifat yang tak jauh berbeda. Semua hal yang menjadi alasan baginya mencintai wanita itu selama ini, adalah alasan yang sama yang membuatnya jatuh cinta pada Kyuhyun dahulu. Apakah ia memang mencintai Jessica? Ataukah ia melihat sosok Kyuhyun dalam diri wanita itu?

Kehadiran dan kepergian Kyuhyun sekali lagi dalam hidupnya seolah membangunkannya.

Ia tidak mencintai Jessica.

Kenyataan yang ia sadari 3 minggu sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Tapi ia tidak bisa mundur dari pernikahan ini. Tidak ketika ia harus bertanggung jawab atas janin yang berada dalam kandungan wanita muda itu.

***

“Kau tidak menghubungiku beberapa hari terakhir ini, Jess. Kau baik-baik saja?”

“Ah, oppa. Ne, aku baik-baik saja. Maaf, ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan.”

“Begitukah? Kapan kau ada waktu luang? Bukankah kemarin kau mengajakku mencari cincin pernikahan?”

“Ah itu, aku ….” Jessica Lee menggigit bibir bawahnya, tidak tahu apa yang harus ia katakan pada calon suaminya itu.

“Jessica-sshi. Apa kau di dalam? Ada yang ingin aku tanyakan.”

Jessica menoleh, terkejut ketika Cho Kyuhyun masuk ke ruang kerja Yunho. Ruangan tempatnya menjawab panggilan Siwon saat ini.

“Ah, maaf. Kau sedang menerima telfon? Kalau kau sudah selesai, ada beberapa hal penting yang harus kutanyakan.”

Jessica terpaku, hanya bisa mengangguk bisu kepada detektif muda yang kini meninggalkannya sendiri. Jantungnya berdebar keras, apakah Siwon mendengarnya?

“Jess? Bagaimana?”

Jessica terdiam sejenak, mendengarkan dengan seksama perubahan nada dalam suara calon suaminya. Tak ada. Ia sedikit bernafas lega.

“Maaf oppa. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan beberapa hari ini. Mungkin 2 atau 3 hari lagi? Kalau tidak, aku ikut pilihan oppa saja.”

“Kau yakin? Baiklah, kabari aku jika kau sudah ada waktu luang. Kita lebih baik kita pergi bersama.”

“Ne, oppa. Sampai jumpa.”

Jessica Lee menggigit bibirnya, gugup. Ia tahu sikapnya terlihat tak biasa, tapi ia tak bisa membiarkan Siwon mengetahui apa yang terjadi padanya, atau rahasia atas kehamilannya akan terungkap. Karena semua petunjuk yang ada mengarah pada hubungan gelapnya dengan Han Jong Shik lah yang menjadi penyebab percobaan pembunuhan atas dirinya. Ia hanya berharap Siwon dapat bersabar beberapa hari saja. Detektif Cho sudah mengatakan bahwa ia sudah menemukan pelakunya, yang ia perlukan hanyalah mengumpulkan beberapa bukti penting dan mereka bisa menangkap para pelaku ini. Menarik nafas dalam, ia berjalan pelan menemui detektif muda yang tengah menunggunya, mencoba menyingkirkan perasaan bersalah dalam hatinya. Karena setelah semua kekacauan ini selesai, meskipun detektif muda itu telah melindunginya, ia tetap tidak bisa menghentikan pernikahannya dengan Siwon.

***

Inspektur muda itu mengetukkan jarinya pada meja dengan irama teratur. Pandangannya tak lepas dari ponsel yang baru saja selesai digunakannya. Ada sesuatu antara Jessica Lee dan Cho Kyuhyun. Ia tak salah mendengar ketika ia mendengar suara pemuda itu saat ia menelfon Jessica beberapa saat yang lalu.

Jessica tidak sedang sibuk dengan pekerjaannya, wanita muda itu justru tidak masuk bekerja 3 hari terakhir ini, sakit. Satu kabar mengejutkan yang diberikan oleh rekan kerja Jessica.

Detektif Cho sudah 3 hari terakhir ini menangani kasus atas panggilan pribadi.

Dua kabar mengejutkan yang terlalu mencurigakan untuk disebut sebagai kebetulan.

***

 Kyuhyun memijat pelipisnya pelan, berharap dapat menyingkirkan denyut menyebalkan disertai demam yang beberapa hari terakhir ini enggan meninggalkannya. Ia belum sempat beristirahat setelah menyelesaikan kasus terakhir dan kini tubuhnya harus diforsir lagi.

Ia meminta waktu 1 minggu pada wanita muda itu.

Dan sesuai janjinya, tepat 1 minggu, hari ini, semuanya akan selesai. Ia sudah memastikan bahwa hari ini mereka dapat menyergap sang pelaku dan dalang dibalik ini semua.

“Yoboseyo”

“Yoboseyo, Detektif Cho.”

“Inspektur Jung, aku sudah mengkonfirmasi lokasi. Pukul 12 siang tepat seperti perkiraan. Kau dan anak buahmu bisa menuju lokasi sekarang, aku sudah dalam perjalanan.”

“Terima kasih Detektif Cho, kita bertemu disana.”

“Ne.”

Kyuhyun menambah kecepatan mobilnya.

Sedikit lagi.

Sebentar lagi.

Dan ia harus merelakan Siwon untuk Jessica selamanya.

***

“Jess, bagaimana kabarmu hari ini?”

“Ah, oppa aku baik-baik saja. Ada apa?”

“Tidak, hanya ingin menanyakan kabarmu. Kau ada dimana sekarang?”

“Aku sedang di apartemen, oppa. Maaf aku sedang sibuk, ada pekerjaan yang harus kubawa pulang. Aku tidak sempat mengobrol saat ini. Kuhubungi kau besok bagaimana?”

“Ah, begitukah? Baiklah tidak apa, aku harap kita bisa bertemu besok.”

“Ya tentu saja oppa. Aku akan menemuimu besok, annyeong.”

“Ne.”

Choi Siwon menatap layar ponselnya dengan perasaan berkecamuk.  Pandangannya beralih pada pin board berisi foto, identitas dan berbagai macam informasi di hadapannya terkait Han Jong Shik dan keluarganya.

Ia baru saja dari apartemen wanita itu kemarin malam dan pagi tadi, dan tidak ada tanda-tanda keberadaan wanita itu sama sekali. Bahkan terlihat jelas bahwa wanita itu tidak pulang ke apartemennya.

Dan kini, di apartemen Cho Kyuhyun, di ruang kerjanya, semuanya menjadi jelas.

Tresspassing. Masuk ke wilayah milik orang lain tanpa izin. Salah memang, tapi ia tahu ia harus mencari tahu terkait Jessica dan Kyuhyun seorang diri.

Namun kini, ketika dihadapkan dengan kenyataan yang sebenarnya, ia tak tahu harus merasa seperti apa.

Ia menarik nafas dalam.

Besok Jessica sudah pasti akan menemuinya. Tentu saja, mereka berencana menyergap sang pelaku hari ini. Dan ketika kasus ini selesai, Jessica akan kembali padanya. Lalu apa yang harus ia lakukan pada wanita itu?

***

Jung Yunho sampai di lokasi yang sudah ditentukan. Ia menatap sekelilingnya namun tanda-tanda keberadaan sang detektif belum juga terlihat.

“Aku tidak bisa menghubungi Detektif Cho, Sir. Panggilannya tidak masuk.” Yoo Yeon Seok, salah seorang anak buahnya melapor.

Jung Yunho mengernyit, mereka jelas sedang dikejar waktu, apapun yang terjadi penyergapan harus dilakukan saat ini, ada atau tidak ada sang detektif.

“Terus hubungi detektif Cho, jika sampai 15 menit lagi tak ada kabar, kita mulai tanpanya. Katakan pada seluruh pasukan untuk bersiap.”

***

Ia sudah menginjak rem keras-keras, namun kecepatan tetap saja tak berkurang, jalan yang turun justru semakin menambah tinggi kecepatannya.

SIAL.

Seseorang menyabotase mobilnya.

Dan ia mestinya tak terlena dengan kondisi tubuhnya yang sedang drop sehingga lalai melakukan protokol standar keselamatan yang harus dilakukan.

Kesalahan amatir.

Anak usia 5 tahun pun seharusnya tahu.

Mencoba tetap tenang, ia mengambil ponsel dan menekan angka 1 beberapa saat.

Panggilan cepat, nomor darurat untuk keadaan genting.

***

Siwon berkeliling mengumpulkan bukti yang ia perlukan, tak mendengar panggilan yang masuk ke ponselnya yang tak sengaja tertinggal di ruang tengah apartemen Kyuhyun.

***

Menarik nafas dalam, ia mencoba tetap tenang.

Jika memang ini akhirnya, maka inilah akhirnya.

Dan menyiapkan dirinya untuk sebuah benturan keras yang akan segera datang.

***

“Bersiaplah, 10 hitungan mundur. Mulai.”

Jung Yunho menatap seluruh pasukannya yang perlahan meng-infiltrasi lokasi target.

Sejujurnya ia merasa khawatir dengan detektif Cho yang tidak bisa dihubungi, namun ia memiliki hal lain yang lebih menjadi prioritas untuk saat ini.

***

Choi Siwon beranjak dari ruang kerja Kyuhyun, tak sadar ia sudah menghabiskan beberapa jam di ruang kerja sang detektif muda, terlalu larut dalam pikirannya.

Ia mengambil ponselnya yang sempat terlupakan, dan mengernyit heran melihat panggilan masuk dari sang detektif muda 2 jam yang lalu.

Ia baru saja hendak menghubungi Kyuhyun saat sebuah panggilan dari nomor tak dikenal masuk ke ponselnya.

“Yoboseyo.”

“Yoboseyo. Annyeonghaseyo, apakah ini benar dengan Choi Siwon-ssi?”

Suara seorang wanita?

“Ne. Ada yang bisa saya bantu?”

“Saya Lee Soo Yeon, perawat Unit Gawat Darurat Sapphire Blue Hospital. Choi Siwon-ssi, nomor ponsel anda terdaftar sebagai nomor emergensi yang dapat dihubungi miliki salah satu pasien kami atas nama Cho Kyuhyun. Saat ini Cho Kyuhyun sedang berada di ruang ICU, dan kami membutuhkan persetujuan wali dari pasien atas beberapa tindakan yang harus dilakukan.”

Kyuhyun? ICU?

Ia terduduk lemas, jantungnya seolah berhenti berdetak. “N-ne?” bisiknya pelan.

“Ada beberapa pertimbangan terkait tindakan yang harus dilakukan yang perlu kami jelaskan pada anda. Namun mengingat kondisi pasien yang tidak stabil, kami tidak bisa menunggu lama, kami harap anda atau wali dari pasien bisa hadir disini paling lambat dalam waktu 1 jam.”

Choi Siwon terdiam, pandangannya kosong menatap kedua tangannya yang kini bergetar.

 


a/n: Guys. Maafin. Tapi komen kalian bikin nagih :(
Maaf karena update nya lama, kemarin harus menyiapkan sidang akhir yang akhirnya terlaksana beberapa hari yang lalu.. :')
Dan maaf lagi karena lagi-lagi gak sesuai janji kalo di chapter ini bakal selesai.
Gimana dong review nya bikin nagih pengen cepet-cepet nge post. Semoga sedikit lanjutan ini bisa menghibur atas keterlambatan kemarin ya. Tinggal ending kok abis ini tinggal ending.
Thanks for reading o/

with love, Kyu0306

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 1: English subtitle please
kyuona #2
Chapter 4: Meski sad ending tpi ini cerita keren.. Thanks buat ff nya authornim...
gyu1315 #3
Chapter 4: Kenapa sad ending.........
Aku baru baca ff ini dan sad ending.....
;;;;;;_;;;;;;
cath260797 #4
Chapter 4: Author knp hrs sad ending :((((...... gak ada sequalnya chingu???? Sedih bgt.. please sequal jd happy end :(
LienaQyu #5
Chapter 4: Eh,,, Kyu.nya meninggal??
terus WonKyu gmna?? seq.donk!!!!¡¡¡:-)
DesvianaDewi #6
Chapter 4: kok gini????? gak elit banget siiih.. -_- gak ada ide yaa????
DesvianaDewi #7
Chapter 3: kyunnie kecelakaan??? ayooooo lanjuuuutt gece wkwkek
meeKayla #8
Chapter 4: Eeeh kok gini??
Malah makin ga bisa komen ini
meeKayla #9
Chapter 3: Kirain ini belum lanjut. Akuuu nungguu lamaaaa banget rasanya. Eeh ternyata akunya yang ga punya notif tuk ff ini. Aku msh blm konsen komen. Heee
Mian mau lanjut baca next chap dlu. Ga sabar
JengDevy #10
Chapter 4: Haaa...
udah author.
Trus how about kyuuuuu??