Friendship 4

Friendship
Please Subscribe to read the full chapter

Saat ini Kyuhyun, Donghae, Leeteuk dan Changmin duduk melingkar di salah satu  pondok kecil di dekat danau di belakang panti.

“Ada apa sebenarnya Kyunie? Rencana apa yang kau maksud? Hyung tidak mengerti,” tanya Leeteuk penasaran. Donghae menganggukkan kepala menyetujui.

“Panti asuhan akan digusur hyung,” ucap Kyuhyun sedih. Kepalanya tertunduk lesu dengan bibir mengerucut.  Donghae mengusap-usap kepala Kyuhyun. Changmin menganggukan kepalanya.

Leeteuk ikut sedih mendengarnya. “Apa yang bisa kita lakukan?” gumamnya. Mereka masih anak-anak, belum mengerti masalah rumit seperti ini.

“Kyu pikir kita membutuhkan uang yang sangaaaaaaaat banyak,” ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya.

“Ommo! Sebanyak itukah?” Changmin mengerjapkan matanya takjub. “Dari mana kita dapat uang itu Kyu?”

“Kyu tidak tahu, makanya Kyu minta bantuan Teuki hyung dan Hae hyung,” Kyuhyun menggembungkan pipinya.

Setelah lama terdiam Changmin tersenyum lebar, “Bagaimana kalau kita mengumpulkan uang tabungan kita semua dan juga uang saku yang diberi Anna noona?” ujar Changmin semangat.

“Emmph, itu bisa saja. Tapi pasti masih kurang banyak Chwang!”

“Kyuhyunie!” seru Donghae tiba-tiba. Leeteuk, Kyuhyun dan Changmin menoleh ke arah Donghae yang sedang tersenyum lebar. Ketiganya menatap penuh tanya.

“Ada apa hyung?” tanya Kyuhyun.

“Apa kau menemukan ide bagus Hae?” tanya Leeteuk penasaran. Changmin menganggukkan kepala cepat.

“Kau bisa bermain biola kan?” Kyuhyun mengangguk.

“Ne, lalu?”

“Kita akan mencari uang dengan bermain musik, otte?” Donghae mengangkat kedua alisnya berulang kali.

Leeteuk tersenyum lebar dan menepuk kedua tangannya. “Ide bagus. Aku pernah melihat orang-orang mengumpulkan uang dengan bermain musik di pinggir jalan dan orang akan meletakkan uang di kotak di depannya.”

Kyuhyun dan Changmin saling berpandangan.

“Aku tidak pernah tampil di depan orang banyak hyung,” ucap Kyuhyun ragu. Dahinya berkerut.

“Tapi kau pernah tampil di depan kami Kyu,” ucap Leeteuk meyakinkan.

“Aku juga sering melihatmu memainkan biolamu Kyu. Anna noona, Lee ahjumma, dan juga yang lain juga pernah,” timpal Changmin. Kyuhyun melihat ketiganya ragu.

“Kalau begitu apa yang kita tunggu lagi? Ayo kita persiapkan semuanya,” seru Donghae semangat.

“Tunggu dulu!” Kyuhyun menghentikan ketiganya. Mereka memandang Kyuhyun penuh tanya.

“Kita tidak boleh memberitahu Anna noona, Lee Ahjumma, dan yang lain. Nanti pasti mereka tidak membolehkan kita,” mereka saling berpandangan kemudian mengangguk. Kyuhyun tersenyum puas. 

...

Mereka berempat bergandengan tangan di sepanjang trotoar setelah turun dari bis yang membawa mereka ke pusat kota. Kyuhyun digandeng Donghae, sedangkan Changmin digandeng Leeteuk. Mereka berempat menuju taman pusat kota untuk memulai misi mereka mencari uang.

Kemarin mereka sudah sepakat sepulang sekolah, Leeteuk dan Donghae akan meminta izin pada Anna noona untuk mengajak Changmin dan Kyuhyun bermain di bukit. Padahal mereka pergi ke pusat kota, itu supaya Anna noona tidak khawatir.

Kyuhyun sudah siap dengan biola ditangannya dan Changmin dengan harmonika miliknya. Sedang Donghae akan melakukan dance dan Leeteuk akan bernyanyi serta mengumpulkan uang. Perlahan mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang, mereka berhenti dan menonton. Mereka berempat semakin bersemangat saat orang-orang memberi mereka uang.

Mereka lakukan hal yang sama pada hari-hari selanjutnya, tapi semakin hari itu semakin melelahkan. Terkadang, hanya Changmin dan Kyuhyun yang tampil. Tapi tak jarang pula Kyuhyun tampil seorang diri, bahkan disaat ketiga temannya kelelahan. Anak itu tak terlihat lelah sama sekali. Semangatnya untuk mengumpulkan uang terlalu besar untuk dihentikan. Walaupun mereka bertiga sudah memintanya untuk istirahat sejenak tetap saja Kyuhyun keras kepala.

“Ssssss... pelan-pelan hyung, ini perih sekali,” Kyuhyun meringis saat Leeteuk mengobati jari-jarinya yang lecet karena terlalu banyak bermain biola.

“Hyung sudah mengatakan padamu untuk istirahat Kyunie, tapi kau keras kepala dan tidak mau mendengarkan,” Leeteuk meniup-niup jari-jari mungil itu.

“Tapi uang kita masih sedikit hyung, kita harus mendapatkan lebih banyak uang,”

“Aku tahu, tapi jarimu jadi terluka seperti ini,” Kyuhyun menunduk.

“Hyung sudah, jangan marahi Kyuhyunie lagi,” bela Donghae. Leeteuk mendengus sebal, tapi sedetik kemudian tangannya terulus mengelur surai hitam Kyuhyun.

“Hyung tidak marah Kyu, hanya khawatir. Jangan sedih ne?” Leeteuk tersenyum saat Kyuhyun mengangguk dan tersenyum manis padanya.

“Kyu, kita pasti bisa mengumpulkan uang banyak,” ujar Changmin yakin dengan cengiran khasnya.

...

Sudah satu bulan mereka mencari uang, selama itu pula mereka tidak pernah membeli apapun dari uang saku yang mereka dapatkan.

Donghae dan Leeteuk sepakat tidak memberitahu kedua orang tua mereka, karena pasti mereka akan melarang. Begitupun dengan Kyuhyun dan Changmin.

Mereka berempat baru saja memasuki gerbang panti asuhan saat melihat seorang pria berjas berdiri di depan panti bersama Lee Ahjumma dan Anna noona, serta semua anak-anak yang memperhatikan orang-orang dewasa itu.

Kyuhyun membulatkan matanya dan segera berlari mendekati mereka. Donghae, Leeteuk dan Changmin segera mengejar Kyuhyun. Sayup-sayup Kyuhyun mulai mendengar pembicaraan mereka, membuatnya berlari lebih cepat.

“Anda harus segera mengosongkan tempat ini Nyonya,” ucap pria berjas itu.

“Aku mohon Yunho-ssi, beri kami waktu lagi. Kami belum menemukan tempat baru untuk anak-anak kami.”

“Kami sudah memberi waktu sebula

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet