Kami tidak baik-baik saja.

Dengan Baekhyun di rumah kami, aku tidak tahu lagi apakah makananku masih bisa selamat atau tidak.Anak itu benar-benar gila, dia bisa memakan apapun.Mungkin jika kuberi dia piring bertaburkan gula, dia akan memakannya -_- Byun Baekhyun, dasar babi gendut!

"Sehun! Sssst! Tolong sembunyikan choco pie ini di punggungmu!"bisikku pada Sehun yang sedang duduk menonton tv.Dia menerima perintahku tanpa bertanya, mungkin karena dia sudah tahu alasannya mengapa aku harus menyembunyikan choco pie itu.

"Ya! Di mana Baekhyun?"mendengar nama Baekhyun, aku langsung menghela nafas.

"Dia di atas, di kamarmu"jawabku sambil duduk di sampingnya.Aroma parfumnya membawaku kembali ke sore hari tadi, di mana aku dan dia melakukan "sesuatu".Jantungku mulai berdegup kencang, tanganku juga berkeringat.Agh! Aku harus pergi dari sini!

"Sehun-a, aku akan menemani Baekhyun di atas!"ucapku tanpa menunggu jawabannya.Aku langsung berlari menuju lantai atas, aku masuk ke kamar Sehun dan menutup pintunya cukup keras.Aku mulai mengatur nafasku dan mencoba untuk menenangkan diriku.

"Y-Ya! Kau-! Kukira kau Sehun!"Baekhyun menepuk-nepuk dadanya sendiri, tangannya dengan cepat menyembunyikan sesuatu di bawah bantal, tetapi sayang, aku menangkapnya basah-basah.Aku menjilat bibirku, penasaran dengan barang apa yang ia sembunyikan.

"Baekhyun-a, apa yang kau sembunyikan?"aku kini duduk di samping Baekhyun, tanganku langsung mengarah pada bantal tadi, namun Baekhyun menahanku dan ia kini meniduri bantal itu! Menyebalkan!

"Ya! Apa yang kau lakukan?! Memangnya apa yang kau sembunyikan?!"tanyaku sambil terus berusaha untuk menyingkirkannya bahkan untuk membuatnya terjatuh saja dari ranjang.

"Ya! Oh Seyeon! Ya! Apa yang kau lakukan?!"Baekhyun berisik sekali ketika aku duduk di atas tubuhnya, wajah dan kupingnya sangat memerah dan ia mulai kehabisan tenaganya untuk melawanku.Aku mendekatkan wajahku padanya dan dia terdiam.

Heum! Trik andalanku memang tidak pernah gagal! Ah~~ kenapa mereka sangat lemah sekali pada trik ini? Akhirnya, aku bisa mengambil sesuatu yang Baekhyun sembunyikan tadi.

"Ahahaha! Dapat!"aku tertawa senang setelah mendapatkannya.Baekhyun menggeram, bukan geraman kesal...melainkan geraman...entahlah, kekalahan mungkin? Intinya, kini aku sudah memegang sebuah buku.Entah buku apa, tapi Baekhyun langsung menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Aku menjauhkan wajahku darinya dan aku masih duduk di atas perutnya- mungkin pinggang atau mungkin lebih rendah dari itu.Aku membuka lembaran buku itu satu persatu, dan ewww! Tuhan! Isinya hanyalah perempuan-perempuan seksi yang tidak berpakaian!

"Ew, Baek! Kau melihat hal-hal seperti ini?!"aku melempar buku- majalah itu pada muka Baekhyun.Baekhyun langsung tertawa, ia tidak menyingkirkan majalah itu dari wajahnya, tangan ia rentangkan ke atas.

Ia memintaku untuk memegangnya.

Aku melilitkan jari-jariku dengan miliknya-

"Ah!"

Baekhyun dengan cepat memgganti posisi kami.Aku yang di atas kini ada di bawah dan berlaku sebaliknya bagi Baekhyun.

"Tentu saja, kau lupa jika aku juga seorang laki-laki?"matanya menatapku dengan tatapan yang tidak pernah kulihat sebelumnya dari sesosok Baekhyun dan aku mulai merasa gugup.Aku tidak pernah menatapnya sedekat ini dan baru kusadari bahwa sahabatku yang satu ini memiliki wajah yang tampan juga.

"Pffft! Aku hanya bergurau, maafkan aku"Baekhyun mengacak rambutku kasar, lalu ia duduk di sampingku, tangannya kembali meraih majalah menjijikan tadi.Aku membuang nafasku kesal dan kutinju lengan Baekhyun pelan.

"Aigoo...aigoo...aku benar-benar akan memberi tahu Taeyeon"Baekhyun mendecak lidahnya tidak setuju, ia mengintimidasiku dengan matanya yang tajam.

"Kau pikir hanya aku seorang yang menyukai hal-hal seperti ini?"tanya Baekhyun, tangannya sibuk membolak-balik halaman majalah yang ia pegang.

"Maksudmu?"dan aku mengangkat alisku, tidak mengerti dengan apa yang ia katakan.

"Sebersih, serapih dan sereligius apapun seorang pria, mereka tetap seorang pria, begitupun dengan Sehun, alat kelaminnya berbentuk panjang, berbeda denganmu yang berbentuk bulat-"

BUK!

"BERISIK! DASAR MENJIJIKAN! ISH!"aku berlari keluar dari kamar Sehun, turun ke lantai bawah dan langsung masuk ke kamar mandi.Aku mengalirkan air dari kran, lalu membasuh wajahku dengan kasar.

"Ahhh....sia~l!"aku menepuk-nepuk pipiku, sedikit tercengang dengan perubahan warnanya yang drastis.Mereka begitu merah, rasanya seperti mau meledak saja.Dari luar, Sehun sudah mengetuk-ngetuk pintu, menanyakan keadaanku.

Aku membuka pintu kamar mandinya dengan perlahan dan di situlah dia berdiri, di depanku dengan tatapan matanya yang bisa saja membunuhku saat ini juga.Dia meniup beberapa helai rambut yang menghalangi matanya, ia berjalan ke arahku, tangannya beristirahat di keningku.

Tanpa sadar aku telah menatap wajahnya.Mata, alis, hidung, bibir, leher, jakun, lalu...aku berganti menatap tangannya, dadak