Weekend With Sehun
Blood and FleshIf you hate the sound of it, just skip the part.Simple right? It's nothing hot, but maybe some readers find it disturbing to read, so that's the reason why i warned you.
PEACE!
BLOOD AND FLESH CHAPTER 5
Tangan saling berpegangan, Tidak ada jarak, dada menempel pada satu sama lain, begitupun dengan mulut mereka.Sehun dan Seyeon sudah gila sehingga mereka berani untuk mencoba berciuman.Lidah hangat Sehun menjelajahi setiap sudut mulut Seyeon, merasakan kehangatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.Ciumannya begitu panas, namun tidak terburu-buru dan tidak berantakan, tetapi hanya ciuman pelan dan sensual yang mampu membuat otak dan perasaan mereka kacau.
Sehun melepas tangan Seyeon, ia kini meletakannya di pinggang adiknya, mengangkatnya ke pangkuannya, atau...ke tempat yang berbahaya.Sesekali mereka tertawa, berpikir betapa lucunya situasi mereka saat ini.Seyeon pun melepas tangan Sehun, meletakan tangannya di pundak Sehun agar ia tidak jatuh karena Sehun mulai menciumnya dengan kasar sehingga ia terdorong ke belakang.
Sehun dahulu yang melepas bibir Seyeon dari mulutnya dan mereka pun menyandarkan kepala mereka pada milik satu sama lain, nafas mereka begitu pendek dan berat, dada mereka naik turun, tangan kembali berpegangan pada satu sama lain.
"Sehun..."panggil Seyeon, tangannya bekerja untuk mengusap rambut Sehun, lalu ia kembali mendekat, ingin mencium Sehun kembali.Namun alkohol telah mengambil alih tubuhnya dan Seyeon pun jatuh tidur.Sehun tersenyum seperti orang gila, ia memeluk tubuh kurus Seyeon dan pergi ke dunia mimpi, berharap bertemu dengan Seyeon juga di sana.
***
Eum...bau apa ini? baunya sungguh membuat rasa pusingku hilang.Dengan perlahan aku membuka mataku, aku melihat langit-langit bertempelkan foto-fotoku dengan Sehun dan aku berkata dalam hati "Aku ada di kamarku".Bukankah tadi malam aku berpesta dengan Sehun di ruang tengah? Kenapa sekarang aku ada di di sini?
"Seyeon, kau sudah bangun? Makan."ucap Sehun ketika ia membuka pintu kamarku, dia menatapku seperti biasa dengan wajah datarnya.Oh iya! Dia tidak akan pergi sebelum aku menjawabnya.Aku pun menjawabnya dengan anggukan barulah ia pergi, turun ke lantai bawah.Aku menatap sekeliling kamar dan aku sadari kamarku lebih bersih dari sebelumnya, bahkan kamarku tidak pernah sebersih seperti sekarang.
Apa Sehun yang membersihkannya? Ya, bisa jadi.Anak itu kan tidak bisa ditebak.Dia bisa jadi jahat, manis, menjijikan bahkan menjadi manusia bersih sedunia pun, ia bisa.Ckck...Oh Sehun, kalau saja bisa, aku ingin sekali memindahkan otakmu ke kepalaku.
"Sehuuun, kita kembar tapi kenapa kita berbeda sekali?"aku bertanya padanya sambil memijiti kepalaku yang sakit.Waw! Wine itu benar-benar mantap! hihi...
"Kau ini bodoh sekali."
J L E B!
"Tidak usah terlalu jujur bisa kan? Dasar!"Aku memanyunkan bibirku kesal.Lagipula aku ini bertanya, bukannya menjawab kenapa dia malah mengatakan hal bodoh seperti itu?
Sial! Aku tidak bisa marah padanya.Kalau aku marah, aku tidak akan bisa makan.Aku ini tidak bisa masak, menggoreng telur pun hangus, merebus air entah kenapa airnya mengering.Tapi Sehun...sudah lah, aku tidak mau mengatakan apa-apa lagi tentangnya.
"Cepat makan, jangan pikir kau bisa bermalas-malasan walaupun hari ini libur"Sehun menaruh 2 telur goreng, 2 sosis dan satu roti panggang di satu piring.Cih! Dia pikir kita di mana? Aku ingin nasi!
Agggh! Aku ingin sekali mengeluh tapi aku lapar!
dan takut.Ehm, lupakan bagian itu.
"Hari ini bagaimana kalau kita pergi ke...."
"Taman bermain!"sambungku dengan riang.Namun Sehun langsung terdiam, walaupun wajahnya begitu-begitu saja, aku tahu dia tidak senang dengan ideku.Aku mulai tertawa kecil dengan canggung.
"A-Ah, mungkin-"
"Baiklah, sudah lama kita tidak ke sana, bukan?"Sehun mengunyah
Comments