My first love
Blood and Flesh"Ya! Oh Seyeon! Kau pakai celanaku lagi?! Ya! Buka sekarang juga!"
"Mwo?! Ini punyaku!! Lagipula siapa yang ingin memakai celana baumu?!"
"Ya! Jaga mulutmu! Aku ini oppa! Oppa!"
"Oppa?! Kau hanya berbeda 3 menit dariku dan kau sebut dirimu sebagai oppa?!"
TAK! TAK! TAK!
"Oh Sehun! Oh Seyeon!"Aku dan Sehun otomatis berpegangan tangan ketika eomma memukulkan rotannya pada meja makan.Rotan itu tidak pernah dipakainya untuk memukul kami, ia hanya menggunakannya untuk membuat kami berhenti bertengkar.Tapi...tetap saja, rotan itu maupun eomma sangat menakutkan di mata kami.
"Oh Sehun! Kau tidak tahu eomma selalu membelikan kalian pakaian yang sama?!"bentaknya.Walaupun terdengar seperti pertanyaan yang tidak perlu di jawab, sebenarnya...
"Aku tahu, eomma"harus dijawab.Sehun melepas tanganku kasar, aku meliriknya tajam.Agh! Aku tidak peduli jika ia marah, lagipula ini bukan salahku.
"Dan kau Oh Seyeon! Di mana sopan santunmu? Kau pikir kau pantas mengejek oppamu sendiri?!"aku meredam semua amarahku, aku hanya tertunduk lemah dan akhirnya aku meminta maaf pada eomma dan juga Sehun.
Setiap hari, yang aku dan Sehun lakukan hanyalah bertengkar.Aku sangat ingin akrab dengannya, namun dia seorang laki-laki, kami sangat berbeda.Kami pun jarang bicara, sekalinya bicara akan memicu api pertengkaran, maka dari itu kami jarang bicara.
20 februari, 2002.
Aku berumur 8 tahun.Sehun dan aku pergi ke sekolah yang sama,tapi tidak satupun anak-anak yang mengetahui bahwa kami adalah saudara kembar.Sehun maupun aku selalu tidak menghiraukan keberadaan satu sama lain, walaupun berpapasan kami tidak peduli.
Tapi ketika waktunya pulang, kami akan pulang bersama secara hati-hati karena kami tidak ingin anak-anak yang lain tahu.Apalagi anak perempuan, mereka akan salah paham dan mereka pasti akan membenciku.
Sehun memang sebuah beban.Aku benci padanya.
"Ya, Oh Seyeon"panggilnya tanpa menoleh.
"Hmm?"
"Tidak ada yang mengganggumu di sekolah, kan?"aku memanyunkan bibirku.Anak ini aneh, bertanya semacam itu pada Oh Seyeon yang populer, mana mungkin ada orang yang menggangguku? Yang ada anak-anak menyukaiku, mereka melihatku sebagai idol, aku dikagumi semua orang.
"Ya, Oh Sehun.Kau pikir siapa aku?"
"Ah~ aku lupa, tidak mungkin ada yang mengganggumu, kan? Bahkan setan pun takut padamu"ucapnya sambil tertawa jahat.Aku berlari untuk menyamakan langkahku dengannya dan aku melakukan itu untuk memukul kepalanya.Sehun merintih sakit, namun ia dengan cepat membalasku.
"Ya! Perempuan gila! Kau ingin mati?! Dan aku baru sadar, kenapa kau memanggilku Sehun?! Oppa! Panggil aku oppa!"Sehun menarik kepanganku ke belakang sehingga tentu saja kepalaku tertarik ke belakang.Namun aku tidak kalah, aku pun...melakukan hal yang sama.Hahahahaha!!
"Oppa?! Huek! Sampai kucing menetas pun aku tidak akan memanggilmu oppa!"balasku lebih sangar.Sehun merengut kesal, ia mendorong kepalaku sampai aku terjatuh.Karena kami menaiki tanjakan, aku terjatuh menggelinding ke bawah.
"Seyeon-a!!!!"aku bisa mendengar teriakannya dengan jelas walaupun aku jauh berada di bawah.Entah mengapa...tampangnya yang terlihat begitu mengkhawatirkanku membuatku lupa dengan rasa sakit yang sedang kurasakan.
Walaupun kakiku sepertinya patah, aku tidak merasa sakit, euh...mungkin sedikit.
Karena Sehun...terlihat begitu khawatir, dia juga sampai menangis, padahal aku tidak menangis sama sekali.Aku terlalu fokus pada wajahnya, aku tidak memikirkan yang lain.
"Ya! Jawab aku! Apa kau tidak apa?! Darahmu begitu banyak!"Jawab.….? Aku bahkan tidak mendengar pertanyaannya.
"Oppa..."panggilku, dia mengangkat alisnya dengan tampang sedih.
"Aku tidak apa, berhenti menangis dan aku juga tidak akan bilang pada eomma mengenai ini"
"Ya! Berhentilah dengan omong kosongmu! Aku pantas dihukum! Kau terluka..."suaranya bergetar hebat, wajahnya yang tampan tiba-tiba menjadi buruk rupa.Karenanya aku jadi tertawa.Oh Sehun benar-benar aneh.
Hari itu berakhir dengan Sehun yang menggendongku di punggungnya sampai rumah.
Oh, jangan lupa dia juga membuat sungai yang bersumber dari air matanya.
Pffttt!!
10 April, 2008.
Mungkin terdengar aneh, namun di umurku yang ke 14 tahun ini...aku menemukan cinta pertamaku! Dia seorang senior yang 2 tahun lebih tua dariku.Tubuhnya tinggi, senyumnya indah, pintar dan juga tampan.
Dia adalah laki-laki idaman! Ah...setiap pagi, aku tidak boleh melewatkan pertandingan sepak bolanya, di ja
Comments