Mr. Guilty

All of The Stars
Please Subscribe to read the full chapter

“Apa dia selalu seperti ini?”

Hyera menoleh. Jongin barusan bertanya tapi tidak menatapnya. Sebaliknya, pemuda itu menatap lurus-lurus pada Solji yang sedang menari dengan Sehun, sambil sesekali meminum punch.

“Solji?” tanya Hyera. “Menurutmu?”

Jongin mengangkat bahu. “Mana kutahu. Makanya aku bertanya.”

“Well, kau pasti sudah melihat perkembangan dirinya selama tiga tahun sekolah bersama.”

“Ada lebih dari seribu murid di sekolah kita, Hyera. Sulit menemukannya.”

Hal itu membuat Hyera heran. Berarti, Jongin sudah mencari-cari Solji dari dulu?

Hyera meletakkan gelas sirup kosong diatas meja. “Baiklah. Aku mengenal Solji dari kelas sepuluh. Dia sudah cantik seperti sekarang, tentunya. Yang berbeda hanya pakaian dan kebiasaannya.”

Jongin menyerngit. “Pakaiannya? Kebiasaannya?”

“Dia tidak pernah berpakaian provokatif seperti sekarang dan senang berpesta sebelum—“ ucapan Hyera berhenti ditengah jalan.

“Sebelum apa?” nada Jongin terdengar memaksa.

Hyera menghela napas. “Sebelum dia bersama Sehun.”

“Jadi, maksudmu Sehun yang membuat Solji seperti ini? Hardcore party girl?”

“Menurutmu sendiri saja.”

Pemuda itu kembali memusatkan pandangan pada Solji. Dia menatap sahabat kecilnya sedih. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada Solji sampai-sampai Jongin hampir tidak mengenalinya lagi. Jongin menyesal sudah pergi. Harusnya dia tidak egois untuk meninggalkan Solji, karena gadis itu tidak akan seperti ini jika Jongin masih disisinya, sebagai Kai.

Karena Kai tidak akan membiarkan Solji jatuh ke pelukan seorang mantan playboy seperti Sehun yang membuatnya terjerumus ke dunianya yang tidak baik.

Pasangan itu kelihatannya sudah mabuk berat. Sehun kini merapatkan bibirnya ke milik Solji. Solji menjatuhkan gelasnya ke lantai untuk membalas perlakuan Sehun.

Jongin berhenti memandangi mereka. Dia butuh minuman untuk menyegarkan dirinya yang terasa panas.

“Jangan!”

Tangan Jongin yang hendak memasukkan isi gelas ke mulut ditahan. Jongin menoleh, keheranan pada Hyera.

“Kau salah tuang. Itu alkohol. Bukankah kau tidak tahan alkohol?”

“Oh, ya ampun.” Jongin menaruh gelas itu kembali ke meja dan menuangkan sirup ke gelas lain. “Maaf, aku sedang tidak fokus. Terima kasih sudah mengingatkan, omong-omong.”

“Kenapa? Solji dan Sehun membuat pikiranmu melantur?”

Gadis berponi itu menyeringai ketika menyadari perkataannya tepat sasaran. Jongin berhenti minum. Dia pun meletakkan gelas, lalu menghela napas.

“Kau bisa menjaga rahasia?”

--

Bel pulang berbunyi dengan nyaring ke seluruh penjuru gedung sekolah. Murid-murid dengan senang menutup buku dan mulai merapikan barang untuk pulang. Termasuk Solji, yang pada saat itu sedang berada di laboratorium Kimia selepas eksperimen.

“Solji,” Panggil Hyera saat mereka sedang merapikan peralatan eksperimen bersama-sama.

“Yeah?”

“Nanti kamu akan datang, kan?”

“Mengajar anak kelas sepuluh debat?” tanya Solji. Tim debat memang sedang menyiapkan diri untuk kompetisi perdana bagi kelas sepuluh.

Hyera mengangguk.

“Duh, maaf ya, tapi aku ingin mengunjungi ibuku.” Solji merasa bersalah. “Kamu bersama Sena saja tidak apa-apa, kan?”

“Mau bagaimana lagi.” Hyera mengangkat rak tabung reaksi dan membawanya ke lemari penyimpanan.

Solji membawa rak lain sekaligus menyusul Hyera ke lemari. “Kamu marah, ya?”

“Marah?” ulang Hyera, menatap sahabatnya seakan dia lucu. “Tidak. Aku tidak akan marah. Asal sabtu malam nanti kamu menepati janjimu denganku dan Sena untuk menonton film.”

Solji mengangguk. “Memangnya kita mau nonton film apa?”

Detik berikutnya, dia kena timpuk batang pengaduk.

“Aw!” rintih Solji.

“Apa belaian Sehun tadi malam membuatmu lupa ingatan?”

“Belaian Sehun?” ulang Solji, lalu tawanya meledak. “Hyera, pilihan katamu menggelikan, tahu!”

Sahabatnya itu ikut tertawa sampai poninya miring. “Aku benar, kan?”

“Salah.” Solji menyentil dahi Hyera. “Terakhir aku tidur dengannya itu setelah after-party kemenangan tim bisbol.”

Mata Hyera melebar. “Kamu kira aku mau tahu?”

Solji mengangkat bahu. “Siapa tahu.”

Dua sahabat itu kembali ke meja tempat mereka melakukan eksperimen tadi. Disana, mereka melepas jas lab dan menjejalkannya ke dalam tas. Setelah itu, dipanggulnya tas itu ke punggung dan mereka berjalan keluar bersama-sama.

“Kalian tidak melakukannya di rumah Jongin, kan?”

“Katanya tidak mau tahu,” kata Solji. “Tidak, kok. Di rumahku.”

Hyera mendengus. “Aku tidak akan mau main ke rumahmu sampai bekas-bekas kegiatan kalian hilang dari sana.”

Solji terkekeh. Dia kemudian teringat satu hal.

“Kenapa kamu tidak berniat berpacaran, Hyera?”

“Got no time for that .”

“Kenapa begitu?” tanya Solji heran. “Asal kamu tahu ya, sebenarnya banyak siswa yang mengincarmu.”

“So?”

Solji cemberut. “Dasar tidak peka. Kalau begitu, aku sendiri saja yang inisiatif mencarikanmu kencan. Aku bisa mengenalkanmu dengan salah satu teman Sehun yang single—“

“Dengan ujian kelulusan dan masuk perguruan tinggi didepan mata?” potong Hyera. “Terima kasih sudah perhatian, Solji, but no.”

Membujuk Hyera memang merupakan salah satu hal tersulit di dunia. Gadis itu perfeksionis, segalanya harus terlihat sempurna, termasuk masa depannya. Hyera telah memimpikan Seoul National University sejak kecil. Dia pernah bilang pada Solji, ketika dia sedang bermalas-malasan, ada ribuan saingannya untuk masuk SNU yang sedang belajar.

Bagi Hyera, pacaran hanya membuang-buang waktu saja. Hyera bahkan tidak masalah tidak pernah berpacaran di SMA jika itu berarti impian-impiannya akan terwujud. Solji menganggap Hyera berlebihan telah berkata seperti itu, begitu juga Hyera yang menganggap Solji berlebihan karena menurutnya Solji tidak bisa hidup tanpa cowok.

“Aku pergi dulu. Takut kesorean.” Solji melambai pada Hyera, yang kemudian masuk ke dalam ruang kelas dimana tim debat akan berlatih.

Sementara itu, Solji berlari menuju kelas Sehun. Hanya tersisa seorang siswa disana. Siswa itu membelakangi Solji, sedang melepas atasan seragamnya. Ta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
baeknoona #1
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
baeknoona #2
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
baeknoona #3
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
baeknoona #4
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
keyhobbs
#5
Chapter 6: akhirnya lepaslah solji dri belenggu sehun, haha jadi dia bisa mutusin masa depannya sendiri, apalagi ada Kai d samping dia hihi...^^
baeknoona #6
Chapter 5: Sehun bener- bener brengsek, di sini cuman manfaatin Solji!! Jong...kamu manis banget!!
baeknoona #7
Chapter 5: Sehun bener- bener brengsek, di sini cuman manfaatin Solji!! Jong...kamu manis banget!!
keyhobbs
#8
Chapter 4: Woahh..sehun ngeselin juga yah d chapter ini, bukannya ngedukung pacarnya malah egois sendiri...pngen menang sndiri,seenak jidat nentuin masa depan terbaik solji tanpa minta persetujuan solji...humm,,jadi kesel sendiri aku-_-
shin9586 #9
Chapter 4: Kenapa cuma mau break aja sih? Mending udahan aja sekalian. Hubungan Sehun Solji udah nggak sehat. Kasihan Soljinya, dia kan mau jadi ice skater figure
keyhobbs
#10
Chapter 3: haduh....ternyata cuman salah paham ya??humm~~~kasihan bnget jongin...harus nanggung rasa bersalahnya sendiri-_-