Mr. Unpredictable

All of The Stars
Please Subscribe to read the full chapter

 

“Baby!”

Solji tidak sempat melihat yang memanggilnya, walaupun sudah jelas siapa. Karena dalam hitungan detik setelah Solji menoleh, dirinya langsung didorong ke dinding koridor sekolah dan orang itu menciumnya. Wangi Aigner memasuki rongga hidung Solji, membuat Solji tersenyum dan mengalungkan lengan di leher Sehun.

“Demi Tuhan,” kata Hyera, sahabat Solji, dengan kesal. “Tidak bisakah kalian lakukan ini di tempat lain selain koridor? Orang-orang memperhatikan, tahu!”

Benar saja, setiap murid yang lewat pasti menyempatkan diri untuk menatap. Pandangan iri terus dilemparkan pada Solji-Sehun. Mereka memang terkenal sebagai pasangan fenomenal SMA Sowon.

Sebenarnya, hanya Sehun yang fenomenal. Bagaimana tidak, dengan wajahnya yang tampan dan postur tubuh proporsionalnya, setiap siswi di sekolah yang berpas-pasan dengannya pasti melirik dua kali. Tidak ada siswi yang tidak berpikiran sama soal Oh Sehun. Belum lagi dia adalah kapten tim sepak bola untuk periode tahun ajaran ini.

Solji baru dicap seperti itu setelah berpacaran dengan Sehun. Sebelumnya, dia hanyalah siswi biasa yang bergaul dengan teman sesama anggota tim debat. Solji memang cantik, namun tidak banyak yang sadar akan itu. Barulah saat dia dipacari Sehun, para siswa iri berat.

“Ugh, aku nggak mau tahu, ya, Solji, kalau nanti ada guru yang lewat dan memberi kalian detensi. Aku nggak akan peduli, apalagi membantumu.” Setelah mengatakan itu, Hyera melenggang pergi tanpa menoleh lagi.

Tak lama setelah Hyera pergi, Sehun akhirnya melepaskan Solji. Mereka tersenyum. Sehun kemudian menggandeng tangan Solji untuk keluar gedung sekolah.

“Bagaimana harimu?” tanya Solji.

“Coba tebak.” Sehun menyeringai.

Solji menatapnya. “Kamu berulah lagi?”

“Tepat sekali.”

“Sehun.” Wajah Solji menggelap. “Apa yang kamu lakukan sekarang?”

“A little rebellion won’t hurt, baby.”

“Sehun, ini bukan yang pertama kalinya,” kata Solji lagi. “Terserah kamu sekarang. Aku nggak mau lagi membelamu didepan guru yang kamu buat tersinggung.”

Sambil cemberut, Solji melepas tangan Sehun dan berjalan mendahuluinya.

“Ayolah.” Sehun menyusul lalu merangkulnya. “Kalau kamu seperti ini, siapa yang akan menemaniku menonton final nanti malam?”

Solji menepis tangannya. “Ajak saja gadis-gadis yang selalu mengantri untuk tidur denganmu.”

“Oooh, ada yang cemburu rupanya.” Sehun menyeringai, mengikuti langkah Solji dari belakang. “Bukankah aku pernah bilang aku sudah berhenti menjadi seorang bajingan?”

“Tidak sepenuhnya. Kamu masih tidak sopan pada guru.” Solji mendengus.

“Oke, oke, ini yang terakhir kalinya.”

“Percuma bicara jika tidak ada tindakannya.”

“Kalau begitu, besok aku akan datang ke ruangan Jin seonsaengnim dan meminta maaf.”

“Kamu cari masalah dengan wali kelasmu sendiri?” Solji melotot. “Jangan besok, minta maaf sekarang!”

“Tidak bisa,” kata Sehun, lalu melanjutkan ketika tinju Solji terangkat. “Guru-guru sedang rapat, ingat? Makanya kita dipulangkan lebih awal.”

Solji menurunkan tangan, menyamarkan salah tingkahnya dengan menyelipkan rambut ke belakang telinga. Sementara Sehun sudah berusaha keras menahan tawa melihat tingkah Solji.

“Ayo, pulang.” Solji berbalik dan melangkah menuju gerbang.

“Hei! Mau kemana?” seru Sehun.

Solji menoleh, menatap Sehun bingung. “Pulang?”

Sehun kali ini terkekeh tanpa bisa ditahannya lagi. “Tempat parkir disebelah sana,” Ujarnya sambil menunjuk ke arah kanan.

Pipi Solji memerah. Dia berjalan duluan ke tempat parkir tanpa menoleh ke belakang. Sehun yang masih tertawa menyusul, merangkul Solji menuju motor.

Dalam perjalanan pulang, Sehun akhirnya menceritakan perbuatannya tadi pada Solji. Ternyata, Sehun telat mengumpulkan tugas sampai satu bulan lamanya. Dan kebetulan guru yang mengajar adalah wali kelasnya sendiri, Jin seonsaengnim. Guru yang usianya tak lagi muda itu ditakuti anak-anak karena temperamennya, kecuali Sehun.

Karena kelakuan Sehun, sang guru marah dan menunjuk Sehun dengan sebuah penggaris papan tulis. Dengan itu dia berkata, “Orang yang berada di ujung penggaris ini adalah pemalas. Dan malas dapat menjadi awal dari kebodohan.”

Dengan santainya Sehun menjawab, “Ujung yang mana?”

Akhirnya, sisa perjalanan itu diisi dengan Solji yang menceramahi Sehun.

--

Solji turun dari Ducati Sehun dan melepas helm, lalu memberikannya ke pacarnya.

“Terima kasih sudah mengantar,” katanya.

Sehun mengangguk, ikut melepas helm. “Bagaimana dengan rencana kita nanti malam?”

“Tentu aku akan datang. Orang aneh mana yang mau melewatkan final kejuaraan?”

“Bagus. Aku akan menjemputmu pukul enam,” kata Sehun. “Lalu, after-partynya?”

“Ayahku masih di luar kota. Jadi, kita bisa berpesta sampai pagi.”

“That’s my girl.” Sehun menyeringai dan menunduk untuk mencium Solji, yang dibalasnya.

Namun, baru sebentar saja Sehun sudah melepasnya. Dia menatap ke belakang Solji. Solji yang bingung menoleh, mendapati seorang teman sekelasnya berdiri disana sambil menatap mereka dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti.

“Halo, Kyungsoo,” sapa Solji. “Sedang apa disini?”

“Aku tinggal di daerah ini, ingat?” jawab Kyungsoo dingin.

Solji menepuk kening. “Oh, aku lupa. Maaf sekali, ya.”

Kyungsoo mengangkat bahu. “Bukan masalah besar,” Jawabnya, lalu berjalan melalui Solji dan Sehun.

“Hei, Kyungsoo!” seru Solji kemudian. “Semoga beruntung dalam bertanding malam ini.”

Kyungsoo hanya menjawab dengan sebuah anggukan, lalu pergi.

“Baiklah, siapa pemuda tidak sopan itu?” tanya Sehun.

“Hanya anak di kelasku.”

“Biar kutebak, a nerd?” kata Sehun sok tahu.

“Apakah semua anak pendiam itu nerd? Tidak, Hun, dia di tim bisbol. Bukankah tadi aku mendoakannya agar beruntung dalam pertandingan nanti malam?”

Sehun menyerngit. “Benarkah? Mengapa aku tidak pernah mendengar namanya?”

“Dan kau sudah dengar. Sudahlah, bukan itu yang penting sekarang.” Solji mengalungkan lengan di leher Sehun. “Menurutmu, apa yang harus kukenakan malam ini?”

“Nothing.”

“Sehun!” Solji tertawa. “Aku serius!”

Sehun ikut tertawa. “Iya, iya. Hmm, aku ingin melihat warna yang mencolok.”

Solji tersenyum. “Aku punya banyak di lemariku.”

“Bagus.” Sehun mau mencium Solji lagi, tapi tangan Solji menahannya. Sehun langsung menatap Solji dengan jengkel.

“Kapan aku masuk kalau kamu terus menciumku?”

“Aku bisa masuk ke dalam.”

“Tidak. Pulanglah. Kerjakan PR-mu,” Kata Solji tegas.

“Chill, babe. Aku tidak benar-benar serius,” kata Sehun. “Tidak heran kau selalu membawa kemenangan bagi tim debat. Ekspresi wajahmu itu cocok sekali untuk mengintimidasi orang lain.”

“Aku menghargai pujianmu, Sehun, tapi aku harus masuk.”

Sehun mengalah. Dia memakai helm lalu menyalakan mesin motor. Setelah berpamitan pada Solji, dia membawa motornya pergi dari sana dengan mengebut, menimbulkan suara knalpot yang berisik. Solji menggelengkan kepala lalu masuk ke dalam rumah.

Di sisi lain, Kyungsoo keluar dari tempat persembunyiannya di belakang pohon. Pasangan itu terlalu sibuk sehingga tidak sadar Kyungsoo masih ada disana daritadi. Kyungsoo pun mengeluarkan ponsel, lalu memotret Solji yang sedang menutup pintu pagar, namun tetap tidak melihat Kyungsoo. Dia mengirim foto itu ke seseorang.

Inikah gadis

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
baeknoona #1
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
baeknoona #2
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
baeknoona #3
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
baeknoona #4
Chapter 6: Ayo dong buat Solji ingat kembali ke Jongin. jangan lama" ngepostnya ka? hehehe
keyhobbs
#5
Chapter 6: akhirnya lepaslah solji dri belenggu sehun, haha jadi dia bisa mutusin masa depannya sendiri, apalagi ada Kai d samping dia hihi...^^
baeknoona #6
Chapter 5: Sehun bener- bener brengsek, di sini cuman manfaatin Solji!! Jong...kamu manis banget!!
baeknoona #7
Chapter 5: Sehun bener- bener brengsek, di sini cuman manfaatin Solji!! Jong...kamu manis banget!!
keyhobbs
#8
Chapter 4: Woahh..sehun ngeselin juga yah d chapter ini, bukannya ngedukung pacarnya malah egois sendiri...pngen menang sndiri,seenak jidat nentuin masa depan terbaik solji tanpa minta persetujuan solji...humm,,jadi kesel sendiri aku-_-
shin9586 #9
Chapter 4: Kenapa cuma mau break aja sih? Mending udahan aja sekalian. Hubungan Sehun Solji udah nggak sehat. Kasihan Soljinya, dia kan mau jadi ice skater figure
keyhobbs
#10
Chapter 3: haduh....ternyata cuman salah paham ya??humm~~~kasihan bnget jongin...harus nanggung rasa bersalahnya sendiri-_-