Chapter 3

Our Old Story

Jam dinding telah menunjukkan pukul sebelas malam. Kota Seoul masih ramai walaupun sudah larut malam. Malam minggu memang waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu sesuai dengan keinginan. Namun, tidak untuk Junhoe karena ia masih harus berkutat dengan tugasnya.

Matanya merah karena ia menatap layar laptop berjam-jam lamanya. Tiga gelas kopi sudah ia habiskan, tetapi tetap saja matanya sulit diajak kompromi. Ia benar-benar butuh tidur.

Matanya hampir terpejam sempurna ketika ketukan pintu menyadarkannya. Dengan erangan pelan ia bangun dan berjalan menuju pintu untuk membukanya.

“Noona? Ada apa?” Junhoe sedikit terkejut karena ternyata orang di depannya adalah Jang Hana, teman Hayi.

“Hayi memintaku untuk memeriksa Donghyuk di kamarnya. Bisa tolong kau panggilkan?” Hana menjelaskan kedatangannya ke tempat Junhoe.

“Mungkin dia tidur. Donghyuk pasti baik-baik saja. Sakitnya sudah sembuh sejak seminggu yang lalu. Bilang pada Hayi noona kalau Donghyuk tidak apa-apa. Dan katakan padanya untuk tidak memperlakukan Donghyuk seperti bayi,” kata Junhoe kesal. Ia muak melihat Hayi yang selalu memperlakukan Donghyuk seperti bayi. Bukan karena ia cemburu, namun ia hanya tidak menyukai sikap Hayi yang menurutnya berlebihan.

Hana masih menatap Junhoe, ia bergeming. Junhoe yang mengetahui apa maksud dari tatapan Hana langsung keluar rumahnya kemudian mengetuk pintu rumah Donghyuk keras.

“Donghyuk. Kim Donghyuk. Apa kau di dalam? Hana noona mencarimu,” ucap Junhoe sambil terus mengetuk pintu.

Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam.

“Sepertinya Donghyuk pergi, noona.” Junhoe menyimpulkan sendiri.

“Begitukah? Baiklah aku akan memberi tahu Hayi. Pasti ia akan sangat khawatir,” kata Hana sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

“Hayi noona berlebihan sekali. Donghyuk sudah bukan anak kecil. Ia tidak perlu mengabari bagaimana keadaannya dan di mana dia berada.”

“Hayi itu tidak punya adik. Ia sudah menganggap Donghyuk adiknya. Makanya ia sangat khawatir tentang Donghyuk.” Hana menjelaskan alasan mengapa Hayi bersikap demikian. Walaupun Junhoe sudah tahu alasan tersebut.

“Aku tahu,” balas Junhoe singkat. Ia sudah sering mendengar Hayi berbicara hal yang sama.

“Baiklah, kalau begitu aku permisi. Terima kasih, Junhoe.” Hana langsung pergi meninggalkan Junhoe yang maish berada di depan pintu rumah Donghyuk.

“Aku kira dia datang ingin apa.” Junhoe bergumam kesal sambil melihat punggung Hana yang semakin jauh.

Jarak rumah Hana dan rumah Junhoe dan Donghyuk tidak begitu jauh. Karena itu Hayi selalu menanyakan keadaan Donghyuk pada Hana.

Junhoe kesal apabila Hayi memperlakukan Donghyuk seperti anak kecil. Karena ia juga ingin diperhatikan oleh Hana.

 

Junhoe menyukai Hana

 

***

 

“Hana noona kemarin mencarimu.”

Donghyuk yang sedang memakan ramennya langsung mendongakkan kepalanya menghadap Junhoe. Wajah sahabatnya terlihat sedikit murung.

“Untuk apa dia mencariku?” tanya Donghyuk langsung pada intinya. Ia bukan orang yang suka berbasa-basi.

“Hayi noona.” Junhoe hanya menjawab singkat. Tanpa dijelaskan, Donghyuk juga sudah mengerti maksud Junhoe.

“Ah, Hayi noona benar-benar.” Junhoe hanya mengangkat bahunya ketika mendengar kata-kata Donghyuk barusan.

Setelah perkataan Donghyuk, tidak ada yang bicara lagi. Keduanya sibuk memakan ramen mereka masing-masing.

Dan juga pikiran masing-masing.

“Aku selesai. Terima kasih, Donghyuk. Aku pulang ya,” kata Junhoe setelah ia menyelesaikan suapan terakhirnya. “Aku harus mengerjakan laporan baca untuk tugas besok, sampai jumpa. Besok aku ke sini lagi, oke.”

Junhoe pergi begitu saja meninggalkan Donghyuk yang menatapnya dengan mata melotot. “Hei, Bereskan mejaku dulu! Goo Junhoe!”

Namun sayang, Junhoe sudah menghilang dari balik pintunya

“Sial.” gumam Donghyuk. Ia langsung berdiri dan membereskan peralatan makan yang baru saja digunakannya dengan Junhoe.

Setelah selesai membersihkan semuanya, Donghyuk membaringkan tubuhnya di kasur tipisnya dan desahan lega keluar dari bibirnya. Punggungnya sakit setelah berjam-jam duduk di depan laptop demi mengerjakan tugas sekolah. Tubuhnya lelah, tetapi matanya enggan untuk menutup. Ia menatap langit-langit kamarnya yang hanya ada satu buah lampu. Bagaikan ada sesuatu yang menarik di langit-langit kamarnya, ia terus menatap ke sana sampai hampir tidak berkedip.

Masih melekat di ingatannya bagaimana wajah Junhoe ketika sahabatnya itu memberi tahu jika Hayi menghawatirkannya. Ada rasa cemburu di sana. Donghyuk rasa ada sesuatu yang tidak ia ketahui dari Junhoe. Ia tidak akan mencari tahu. Ia akan menunggu sampai Junhoe yang bercerita padanya.

 

***

 

Hanbin menatap orang tua di depannya malas. Orang tua di depannya berbicara panjang lebar, tetapi Hanbin tidak mendengar apapun, ia sengaja menulikan pendengarannya. Apa yang dilakukannya tidak jauh berbeda dengan anak laki-laki di sebelahnya. Bahkan anak laki-laki itu tidak melakukannya.

Sudut bibir Hanbin berdarah, sementara sudut mata anak laki-laki di sebelahnya memar. Keadaan keduanya tidak terlihat baik.

“Kali ini apa alasan kalian berkelahi lagi?”

Hanbin membuang muka ketika mendengarnya. Mungkin sudah puluhan kali ia mendengar pertanyaan ini dari orang yang sama. Sungguh ia muak.

“Dia! Dia yang selalu memulai! Aku hanya terpancing karena dia memukulku terlebih dahulu.” Laki-laki bernama Jiwon itu melirik Hanbin marah.

Alasan yang sama setiap kali pertanyaan itu dilontarkan. Jiwon akan menyalahkan Hanbin karena Hanbin memukulnya terlebih dahulu.

“Aku memang memukulnya lebih dulu. Tapi, Pak, siapa yang tidak kesal kalau ayahnya dihina? Mulutnya yang memulainya, Pak,” kata Hanbin sambil menunjuk Jiwon tepat di depan wajahnya.

Mata Hanbin dan Jiwon bertemu. Emosi yang terpancar dari kedua mata itu tidak berbeda. Kalau saja mereka tidak sedang di hadapan guru bimbingan konseling, mungkin mereka akan baku hantam lagi.

“Aku akan memanggil orang tua kalian dan mungkin juga akan mendiskusikan tentang kepindahan kalian dari sekolah in besok. Sekarang kalian kembali ke kelas.” Kalimat itu merupakan kalimat penutup percakapan barusan. Tanpa berniat untuk melirik Hanbin di sebelahnya, Jiwon pergi dari sana.

“Saya permisi.” Hanbin tidak menatap guru di depannya. Ia hanya membungkuk sedikit lalu berjalan keluar.

Pikirannya langsung tertuju pada nasibnya di sekolah ini. Tidak mungkin ia pindah sekolah karena tidak akan ada sekolah yang mau menerimanya. Lagipula ia tidak punya uang cukup untuk mengurus kepindahannya. Hanbin bukan siswa yang rajin, tapi bukan berarti ia juga tidak ingin lulus sekolah. Ia harus melakukan sesuatu agar dirinya dapat dipertahankan di sekolahnya yang sekarang.

 

***

 

“Hayi noona bilang akan ke sini nanti,” kata Junhoe sambil menaruh beberapa botol minuman dingin di lemari es.

“Ya, dia mengirim pesan padaku kemarin. Bersama Hana noona juga.” Mata Junhoe membulat ketika mendengar Donghyuk menyebut nama Hana.

“Apa? Hana noona?” Junhoe tiba-tiba berdiri.

“Iya. Memang kenapa? Kau suka pada Hana noona, ya?” Pertanyaan Donghyuk membuat Junhoe salah tingkah. Sama sekali tidak pernah terpikirkan Donghyuk akan menanyakan ini.

“Mana mungkin. Aku hanya kaget tadi, biasanya kan Hayi noona sendiri kalau ke sini.” Junhoe melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti.

Donghyuk tertawa kecil mendengarnya. Ia tahu Junhoe adalah pembohong yang buruk. Dan tentunya kali ini ia juga tahu Junhoe sedang berbohong.

Sore itu mini market tempat kerja Donghyuk sepi. Hanya ada ia dan Junhoe yang kali ini sedang bertugas. Tidak ada pembeli satu pun. Ia menguap kemudian mengusap kedua matanya yang berair.

 

Dan ketika ia membuka matanya, ia melihat seseorang sedang berdiri menatapnya dari luar.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
fresh-salad
#1
Chapter 4: Seru nih. Tumben Hanbin sama Jiwon jadi rival ehehehe. Ini engga tapi kan?
badumpbadump #2
Chapter 2: ini bener bener well written, sukaaa banget. jarang nemu fanfic indonesian di aff yang keren, jadi berasa nemu emas hehe
keep it up! :D
tiew21 #3
Chapter 1: wuah nemu fanfic bahasa indonesia dan keren pula, lanjutkan ia. semoga updatenya berkala jd gak nunggu2 lama. semangat!!