IRAMA HATI

Drove Of Love
Please Subscribe to read the full chapter

Ini merupakan hari yang sangat Luhan benci. Dalam sejarah ia bekerja, baru pertama kalinya Luhan menghadapi hari yang begitu menyedihkan.

 

Bagaimana tidak, sejak jam makan siang tadi. ini sudah kali kelima ia keluar masuk ruang atasannya hanya untuk mendapati kalimat yang hampir sama, apa yang salah sebenarnya. Luhan sudah sangat yakin dia telah melakukan apa yang diperintahkannya, dengan sebaik-baiknya. Bahkan ia membaca tulisannya berulang kali sebelum menyerahkannya pada atasannya itu. Tapi—

 

“Apa yang kau tulis ini.! kau pikir orang-orang akan tertarik membaca berita seperti ini.!, buat lebih semenarik mungkin.”

 

“Kau bukan anak sekolah yang sedang di beri tugas mengarang LUHAN.! perbaiki lagi”

 

“Ini masih kurang. Kau pikir ini bisa dimuat dihalaman awal?! Buat yang menarik.! Perbaiki.!”

 

 

***

 

 

Sekarang. Lagi.  Luhan menatap atasannya yang sedang membaca berita yang dia tulis. Dalam hati berharap, jika orang di hadapannya ini tidak lagi menyuruhnya menulis ulang. Sungguh ia lelah, bekerja dibawah tekanan sama sekali tidak enak. Bekerja itu butuh kenyamanan dan ketenangan. bukan tekenan.

 

Perlahan pria dihadapannya mendongkak menatapnya tajam. apa itu, tatapannya sangat mengintimidasi. Luhan bergidik ngeri. Oh tidak lagi.

 

Atasannya meletakan file yang Luhan bawa diatas meja. Menghembuskan nafasnya, dari raut wajahnya sangat ketara sekali jika ia sedang menahan emosi.

 

“Masih kurang. Perbaiki lagi dan bawa hasilnya tiga puluh menit kemudian keruanganku.” Meski suranya terdengar lebih lembut dari sebelum-sebelumnya, tapi Luhan merasa ini Lebih mengerikan. Ia tahu betul perkataannya itu adalah sebuah perintah yang tak ingin dibantah.

 

Takut-takut, tapi Luhan mengatakannya juga “Tapi pak, saya sudah memperbaiki tulisan ini berulang kali. Dan saya rasa ini baik-baik saja.”

“Kau tidak mau?  Aku atasanmu.”

 

“Bu- Bukan. Bukan begitu maksud saya...” Luhan menunduk. “Waktu tiga puluh menit tidak kah itu terlalu sedikit. saya membutuhkan waktu lebih untuk memperbaikinya. Maksudnyaa...bisakah..”

 

“Baiklah. Saya tunggu sampai besok pagi jam sepuluh. Ingat jam sepuluh jika tidak, saya tidak akan mentolerirnya. Kirim dokumennya melalui email.”. Baiklah tidak ada pilihan lain untuk Luhan, mau tidak mau ia harus menerimanya.

 

“Baik, Terimakasih”

 

Setidaknya Luhan masih bisa bernafas lega, tidak ada bentakan keras seperti sebelumnya. Luhan memiliki waktu yang cukup untuk memperbaiki tulisannya –yang sama sekali ia tak tahu bagian mana yang harus diperbaiki.

 

Dan Luhan mulai berpikir Sepertinya disini bukan dirinya yang salah, mungkin sesuatu telah membentur kepala atasannya. Luhan tak pernah mendapat kritikan sebanyak itu dalam sehari atau harus berkali-kali memperbaiki berita yang ia tulis.

 

Yah. Luhan bekerja pada sebuah perusahan percekatakan  di Kota Seoul. Kau tau sebuah perusahan berita –Koran . Ini tahun ketiganya bekerja di perusahaan tersebut. dan hari ini adalah sejarah baru yang mengaggumkan. karena dia, Lu Han. Hanya dalam satu hari sudah mendapat serentetan ocehan yang memekakan telinga. Anggaplah hari ini Luhan mendapat sepuluh kali ocehan, yang biasanya untuk mencapai angka sepeluh itu luhan membutuhkan waktu setahun.

 

Bisa kau bayangkan, itu berarti Luhan adalah salah satu karyawan yang jarang sekali melakukan kesalahan dalam bekerja. Hanya berbeda untuk hari ini, sepertinya atasannya itu memang sengaja membuat-buat kesalahan yang tidak ada, pikirnya.

 

 

***

 

 

“Lagi?” Xiumin tiba-tiba sudah berada di sampinya, duduk di pinggiran meja kerjanya. Luhan tak tahu sejak kapan orang itu berada disana.

 

Luhan mengagguk lemas, ia menumpu kepala dengan tangan kanannya, sedikit memijit-mijit bagian belakang dengan jari telunjuknya. Penampilannya sudah sangat kusut.

 

“Ada apa dengan orang itu, tidak biasanya dia melakukan hal ini. sepertinya sesuatu sudah membentur kepalanya, mungkin sedikit membut otaknya bergeser” Luhan tahu orang itu yang dimaksud Xiumin adalah atasanya. Siapa lagi. Dan Oh ya, ternyata bukan hanya dirinya yang mengaggap telah terjadi sesuatu dengan isi kepala atasannya itu. dia dan Xiumin sejalan untuk pemikiran ini.

 

“Aku juga tidak tahu, aku benar-benar dibuatnya gila hari ini”

 

“Tenanglah kawan” Xiumin menepuk bahu Luhan seraya tersenyum “Kau pasti bisa menyelesaikannya. Hmm.. ngomong-ngomong berapa banyak waktu yang dia berikan sekarang?”

 

“Tidak buruk, tapi tidak lebih baik juga. Besok jam sepuluh, kau tahu aku akan benar-benar kehilangan waktu tidurku malam ini.”

 

“Lebih baik dari pada kau terus mendengarkan ocehannya itu. kau tahu bukan hanya kau yang merasa terganggu. Suaranya juga sampai terdengar kesini. Mengerikan.” Xiumin bergidik.

 

Luhan tertawa mendengarnya. Menjadikan atasan sebagai bahan lelucuon sepertinya tidak buruk juga.

 

Sekarang Xiumin sudah benar-benar kembali ke meja kerjanya, setelah mereka terlibat obrolan kecil dan Luhan kembali menatap layar laptopnya. Fokus terhadap pekerjaannya, meneliti dan mencari bagian mana yang dirasa atasannya kurang tepat. Tidak mungkin Luhan dimarahi berulangkali oleh atasannya hanya karena sebuah typo. Jika benar, ini sangat memalukan. Haruskah dia menulis berita tentang dirinya sendiri  dengan judul ‘Karyawan teladan di pecat karena sebuah Typo’, konyol. Lagi pula kemungkinan seperti itu sangat kecil. Ingat jika Luhan adalah karyawan teladan yang sangat jarang melakukan kesalahan.

 

Luhan frustasi, ia sama sekali tak tahu apa yang harus diperbaiki. Di baca berulang kalipun tulisannya ini sudah benar. Hingga di tengah kekesalannya dering ponsel berbunyi. Membuatnya bertambah jengkel, ini jam kerja yah paling tidak masih satu jam lagi sebelum waktu bekerja berakhir dan siapa yang berani-berani mengganggunya disaat seperti ini.

 

Wu Yifan Calling....

 

“Hal-”

 

“Aku sedang sibuk.!” Luhan sama sekali tidak memberikan kesempatan orang di sebrang sana untuk berbicara, dan sekarang tanpa menekan tombol power off, Luhan mematikan ponselnya dengan mencabut paksa batrainya. Sebuah tindakan yang begitu jelas menyiratkan jika ia tak ingin diganggu.

 

 

***

 

 

Benar-benar tidak terasa. Dua jam sudah berlalu, ia baru tersadar ketika Xiumin berada dimeja kerjanya lagi “Kau tidak pulang?”.

 

“Aku belum menyelesaikan ini, aku harus menyelesaikannya sekarang juga. karena aku masih membutuhkan pekerjaanku”

 

“Kau terlalu berlebihan, Luhan. Tidak mungkin kau di pecat hanya karena hal semacam ini.”

 

Luhan menghembuskan nafasnya, kali ini ia menatap Xiumin. Tidak lagi layar putih di hadapannya “Selalu ada kemungkinan, terlebih tadi dia mengatakan ‘Tidak akan mentolerir’. Mungkin saja ucapannya itu berati, Luhan jika kau melakukan kesalahan lagi maka aku akan menendangmu dari perusahanku. Bukan?”

 

“Setidaknya masih ada waktu sampai besok, kau bisa mengerjakannya dirumah. Siapa tahu itu akan membantumu. Dan lihat penampilanmu hari ini” Xiumin geleng-geleng, ketika ia menatap Luhan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemeja yang kusut dan tidak dimasukan dengan benar, rambut yang sudah keluar dari jalur tatanannya “sudah sangat berantakan, mandi, makan dan sedikit istrihat akan membuat pikiranmu lebih Fresh.”

 

Tidak perlu diingatkan, tidak perlu melihat cermin. Luhan tahu betul jika dirinya memang sudah sangat berantakan, matanya juga lelah karena dipaksakan untuk terus melihat layar putih sialan ini. dia memang butuh istirahat. Sangat butuh. Tapi mengingat ucapan atasanya membuatnya urung.

 

“Hei Luhan.” Luhan kembali menatap Xiumin “Siapa tahu besok otaknya sudah kembali keposisi semula. Selalu ada kemungkinan bukan.” Pria disampingnya ini memang paling pandai membalikan perkataan orang lain.

 

Luhan menyerah, ini memang sudah waktunya untuk pulang. “Baiklah, mungkin kau benar. Aku memang butuh mandi. Penampilan seperti ini tidak akan mungkin menarik perhatian wanita.” Luhan mengerling,

 

“Tentu saja. Tak ada yang mau kecantikannya disaingi.”

 

Luhan diam saat Xiumin perlahan-lahan berjalan menjauh, sebelum akhirnya,  “Apa yang kau katakan.! Hei Xiumin, siapa yang kau bilang cantik.!”. tak ada respon karena orang itu sudah benar-benar menghilang, dengan tawa yang meledak menggema di setiap lorong yang ia lewati.

 

“Sialan, Apa-apan orang itu. tidakkah dia melihat betapa tampannya aku.” Sekarang kepala Luhan hanya berisi dengan sangkalan-sangkalan jika ia tampan. Perkataan xiumin mulai mengalihkan hal lainnya.

 

Luhan membereskan meja kerjanya, meraih ponsel yang tergeletak dengan batrai tak terpasang. Ia baru ingat tadi Wu Yifan temannya yang lain menelpon. Setelah Xiumin pergi ruangan ini benar-benar terasa sepi dan hening.

 

Ini hari jumat dan besok libur, tak banyak karyawan yang lembur pada hari ini. mereka lebih memilih pulang tepat waktu. Luhan memasukan batrai ponselnya dan menunggu ponsel itu benar-benar menyala. Setelah beberapa menit sederetan pesan masuk memenuhi ponselnya.

 

Wu Yifan :

Kenapa kau mematikan ponselmu. Aku membutuhkan bantuanmu.

 

Wu Yifan :

Kau belum juga menyalakan ponselmu?. Hubungi aku nanti.

 

Wu Yifan :

Ada apa denganmu, kenapa ponselmu masih mati juga. Aku akan menjemputmu. Terserah saja, yang jelas aku akan menjemputmu hari ini. karena aku membutuhkan pertolonganmu.

 

“Ckh, ada apa dengan orang ini. dia pikir yang dalam kesusahan hanya dirinya, dia tidak tahu apa aku hampir gila hari ini. jadi yang pantas di tolong itu aku !. Aku!. Menyebalkan. Hari ini benar-benar menyebalkan.!!” Luhan sedikit berteriak dalam monolognya. Tidak akan ada yang mendengar karena ruang ini sepi. Hanya tinggal dirinya seorang.

 

Baru saja ketika Luhan akan membalas pesan itu, hingga tiba-tiba ponselnya berdering. Wu Yifan lagi.

 

“Ada apa?”

 

“Jangan pura-pura bodoh, aku sudah mengirimi mu pesan. Atau jangan-jangan kau belum membaca pesanku”

 

Luhan memutar bola matanya “Aku sudah membaca pesan mu dan- ”

 

“Dan kenapa kau tak cepat keluar aku sudah menunggumu hampir satu jam disini.”

 

Luhan berlonjak kaget ketika mendengar asal suara itu tepat berada dibelakangnya. “Astaga.! Kau, apa yang kau lakukan?!.”

 

“Luhan berhentilah bertanya. Cepatlah aku butuh bantuanmu, sangat. Ini darurat Luhan”

 

 

***

 

 

Ini penculikan, tidak berlebihan jika Luhan mengasumsikannya begitu. Karena si Wu Yifan itu tiba-tiba menarik Luhan masuk kedalam mobil miliknya tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu. Dan niatnya pulang untuk beristirahat dan mengerjakan sisa tugasnya tadi itu benar-benar kandas.

 

“Sebenarnya apa masalahmu. Bentuk pertolongan seperti apa yang kau butuhkan, kau tahu hari ini aku sangat sibuk dan banyak pekerjaan yang menumpuk, Menunggu untuk diselesaikan.” Kata Luhan pada akhirnya. Percuma saja jika saat ini Luhan bilang tidak bisa membantu Yifan.

 

Disela kegiatan menyetirnya, tanpa mengalihkan pandanganya dari jalanan dihadapannya Yifan menjawab pertanyaan Luhan “Nanti juga kau akan tahu.”

 

Lalu dalam sudut pandang Luhan, jawaban macam apa itu. Dia sudah banyak membuang waktu, dan sekarang orang yang berada di sampingnya ini hanya menjawab pertanyaanya sebatas itu. Ayolah Luhan membutuhkan jawaban lebih detail. Luhan menatapnya jengkel.

 

Menerima tatapan semacam itu membuat Yifan memandang Luhan sekilas lalu tersenyum. Tentu senyumanannya tak akan berpengaruh apa-apa. “Kau akan tahu, aku akan menjelaskannya setelah kita sampai tempat tujuan.”

 

“Yah. Cepatlah selesaikan masalahnya dan antarkan aku pulang.”

 

 

***

 

 

Ini mewah, megah dan interior Restoran ini luar biasa. Luhan sampai terkagum-kagum memandangi setiap sudutnya. Dirinya sampai bertanya-tanya benarkah dia berada di Korea, ini seperti dia sedang berada di negara asing lain. Eropa. Musik yang mengalun juga membawanya terhanyut kedalam susana Eropa yang sangat kental.

 

Kini Luhan dan Yifan duduk di meja terpisah dibagian dalam semacam ruangan khusus untuk tamu VIP, tak usah dibayangkan lagi harga sewanya yang melambung tinggi itu. bahkan seluruh gajinya dalam satu bulan tidak akan mampu menutupi biaya pembayarannya.

 

Dan itu kembali mengetuk kesadaran Luhan, jika sepertinya memang hanya dia yang bersusah payah setelah lulus kuliah dulu. Orang ini, Wu Yifan. Tak perlu bersusah-susah hingga mengeluarkan banyak keringat untuk mencari pekerjaan seperti dirinya. Yah, karena walaupun mereka sama-sama bukan warga korea dan sama-sama berasal dari negara yang sama –Cina. Tapi nasib mereka sungguh berbeda.

 

Wu Yifan cukup beruntung karena ayahnya salah satu pengusaha yang sukses di negara ini. sebagai anaknya, tentu orang ini hanya tinggal melanjutkan bisnis itu, bahkan menurut Luhan tanpa berkuliah pun dia akan tetap menjadi pewaris. Itulah keuntungan menjadi anak tunggal.

 

Sedangkan dirinya sendiri. Ah Lupakan, hal itu membuatnya kembali mengingat akan atasannya, pekerjaannya, berita yang sedang ditulisnya. Semua kekaguman tempat ini benar-benar lenyap seketika. Membuatnya menjadi sama saja dengan kedai-kedai pinggir jalan.

 

Seorang pelayan laki-laki datang menghampiri mereka, bahkan pelayanpun penampilannya begitu berkelas. Dia terlihat lebih baik dari pada penampilan Luhan saai ini. Ia meletakan dua piring hidangan di hadapan Luhan dan Yifan dan juga tiga gelas minuman. Tiga gelas, jadi ada orang lain selain mereka disini. sekelebat pemikiran muncul di otak Luhan. mungkin orang ini meminta bantun untuk menemaninya bertemu klien penting, karen dia tidak ingin menemuinya sendiri. Mungkin.

 

“Jadi apa yang harus aku lakukan?.” Tanya Luhan saat pelayan tidak terlihat lagi.

 

“Kau cukup diam saja, ikuti apa yang aku la_ ”

 

“Diam?! Untuk apa kau membawaku jika hanya untuk diam. Kalau begitu, sendiripun kau bisa melakukannya. Wu Yifan!.” Tentu saja Luhan marah, karena seorang sekretaris yang ikut dengan bosnya menemui klien pun bukan hanya serta-merta ikut lalu duduk manis saja. Mereka akan menjadi bagian orang yang dibutukan juga. Menjadi notulen atau megajukan pendapat. Mungkin. Dan Yifan setidaknya memberikan ia informasi mengenai tamu yang akan dia temui.

 

Nah, sekarang dirinya yang masih punya segudang kesibukan itu hanya disuruh diam saja. “Sial, benar-benar sial.” Gumamnya pelan. Jangan remehkan pendengan Yifan, dia ini bukan kakek tua yang tidak bisa mendengar umpatan Luhan.

 

“Paling tidak aku sudah mentlaktirmu makan, lebih baik kau makan ini. dan tenangkan pikiranmu. Oke” Yifan mencoba bernegosiasi, dan ia berhasil. Luhan tak lagi mengumpat, ia lebih memilih makan ketimbang terus berbicara. Karena memang perutnya yang sejak tadi berteriak ingin di isi.

 

Baru beberapa suap, sekarang Yifan kembali mengusiknya. Ia menyikut lengannya kuat “Apa lagi?!”

 

Mata Yifan menunjuk kearah depan, arah pintu masuk dan Luhan baru sadar seorang wanita cantik dengan gaun berwarna merah menyala berjalan kearah mereka. apa yang dapat menggambarkan fisik wanita itu, Bidadari atau mungkin putri-putri cantik dari cerita dongeng. Karena dia benar-benar cantik. Bahkan Luhan pun sampai dibuat melongo karena kecantikannya. Sempurna.

 

Dari ujung matanya Luhan bisa melihat sekarang temannya itu se

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Houri_Ekimo
Terimakasih untuk kalian yang sudah menyempatkan membaca cerita yang saya tulis.

Comments

You must be logged in to comment
xiousyu9 #1
Chapter 3: Wow... Krisha daebak...
Mengagumkan min, lanjt y
kannykim
#2
Chapter 3: Yah, krishan nya masih gk bersatu -..-
Galaxy_FanHan007
#3
Chapter 3: Kurang panjang XD
Buat yang fluff dong Ri ,buat KrisHan bahagialah ,oke next chap di tunggu ,SEMANGAT!
yupsyupi
#4
Chapter 3: lhah, kok mati luhannya?
hahaha namanya juga cerita. Semoga bisa segera dapet ide yg bagus lg ya ^^
vivie_galaxyluhan #5
Chapter 3: seneng bgt update lg cerita krishan,tp setegah mudeng setegah ga,hehhee
ayooo semangatttt,,
ricayong #6
Chapter 3: Thor chap 2 nya dibuat lnjutnya donk...
N nirwananya w kurang nangkep jln critnya... luhn n kris itu mati ya... matinya knp?...
Galaxy_FanHan007
#7
Chapter 2: Aahhhh nangis bombay thor  :'(

Ok next thor!!
vivie_galaxyluhan #8
Chapter 2: yahhh,,koq krishan ga bareng,T.T
tp seneng nemu ff krishan lagi,,lanjutkannn
hehe
kannykim
#9
Chapter 2: yah kok krishan gk bersatu sih T_T
bikin krishan bersatu donk! ! !
kannykim
#10
Chapter 1: senangnya nemu krishan again^^
suka bgt ama ceritanya thor ^^ semangat bikin krishan lagi ya. fighting!