The Wedding and Honeymoon

Beautiful Married

Soojung menggigiti kuku-kuku jarinya yang cantik sambil menggerak-gerakan kakinya yang jenjang. Ia bena-benar gugup.

                “aisshh, Jung Soojung ini hanya pernikahan palsu. Mengapa kau harus segugup ini” fikirnya dalam hati. Semua keluarganya kini berada di ruang altar pernikahan untuk menyambut para tamu yang datang ke pesta resepsi pernikahan. Soojung benar-benar merindukan Seohyun, setidaknya ia mengingat beberapa waktu yang lalu ia sempat menggoda seohyun saat pernikahannya dengan Yonghwa, namun saat ini ia benar-benar meraskaannya sendiri. Ternyata memang sulit menahan kegugupannya saat ini, ia merasa jantungnya berdegup kencang dan ia dapat merasakan keringatnya mengalir deras.

                “Agassi, apakah kau gugup?” Tanya salah satu tamu perempuan yang ia kenal sebagai rekan bisnis ayahnya sekaligus asisten direktur salah satu perusahaan terkenal di Korea, ia pernah melihatnya beberapa kali dalam acara yang diadakan untuk meresmikan beberapa proyek yang dikerjakan oleh perusahaan ayahnya. Sebenarnya ia tidak terlalu dekat dengan perempuan ini namun setidaknya ia merasa bahagia karena perempuan ini menunjukan rasa simpatinya, walaupun Soojung tak tahu apakah itu benar-benar tulus atau tidak.

                “mungkin kau tidak terlalu mengenalku, namun aku beberapa kali bertemu denganmu. Aku Jiyeon, Park Jiyeon. Aku kenal baik dengan calon suamimu, aku sahabat baiknya sejak kecil” perempuan itu menjulurkan tangan kanannya didepan Jung Soojung yang kemudian disambut dengan baik pula oleh Soojung. “rasanya agak aneh melihat laki-laki bodoh itu akan segera menikah, maksudku aku hanya tidak menyangka jika kalian dapat menikah secepat ini” Jiyeon menunjukan senyuman lebarnya lalu memberikan sesuatu minuman kepada Soojung. “Kopi dapat membantumu merilekskan perasaanmu saat ini. Aku yakin si bodoh itu tidak akan pernah menyakitimu, dia tipikel pria yang setia, yah, setidaknya itu menurutku melihat perjuangan cintanya kepada perempuan sialan itu.” Lalu Jiyeon berjalan meninggalkan ruangan itu dan meninggalkan Soojung yang tercengang dengan ucapan Jiyeon barusan, sepertinya Jiyeon memang tidak sengaja mengucapkan hal itu. Sebenarnya siapa perempuan sial Iitu?

‘mengapa aku harus memikirkannya? Masa bodo, itu bukan urusan ku juga’

 

                                                                                                ***

“ayah, aku mohon genggam tanganku dengan erat jangan biarkan aku jatuh didepan altar. Arasseo?” Soojung menarik nafas dan membuangnya, kini tangannya telah sempurna di lengan milik ayahnya, sebentar lagi pintu ruangan akan terbuka dan ia tahu semua tamu telah duduk ditempatnya masing-masing untuk melihat pernikahannya, janji sucinya.

Soojung memastikan sekali lagi bahwa pakaiannya tidak ada yang kotor ataupun terlipat, yahh hanya berjaga-jaga untuk tampil sempurna, wanita mana yang tidak ingin tampil cantik dipernikahannya sendiri? Semua wanita pasti memimpikan itu, begitupun Soojung.

Perlahan, pintu berukuran besar yang memiliki ukuran indah itu pun terbuka, menampilkan mempelai wanita dengan ayahnya yang kini berdiri lurus menatap ke depan. Semua mata tertuju pada Soojung yang kini terlihat bagaikan seorang malaikat dengan gaun pengantin indah yang melekat pas ditubuhnya, bagian lehernnya yang terbuka serta beberapa crystal asli yang menghiasi gaun itu menimbulkan kesan mewah. Rambutnya kini dihias dengan sebuah hiasan yang bertahtahkan crystal cantik, semua orang dapat melihat kecantikan di wajah Soojung yang dihias dengan make-up sederhana walaupun tertutup oleh kain putih transparan didepannya.

Tepat di altar, Minhyuk telah berdiri dengan percaya diri, menunggu mempelai wanitanya. Ia memakai setelan jas berwarna putih yang senada dengan gaun Krystal, bahkan rambutnya kini tertata rapih, semua orang yang melihatnya pasti mengatakan bahwa Minhyuk tampan, tentu saja kecuali orang yang buta atau tidak dapat melihat. Dengan perlahan, Minhyuk menuruni beberapa anak tangga untuk menjemput bidadarinya, yaitu Krystal. Ayah Krystal telah mempersilahkan Minhyuk menggenggam erat tangan anaknya, dan langsung diterima oleh Minhyuk. Tangan Krystal yang telah tertutup oleh sarung tangan indah kini terbalut sempurna dalam genggaman tangan Minhyuk. Semua orang menunggu detik-detik upacara pernikahan.

“apakah kau Kang Minhyuk bersedia untuk selalu mencintai calon istrimu Jung Soojung dengan sepenuh hati, selalu setia mendampingi istrimu apapun yang akan terjadi, tidak peduli maut memisahkan kalian atau beribu rintangan didepan kalian, kau akan selalu berada disisi istrimu, menyayanginya, menjaganya selalu memberikan segalanya untuk istrimu”

“ya, saya bersedia” Minhyuk menjawab dengan lantang.

“apakah kau mempelai wanita, Jung Soojung bersedia untuk selalu mencitai calon suami-mu dengan sepenuh hati? Selalu menjaga dengan tulus, tidak peduli saat sehat ataupun sakit, saat miskin ataupun kaya, saat senang maupun sedih. Kau akan selalu berada disampingnya, mendampinginya, melayaninya dengan sepenuh jiwa dan raga”

“nde, Saya bersedia” Jung Soojung memantapkan hatinya sesaat, lalu memutuskan untuk menjawab iya didepan semua orang, didepan puluhan pasang mata yang melihat prosesi upacara pernikahannya itu. Lalu, mereka berdua bertukar cincin berlian yang telah disiapkan oleh Minhyuk, sesaat Krystal memuji selera Minhyuk, bagaimanapun  cincin indah itu kini bertengger manis di jari manis Krystal, tapi tunggu dulu, bagaimana mungkin Minhyuk tahu ukuran jari Krystal? BAD BOY, itulah pemikiran pertama Krystal.

“may you kiss your bride (sekarang kau boleh mencium mempelai wanitamu)” setelah kata-kata itu dikeluarkan dari pimpinan gereja yang menikahkan mereka, semua orang diruangan berteriak-teriak untuk melihat adegan itu, adegan yang selalu ada disetiap pernikahan.  Mereka bahkan menggoda sang pengantin yang terlihat malu-malu, walaupun sebenarnya mereka berdua enggan untuk melakukan itu. Minhyuk perlahan membuka kain tipis yang menutupi wajah Soojung, lalu ia mendekatkan bibirnya di pipi Soojung, sungguh ia tidak berniat untuk melakukan ciuman pertamanya dengan Soojung, didepan semua orang yang melihat mereka. Semuanya terjadi dengan cepat, saat Minhyuk semakin mendekatkan bibirnya, tiba-tiba saja Soojung menggeser wajahnya menjadi menghadap Minhyuk, perpindahan posisi itu membuat bibir Minhyuk yang ingin mencium pipi Soojung mendarat manis dan singkat di bibir milik Soojung. Tidak sampai 3 detik, mereka langsung memisahkan diri satu sama lain, hanya kecupan singkat namun dapat membuat jantung milik Soojung berdetak lebih cepat

                                                                                                ***

               

 

 

 

 

 

 

 

                Mereka berdua kini sedang berada di pesawat yang akan membawa mereka ke Newyork, sejak di bandara Incheon sampai mereka berada dipesawat selama 3 jam, Minhyuk dan Soojung belum berinteraksi sama sekali, mereka hanya diam seolah mereka adalah orang asing yang tidak sengaja duduk bersebelahan. Sejujurnya, mereka berdua sama sekali tidak ingin pergi keluar negeri ataupun keluar kota dengan embel-embel HONEYMOON. Orangtua Soojung memberi mereka hadiah perjalanan ke New York dan Brazil sebagai hadiah pernikahan mereka, jika saja mereka pasangan normal yang menikah dengan alasan cinta mungkin mereka akan bahagia dengan honeymoon ini, namun oh god! Mereka tidak mungkin melakukan Honeymoon dengan keadaan mereka yang sekarang.

                “sir, you want to drink coffe?” Tanya seorang pramugari cantik pada Minhyuk yang kini duduk seorang diri, beberapa saat yang lalu Soojung berdiri dan melangkahkan kakinya kea rah toilet. Minhyuk terlalu gengsi dan sombong untuk menyapa atau menegur Soojung yang berdiri tiba-tiba dari tempat duduknya.

                “oh Sure, please Americano for me” Minhyuk memutuskan untuk memesan segelas kopi Americano kesukaannya untuk menenangkan diri sejenak akibat lelah yang ia rasakan, bagaimana tidak? Pernikahan mereka baru saja selesai saat pukul 3 sore tadi, dan mereka langsung terbang ke Newyork pukul 8 malam tadi, benar-benar gila!

                Beberapa saat kemudian, pramugari itu telah membawakan segelas kopi Americano untuk Minhyuk. Minhyuk meletakkannya di atas meja yang telah disediakan satu set dengan kursinya, lalu berjalan kearah toilet. Ia bertemu Soojung yang berpapasan dengan dirinya sendiri, namun seperti orang asing mereka hanya saling menatap lalu berjalan kearah masing-masing.

                Soojung melihat segelas kopi di atas meja, karena perutnya yang terasa mual akibat guncangan yang terjadi beberapa saat yang lalu ia memutuskan untuk meminum kopi itu dan akan menyuruh laki-laki itu, Kang Minhyuk maksudnya untuk meminta lagi pada pramugari. Soojung menyesap kopi itu perlahan dan merasakan kehangatan ditubuhnya setelah cairan itu sukses masuk kedalam tenggorokannya. Soojung mengatur kursinya menjadi mode bed untuk tidur, lalu mengambil selimut yang telah disediakan, tentu saja fasilitas seperti itu ia dapatkan karena mereka berada dikelas eksekutif. Setelah mengatur posisinya senyaman mungkin, ia menekan tombol on di i-pod miliknya lalu memasang headset di telinganya dan mencoba untuk memejamkan matanya.

                Minhyuk kembali setelah dari toilet, ia melihat Soojung yang kini berada dalam posisi tidurnya. Lalu, ia menggenggam gelas kopi yang tersedia di meja dan siap untuk menenggaknya, namun yang ia dapatkan hanya gelas kosong. Ia menatap Soojung dengan wajah kesalnya lalu bergumam

“dasar wanita kurang ajar, berani-beraninya ia bermain-main denganku”

                                                                                                ***

                Setelah mereka sampai di NewYork, mereka disambut oleh beberapa orang yang kepercayaan orangtuanya untuk mengantar mereka kerumah milik keluarga Jung. Rumah mewah dengan dua lantai tersebut membuat Soojung tercengang, ia memang belum pernah kerumah milik orangtuanya ini, beberapa tahun yang lalu ia memang pernah belajar Di Amerika, namun di rumahnya yang berada di California bukan di Newyork.

                “omooo, chincca. Eomma tidak pernah mengatakan bahwa ia memiliki rumah sebesar ini di Newyork” Soojung tersenyum sambil memperhatikan sekeliling rumah, dari halamannya yang hijau, ruang tamu-nya yang luas dan didominasi oleh konsep eropa barat. Semuanya begitu mewah. Soojung melangkahkan kakinya ke lantai 2, ia dapat melihat kamar utama yang memiliki ukuran paling besar dari kamar yang lain, di sisi lain terdapat sebuah pintu kaca yang sangat luas menghadap kearah kolam renang. Suasana kolam renang yang yang sejuk dilengkapi dengan berbagai tumbuhan alami yang dibiarkan tumbuh, selain itu, oh my god, dari kolam renang ini kita dapat melihat pemandangan kota New York yang sangat padat.

                “Mr. Kang and Mrs. Kang?” Tanya seorang laki-laki berumur 40 tahunan yang menyambut mereka di rumah tersebut. Sebentar, Soojung baru saja mendengar namanya dipanggil dengan nama Mrs.Kang? oh iya benar sekali, ia sekrang bukan lagi Jung Soojung tapi Kang Soojung.

                “silahkan lewat kearah sini, kami telah menyiapkan hidangan untuk anda. Lusa, kalian akan langsung terbang ke Brazil”

                                                                                                ***

                “yaks, laki-laki bodoh. Apa kau benar-benar akan diam sepanjang hari? Okee, baiklah jika kau memang tidak menyukai diriku walaupun aku tidak pernah tahu salah ku apa, tapi whatever! Hanya saja aku tidak bisa tinggal di tempat sebesar ini dengan mayat hidup seperti kau. Setidaknya kita bisa saling bicara sedikit bukan” Krystal telah sampai ke titik puncaknya, bagaimana tidak? Hampir 3 hari ia menghabiskan waktunya bersama dengan suami bodohnya itu, namun sampai detik ini pula Minhyuk tidak pernah berbicara untuk mengobrol ataupun sekedar menyapa. Hal itu membuat Soojung Kesal, sedingin apapun perempuan itu namun ia juga tidak bisa diabaikan seperti ini, ia merasa kehadirannya sama sekali tidak memiliki arti. Jangan-jangan jika dia menghilang sekalipun, Minhyuk tidak akan berniat untuk mencarinya.

                “wae? Kau ingin bicara denganku? Apa kau mulai tertarik denganku?” jawab Minhyuk dengan senyuman sinisnya.

                “hoaa” Soojung mendengus kesal. “ kukira kau memang sudah gila, lebih baik kau pergi ke rumah sakit jiwa dan periksakan kesehatan otakmu itu. Benar-benar tidak bisa dibayangkan ada laki-laki yang menyebalkan karena kepercayaan dirinya yang sangat tinggi sepertimu, dan apa yang aku perbuat dimasa lalu hingga aku menikah dengan laki-laki itu”

                “aku akan keluar sebentar” jawab Minhyuk melangkahkan kakinya tanpa memandang dan memikirkan perkataan Soojung, membuat Soojung semakin kesal dengan sikap laki-laki itu.

                                                                                                ***

                Minhyuk memutuskan untuk pergi ketempat yang tertera di sebuah pamphlet undangan yang ia terima beberapa hari yang lalu di kantornya, ia tahu bahwa wanita itu yang mengirimnya. Ia membaca lagi pamphlet di genggamannya. Lalu memperhatikan kota New York dari taksi yang ia tumpangi, setelah membacakan nama jalan pada supir taksi itu. Minhyuk berhenti disebuah gedung megah yang dilengkapi beberapa hiasan cantik dan juga red carpet tentunya. Ia memandang ke pintu besar di bangunan itu, tempat para tamu yang hadir masuk. Ia melihat beberapa orang dengan busana indah, yang wanita memakai gaun panjang sedangkan pria biasanya memakai jas ataupun tuxedo, ia sedikit bersyukur dengan setelannya hari itu, setidaknya ia memakai sebuah jas hitam yang dilengkapi dengan kemeja putih, sangat kasual tentunya.

                Ia masuk kedalam bangunan itu, dan menunjukan undangan khususnya pada petugas yang berjaga untuk mengecheck undangan para tamu yang hadir, tentunya ini adalah tempat yang sangat mewah dan hanya kalangan atas yang dapat masuk ketempat ini. Minhyuk dapat menebaknya hanya dengan melihat harga satu tiketnya, benar-benar fantastis. Undangan limited edition ini ia dapatkan dari Yeon Seo eonni yang mengetahui kedatangan Minhyuk ke Newyork, entah wanita itu tahu darimana bahwa dirinya akan pergi ke Amerika. Yang jelas, sehari sebelum pernikahannya, Minhyuk menerima sebuah surat ucapan selamat atas pernikahannya serta sebuah undangan Konser Balet di Broadway.

                Minhyuk sengaja duduk di bagian paling belakang agar kehadiranny tidak diketahui oleh wanita itu. Setelah itu, layar panggung pun terbuka dan menunjukan latar sebuah malam yang gelap tanpa bintang. Beberapa penari balet perempuan keluar dan menari dengan lincahnya menggunakan kostum yang serupa, tiba-tiba musik berubah menjadi menyeramkan dan layar drama tertutup dan kembali terbuka dan menunjukan latar malam yang suram dan menyeramkan. Seorang penari perempuan keluar dari samping panggung menggunakan pakaian serba hitam serta hiasan yang terbuat dari bulu angsa, kepalanya tertutup oleh bulu-bulu angsa yang di desain sedemikian rupa, perempuan itu menari dengan sangat indah walaupun ia hanya seorang diri diatas panggung. Ia benar-benar menguasainya, panggung seolah-olah miliknya, serta gerakan tubuhnya menunjukan bahwa ia menari dengan seluruh hatinya. Ekspresi saat ia menari bahkan seolah dapat menyampaikan perasaannya. Hampir sekitar 15 menit, penonton tercengang melihat keindahan tarian yang dibawakan oleh wanita itu.

                Minhyuk melihat wanita itu dari kursi penonton, baris paling belakang. Wanita yang kini memakai kostum black swan yang serba hitam dilengkapi bulu-bulu angsa. Ia melihat wanita itu menari dengan sangat indah membuatnya kembali tersadar bahwa ia benar-benar mencintai wanita itu. Tatapan Minhyuk sarat akan kerinduan, ia benar-benar merindukan wanita yang kini berada diatas panggung. Setelah wanita itu kembali masuk ke pintu belakang panggung, Minhyuk memutuskan untuk lagsung keluar dari tempat pertunjukan, ia benar-benar tidak ingin wanita itu tahu akan kehadirannya. Ia takut, ia hanya takut bahwa ia tidak dapat mengendalikan perasaannya disaat wanita itu telah memiliki seseorang yang lain. ia tidak ingin menambahkan beban pada wanita itu.

                                                                                                ***

                Sementara itu di tempat lain, seorang wanita kini duduk di pinggir jalan di Broadway, persis disebuah bangunan mewah tempat pertunjukan balet berlangsung. Ia menghela nafasnya kencang, menatap sepatu sneakersnya yang menghiasi kakinya. Ia meniup-niup telapak tangannya berharap bahwa itu dapat mengurangi dinginnya kota new york malam ini. Ia benar-benar menyesali tindakan bodohnya yang tidak memakai jaket ataupun baju hangat disaat keluar tadi, dan lebih bodohnya lagi ia lupa membawa dompetnya ketempat ini, bahkan sepeser uang disaku pun tidak ada, uang yang tersisa tadi hanya cukup untuk membayar taksi yang membawanya ketempat ini,lalu bagaimana caranya ia kembali kerumah kalau seperti ini. Yang ia sesali adalah ia keluar di malam hari seperti ini hanya untuk mengikuti suami bodohnya itu, Kang Minhyuk.

                “aishh, Jung Soojung bodoh” ia kembali merutuki dirinya sendiri untuk yang kesekian kalinya sambil memukul belakang kepalanya dengan kepalan tangannya.

                “eotteoke? Apa yang harus kulakukan sekarang?” tanyanya pada dirinya sendiri sambil memasang wajah menyedihkannya.

                “hei kau!” panggil seseorang dibelakangnya dengan nada tingginya, membuat Soojung langsung mengenali suara itu. Ia menolehkan kepalanya untuk menemukan orang yang dimaksud, lalu sedetik kemudian ia langsung bangun dari duduknya dan berdiri tegak menghadap orang itu.

                “apa yang kau lakukan disini” tanya laki-laki itu dengan wajah kagetnya, seolah-olah ia tak yakin bahwa yang ada dihadapannya itu adalah Jung Soojung, istrinya. Soojung tidak langsung menjawab pertanyaannya, membuatnya kembali bertanya. “apa kau sengaja mengikutiku?”

                “a-aannii, anioo. Aku hanya berjalan-jalan saja, kau tahu kan? Aku bosan dirumah, dan aku malah nyasar di tempat ini” jawab Soojung terbata-bata mencari alasan agar niatnya untuk mengikuti suaminya tidak diketahui, memalukan.

                Minhyuk tidak bertanya lagi, namun tatapannya seolah-olah mengintimidasi kehadiran Soojung dan tidak percaya dengan alasan yang dibuat Soojung. Tatapan Minhyuk itu ternyata berhasil membuat Soojung risih, beberapa kali ia mencoba untuk membuang wajahnya ke arah lain.

                “yakss, apa kau tidak percaya padaku? Terserah kau saja, aku akan pergi sekarang” lanjut Soojung lagi dengan nada tinggi menunjukan bahwa ia sangat kesal pada laki-laki yang ada didepannya. Soojung langsung memberhentikan taksi yang lewat dan membuka pintu belakang tanpa pikir panjang lagi. Lalu ia merasakan tubuhnya di dorong untuk duduk di sisi di kursi sebelahnya, sebelum ia sempat menyampaikan protesnya, laki-laki itu telah meletakkan tubuhnya disamping dirinya.

                “apa yang kau lakukan?” mata Soojung melebar melihat Minhyuk masuk kedalam taksi yang ia naiki.

                                                                                                ***

                Minhyuk memperhatikan gadis yang kini terlelap disampingnya, bagaimana mungkin dia dapat tertidur lelap di taksi seperti ini, apa ia tak takut mendapat tindakan kriminal fikir minhyuk. Ia memperhatikan wajah Soojung, sebelumnya wanita itu marah-marah bahkan berteriak kepada Minhyuk namun sedetik kemudian ia langsung jatuh ke alam mimpinya. Sebenarnya Soojung bukanlah perempuan yang dingin seperti yang kebanyakan orang-orang fikir, Minhyuk tahu itu setidaknya saat ia terlelap seperti ini, Minhyuk dapat melihat bahwa Soojung sama seperti perempuan-perempuan lainnya.

                “We are here, sir” sopir taksi itu menghentikan taksinya didepan rumah yang Minhyuk tempati untuk beberapa hari ini. Setelah memberikan sejumlah uang dan mengucapkan terimakasih, Minhyuk langsung mengangkat tubuh ringan Soojung ala bridal style keluar dari taksi lalu perlahan berjalan memasuki rumah. Ia memang tidak menyukai Soojung namun bukan berarti ia membencinya, ia sungguh tidak tega untuk membangunkan Soojung.

                Setelah meletakan Soojung di ranjang, Minhyuk keluar dari kamar Soojung yang didominasi dengan warna biru muda. Saat ia hendak menutup pintu kamar, tiba-tiba telinganya menangkap suara yang sepertinya berasal dari Soojung.

“a..appa appa” bicara Soojung didalam tidurnya.

                Minhyuk kembali dan memperhatikan Soojung yang kini dipenuhi keringat didahinya, kepalanya bergerak-gerak tak tenang seakan-akan menunjukan keresahan dan ketakutan, sepertinya ia mengalami mimpi buruk. Minhyuk meletakan bagian belakang telapak tangannya di dahi milik Soojung, lalu ia dapat merasakan panas yang tinggi. Minhyuk keluar sebentar dan kembali dengan membawa sebuah wadah berisikan air es serta sebuah handuk kecil yang akan digunakan sebagai kompres untuk membantu menurunkan panas. Ia duduk dilantai dan kepalanya diletakan di atas ranjang Soojung.

                                                                                                ***

Soojung membuka matanya perlahan dan merasakan kepalanya sakit, ia berfikir mungkin karena semalam ia demam. Matanya terkesiap seketika saat melihat wajah Minhyuk di tepi ranjangnya, lalu sejenak kemudian ia menyadari bahwa ada handuk diatas dahinya serta sebuah wadah di atas nakasnya. Soojung tersenyum singkat menyadari bahwa laki-laki itu yang telah menjaganya semalaman, ternyata Minhyuk bukan laki-laki menyebalkan seperti yang ia fikirkan, setidaknya ia masih memiliki hati untuk menjagaku fikir Soojung.

Soojung bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan untuk dirinya dan Minhyuk, setidaknya ia harus berterimakasih saat Minhyuk telah melakukan sesuatu kebaikan untuk dirinya. Ia mulai membuat cream soup dengan bahan-bahan yang tersedia. Lalu ekor matanya menangkap laki-laki yang kini duduk di meja makan.               

“kau sudah baikan? Kenapa kau berada di dapur sekarang?” tanya lelaki itu dari meja makan.

“oh, aku tidak menyangkan kau akan berbuat baik terhadapku” jawab Soojung, sungguh sebenarnya bukan itu yang ingin ia katakan, ia hanya ingin mengatakan bahwa ia berterimakasih namun entah mengapa malah kata-kata sedingin itu yang lancar keluar dari mulutnya, Soojung benar-benar kesal dengan gengsinya yang tinggi di saat-saat seperti ini.

“mwo? Apa kau bilang? Aku hanya melakukan kewajibanku kepada sesama manusia. Tolong jangan salah paham” jawab Minhyuk tak kalah dingin, membuat Soojung mendengus kesal. Ia benar-benar menyesali otaknya yang sempat berfikir bahwa laki-laki bernama Kang Minhyuk itu tidak menyebalkan.

                                                                                ***

Saat ini mereka sedang berada di mobil mewah yang akan membawa mereka kesuatu tempat di negara Brazil ini. Sepanjang jalan mereka hanya tertarik lebih tepatnya pura-pura tertarik pada pemandangan di sepanjang tepi jalan yang di dominasi oleh pasangan-pasangan yang sedang bermesraan, seolah-olah hal itu adalah hal yang tidak tabu lagi di tempat itu. Soojung berkhayal setidaknya suatu saat ia ingin merasakannya, sekali saja ia ingin mencium laki-laki yang ia cintai di tempat ini, di tempat semua orang berlalu lalang, menurutnya itu adalah hal yang romantis, seperti menunjukan kepada dunia bahwa dia satu-satunya orang yang dicintai.

Mereka berhenti disebuah pelabuhan kapal kecil, selanjutnya mereka di sambut oleh beberapa orang yang membimbing mereka ketempat yang akan dituju. Kapal mulai bergerak perlahan dan meninggalkan Brazil, menuju suatu tempat yang jauh dan dikelilingi oleh lautan. Tempat yang sangat indah dan dikelilingi oleh pasir putih.

Minhyuk dan Soojung turun dari kapal setelah menempuh perjalanan dikapal hampir satu jam, Soojung meregangkan tubuhnya untuk melepas rasa pegal yang menghampirinya. Ia memperhatikan sekeliling dimana ia berada, sebuah pulau kecil yang sangat cantik. Karena mereka tiba saat pukul 3 pagi, oleh karena itu mereka berniat untuk langsung masuk kesebuah rumah yang berada ditengah pulau itu.

“barang-barang kami?” tanya Minhyuk kepada semua orang yang tadi menyambutnya dikapal menggunakan bahasa inggris dengan logatnya yang aneh, membuat Soojung mendecakan lidahnya dan menggelengkan kepalanya pelan. Soojung tahu bahwa semua orang itu tidak mengerti dengan ucapan Minhyuk yang pengucapannya salah, oleh karena itu Soojung kembali mengucapkan kata-kata yang dikatakan Minhyuk.

“oh sorry mrs. Bagasi anda tertinggal di bandara. Oleh karena itu, orang-orang kami telah mengambilnya. Namun anda tidak perlu khawatir, karena di dalam sana kami telah mempersiapkan pakaian untuk anda berdua. Mr.Kang Ju Hwan telah mempersiapkan segalanya, termasuk membeli pulau ini sebagai hadiah untuk pernikahan anda” orang berkebangsaan Amerika yang merupakan rekan bisnis ayah Minhyuk bicara dengan sangat santai seolah-olah hal ini adalah hal yang biasa, namun Soojung hanya bisa tercengang mengetahui bahwa pulai indah ini, pulau cantik ini adalah hadiah pernikahan dari ayah mertuanya, benar-benar berlebihan. Namun, tentu saja Soojung sangat bahagia. Setidaknya ada yang sesuatu yang membahagiakan dari pernikahan ini.

“kalau begitu, kami semua akan pergi, see you next time sir” pria itupun naik keatas kapal yang akan membawanya kembali ke Brazil, meninggalkan dua orang yang hanya bisa memandang lautan gelap yang luas. Tanpa bicara sedikitpun dan memutuskan untuk memasuki rumah mereka, ralat maksudnya rumah Minhyuk dan Soojung. Hahaha

                                                                                ***

“mwo? Hanya ada satu kamar? Kalau begitu, kau tidur di luar dan aku tidur di dalam” Soojung bersikeras tidak ingin satu kamar dengan Minhyuk, setidaknya ia tidak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

“yaaa” teriak Minhyuk.”kau fikir kau siapa? Tentu saja tidak bisa, kau yang harus tidur di sofa” jawab Minhyuk.

“mwo? Dasar laki-laki tidak berperasaan! Bagaimana mungkin kau membuatku tidur di ruang tamu. Kau tahu? Aku ini perempuan, Yeoja. Dan kau pasti tahu dengan pepatah Ladies First bukan?” Soojung tidak mau kalah.

“mworago? Ladies First? Bagiku, kau bukanlah seorang perempuan. Ara? (kau tahu)?”

“yakss, Kang Minhyuk-ssi!” wajah Soojung kini berubah menjadi merah, menandai bahwa ia menahan amarahnya.

“kita bermain gunting,batu,kertas. Jika kau menang maka aku akan tidur di sofa namun jika kau kalah aku akan tidur di kamar. Bagaimana?” tanya Minhyuk akhirnya mengurangi ego-nya sedikit, walaupun masih terlihat dengan jelas ia sangat kesal pada wanita didepannya, wanita yang berani-beraninya berteriak padanya dan memanggil nama lengkapnya, padahal wanita ini lebih muda darinya.

“oke. Aku setuju”

Maka, mereka berdua pun bersiapsiap untuk mengeluarkan jurus andalan mereka masing-masing, agar tidak kalah dalam permainan ini. “chakaman! Tunggu sebentar!” Soojung kembali bersiap-siap dan memperhatikan Minhyuk dengan mata tajamnya. Hana! Dul! Set!

Tadaaaaa.......

Soojung mengeluarkan batu dan harus menerima kekalahannya karena Minhyuk yang sangat beruntung mengeluarkan jurus kertas. “arraseo! Sekarang kau harus menerima kekalahanmu ne?” Minhyuk menghadap Soojung sambil berpura-pura tersenyum manis. ‘hahaha! Jangan macam-macam denganku wanita kurang ajar’ fikir Minhyuk didalam hatinya. ‘kau fikir kau telah menang dari aku? Hanya sekali, dan tidak akan kubiarkan kau menang selanjutnya’ fikir Soojung dalam hati.

“kau tahu? Aku orang yang selalu menepati janji, jangan khawatir, aku akan tidur di sofa malam ini, kau tahu permainan tadi hanya berlaku untuk hari ini. Dan untuk malam-malam selanjutnya, tentunya tidak akan kubiarkan aku kalah lagi darimu”

“ohh, baguslah! Pasti akan menyenangkan melihat kekalahanmu di hari-hari selanjutnya. Selamat Jung Soojung-ssi, Anyyeong” Minhyuk berpura-pura bertingkah dengan aegyonya layaknya boy band, dan berhasil membuat Soojung merasa ingin muntah.

“tunggu sebentar, setidaknya biarkan aku meminjam kamar mandi, maksudku kau tahu kan? Disini tidak ada toilet selain dikamar itu, jadi biarkan aku mandi dan mengganti pakaianku” Soojung berlari mengejar Minhyuk yang hampir mencapai kamar.

“arraseo, jangan terlalu lama. Dan jangan pernah berfikir untuk mengunci kamar ini hanya untuk tidur di dalam, kau mati jika kau melanggar perjanjian kita tadi” ancam Minhyuk dengan nada menyebalkan.

“jangan cerewet, kau tahu aku sangat benci melihat laki-laki sepertimu yang banyak bicara” jawab Soojung dengan cepat, lalu langsung masuk kekamar sebelum Minhyuk sempat membalas perkataan wanita itu.

                                                                                ***

Minhyuk duduk di sofa ruang tamu, sambil memperhatikan sekelilingnya. Rumah yang didominasi oleh kayu, hampir seluruh dindingnya terbuat dari kayu, bahkan sampai lantainya pun berbahan dasar kayu. Benar-benar rumah yang menenangkan untuk liburan. Tiba-tiba fikirannya melayang dan mengingat-ingat apa yang tadi Soojung katakan.

 “jangan cerewet, kau tahu aku sangat benci melihat laki-laki sepertimu yang banyak bicara”

Sunnguh, ia bukan tipe laki-laki cerewet yang selalu ingin menggoda seorang perempuan dengan tingkah menyebalkannya. Ia adalah seorang laki-laki yang terkesan ramah dan hangat pada semua orang, ia dapat memposisikan dirinya dengan baik di lingkungan, bahkan ia termasuk laki-laki yang selalu menghormati perempuan. Itulah yang membuat banyak sekali perempuan yang tergila-gila padanya. Namun entah mengapa saat bersama dengan Soojung, ia tidak bisa menjadi dirinya yang biasanya. Ia selalu bersikap dingin dan kekanak-kanakan dan terus menerus membuat amarah perempuan itu tersulut, sebenarnya apa yang ia inginkan? Apa yang Kang Minhyuk rasakan? Entah, dirinya sendiri pun tidak dapat menjawab pertanyaannya

Sejak pertemuan pertamanya denga Soojung di tempat fitting pakaian, ia telah berbuat semena-mena dan membuat emosi Soojung meledak-ledak. Entah, ia sendiri sebenarnya tidak ingin seperti itu, namun setiap kali berhadapan dengan Soojung entah mengapa kata-kata yang dingin selalu lancar keluar dari dirinya. Sejujurnya, ia merasa sangat puas dan senang? Entahlah mungkin bukan senang tapi tertarik setiap kali melihat wanita itu yang mulai kesal dan menunjukan wajah sebalnya ataupun mengerucutkan bibirnya.

                Entah sejak kapan, namun ia merasa bahwa ia telah mengenal sosok Soojung yang lain, yang berbeda dari pemikiran-pemikiran orang lain tentang wanita itu. Banyak sekali orang yang mengingatkan Minhyuk bahwa Soojung adalah wanita yang benar-benar dingin, sombong dan tidak tahu diri seolah merasa bahwa dunia miliknya, termasuk beberapa teman dan rekan bisnisnya. Beberapa kali Minhyuk melihat Soojung yang tertawa sambil bermain dengan telepon genggamnya, dan ternyata hal itu dikarenakan Soojung sedang serius mengirimkan pesan pada eommanya, membuat Minhyuk berfikir bahwa Soojung adalah perempuan biasa yang sangat manja dan butuh kasih sayang orangtuanya. Suatu saat, Minhyuk melihat Soojung duduk di taman setelah mereka bertemu di tempat fitting gaun.

Flashback

“wae kurrae?” tanya Soojung pada bocah perempuan yang kini menangis di atas ayunan.

“es krim ku jatuh, aku ingin sekali makan itu” jawab anak perempuan kecil itu disela-sela tangisnya.

“arraseo. Jangan menangis, eonni akan membelikannya untukmu. Kau tunggu disini ne?” Soojung tersenyum dan tangannya terus mengelus rambut bocah perempuan itu dengan penuh kelembutan.

Saat pertama kalinya melihat Soojung tersenyum , Minhyuk merasa bahwa wanita itu cantik, sangat cantik malahan. Seperti malaikat, namun sayang senyum tulus Soojung itu jarang sekali diperlihatkan didepan semua orang.

Minhyuk masih membenarkan nafasnya yang tersengal-sengal dan berdiri, bersembunyi di balik sebuah pohon itu. Karena berlari dengan cepat, membuat kakinya kelelahan. Beberapa saat yang lalu, ia melihat Soojung yang berlari kabur dari kawalan para bodyguard ayahnya, membuat Minhyuk berlari dengan kekuatan ekstra untuk mengejar wanita itu, ternyata Soojung termasuk pelari yang sangat hebat, terbukti saat ini ia sama sekali tidak terlihat kelelahan. Soojung tentunya tidak tahu tentang keberadaan Minhyuk, dan ia berharap bahwa wanita itu tidak mengetahuinya, sebenarnya sejak tadi di tempat fitting gaun, ia telah mengikuti rombongan Soojung.Minhyuk kembali memperhatikan Soojung yang baru saja kembali ketempatnya semula dengan membawa dua cone eskrim ditangannya.

“chann! Ini untukmu, dan yang ini untuk eonni” Soojung memberikan satu eskrim kepada bocah itu.

“gomawo eonni” jawab bocah itu sambil tersenyum senang dan menghentikan tangisnya.

“kalau begitu, jangan menangis lagi. Eonni akan menemanimu disini, siapa namamu?”

“namaku cheo sarang”

 

End flashback

“wanita seperti apa kau sebenarnya Jung Soojung?” fikir Minhyuk.

“andwaeeeeeeee!!!” tiba-tiba ia mendengar suara Soojung yang berteriak dari dalam kamarnya, dengan sigap ia berlari menuju kamar untuk memastikan bahwa keadaaan wanita itu baik-baik saja, ia hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada wanita itu.

“ada apa?” tanya Minhyuk panik setelah membuka pintu kamar dengan cepat.

“andwae! Jangan masuk kekamar mandi” pekik Soojung dari dalam toilet, membuat Minhyuk semakin cemas dan khawatir.

“yaks! Jung Soojung, sebenarnya ada apa? Jangan buat aku khawatir” tanya Minhyuk sambil menggedor pintu toilet. Tidak ada jawaban dari Soojung, dan membuat Minhyuk semakin cemas.

“Jung Soojung, Soojung. Cepat keluar! Palli!” teriak Minhyuk dengan nada cemas dan tak sabarnya.

“na gwenchana. Keunyang (hanya saja).... keunyang....” Soojung berteriak dari dalam.

“yakss, sebenarnya ada apa. Katakan saja” tanya Minhyuk lagi namun dengan intonasi yang lebih lembut dari sebelumnya.

“aku menjatuhkan pakaianku dan gaun mandiku ke dalam air, jadi aku tidak bisa keluar sekarang. Bisakah kau mengambilkannya untukku. Maksudku, aku hanya malu untuk mengatakannya namun kau datang malah marah-marah” jawab Soojung dari dalam.

“arraseo, kau tunggu disini, aku akan mencarinya” Minhyuk keluar kamar dan mencari gaun mandi untuk Soojung. ‘dasar! Wanita itu, membuatku cemas dan khawatir karena kebodohannya, lagipula kenapa aku harus khawatir dengannya. Aku rasa aku sudah benar-benar gila. Dan dia seenaknya menyurhku mengambilkan gaun mandi untuknya, apa dia fikir ini bukan lelaki? Apa dia tahu bahwa tindakannya itu dapat mengakibatkan hal yang berbahaya. Dasar wanita bodoh’ fikir Minhyuk.

“aishh, lagipula dimana gaun mandi yang lainnya. Jangan katakan bahwa disini hanya ada satu?” Minhyuk kembali kekamarnya dan menggedor pintu toilet sekali lagi. “yaks, Jung Soojung aku tidak bisa menemukan gaun mandi yang lain”

“aish, tidak mungkin! Lalu bagaimana caranya aku keluar dan berganti pakaian?” tanya Soojung dengan nada cemas dari dalam toilet.

“baiklah, aku akan keluar kamar. Kau langsung saja berganti dengan cepat, aku tidak akan masuk kedalam kamar” jawab Minhyuk akhirnya.

“apa aku bisa percaya pada kata-katamu? Kau harus berjanji tidak akan masuk kedalam kamar sebelum aku membukanya” tanya Soojung seolah-olah Minhyuk tidak bisa dipercayai.

“yaks! Kau fikir aku laki-laki macam apa? Lagipula, kau itu bukan tipeku, aku tidak melihatmu sebagai perempuan. Dari pandanganku, pasti ukuranmu 32 cup a. Benar-benar bukan seleraku, setidaknya perempuan itu harus memiliki ukuran 36 B” Minhyuk menggoda Soojung dan bergegas keluar sebelum mendengar teriakan yang menyakitkan telinganya.

“yaaa KANG MIN HYUKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK”

                                                                                ***

Soojung keluar dari toilet lalu langsung kearah lemari di salah satu sisi kamar untuk mencari baju gantinya, ia mencari-cari pakaian yang ada disana satu persatu namun tetap saja hanya menemukan pakaian yang terbuat dari satin, yang biasa disebut lingerie.

“jangan katakan bahwa hanya ada lingerie disini, dari sekian banyak pakaian, mengapa hanya ada lingerie?”

“ini benar-benar melelahkan. Oh god, ini benar-benar keterlaluan. Lalu apa yang harus kupakai hari ini? Pakaian yang tadi aku pakai pun sekarang basah karena kebodohanku. Jung Soojung”

                                                                                ***

Minhyuk melihat angka di jam tangannya, hampir pukul 4 pagi, bagaimana mungkin wanita itu memerlukan waktu selama itu untuk berganti pakaian. Ia kembali mengetuk kamar.

“Jung Soojung, jangan katakan bahwa kau akan berniat licik saat ini, aku benar-benar tidak ingin main-main dan aku lelah setelah perjalanan panjang itu, aku ingin istirahat” teriak Minhyuk.

“andwae, jangan masuk. Kalau kau berani masuk sekarang, akan ku pastikan kau mati Kang Minhyuk” teriak Soojung dari dalam.

“yah yah yah. Jung Soojung, kau benar-benar licik, aku tidak akan membiarkanmu. Aku tidak taku jika kau mengancammu” Minhyuk mendorong pintu, namun seseorang di dalam menahannya. Ia kembali mendorong lagi dan mendorong lagi sambil terus beradu mulut dengan Soojung. Hingga akhirnya

Brakkkkk!!!!!!

Pintu terbuka, Minhyuk tersenyum senang setelah berhasil membuka pintu yang di tahan Soojung, sebelum akhirnya ia menaikan wajahnya dan melihat Soojung dengan tatapan tidak percaya.

 

                                                                                ***

                “yahh, Kang Minhyuk-ssi. Sudah kukatakan jangan masuk” teriak Soojung, kedua tangannya kini sibuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka. Bagaimana tidak? Ia sama sekali tidak menemukan pakaian lain dilemari ini selain lingerie, dan menurut Soojung lingerie inilah yang masih bisa digunakan dibandingkan yang lainnya. Semua lingerie-lingerie mengerikan itu memiliki panjang 10-15 cm diatas lutut.

                Minhyuk tidak bisa berkata apa-apa menatap Soojung dengan busananya, lingerie hitam berbahan satin dengan tali spageti yang bertengger dibahunya, dan potongan yang rendah dibagian dada, panjang kainnya pun tidak bisa menutupi semua bagian paha Soojung, berhasil mengekspos kaki jenjang milik wanita itu. Minhyuk hanya berdeham kecil untuk mengurangi kecanggungan diantara mereka.

                “wae? Ada apa dengan mu? Karena kau memakai busana ini?” tanya Minhyuk setelah mengendalikan dirinya sendiri agar tidak terlihat gugup di depan Soojung.

                “m-m-mwo? Maksudku, ania, aku tidak bisa menemukan pakaian lain di lemari” tanya Soojung dengan gugup.

                “chincca? Ini semua pasti sudah diatur, bagaimana mungkin koper kita tertinggal. Arraseo, kau tenang saja walaupun kau berpakaian seperti ini pun aku yakin aku tidak akan tertarik oleh tubuh ratamu itu. Menurut ku kau sama sekali bukan perempuan” Minhyuk masuk kedalam kamar lalu menyelimuti tubuhnya sendiri dengan selimut tebal.

                “kau- apa kau tega membiarkan aku tidur di ruang tamu? Ania, bukan karena aku tidak menepati janji tapi ternyata ditempat ini lumayan dingin dan terlalu banyak nyamuk disini. Maksudku, aku tidak mungkin tidur disana dengan pakaianku yang seperti ini. Setidaknya bersikaplah seperti laki-laki” Soojung mulai merajuk pada Minhyuk,

                “jadi maksudmu aku yang harus tidur diruang tamu begitu? Shirreo, kalau kau mau kau bisa tidur di sini” Minhyuk membuka selimutnya dan mulai menggoda Soojung sambil menepuknepuk sisi ranjang dan mengeluarkan senyuman mautnya.

‘kau tidak akan tidur disini kan pabbo’ fikir Minhyuk.

‘pasti ia berfikir bahwa aku takut tidur bersama dengannya, jangan bodoh Kang Minhyuk. Bukan Soojung namanya kalau menyerah begitu saja terhadap serangga seperti kau hahaha’ fikir Soojung dalam hati.

                “arraseo, kalau mau mu seperti itu. Lagipula aku tidak pernah melihatmu sebagai pria, kau itu hanya seekor serangga” jawab Soojung sambil melangkah menuju ranjang yang kini diisi Minhyuk.

                “yah! Apa kau bilang? Aku bukan pria? Oke, aku akan menunjukan kepadamu kalau aku benar-benar seorang pria” jawab Minhyuk menahan kekesalannya.

                “yaks byuntaee!!!!!!” pekik Soojung.”jangan pernah lupa tentang surat perjanjian yang aku serahkan, kau tahu kan hukumannya jika kau melanggar semua itu?” ancam Soojung kemudian. “baiklah, chalja Kang Minhyuk-ssi” hari ini Soojung menang, namun Minhyuk dalam hati telah berjanji bahwa ia tidak akan membiarkannya semudah itu, ia harus membalas kekalahannya pada perempuan itu, perempuan yang membuat seolah-olah ia makhluk paling memalukan.

Flashback

“tolong tanda tangan disini Kang Minhyuk-ssi” Soojung kini berhadapan dengan laki-laki yang telah sah menjadi suaminya sejak 12 jam yang lalu. Ia menyrahkan sebuah kertas yang diatasnya tertera judul Kontrak Pernikahan

  1. Tidak ada hubungan fisik antara pihak ke satu dan dua selama pernikahan ini, yang melanggar akan membayar pihak yang dirugikan sebesar 1.000.000 USD
  2. Jika Pihak ke 1 ingin pergi kemanapun saat berada dalam satu rumah, wajib memberitahu pihak ke 2. Begitupun sebaliknya
  3. Diantara kedua pihak dilarang untuk mencampuri urusan pribadi
  4. Dilarang saling mencintai satu sama lain, karena hal itu akan membuat rumit saat proses perceraian nanti
  5. jika ada orang yang tahu selain kedua pihak, maka perjanjian ini batal

 

Minhyuk membaca dengan seksama, lalu membubuhkan tanda tangannya di atas kertas tersebut.

 

End Flashback

 

                                                                                ***

 

Hari-hari selanjutnya berjalan dengan normal, mereka memang selalu bertengkar namun pada akhirnya mereka pun akan kembali berkomunikasi, karena mereka saling membutuhkan. Di tempat ini, dimana mereka hanya berdua, di pulau ini. Seperti saat pagi tadi, Soojung membuatkan semangkuk bubur untuk sarapan serta kopi untuk Minhyuk. Saat siang hari, Minhyuk bahkan membantu Soojung menyiapkan buah-buahan yang akan mereka makan setelah makan siang. Pada saat malam hari, sesekali mereka menghabiskan waktu untuk menonton televisi bersama, walaupun masih agak canggung namun terlihat jelas bahwa mereka dapat melalui hal itu. Bagaimanapun mereka berdua saling bergantung di tempat ini.

 

“Minhyuk-ssi. Lampu di sebelah dapur ada masalah, aku rasa kau harus memperbaikinya sekarang” Soojung memberitahu Minhyuk sambil terus memotong beberapa sayuran.

“arraseo, aku akan memperbaikinya sekarang” Minhyuk pergi kearah dapur lalu memperbaiki lampu dan kabel-kabel tersebut. Sesungguhnya, Minhyuk tidak terlalu megerti soal listrik namun karena ia tidak ingin dianggap tidak berguna oleh Soojung, jadilah kini ia bingung untuk memperbaikinya. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya lampu itu pun menyala. Ia benar-benar merasa beruntung memiliki otak yang cerdas disaat-saat seperti ini. Walaupun sesungguhnya ia tak tahu bahwa tindakannya malah membuat hubungan arus pendek atau korsleting listrik.

 

                                                                                ***

 

                “tadaaa... makan malam kita hari ini adalah pasta” Soojung membawa dua piring berisi pasta ke atas meja makan.

                “apa kau mau kubantu? Ah, aku akan ambil wine-nya” Minhyuk berjalan menuju dapur dan mengambil wine serta dua buah gelas dan es batu” di saat-saat seperti ini, kadang Minhyuk merasa bahagia dapat menghabiskan waktunya dengan Soojung. Walaupun gadis itu agak menyebalkan, namun gadis itu sangat baik serta perhatian. Contohnya seperti beberapa hari ini ditempat ini, gadis itu dengan setia menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam untuk mereka berdua. Setelah 5 hari ditempat ini, Minhyuk merasa lebih mengenal Soojung, ia baru mengetahui tentang hobi perempuan itu yaitu bermain ice skating, ia sangat menyukai warna biru, sangat suka shampoo dan body bath dengan aroma melati karena menurutnya itu menyegarkan sekaligus menenangkan, ia pandai dalam bermain piano, pernah belajar di California, tidak heran pengucapannya dalam bahasa inggris sangat baik, sangat tidak suka pelajaran matematika, menyukai teh crysant, makanan favoritnya adalah makanan khas mexico yang pedas dan sedikit asam, dan banyak lagi yang baru ia ketahui.

                Soojung memperhatikan Minhyuk yang kini berjalan kearah dapur, entah sejak kapan namun Soojung dapat merasakan bahwa pandangannya terhadap Minhyuk telah berubah. Ia melihat bahwa sebenarnya laki-laki itu sangatlah lembut dan hangat. Terbukti dari tatapan Minhyuk kepada dirinya yang seolah-olah menghormati dirinya. Walaupun ia memakai lingerie-lingerie aneh itu di rumah ini, Minhyuk sama sekali tidak berniat untuk melakukan sesuatu yang jahat kepadanya, ia juga mengetahui banyak hal tentang Minhyuk. Minhyuk yang selalu membaca koran dan meminum kopi dipagi hari, Minhyuk memiliki band yang berisikan sahabat-sahabatnya, salah satunya adalah Yonghwa, kakak sepupu Soojung. Minhyuk seorang drummer, Minhyuk yang membenci pelajaran bahasa inggris, Minhyuk yang sangat digilai oleh perempuan saat masa sekolah dan kuliahnya, setidaknya itu menurut Minhyuk entah benar atau tidak.

                “Soojung-ssi, aku tak tahu jika pasta buatanmu lumayan juga” Minhyuk meneguk gelas winenya perlahan setelah menghabiskan sepiring pasta yang dihidangkan oleh Soojung.

                “yak, kau itu, bilang saja kalau enak, apa besok kau mau aku buatkan sesuatu? Apa makanan favoritmu?” tanya Sojung.

                “aku suka makanan korea, seperti teokbeokki, jajjangmyun, ramen, lalu kimbap, bibimbap, sepertinya aku menyukai semuanya” jawab Minhyuk sambil memikirkan dan membayangkan semua makanan itu.

                “kau suka sushi? Aku berencana membuatnya besok” Soojung berdiri dari duduknya lalu membersihkan piring kotor .

                “aku suka dan aku paling suka susshi udang” Minhyuk menjawab lalu mulai membantu mengangkat piring-piring itu untuk meletakkannya di wastafel kitchen set, Soojung mengikutinya dari belakang untuk mencuci piring-piring itu. “aku rasa di dalam freezer ada udang, kalau begitu ..............”

  •  

                Tiba-tiba semua lampu mati, dan tidak ada penerangan sama sekali, membuat Soojung beringsut dari tempatnya berdiri karena panik dan ketakutan.

                “astaga, apa yang terjadi?” tanya Soojung panik, ia berusaha menyembunyikan rasa panik dan ketakutannya, namun ia buka seseorang yang ahli dalam melakukan hal itu. Jelas sekali bahwa ia ketakutan sekarang.

                “Soojung tenang, aku ada disini. Kau tenang saja, kita akan baik-baik saja” Minhyuk mencoba menenangkan Soojung sambil bergerak perlahan untuk mencari gadis itu. Setelah menemukannya, ia langsung melingkarkan lengannya di bahu Soojung untuk menenangkan wanita itu. Respon yang diberikan Soojung trlalu berlebihan, terlihat sekali bahwa ia ketakutan sangat ketakutan tepatnya.

                “mianhae. Aku hanya merasa takut, maksudku aku panik” Soojung takut Minhyuk merasa tersinggung dengan respon tiba-tibanya itu, maka dari itu ia meminta maaf.

                “aniaa, gwenchana.” Minhyuk menarik Soojung untuk mengikutinya duduk di lantai, dalam keadaan gelap seperti ini bagaimana mungkin ia dapat berjalan kekamar ataupun ruang tamu.

                “apa kau sakit? Mengapa kau tersengal-sengal seperti itu? Jangan-jangan kau asma?” tanya Minhyuk khawatir.

                “ania, nan gwencahana. Hanya merasa sedikit pusing” jawab Soojung singkat dengan nada lemah.

                “geotjimal. Keringat yang keluar banyak sekali, pasti kau tidak baik-baik saja” Minhyuk meletakan bagian belakang telapak tangannya di dahi dan wajah Soojung.

                “sebenarnya, aku phobia terhadap gelap, eomma bilang saat aku kecil aku pernah terjebak di sebuah lift karena kerusakan arus listrik, semua lampu padam saat itu termasuk didalam lift, tiba-tiba saja lift berhenti bekerja. Sampai saat ini, aku selalu sesak nafas didalam keadaan gelap seperti ini”

                Minhyuk memeluk Soojung erat, membuat perempuan itu terlonjak kaget seketika. Minhyuk dapat mencium aoma melati di rambut Soojung, ia mengusap puncak kepala Soojung untuk menenangkannya, perlahan Minhyuk dapat merasakan kedua lengan milik Soojung melingkari pinggangnya. Ia merasa sangat nyaman dengan posisi seperti ini, entah mengapa semua terasa benar.

                Soojung melepaskan pelukannya, ia hanya tidak ingin Minhyuk merasa tak nyaman. Gerakan singkatnya itu membuat wajah mereka berhadapan sangat dekat, bahkan dalam kegelapan ia dapat melihat kedua manik mata milik Minhyuk yang tepat berada didepan miliknya. Soojung merasakan ada yang aneh pada tubuhnya, mengapa detak jantungnya berdetak begitu cepat, ia takut Minhyuk dapat mendengarnya dengan jarak mereka yang sedekat ini. Soojung bersiap-siap mengalihkan wajahnya saat tiba-tiba kedua telapak tangan milik Minhyuk menahannya tetap diposisi itu. Soojung dapat merasakan wajah Minhyuk yang mendekat, bahkan nafas laki-laki itu sangat terasa diwajah Soojung, tanpa sadar ia menahan nafasnya dan menutup matanya. Saat ia merasakan sebuah benda, lembut mendarat manis di bibir miliknya sendiri. Soojung dapat merasakan tangan yang berada di wajahnya, kini bergerak kearah belakang lehernya. Ciuman ini berbeda dengan kecupan singkat mereka berdua saat di pernikahan mereka saat itu. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ini pertama kalinya untuk dirinya. Lengannya menggenggam erat-erat kaos putih yang dikenakan Minhyuk. Pertama kalinya dalam hidupnya, ia mengetahui rasanya berciuman itu sperti apa.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nliaffxxtt #1
Baru baca, keren ffnya. Kok ga lanjut sih? Pemasaran sama kisah selanjutnya apakah minhyuk cemburu atau gimana
Yosil234
#2
Chapter 4: cerita bagus, lanjutin thor!!!!!!!!!
maidale #3
Chapter 4: Hello geisha..
This is interesting
Keduanya sama2 ga nunjukkin karakter asli..
Itu cowo yeunghoo kn.. hahaha bakal seru nih di next chap, ngeliat minhyuk jealous
Semangattt yaa author
geishaalifia #4
Chapter 1: woaaa, i'm very exciteddd.
aku bahagia banget udah bisa buat cerita ini, cerita yang hadir dari imajinasiku yang datengnya gak menetu dan asal-asalan banget hehehe :)
aku sengaja update beebrapa chapter karena emang baru sempet updatenya sekarang. aku berharap kalian semua suka sama cerita ini dan satu lagi aku mohon banget jangan jadi silent readers. aku butuh banget dukungan kalian, comment kalian, ide-ide kalian yang bakalan memotivasi aku untuk tetep lanjut buat cerita ini sampe selesai aminnn....
maaf banget kalo fanfiction aku ini masih jauh banget dari kata bagus hehehe, aku pun masih belajar nulis hehehe
ohiyaa, kalo kalian semua ada link untuk buat poster ff tolong banget kasih tau aku, soalnya aku pengen fanfiction-ku ini bisa punya poster dan gambar. pleaseeee :)
saranghaeeee yeoreobun muach muach :*
geishaalifia #5
Chapter 1: i update with some chapter,
i jope you guys can enjoy with it. i love you all
and don't be silene readers okayy? i need your comments and your idea to keep make this one.
geishaalifia #6
Chapter 4: annyeong :D
i still try to make this story, and i hope you guys can give me comment too.
i mean, i'm very bad in english. so, i decided to make this story with my nation languange.
sorry for this chapter, little short, maybe?
i hope you can give me some idea for this story
Exquisitely #7
great fic!