Chapter 1
BEAT OF LOVESorry kalo buanyak bianget typo nya
HAppy reading..!!!! ^^
******************
“ Ayolah, Woo... Ini sudah hampir yang ke-23 kali Nickhun memutuskanmu selama 6tahun kalian berpacaran. Kau selalu jadi pihak yang dirugikan. Kenapa kau tidak menyerah saja? Ambil sikap. Kau harus tegas, Woo. Kau bukan boneka atau robot yang tidak memiliki perasaan. Nickhun tidak boleh seenaknya kepadamu. Mengatakan putus saat dia merasa mood-nya sedang buruk. Lalu meminta untuk kembali saat dia sudah merasa baikan. Hubungan macam apa itu? “ Minjun terus saja mengomel sambil mondar-mandir dihadapan Wooyoung yang tengah duduk terdiam di tepi tempat tidurnya, dengan Junho di sisi kirinya dan Chansung di sisi kanannya.
Tidak ada seorang pun di kamar itu yang menanggapi celotehan Minjun. Semua diam. Terlalu asyik tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing.
“ Sampai kapan kau akan seperti ini, Jang Wooyoung? “ tanya Minjun dengan suara yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.
Wooyoung yang disebut namanya, mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk perlahan-lahan. Mencari wajah Minjun yang kini sudah berdiri diam tegak tepat di hadapannya.
Meski matanya telah bertemu dengan mata sang hyung, tapi tetap belum ada satupun kata yang meluncur keluar dari bibir merah mudanya itu.
“ Jawab, Woo! “ kali ini terdengar unsur perintah di dalam nada sura Minjun.
Chansung dan Junho yang sedari tadi terdiam pun, kini nampak ikut fokus menatap Minjun.
Tampak jelas jika kali ini hyung tertua mereka itu sangat marah. Semua tau, Jang Wooyoung adalah dongsaeng kesayangan Minjun. Dan Minjun akan berubah menjadi hyung yang sangat protektiv jika ada yang berani menyakiti perasaan Wooyoung.
“ A... aku tidak tau, hyung... “ jawab Wooyoung lirih.
Kini fokus Chansung dan Junho berubah kepada Wooyoung.
“ Aku benar-benar tidak tau... “ ulang Wooyoung.
“ Aku selalu mencoba untuk berhenti. Berulang-ulang kali, hyung... Tapi semua selalu berakhir dengan kegagalan. Aku terus saja kembali menerima Khun hyung. Aku sendiri tidak tau kenapa. Apa yang terjadi dengan diriku dan kemana akal sehatku, aku benar-benar tidak tau. “ semakin lama, suara Wooyoung terdengar semakin parau dan bergetar. “ Aku ingin menyerah. Tapi aku selalu tidak bisa.... “ hancur sudah pertahanan Wooyoung. Tetes demi tetes air matanya jatuh membasahi kedua pipi chubby-nya.
Melihat Wooyoung menangis, Chansung yang sedari tadi memperhatikannya dalam diam, segera meraih Wooyoung ke dalam pelukannya. Mengusap lembut kepala Wooyoung sambil terus membisikan kata ‘ tidak apa-apa, Woo ‘ berulang kali. Membiarkan Wooyoung membasahi tanktop abu-abunya basah di bagian dada karena air mata Wooyoung.
Junho pun tidak mau kalah. Dengan cepat Junho meraih tangan kiri Wooyoung dan menggenggamnya erat dengan kedua tangannya. Seolah ingin menyalurkan kekuatan miliknya kepada Wooyoung.
Melihat Wooyoung kesayangannya begitu terlihat rapuh, Minjun pun melunak. Gurat amarah yang tadi terpancar jelas di wajahnya, kini mulai memudar. Matanya menatap iba pada sang dongsaeng yang tengah terisak di pelukan Chansung.
“ Maafkan aku, Woo... “ ucap Minjun lirih sambil berlutut di hadapan Wooyoung. Tangan kirinya mengusap lembut lutut Wooyoung, sementara tangan kanannya terus menghapus air mata Wooyoung yang masih saja terus mengalir. “ Aku hanya tidak tahan melihat kau terus seperti ini, Woo. “
Wooyoung menatap mata
Comments