Chapter 12

My Trouble Maker
Please Subscribe to read the full chapter

 

.

Pandangan mereka bertemu kembali, keduanya masih diam dan saling mengamati satu sama lain. Jessica tertegun melihat perubahan Yoong, pria yang dulu ia cintai sepenuh hati dan juga pria yang membawanya ke dunia penuh warna.

.

Yoong adalah pria bebas tanpa aturan yang mengikat hidupnya, namun ia pria yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap Jessica. Jika ingin membandingkan dengan Hyoyeon, keduanya bagaikan bumi dan langit.

.

Bagi Jessica, Hyoyeon adalah pria penuh aturan dalam hidupnya namun ia selalu memberikan Jessica pilihan untuk memilih aturan mana yang diinginkan Jessica. Hyoyeon bukan tipe pria posesif tapi ia lebih kepada melindungi dan memberikan Jessica ruang gerak yang tak terbatas.

.

Jessica mengamati perubahan Yoong, pria di depannya ini sekarang memiliki mimik wajah yang tegas dan lebih manly dengan sedikit bulu halus yang tumbuh di sekitar rahangnya. Mata rusa Yoong kini juga terlihat lebih membuatnya berwibawa. Tipikal seorang pemimpin.

.

“Kenapa kau menghindariku, Sica?”, suara lirih Yoong terdengar di indera pendengaran Jessica. Pria itu menatapnya penuh kerinduan sekaligus tatapan kesedihan yang sangat terlihat dari mata Yoong.

.

Jessica menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya. Kegugupan itu belum juga hilang tapi dia berusaha untuk menyelesaikan semua ini. “Aku hanya terkejut dan.......”

.

“Dan semuanya kembali terasa menyakitkan”, lanjutnya lagi.

.

Yoong memegang dagu Jessica dan membuat gadis itu menatapnya. “Aku tahu, kau berhak marah dan membenciku atas kepergianku. Tapi bertemu denganmu lagi membuat semua duniaku seperti terjebak di masa lalu. Aku merindukanmu dan maafkan karena aku pergi”, kata-kata Yoong membuat Jessica menitikan airmatanya.

.

Tangan Yoong menyentuh sudut mata Jessica dan menghapus airmata itu. Jessica memegang tangan Yoong dan menyingkirkannya pelan. Ia mencoba tersenyum dan Yoong membalasnya. “Aku kemari karena ingin mendengarkan penjelasan yang seharusnya aku ketahui 3 tahun lalu”, ucapnya setelah mulai tenang.

.

Yoong membenarkan posisi duduknya di atas tempat tidur sebelum menjawab pertanyaan itu.

“Aku berharap kau tak terluka setelah mendengar hal ini”, Yoong meyakinkan Jessica terlebih dahulu.

.

“Aku sudah terluka saat 3 tahun lalu”, ia tersenyum masam.

.

“Sica......”, Yoong berkata dengan nada memohon agar gadis itu tak membuatnya jauh lebih bersalah dari ini.

.

“Maaf”

.

Yoong menghela nafasnya pelan dan mulai menjelaskan semuanya. “Kepergianku karena permintaan Oppamu”, jelasnya.

.

“Taeyeon Oppa??”, Jessica memastikan dan Yoong mengangguk.

.

“Kenapa dengan Oppa?”, heran Jessica masih tak mengerti dengan hal ini.

.

“Kejadian itu saat kau mabuk di bar, dan saat aku ingin membawamu keluar dari sana beberapa orang berjas hitam datang ke bar dan salah satu diantara mereka yang merupakan pemimpinnya menghajarku”

.

Yoong melihat Jessica tak menanggapi ucapannya namun tatapan Jessica sudah cukup membuat Yoong mengerti bahwa gadis itu ingin Yoong melanjutkan ceritanya. “Orang yang menghajarku adalah Oppamu”

.

Jessica menutup mulutnya karena terkejut dengan ucapan Yoong di akhir. “Saat itu juga mereka membawamu pergi dari sana. Keesokan paginya, Oppamu kembali datang menemuiku. Aku terkejut karena dia mengetahui apartemenku”

.

“Kenapa Oppa melakukan hal itu?”, sela Jessica.

.

“Awalnya aku tidak tahu. Saat itu Oppamu menghajarku habis-habisan, dia memintaku untuk meninggalkan Korea dan jangan menemui”, Yoong tiba-tiba merasakan nyeri di hatinya saat mengingat hal itu.

.

Jessica terdiam, antara percaya dan tidak. Bagaimana mungkin Oppanya melakukan hal itu.

.

“Inilah kenyataan yang tak pernah kau ketahui Sica”, Yoong melanjutkan lagi kata-katanya.

.

“Kenapa kau memilih pilihan itu?”, akhirnya Jessica bersuara.

.

“Karena Oppamu mengatakan sesuatu yang membuatku menyadari satu hal, sesuatu yang benci untuk kuakui tapi itu adalah sebuah kebenaran”

.

.

.

.

“Sejujurnya aku tak ingin membuatmu seperti ini, tapi melihat Daddy Jung begitu sedih dengan perubahan sikap adikku itulah alasannya”, Taeyeon merapikan kemejanya yang sedikit berantakan akibat menghajar Yoong barusan.

.

“Meskipun keluarga Jung adalah keluarga tiriku tapi mereka satu-satunya alasan Ummaku tersenyum dan bahagia dalam hidupnya. Sooyeon begitu polos, manja, dan ia adik yang sangat baik. Entah kenapa semuanya menjadi berbeda ketika ia bertemu denganmu dan itu membuat kedua orangtuaku sedih”

.

Yoong masih mengatur nafasnya yang tersengal, pukulan Taeyeon benar-benar luar biasa menyakitkan. “Aku tak pernah membuatnya berubah” Yoong mengkoreksi ucapan Taeyeon.

.

“Ya, memang benar kau tak membuatnya berubah tapi kau alasan kenapa adikku berubah. Dia ingin menjadi sepertimu agar dia merasa pantas bersamamu dan itulah yang ingin aku cegah disini. Tinggalkan Korea, itu adalah pilihan yang kutawarkan. Aku minta maaf untuk kekacauan ini” Taeyeon yang sudah berada di ambang pintu, langkahnya terhenti karena ucapan Yoong.

.

Yoong masih terbaring, tubuhnya tak sanggup berdiri. “Berikan aku satu alasan yang tepat kenapa aku harus pergi?”, tantangnya.

.

Tanpa Yoong tahu, Taeyeon tersenyum mengejek “Sooyeon hanya pantas untuk pria yang mempunyai masa depan, dan kau bukan jawabannya”, dengan begitu Taeyeon pergi meninggalkan apartemen Yoong.

.

Airmata Yoong tak terbendung lagi, pria itu menangis karena ucapan Taeyeon memukulnya telak. Sampai detik ini Yoong hidup dari kekayaan orangtuanya yang berlimpah “Dia benar”

.

.

.

.

Yoong tersenyum pahit ketika mengingat itu. Ia menatap Jessica yang masih terpukul dengan sesuatu yang tak pernah ia tahu. Selama 3 tahun ini ia membenci Yoong dan melupakan pria itu sejauh mungkin dari otaknya. Mengecap Yoong sebagai pembohong besar yang meninggalkannya tanpa jejak.

.

Karena Jessica tak mengatakan apapun, Yoong memberanikan diri untuk menyentuh pipi gadis itu. Yoong sadar, ceritanya ini akan membuat sesuatu akan berubah “Apa kau puas dengan penjelasanku?”, tanyanya lembut.

.

Jessica tidak menjawab, justru menangis ketika tahu bahwa ia kehilangan pria yang dicintainya dulu karena Oppanya sendiri, Taeyeon. “Maafkan Yoongi, membencimu tanpa tahu kenyataannya”, Jessica terisak, luka yang ada dihatinya mulai mencair saat mendengar kebenarannya.

.

“Kau tak salah Sica, hanya saja aku yang terlalu bodoh untuk meninggalkanmu tanpa berani menghadapi semuanya. Aku terlalu mudah menyerah saat itu dan melepasmu”,

.

Yoong mendekap Jessica ke dalam pelukannya walaupun Jessica tak membalasnya namun gadis itu tak menolaknya. Aroma tubuh Jessica menyeruak di penciuman Yoong, giliran dia yang menangis karena merindukan gadis yang dipeluknya ini. Sudah lama, dan kini ia dapat bertemu dengan Jessica lagi.

.

Yoong melepaskan pelukan itu dan menatap tepat di mata Jessica. Jarak mereka begitu dekat, bahkan keduanya sama-sama dapat merasakan nafas dari masing-masing. Semakin cepat semakin Yoong mendekatkan wajahnya di wajah Jessica, dan gadis itu hanya diam dan balik menatap Yoong.

.

Keduanya butuh jawaban, dan saat inilah waktu untuk mereka mencari jawaban itu. 3 tahun berlalu tanpa ada sebuah penjelasan yang Jessica dapat dari Yoong, dan 3 tahun berlalu tanpa Yoong punya kesempatan untuk mengatakan sepatah katapun kepada Jessica.

.

.......Dan dalam hitungan detik, kedua bibir itu kini menyatu tanpa sebuah jarak......

.

.

.

.

.

Di dalam mobil, Hyoyeon melihat jam tangan miliknya. Sudah satu jam berlalu seperti perjanjian yang ia berikan kepada Jessica, kini saatnya ia menunggu kedatangan Jessica. 5 menit lagi gadis itu tak muncul, maka Hyoyeon sudah tahu pilihan apa yang diambil Jessica.

.

.

.

***

.

.

“Apa kau yakin dengan cara seperti ini, semuanya akan baik-baik saja?”, Sooyoung bertanya setelah Taeyeon menjelaskan rencananya.

.

“Untuk sekarang, hanya ini satu-satunya cara. Kau tinggalkan Jepang dan mulai sekarang kau yang memiliki semua bisnis ini”, ujar namja ini dengan tenang namun tidak dengan Sooyoung.

.

“Tapi Taeng— ” ucapan Sooyoung terpotong oleh Taeyeon.

.

“Appaku tidak tahu bisnis kita yang ini Soo, ambillah. Aku mempercayakan bisnis ini padamu, dan aku akan menyerahkan bisnis penjualan senjata itu kepada Appaku. Sudah saatnya kita meninggalkan bisnis kotor ini dan memulai yang benar”, jelasnya pada Sooyoung.

.

“Bisnis ini impian KITA Taeng, impian kita”, Sooyoung menekankan setiap kata-katanya. “Kita sahabat Taeng, apapun masalahmu mari kita hadapi bersama”, bujuk Sooyoung lagi. Ia benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Taeyeon.

.

Di luar ruang kerja Taeyeon, Mark sudah menunggu bosnya itu. Mereka sudah siap menghadapi resiko yang terjadi saat bertemu dengan Mr.Kim dan anak buahnya. Mark dengan tenang mengambil sebatang rokok dan menghisapnya.

.

Sedangkan di dalam, Sooyoung masih bersikeras ingin ikut membantu Taeyeon. Sayangnya namja itu tak diizinkan. “Jangan membuat Sunny khawatir Soo, aku tahu dia adalah hidupmu saat ini. Pergilah, aku masih memiliki orang kepercayaanku yang lain”, Taeyeon berdiri lalu menyerahkan 2 tiket penerbangan untuk Sooyoung dan kekasihnya.

.

“Sampai bertemu lagi Soo, aku percaya kau bisa menghandlenya hingga kita bertemu lagi”, ucap Taeyeon. “Mungkin juga tidak Soo”, gumamnya dan tentu Sooyoung tak mendengarnya.

.

“Ayo Mark, kita pergi”, Mark mengangguk atas ajakan Taeyeon dan iapun berjalan mengikuti Taeyeon.

.

Sepanjang perjalanan, di kursi belakang Taeyeon hanya memandangi Beretta 92 miliknya. Senjata api itu sudah terisi penuh oleh peluru yang siap membunuh siapapun. “Kalian sudah paham rencananya?”, tanya Taeyeon sekali lagi kepada Mark dan juga ada Kevin.

.

“Tapi tuan, bagaimana jika ada yang terluka? Ini terlalu bahaya untuk diri anda?”

.

“Ini satu-satunya jalan Mark. Yang terpenting jangan sampe resiko itu terjadi. Kalian berhati-hatilah, selamatkan Jieun dan Tiffany. Aku yang akan mengurus lelaki tua itu”, kedua orang kepercayaannya mengangguk mendengar penjelasan Taeyeon.

.

Saat ini beberapa mobil mengikuti Taeyeon dari belakang. Mereka adalah orang-orang yang Taeyeon kerahkan untuk memberi pelajaran bagi orang-orang Mr.Kim yang berani mencari masalah dengannya.

.

Drtt...drtt...

.

.

“Ya, ada apa?”

.

“Kami sudah mengamankan pemuda yang tuan minta ke tempat yang aman”, lapor seseorang disana.

.

“Kerja bagus, jangan sampe ada yang menyentuhnya sampai dia benar-benar bertemu kakaknya”

.

“Baik tuan”, jawab orang itu atas perintah Taeyeon.

.

.

.

Di bagian lain.....

.

Tiffany tak berhenti menangis tanpa suara. Dengan posisi diikat di kursi dan mulutnya yang tertutup lakban hitam membuatnya tak bisa berbicara. Tiffany memandang ke sekeliling ruangan dan melihat seseorang yang senasib dengannya masih tak sadarkan diri. Itu Jieun.

.

Ceklek.....

.

Pintu ruangan terbuka dan tampaklah Mr. Kim dengan smirk andalannya. Ia masuk dan mendekati Tiffany lalu memegang dagu gadis itu.

.

“Gadis bodoh yang percaya kata-kataku”, ucapnya tertawa puas melihat kondisi Tiffany. “Sayangnya adikmu kali ini lolos, andai saja orang-orang Taeyeon tak menemukannya mungkin se

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eriika
#1
Estaeny
Eriika
#2
Jaya
vikajung #3
Chapter 13: Gmna cra dpt pw nya?
Cestellafeli #4
kalau mau minta password gimana ya caranya?
ita1709 #5
Chapter 4: cara taeyeon melamar tiffany sweet bgt.. gue senyum-senyum sendiri bacanya
sangat suka karakter taeyeon disini
ita1709 #6
Chapter 2: Siapa Jieun? Ada hubungan apa dia dg taeyeon? kepedean yuri udh diambang batas but he's so sweet, right?? ahahaha
ita1709 #7
Chapter 1: ok. baru part 1 ceritanya menarik, seru.. apalagi disuguhi adengan taeny diawal kkekeke.
ijin baca authorr
puglife3847 #8
Chapter 1: Alur ceritanya seruu, TaeNy gimana itu
minhyukcn #9
Chapter 12: Yah masa yul oppa nikah ma victoria, trus jessica gimana?