Let Go
re·mem·brance#Mais qui est-ce qui m'a dit que toujours tu m'aimais ?
Je ne me souviens plus, c'était tard dans la nuit
J'entends encore la voix, mais je ne vois plus les traits
"Il vous aime, c'est secret, lui dites pas que je vous l'ai dit"
Que tu m'aimais encore, me l'a-t-on vraiment dit...
Que tu m'aimais encore, serait-ce possible alors ?
But who can tell me that today you are loving me?
I don't remember more it was late in the night,
I'm still hearing the voice, but I don't see anymore the ?points?
"He loves you, it's a secret, don't tell him that I tell you"
You see, someone told me...
Who do you still love, he really told me...
Who do you still love, is it possible then?#
Carla Burni - Quelqu’un m’a dit
Dea menggeleng ke arah Xiumin, bikin harapan Xiumin langsung pupus. Xiumin mencoba melongok ke dalam apartemen Dea.
“Kalo dia kemari, tolong kabarin gue ya De”, kata Xiumin.
“Tenang aja, gue pasti kabarin”, balas Dea.
“Oke, kalo gitu gue cabut dulu. See you around”, pamit Xiumin. Dea menutup pintunya, lalu berjalan menuju kamarnya. Tapi…
“Oh My God!”, pekiknya kaget. Gimana nggak kaget, Dea menemukan sesosok cewek berrambut panjang mengenakan white tee dan jeans berdiri di kitchen counternya.
“Tayay, gue pikir gue kemalingan”, umpatnya sambil mengurut dadanya, gimana nggak? Jantungnya hampir copot ngeliat Hani. Dia ngambil air putih dan meneguknya habis.
“Lo kenapa bisa ada di sini dah? Semalem kayaknya gue tidur langsung tidur”, tanya Dea. Hani cuma mengangkat kunci serep apartemen Dea dengan gantungan kepala Jack the Skeleton nandain kuncinya. Hani melepas tasnya dan duduk di sofa. Dea ikutan duduk di sofa.
“Eh, lo gue tanya ngapa bisa dimari? Lo dicariin ama Kak Umin tuh, doi khawatir banget”, kata Dea menepuk lengan Hani. Hani sontak nengok ke arah Dea.
“Kak Umin? Maksud lo Xiumin?”, tanya Hani. Dea menelan ludah.
“Hahahah i…iya gue sering ke coffee shopnya dia dan kita sering ngobrol jadinya gue manggil Kak Umin deh. Eh Ceu, gue mau bikin kopi nih lo mau?”, Dea langsung ngubah topik.
“Oh jadi lo sekarang nyelingkuhin Chanyeol?”, tuduh Hani.
“Lo gila gue udah tunangan ama dia ya, adanya gue tinggal nama kalo berani main belakang”, kilah Dea.
“Kalo gitu kenapa Xiumin bisa tau apartemen lo? Nggak mungkin kan Cuma karena sekedar sering ngobrol sampe tau apartemen lo segala? Kalo nggak selingkuh ya apa lagi?”, Hani makin gencar nuduh Dea.
“Njir gue nggak selingkuhin Chanyeol apalagi ama tunangan lo nyet!”, Dea keceplosan. Hani langsung diem. Xiumin…tunangan dia?
“Lo bilang apa tadi?”, tanya Hani. Dea menghembuskan nafas panjang.
“De, please tadi lo bilang apa? Gue nggak salah denger kan kalo lo bilang Xiumin itu tunangan gue? Please kasih tau gue kenapa dia bisa tau semua pertanyaan yang gue tanyain selama ini? Dia siapa sebenernya? Kenapa dia bisa tau apa yang gue cari? Kenapa gue nggak inget dia?”, Hani nyerang Dea dengan pertanyaan yang mengusiknya dari semalam.
“Maybe you want to sit down”, kata Dea menyuruh Hani duduk di sofa. Dia mengambil kotak sepatu dari dalam kamarnya. Di dalamnya banyak tumpukan surat, foto, dan tiket-tiket. Hani menutup mulutnya dengan tangan, dia nggak percaya apa yang dia lihat. Tiket naik the Eye setahun yang lalu, tiket pesawat Jakarta-London, surat-surat lusuh yang udah lecek karena sering dibaca, juga foto-foto dia dan Xiumin. Foto saat mereka di the Eye, di depan Buckingham palace, dan juga foto pertunangan mereka. Satu lagi, kartu ucapan berbentuk double decker berwarna merah. Hani membukanya.
“Miracle does happen, I thank you for not giving up. Thank you for waking up my dear”
Yours
Xiumin
“De…ini…”
“Ini semua punya lo. Lo tau kan lo selebornya kayak apa tapi semua kenangan yang lo bikin sama Kak Umin selalu lo simpen di sini. Kayak ini nih…”, Dea mengambil salah satu tiket bioskop dan foto box.
“Lo mungkin lupa, tapi ini tiket film pertama yang lo tonton saat lo baru banget jadian sama Kak Umin. Saking lo nervous lo ampe minta double date sama gue dan Chanyeol. See? Bahkan pose foto lo kaku banget sama Kak Umin”, kata Dea. Gimanapun Hani inget-inget dia sama sekali nggak ngerasa pernah double date sama Dea dan Chanyeol. Semuanya kayak boongan. Dia rasanya pengen meriksa sudut-sudut apartemen Dea takut ada kamera tersembunyi terus crew TVnya keluar dan bilang “Eeeeh kena deh!”. Dia berharap kalo ini Cuma setingan doang. Nggak mungkin orang yang sehari-harinya selalu bikin Hani kesel di pagi hari ternyata jadi seseorang yang pernah dia sayang sampe Hani segini rajinnya ngumpulin kenangan-kenangan mereka. Mending kalau Cuma satu atau dua, ini banyak. Banyak kenangan manis yang mereka bagi.
“Kenapa lo nggak pernah cerita sama gue De? Kenapa dia nggak pernah nyamperin gue dan cerita sama gue? Kenapa dia bikin seolah-olah dia orang baru yang gue kenal?”, tanya Hani.
“Karena bahkan keluarga lo aja nggak boleh cerita tentang ingatan lo yang ingat takutnya lo shock dan keadaan lo makin parah. Makanya semua cara Kak Umin lakuin sampe dia rela jadi tetangga nyebelin di seberang apartemen lo biar lo seenggaknya nyadar dia ada”, jawab Dea. Jadi, surat-surat nyasa
Comments