key words

Seoul Sonata
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

 

 

 

“Eliza” suara itu memanggil sosok lain dengan intonasi yang dalam.

 

Belum ada sahutan

 

 “Eliza” panggilan kedua

 

Masih sama

 

“baiklah, pada hitungan ke tiga kau tak di hadapanku. Ku binasakan kau perlahan tanpa kupercepat prosesnya. Itu akan sakit, kau tau?” Dennis masih berbicara

“ya, tentu saja aku tahu” Eliza –arwah si bocah penari balet kini sudah melayang layang di hadapan Dennis. “bukannya jarang aku melihatmu mengirim pengganggu kecil ke sana” Eliza mengalihkan pandangan, bukan kelangit, bukan kemanapun ia hanya menghindari kontak mata dengan Dennis.

Dennis menghela napas panjang, memijit pelipisnya perlahan “Ceritakan yang kau tahu tentang lelaki itu”

“Marcus punya masa depan yang cerah, Dennis” bukan jawaban yang didapat, membuat kepala Dennis semakin pening

“Ceritakan padaku atau kubakar area lehermu Eliza”

“Marcus bukan pria biasa ataupun pria lemah Dennis-“

“tentu saja, dia pria berusia 18 tahun yang bisa melihat hantu! Tentu saja itu bukan hal biasa!”

Eliza terkekeh sedemikian rupa, terdengar menyeramkan namun menjengkelkan untuk Dennis “Setan tampan itu dibunuh oleh kekasihnya sendiri, selebihnya aku tak tahu. Ah aku cukup penasaran tapi aku takut mati untuk kedua kalinya”

“cih menjengkelkan, kau bukan akan mati untuk kedua kalinya, kau memang sudah mati!-“ Dennis memberi jeda pada ucapannya, helaan napas pelan sebelum ucapan tadi dilanjut “Selidiki dia. Aku tak akan mengulang ucapanku”

Eliza tersenyum lebar dan langsung menghilang dari hadapan. Kedua tangan Dennis ditautkan dengan mata terpejam, semoga ini keputusan yang benar.

 

“Hyung” Suara Marcus terdengar di balik pintu, sesekali mengetuknya. Dennis menoleh ke belakang “Masuklah”

Knop diputar lalu pintu didorong, Marcus masuk ke dalam lengkap dengan koper yang diseret serta ransel yang disandang “Aku ingin berpamitan” sesaat Dennis sibuk mencari sosok lain selain Marcus, seolah paham akan gerak gerik hyungnya Marcus angkat bicara “Dia sudah pergi, entah kemana”

Dennis beranjak dari tempat, membawa Marcus dalam pelukan lalu mengusap usap kepala Marcus pelan “Kau tau aku seperti ini perkara menyayangimu kan?” mau tak mau Marcus mengangguk “Tapi kau berlebihan, aku butuh bernapas juga hyung”

 

“Aku hanya tak mau kau kembali terjebak di sana untuk ke dua kalinya Marcus, kejadian itu adalah 4 bulan tepanjang dalam hidupku”

 

“Hyung aku ini kuat!”

“ya ya kau kuat”

“Jaga kesehatanmu di sana Marcus” Dennis mengusak rambut marcus.

“yes sir!”

 “yasudah sana pergi!”

Kini bibir Marcus mengerucut “Kau mengusirku?!”

“nde, ada masalah?!” Dennis tertawa jahil

 

 

--

 

“Aku akan sekamar dengan Siwon hyung, bolehkan hyung?” Suara Marcus memecah keheningan yang sedang terjadi di atas meja makan. Beberapa dari mereka menghentikan acara makannya dan memandang Marcus, dan beberapa yang lain tetap melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda

 

“Tanya saja pada pihak yang bersangkutan, kami tak ada sangkut pautnya” Kata kata pedas yang keluar dari pria berwajah paling cantik di sana membuatnya meringis pelan dan kembali mengunyah serta menelan makanan dengan susah payah. Marcus menunduk, aish bagaimana ini?

 

 

[marcus]

 

 

Keberadaanku di sini belum mendapat pengakuan yang berarti, mereka bahkan nyaris tak menganggapku bicara jika tak ada kegiatan dari agensi, aku kembali mengunyah nasi berlaukan kuah ikan.

“Aku biasanya makan paling terakhir karena aku paling muda, sekarang giliranmu kau juga harus menunggu hyungdeul yang lain sebelum kau makan” perkataan Kibum -pria kesayangan si pria cantik kembali membuatku meringis pelan

“Hyungdeul aku hari ini bawa sup ginseng!” Semua tertoleh pada suara, termasuk aku. Itu dia, siwon hyung!

 

“Itu siwon!” pundakku terasa berat perkara Minwoo dengan santainya duduk di sana dan meneriakkan hal yang sudah ku ketahui, jika saja tak ada siapapun di sini maka aku akan berteriak dan memakimu habis habisan hantu sialan!

 

“Siwon, Kyuhyun ingin sekamar denganmu. Bolehkan?” Siwon yang nampak sibuk dengan sup ginsengnya hanya menoleh sesaat sebelum melanjutkan aktivitasnya yang tertunda “Kenapa harus kamarku?” lagi lagi aku ditolak.

“Tanya saja sibodoh itu” suara yang lain –kangin kembali terdengar menyahut ucapan Siwon, oh Tuhan tabahkan aku. Kesabaranku nyaris habis saat melihat hantu kurang ajar ini asik menertawaiku, aku meliriknya tajam seolah berkata awas saja kau, aku tak akan mau membantumu, awas! Ia langsung memasang wajah memelasnya, memuakkan.

“Kyuhyun –ah”

“nde?” aku menoleh

“Kenapa harus di kamarku?”

“aku ingin mempelajari agama, lebih dalam. Hyung” hanya itu yang terlintas di otakku membuat tawa di sana pecah, aku meringis pelan

“Kyuhyun? Jadi selama ini kau jauh dari Tuhan?” Siwon langsung menampakkan wajah cemasnya kepadaku, aku berusaha membuang jauh jauh napsu untuk tertawa lalu mengangguk pelan “Aku tak mempercayainya, nyaris tak mempercayainya”

 

Aku percaya Tuhan kok, hanya saja tak taat.

 

“Yo brother! Kita sama!” pria berparas cantik yang tadi berkata ketus padaku nampak tersenyum senang namun dalam hitungan detik ia berubah haluan

 

“ah, tapi aku tak bangga sama denganmu”

 

Astaga mereka aneh

 

“Kyuhun ayo kita ke kamarku, aku akan memberikan bibbleku untukmu” Siwon menarik tanganku meninggalkan ruang makan. Minwoo mengikuti. Dan kali ini, dia tak tertawa.

“Kyuhyun ah kau harus mengenal Tuhan dengan baik, dialah pencipta kita dan dia pantas kita sembah, kita hanya makhluk....” Penjelasan panjang lebar hanya kurespon dengan garukan pada tengkuk milikku

“hyung, gwencahana?”

Siwon mendongak

“nde?”

“Neo gwenchana? Hyungmu-“ raut wajah siwon berubah 180 derajat, sosok konyol yang selama ini terlihat mengeluarkan sisi lain yang tak menyenangkan, ekspresi wajah yang kaku dan dingin. Aku, tak menyukainya

“Kyuhyun, aku tak mau membahasnya” Aku menoleh pada Minwoo yang sedang berdiri memperhatikan sang adik dari dekat jendela. Ia menatapku dengan pandangan kumohon, tolong aku

“Hyung, percaya atau tidak. Hyungmu ada di sini” aku berujar setenang mungkin, mencoba membuatnya paham sedikit demi sedikit

“Di hati? Aku sudah tahu dari para pastor” aku menggeleng frustasi

“Aniya, hyungmu benar benar ada di sini. Aku- aku bisa melihat arwah...”

“Mwo? Jangan bercanda kyuhyun ah, aku benar benar tak suka”

“aku serius siwon hyung”

“Hentikan bualanmu atau detik ini juga kau kutendang keluar ruangan.” Ancamannya membuatku men

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sparkyumihenecia #1
Chapter 3: Ini kpn lanjuttt huhu
kyukyu2434 #2
Chapter 3: ini kapan dilannjut thorrr
tika15 #3
Chapter 3: gak bosen aku baca ulang trus ^^ penasarann tp belum dlanjut T.T
IndahBenBen #4
Chapter 1: randon review. aku kira cuma kyu yang bisa liha hantu ternyata kakaknya juga bisa. jadi kira2 gimana tuh nasb kyu selanjutnya. siwon juga blum deket ama kyu. eh minwoo udah duluan aja. gesit emang.
IndahBenBen #5
hehe aku lupa aku blum review dari awal mian mian miannn
IndahBenBen #6
Chapter 2: aku skaaaaaa...
ffnya keren badaii. pengen baca lagi dngggg.
ayo semangat lanjutinnya.
chookyuu
#7
Chapter 3: adik ipar? woho~ kaya.a minwoo setuju , siwon sama kyuhyun .
chookyuu
#8
Chapter 2: apakah bahaya? mau menolong hantu?
chookyuu
#9
Chapter 1: keren! next
NanyKyu #10
Chapter 3: Haha..dua pasang kakak beradik yg kocak abis..lanjut thor..tp jgn lama2 y hehe..