Suddenly Meet Up

Reflection

Hari ini Heejin terlalu banyak senyum. Aneh itu lah kata yang mendeskripsikan gadis anti sosial tersebut oleh teman-temannya. Apa yang kau lakukan apabila kekasihmu terus-terus memujimu dan merayumu? Menangis? Berteriak? Oh yang kedua Heejin melakukannya. Dalam hati. Heejin memegang kedua pipinya yang menampilkan semburat merah dan panas. Ia melirik ke Jongin-nya yang tertidur pulas saat pelajaran sejarah. Ia tahu Jongin sangat membenci pelajaran sejarah yang menurutnya membosankan. Ia selalu tidur saat pelajaran sejarah dan herannya ia selalu mendapat nilai yang lumayan saat ujian. Jongin itu cerdas dan cerdik, begitulah yang dipikirkan Heejin. Heejin kembali tertawa kecil saat mengingat perkataan Jongin dan perbuatan nekatnya sebelum ia menelungkupkan kepalanya untuk tidur.

“Sayang, bangunkan aku saat jam istirahat ya?”

Setelah Jongin berkata seperti itu Jongin mencium pelipisnya. Tepat saat guru Jung memulai dongeng sejarahnya.

.

“Kau mau ikut aku ke kantin?” Tanya Jongin. Gadis disebelahnya menggeleng kecil tanda menolak tawaran pria seksi itu.

“A-aku mau ke perpustakaan, Jongin, maafkan aku”

“Tidak apa. Ingin menitip sesuatu, mungkin?”

“Tidak, terimakasih Jongin”

Sang pria hanya tersenyum kecil dan mengelus pipi wanitanya itu, lalu ia beranjak dari tempat duduknya. Gadis kelinci tersebut tentu tidak menyadari bahwa pria-nya sedang tersenyum penuh kemenangan.

Sesampainya pria tan tadi di kantin, ia membeli satu kaleng soda dan bergabung dengan teman-temannya.

“Lihat siapa yang datang” lirik Junmyeon pada Jongin yang sedang tersenyum lebar.

“Wow kau terlihat bersemangat, man” kali ini suara cempreng Jongdae sambil menghampiri Jongin dan ber­-highfive.

Jia Heng hanya mendengus kesal. Bagaimana tidak, mobilmu yang sangat kau sayangi terpaksa harus diberikan pada orang lain karena kalah taruhan?

Chill, Jia Heng. Aku tidak akan memakan Veneno-mu itu.” Jongin tertawa meremehkan dan merangkul pundak Jia Heng. Yang dirangkul melirik Jongin tajam.

“Taruhan sialan, aku tidak akan mempertaruhkan mobilku lagi pada orang sialan sepertimu”

“Makanya jangan bermain-main denganku, bung. Hahahaha”

“4 bulan, Kim Jongin. Apa kau bisa huh?” Jia Heng melihat Jongin dari sudut mata tajamnya. Yang ditantang menganggukan kepalanya mantap.

“Hanya 4 bulan. Itu bukan suatu masalah, man. Yang menjadi masalah disini apa kau rela Veneno-mu berada dibawah kuasaku selama 4 bulan kedepan?”

Tempat yang mereka tempati ramai penuh dengan tawaan mereka juga seringaian puas ala Kim Jongin.

“Jadi, area race selanjutnya berada dimana, Park?” Tanya Luhan yang sedang menyantap sushi kesukaannya. Yang dipanggil “Park” langsung mengeluarkan I-Phone miliknya dan mengecek sesuatu.

“Akhir bulan ini, di Daegu. Detailnya akan aku kirimkan pada kalian. Persiapkan dirimu, Kim Jongin. Kali ini giliranmu untuk menang. Kami tidak menerima kekalahan” dan yang dilakukan Jongin hanya mendecih dan tersenyum miring.

“Aku akan memenanginya, bung, yang boleh kau lakukan hanyalah kirimkan detailnya padaku dan diam.”

Chill, man, kita berkumpul lagi saat istirahat kedua, oke?” Luhan menengahi perang dingin, ia tahu perkataan Jongin cukup menohok Chanyeol, sang kapten basket yang juga ketua tim balapan mereka tentu merasa tersinggung saat ini.

Sedangkan pada saat yang sama namun di tempat yang berbeda, yaitu di kelas, terlihat gadis mungil yang sedang diinterogasi oleh geng perempuan yang terkenal angkuh disekolah mereka.

“Bagaimana kau bisa berpacaran dengannya huh? Memang kau punya apa? Kau sama sekali tidak pantas untuk Kim Jongin.”

Kalimat terakhir yang terucap dari Gayeon, sang ketua geng, membuat Heejin merasa tertampar. Ia ingin sekali menangis detik itu juga, tapi ia urung melakukan itu karena ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan mereka.

“Putuskan Kim Jongin. Anak haram dan miskin sepertimu sangat tidak pantas bersanding dengannya. Huh aku kesal sekali kenapa Jongin lebih memilih gadis murahan seperti-”

“Diamlah, Heo Gayeon!”

Perkataan Gayeon terpotong oleh teriakan Heejin. Ya ini untuk pertama kalinya Heejin berteriak secara langsung didepan Gayeon. Selama ini ia berusaha bertahan dan bersabar dengan sikapnya. Dan inilah puncaknya. Dengan wajah memerah dan air mata yang mulai deras membasahi wajahnya, ia berlalu melewati kawanan geng tersebut yang sedang kesal.

Gayeon hanya mendecih,

“Aku harus membuat Jongin putus dengan anak itu”

.

“Kenapa Gayeon selalu menggangguku, sebenarnya apa salahku..”

“Aku lelah yaTuhan..”

“Tidak tidak tidak, Heejin tidak boleh seperti ini hanya karena Gayeon. Tuhan selalu bersamamu Heejin-ah!”

“Heejin-ah semangat!”

Itu suara Heejin sendiri terhadap pantulan bayangannya dicermin. Setelah mengusap airmatanya dan tersenyum didepan cermin, ia beranjak dari flat kecilnya menuju restoran tempat ia bekerja. Meskipun agak jauh, ia memutuskan untuk berjalan kaki untuk menghemat uang.

Sesampainya disana ia langsung menuju ruang ganti dan mengganti bajunya seperti pelayan yang lainnya. Ia siap bekerja sekarang.

Disaat yang sama, Kim Jongin berada di bandara menjemput seseorang yang notabene-nya adalah sahabat dekat Jongin dulu saat ia berada di junior high school. Entah ada gerangan apa ia pindah ke Korea menyusul Kim Jongin.

“YA HITAM!” suara dari pria tinggi dengan wajah setengah mengantuk itu membangunkan Jongin yang tertidur dikursi tunggu.

“PELANKAN SUARAMU ALBINO BODOH!” Jongin memukul lengan pria yang memanggilnya ‘hitam’ itu dengan sedikit lemas.

Chill, man, kau juga berteriak bodoh. Oh Tuhan bagaimana kabarmu” yang albino memeluk si hitam dan tertawa. Seperti sudah lama sekali tak bertemu.

“Ayo makan. Kali ini kau kutraktir, Kim. Bawa aku ke restoran yang paling enak.”

“Kau memang mengerti aku sedang lapar dan tidak membawa uang, Oh Sehun”

Pria yang bernama Oh Sehun itu tersenyum kecut melihat sahabatnya yang tidak berubah sama sekali. Namun ia bersyukur mempunyai teman seperti Jongin walaupun Jongin itu nakal dan err.. playboy. Sangat berbanding terbalik dengan Sehun.

.

“Silahkan menikmati hidangan kami, tuan dan nyonya”

Heejin memberikan senyum terbaiknya saat menghidangkan makanan untuk pelanggannya. Lalu ia bergegas menuju pintu depan guna menyapa pelanggan yang baru datang maupun pelanggan yang pergi meninggalkan restoran.

“Ah, selamat datang tuan-tuan!” ia menyapa dua pria yang sama-sama mengenakan kacamata hitam dan snapback. Ia mengantarkan pelanggan tersebut menuju meja yang terletak didekat jendela. Tepat saat dua pria itu melepas kacamata hitam dan snapback-nya,

“Anda ingin memesan a- Kim Jongin?” Heejin mendelik tak percaya. Kim Jongin pacarnya berada di restoran tempat ia bekerja. Tentu Jongin belum mengetahui bahwa Heejin bekerja disini.

“Eh?”

“Heejin?”

“Heejin, Geum Heejin?”

Yang terakhir itu suara Oh Sehun. Heejin membuka mulutnya tak percaya.

“Kau? Oh Sehun?”

“Kalian saling kenal?” Jongin memicingkan matanya. Bagaimana bisa sahabat dekatnya ini bisa mengenali Heejin.

.

.

Tbc

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
ohrgasm
read and review, juseyo!

Comments

You must be logged in to comment
edelweisses #1
Si Haejin itu cewek taruhan yah? Baru ngeh aku. Eh iyakan thor? Terus sehun itu.. Hhuh kok bisa kenal yah..
edelweisses #2
Chapter 1: Menarik, tapi kenapa jdul chap 1 nya mencurigakan yah. Huhh update fast deh authornim. Penasaran nih
DoubleZeroLine
#3
Chapter 1: update fast authornim!
asfard
#4
Chapter 1: Aku sih kerasanya klo jongin badboy. Hehehe
asfard
#5
Chapter 1: Bwaaa.. Si jongin itu ceritanya badboy apa niceboy?
keep writing and update fast! ^