0.1.0

Fidélité
Please Subscribe to read the full chapter

♬ 2NE1 - If I Were You

Ada yang berbeda hari ini. Mereka makan siang bersama dengan Sehyun tanpa menimbulkan kekacauan tidak seperti biasanya. Dengan Chanyeol yang memiliki kegelisahan sendiri di dalam hati. Ia sudah menuntaskan seluruh tugas sekolah beserta tetek bengek lainnya, tapi seharian ini entah apa yang membuatnya ingin menjambak rambutnya sendiri. Frustasi tentu dengan alasan yang kalau diruntut malah membuat otaknya kebas. Ia malah minta agar Sehun mengundangnya termasuk dua manusia gesrek (bagi Chanyeol) ke rumahnya untuk main-main.

Tentu saja Sehun menyetujui hal itu. Jadi rencana mereka pun terlaksana untuk melakukan banyak hal di rumah si Pemuda Kaya.

***

Saat ini adalah pukul 4 sore. Mereka berada di kolam renang indoor Sehun. Chanyeol yang topless sedang duduk di bangku santai dengan laptop Sehun dan di kursi sebelahnya adalah Dyo. Sementara Kai dan sang empunya rumah sibuk berenang di kolam sejak tadi.

Shouko Group, tulisan pada kata kunci pencarian yang diketik oleh Chanyeol. Ia mulai membuka berita terbaru yang muncul hari ini namun yang muncul adalah artikel berbahasa Jepang. Pantas saja, Sehun mengatur hasil pencariannya dengan bahasa Jepang.

Apa-apaan anak ini? Ingin pamer bisa bahasa baru? Dengki Chanyeol dalam hati. Ia kemudian mengganti pengaturannya ke dalam bahasa Korea.

Ia membaca berita baru itu dengan rasa penasaran.

 

Proyek terbaru JJ Tower, Shouko Group dipimpin oleh putra sulung CEO Byun Bogeum dan Kaneko Shouko.

 

Belum selesai me-loading, tiba-tiba ada telepon masuk melalui Skype Sehun dengan caller id— 'Siapa ini?' mata Chanyeol memicing. Ia sungguh tidak punya ide bagaimana cara membaca huruf kanji di hadapannya sekarang. 'Sehun, ada telepon!'

'Dari siapa?' Sehun mulai menepi dari kolam renang dan naik dari sana.

'Entahlah.' jawab Chanyeol dengan endikan bahu.

Sehun mengambil sebuah handuk yang terlipat di tepi kolam renang dan mengalungkannya di leher. 'Coba jawab aja, hyung.' katanya sambil berjalan ke arah Chanyeol.

Chanyeol memutar bola matanya, sial anak ini kelihatannya akhir-akhir ini suka sekali menggunakan nada memerintah padanya. Ia pun mengabaikan hal itu dan menggeser laptopnya agar Sehun bisa mengangkat panggilan itu sendiri.

Sehun berjongkok, dilihatnya nama Baekhyun di sana. Baru kali ini setelah berminggu-minggu yang lalu Baekhyun menghubunginya. Chanyeol malah menaruh curiga saat Sehun menatapi satu persatu dari mereka sebelum menjawab panggilan yang belum disudahi itu.

'Siapa sih? Angkat aja napa. Pacar?' tanya Dyo ikut duduk dan mendapat tatapan Sehun yang ragu-ragu.

'Bukan kok, Baekhyun yang nelpon.' jawab Sehun tenang. Tapi di sisi lain, Chanyeol yang penasaran malah bergeser agar bisa melihat wajah pemuda yang diklaim Dyo imut itu saat Sehun sudah menjawab video call-nya.

Wajah Baekhyun pun terpampang di layar laptop Sehun dan ia menyapanya dengan bahasa Korea. 'Halo—oh, ada temanmu?'

'Kau mau bicarakan apa?' tanya Sehun pada Baekhyun—menggunakan bahasa Jepang. Kemudian dia melirik Chanyeol yang mengernyit memandangi wajah Baekhyun di layar, sementara Dyo kini sudah berjongkok di sebelah Sehun dan balas menyapa pemuda imut itu.

'Hai, Baek!'

'Oh—Hai, Dyo.' balas Baekhyun, kembali pada Sehun dan pertanyaan pemuda itu. 'Aku sebenarnya ingin bicara berdua saja,' Baekhyun membalas menggunakan bahasa yang sama dengan Sehun barusan. Dia membalas senyuman Dyo yang makin giat menggeser Sehun seakan-akan telepon ini untuknya.

'Yaudah nanti malem bisa?' tanya Sehun. Bahunya menahan agar hyungnya itu tidak menggeser-gesernya lagi.

'Oke, oke. Nanti malam.' jawab Baekhyun dengan anggukan.

'Kalian ngomongin apaan sih?' tanya Chanyeol menatap Sehun, tetap, ia tidak terima karena adik kelasnya ini sudah mulai fasih bahasa Jepang bahkan Inggris sedangkan ia bisa remed ulangan harian Bahasa Inggris.

'Gak urusan.' celetuk Sehun.

'Sehun, aku tidak kenal temanmu yang ini,' Baekhyun menatap Chanyeol yang juga berada di layar, Chanyeol nampak dalam pemikiran yang dalam saat dicermatinya Baekhyun yang masih tersenyum ramah. Ia bahkan menggunakan bahasa Korea lagi pada mereka.

Sehun lagi-lagi melirik Chanyeol, 'Dia senior di sekolah yang tidak lebih tampan dariku. Park Chanyeol.'

'Diam kau, gesrek!'

'Aku! Aku teman sekelas Chanyeol, Baek.'

Mengabaikan seruan Dyo, Baekhyun yang senyumnya sempat meredup mendengar nama Chanyeol itu nampak ikut-ikutan berpikir sebelum kembali tersenyum—janggal. 'Aku seperti pernah dengar namanya... Di mana, ya? Park Chanyeol, apa kira-kira kau kenal aku?'

'Ya.' jawab Chanyeol. Nadanya yakin. 'Tentu saja aku kenal.'

'Aku hantu.' Dyo yang merasa diabaikan merengut, dia lalu menyingkir dari posisinya, kembali berbaring di tempat ia semula.

'Eh? Di mana, ya?' tanya Baekhyun, antara tertarik dan bingung.

Chanyeol pikir, Baekhyun tidak mungkin lupa siapa Chanyeol dan di mana mereka pernah bertemu, tepatnya sudah lewat satu dekade, waktu yang sudah lampau, sangat lama hingga itu dikatakan masa lalu. Akan tetapi, jika hal itu masih bisa terbersit di kepala Baekhyun, jika nama Chanyeol yang selalu salah diejanya itu masih ingat juga dengan yang bernama Sehyun—apalagi? Baekhyun pasti tahu. Tapi Chanyeol tak berharap agar Baekhyun tahu kalau ia tahu siapa Baekhyun dalam bentuk masa lalu mereka.

Tidak ada yang menginginkan Baekhyun untuk kebaikan gadis itu di sini. Negara bahkan sudah beda, waktu yang terlampau tak dapat dihitung lagi digitnya juga membuktikan betapa mereka harus tetap dibiarkan jauh sekarang. Namun, dalam pemikiran Chanyeol saat ini, ia pula sempat menyebut kata maaf dalam hati—hanya bila benar Baekhyun masih sama seperti Sehyun saat ini, dihantui masa lalu yang sama namun berbeda cerita.

'Masa aku ga kenal sih? Aku kenal dari ayahku, dia bekerja di perusahaan kalian. Shouko grup 'kan?'

Walau sempat diam untuk menyesap kalimat Chanyeol, Baekhyun yang masih dalam pemikiran yang berbelit-belit memilih tersenyum dan memberikan anggukan dan o-nya. Kemudian pengalihan pembicaraan ia lakukan dengan menatap Sehun. Ia bersumpah, saat ini pemikirannya sama sekali belum bisa tenang. Di tambah waktu terbatas hanya untuk berbicara seperti ini.

'Aku yang memimpin proyek JJ Tower perusahaan kami. Kau tau, aku yang ngepresentasiin proyek besar itu kemarin.' ceritanya dengan wajah yang nampak berbinar. Sehun kira Baekhyun tidak akan pernah jadi pewaris yang menyerahkan sepenuhnya tenaga untuk membuktikan kalau ia itu bisa. Namun ia pastinya harus menanggapi hal tersebut sebagai kabar yang baik.

'Ya, semoga proyek itu berjalan lancar. Tapi aku ga nyangka kau bakalan mau ngurusin yang begituan?'

Chanyeol yang sudah tak tertarik lagi memilih bergeser dan membiarkan dua pemuda The Heirs ini membicarakan proyek blah blah blah dan sebagainya. Apalagi kini mereka berdua kembali menggunakan bahasa Jepangnya itu.

'Emangnya kau ga bakal ngelakuin hal yang sama? Kau pasti dapat giliran Sehun.' kata Baekhyun kemudian tertawa.

'Ah, aku sibuk sekolah. Nanti-nanti aja,'

'Tapi ini berbenefit, Sehun.' nada Baekhyun mulai serius. Dia hanya mendapati Dyo yang sedang berbaring tepat pada bangku santai yang ada di belakang Sehun.

Sehun kira selama temannya tidak mengerti pembicaraan mereka Baekhyun lebih baik berhenti membuat dirinya penasaran. 'Kalau begitu ga bisa cerita sekarang?'

'Ini... juga serius. Oke, jam delapan malam, aku akan telepon!' belum mereka saling mengucapkan perpisahan, video call dimatikan oleh Baekhyun yang sudah melambai-lambai padanya.

Sehun pun menutup jendela Skype-nya dan tanpa ia duga, ia telah mendapati hasil pecarian Chanyeol tadi. 'Oh, pantesan. Kau ngepoin grup Shouko, ya?' godanya lalu mengembalikan laptopnya pada Chanyeol. Ia pun memilih beranjak dari tempatnya. Chanyeol hanya mengendikkan bahu dan menutup jendela hasil pencarian di laptop Sehun.

'Kenapa?' tanya pemuda jangkung itu sewot.

'Gapapa sih. Kalian mau makan ga? Ayo masuk ke dalam.' Sehun berjalan duluan. Dyo yang nampaknya hampir ketiduran terpaksa menguap sambil mengumpulkan tenaga untuk duduk. 'Kai! Makan.' panggilnya pada pemuda tan yang masih sibuk berenang itu. Yang dipanggil menyahut, menaiki tangga keluar dari kolam renang.

***

Sehyun berada di rumah Minho dan Sulli. Malam ini, hanya ada Sulli karena tunangannya itu tentu saja sedang sibuk bekerja. Furnitur modern berada di sekelilingnya. Ia sedang duduk di bar stool menemani Sulli memasak makan malam untuk mereka berdua.

Mereka bercanda, Sehyun beberapa kali hanya tersenyum sementara Sulli yang sibuk berceloteh dari tadi sudah tertawa puas bukan kepalang. Memotongi bawang bombay sambil menggosipi calon suaminya sendiri.

'Dan, dan waktu dia nembak aku jaman SMA kami itu, dia nembak aku dengan bilang kalo dia uda ngoleksi segala macam majalah dan mantengin iklan kakak terus 24 jam. Ya ampun,' celoteh Sulli, sementara orang yang mendengarkan diam memerhatikannya. Diam-diam merasa senang pada cerita masa SMA wanita cantik itu yang benar-benar menyenangkan untuk didengarkan.

'Dia bilang gimana?' tanya Sehyun.

'Oh, aku inget banget bagian itu. Dia bilang, 'Ssul, cuma kamu yang bikin aku rela beli majalah ginian bahkan sampe ketipu pas beli majalah versi Jepangnya di olshop dan mantengin iklan kamu 24 jam walau tau kita itu satu sekolah. Duh,'

Sehyun tersenyum lebar mendengarnya, sementara Sulli sudah berjongkok di lantai memegangi perut dengan tawa yang tak bisa di tahan. Pisau yang berada di tangan kanannya membuat Sehyun kaget.

'Kak, pisaunya.' ujarnya pada Sulli.

Sontak Sulli yang masih menyisakan tawanya terkejut. 'Ah, maafkan aku.' ia pun berhenti tertawa sambil kembali berdiri dan melanjutkan potongan bawangnya. Tersenyum pada kalimat perhatian adiknya. 'Kalau Sehyun? Apa... kau tidak punya hal yang mau dibagi-bagi padaku?'

Tanpa berpikir dua kali saja Sehyun sudah tidak mungkin bisa menjawab pertanyaan Sulli barusan. Akan tetapi rumah ini rasanya sepi sekali saat Sulli sudah berhenti bercerita, padahal ia senang juga mendengar wanita itu terus tersenyum dan tertawa. Namun dalam benaknya, tentu Sulli berharap ia bercerita. Ia kira ia punya satu hal yang bisa ia bagikan pada Sulli—mau tidak mau.

'Ada,' ucapnya pelan.

Hanya mendengar itu, Sulli langsung menarik kedua ujung bibirnya membentuk senyuman lebar. Karena demi apapun, ini hal yang mungkin takkan terjadi dua kali. 'Apa itu? Ada cogan yang kau taksir?' tanyanya bercanda. Kini menuangkan minyak zaitun ke teflon panas.

'Aku pernah dikuntit.'

'Hah? Yang benar? Sama siapa?'

Sehyun mengingat hari di mana waktu itu ia yang memilih tidak makan di kantin di ikuti oleh Sehun dan Kai. 'Dia teman sekelasku, namanya Sehun dan temannya Jongin. Aku tidak makan di kantin selama beberapa hari jadi mereka penasaran kemana aku jam istirahat. Mereka sampai pernah nabrak rak buku di perpus saat ketahuan olehku.'

'Whoa, apa itu tidak berbahaya? Kau tidak melaporkannya pada guru?' Sulli benar-benar tertarik. Dari dulu tidak pernah tahu kalau adiknya bakal diperlakukan separah itu di sekolah.

'Ga ah. Lagian mereka ga ganggu-ganggu amat.' jawab Sehyun tentu saja kebalikan dari perkataannya.

'Wajar aja dong ada yang jadi stalker, adikku ini 'kan cantik.' Sulli makin tersenyum lebar. Saat dilihatnya Sehyun sekilas, gadis itu mengulas senyuman juga. Ia pun kembali ingin memanjangkan cerita-cerita mereka. 'Lal

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sweethyunee
#1
Chapter 14: TT
Sweethyunee
#2
Chapter 13: Pertemuan mereka berdua bikin mewek TT
Sweethyunee
#3
Chapter 12: Baekhyun benar2 putus asa sampai bohong gitu
Sweethyunee
#4
Chapter 11: Sehun disini menghibur banget wkwk
Sweethyunee
#5
Chapter 10: Uwah udah nggak sabar mereka ketemu :-)
Sweethyunee
#6
Chapter 7: Chat nya dyo sama sulli kok lucu ya hehe
Sweethyunee
#7
Chapter 8: Sehyun sama Baekhyun sama2 menderita TT
Sweethyunee
#8
Chapter 9: Wah bentar lagi mungkinkah??
Sweethyunee
#9
Chapter 6: Kyak nya ntar chanyeol suka sama sehyun??
Sweethyunee
#10
Chapter 5: Sehyun juga merindukan baekhyun sebenarnya. Duh pengen cepet2 baca chap pas baekhyun ketemu lagi sama sehyun TT