How Did I Fall In Love With You?

20 Years Waiting For You

“ That Girl”

One girl loves you, that Girl loves you with all her heart

Everyday, she follows you like a shadow, that Girl cries as she laughs

That Girl is very shy, so she learned how to laugh

That Girl’s heart has Girly stories that she can’t tell her best friend

That Girl’s heart is full of scars

So that Girl, she loved you, Because you were the same

Yet another fool, yet another fool

Can’t you hug me once before you go?

I want to be loved, my dear

Everyday in my heart just in my heart I shouted and

That Girl is beside you even today

Do you know that Girl is me?

You aren’t doing this to me even though you know it?

You won’t know because you’re a fool

Just how….,how much more do I have to stare at you alone

This love that came like wind,This beggar like love

If I continue this way, will you love me?

Just come alittle nearer little more

If I take one step closer to you Than you take two steps back

I who love you is by your side even now that Girl is crying

 

Setelah empat tahun berada di sekolah itu, aku pun lulus. Aku lalu melanjutkan kesekolah menengah di desa lagi. Ada beberapa temanku yang juga masuk kesekolah menengah itu. Termasuk Jong Woon.  Aku, Young Woon dan Donhae duduk di kelas yang sama. Sementara Yuri dan Jong Woon duduk di kelas lain. Siwon tidak mendaftar di sekolah itu. Dia bersekolah di Seoul.

Di tahun pertaman sekolah menengah, aku berkenalan dengan Hyurin. Gadis cerewet, yang akhirnya menjadi sahabat karibku selama di sekolah menengah. Aku menjalani sekolah menengahku dengan sangat banyak kegiatan. Menjadi anggota Club olar raga, anggota pramuka, anggota paduan suara sekolah, anggota Club fisika dan anggota pengurus perpustakaan.

“Eun Win, ayo kekantin”ujar Hyurin, kepadaku yang masih menulis pembahasan pelajaran hari ini.

“Duluan saja. Aku masih menulis ini”jawabku tanpa melihat kepadanya.

“Aku duluan, kalau begitu.”ujarnya menjauh. Aku hanya mengangguk.

“Eun Win, kau tidak istirahat?”tanya Jong Woon.

“Tidak, aku belum selesai mencatat bahasan pelajaran hari ini”jawabku tersenyum. Kembali kulanjutkan pekerjaanku.

“Mau kubelikan?”tanyanya.

“Kau mau?  Kalau begitu tolong,ya”ujarku seraya menyerahkan uangku kepadanya. Belum 5 menit, Jong Woon sudah datang dengan sebungkus roti.

“Cepat sekali”ujarku terkejut. Dia hanya tertawa kecil. Sambil makan roti, aku melanjutkan tulisanku. Jong Woon lalu duduk di kursi Hyurin yang berada di sampingku. Dia hanya diam saja.

“Ada apa, Jong Woon?”tanyaku tanpa menolehnya.

“Aniyo”jawabnya lembut. Dengan cepat kutolehkan wajahku. Aku terkejut mendengar nada suaranya. Dia memalingkan wajahnya dariku. Melihatnya seperti itu, aku hanya diam saja. Kembali aku melanjutkan pekerjaanku hingga selesai. Bel mulai pelajaran berdering dengan keras, dan Jong Woon kembali ke kelasnya. Teman-teman segera menyerbu masuk ke dalam kelas.

Selama ditahun pertama itu, aku sering memperhatikan Jong Woon. Aku juga pernah menulis surat cinta kepadanya dan kutitipkan kepada temannya, Joon Soo. Tapi, tidak ada balasan darinya. Bahkan aku merasa dia semakin menjauh dariku. Jadi kuanggap dia tidak memiliki perasaan apapun kepadaku.

Selama itu aku masih terus menyukai Jong Woon yang usil, tapi juga sangat bisa di andalkan. Aku selalu saja bertukar fikiran dengannya. Terutama dengannya. Karena, aku juga suka berbicara dengan Young Woon dan Donhae. Dia selalu dengan serius mendengarkanku.  Aku terus memperhatikannya dari jauh. Karena Jong Woon, seorang anak laki-laki tipe BAD BOY. Tidak ada yang tidak dilakukannya, untuk membuktikan dirinya. Dari hanya sekedar minum, hingga melinting ganja. Dari hanya sekitar mengusili orang sampai membully. Aku hanya bisa melihat apa yang selalu di lakukannya. Aku tidak tahu apa masalah yang dihadapinya saat itu.

Tahun keduaku di sekolah menengah. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat ulang tahun, aku selalu merayakannya di rumah. Semua teman kuundang, termasuk Jong Woon. Undangan ulang tahunku untuk Jong Woon kutitipkan kepada Tiffany. Kuminta dia menyampaikan undangan yang kepada Jong Woon. Tapi, sampai saat acara ulang tahun akan di mulai dia tidak datang.

Tapi, berapa saat kemudian aku melihatnya mengantarkan Tiffany. Hatiku terasa sakit melihatnya. Setelah mengantarkan Tiffany,  dia langsung pergi lagi. Aku berusaha tersenyum saat menyambut MinYoung di pintu depan  rumahku. Aku pun segera memulai acara ulang tahunku.

 Pada pertengahan acara, aku melihat sosok Jong Woon dihalaman rumah. Segera kudatangi dia. Kuajak dia masuk ke dalam, untuk sama-sama merayakan ulang tahunku. Dia menolak, dengan alasan dia tidak di undang. Kukatakan padanya kalau dia di undang. Tapi, dia tidak mempercayaiku. Bahkan aku memaksanya untuk masuk kerumahku. Tapi biar kupaksa pun, dia menolak. Aku lalu menyerah mengajaknya masuk. Kulanjutkan acara ulang tahunku tanpa dia.

Saat acara makan, kutanyakan kepada Tiffany kenapa Jong Woon tidak datang. Tiffany mengatakan kalau Jong Woon tidak mau. Bahkan undangan dariku di buangnya. Hatiku semakin terasa sakit mendengar perkataan Tiffany itu.

Sebenarnya aku sangat kecewa. Aku merasa sedih karena dia tidak mau ikut merayakan hari ulang tahunku. Tapi, kucoba tetap tertawa dan berusaha tidak menunjukkan kesedihanku. Selesai acara dan semua tamu sudah pulang kerumah masing-masing. Saat aku sudah berada sendirian di kamarku, barulah aku menumpahkan kekecewaanku. Aku menangis hingga tertidur.

Mama, Eun Rin dan yang lain pagi harinya menyakan kenapa dengan mataku. Karena mataku sangat bengkak dan merah. Kukatakan aku tidak tahu. Jadi mereka menganggap aku sakit mata. Kubiarkan saja mereka beranggapan seperti itu. Hyurin juga terkejut melihat mataku yang sangat merah dan bengkak, saat kembali masuk ke sekolah. Kukatakan kepadanya, kalau aku sakit mata. Jadi dia tidak bertanya lebih lanjut.

Jong Woon juga melihat betapa merah dan bengkaknya mataku. Tapi, aku segera berjalan menjauh saat dia akan bertanya. Aku tidak bisa mengatakan kepadanya kalau aku sangat kecewa tidak bisa merayakan ulang tahunku bersamanya. Aku berusaha kembali bersikap seperti biasa kepadanya. Dia pun tidak bertanya. Syukurlah dia melupakan hal itu.

Sering aku ditanyai oleh yeoja-yeoja lain, apakah aku ini pacarnya. Kujawab sesuai kenyataannya. Aku bukanlah pacar Cho Jong Woon. Mereka akhirnya memintaku untuk mendekatkan mereka dengannya. Bahkan banyak diantara mereka yang memintaku menjauhi Jong Woon. Yang kulakukan dengan berat hati. Tapi, akibatnya Jong Woon marah kepadaku. Menuduhku tidak mau lagi berteman dengannya. Aku hanya diam mendengar tuduhannya itu. Aku tidak mau membuat yeojadeul itu jelek di mata Jong Woon. Jadi kubiarkan saja seperti itu.

Karena aku tahu dia tidak menyukaiku seperti itu. Hari demi hari, kujalani saja apa yang akan terjadi kepadaku. Semakin sering aku melihatnya bersama Tiffany dan yeojadeul lain. Bercanda, mengobrol, jalan bersama, dan lainnya. Aku jadi berfikir kalau dia sudah berpacaran dengan Tiffany. Walau merasa cemburu, aku berusaha bersikap biasa saja terhadapnya.

Tiffany akhirnya mengatakan kepadaku kalau dugaanku benar. Jong Woon ternyata berpacaran dengannya. Mereka semakin sering datang kesekolah dan pulang kerumah bersama. Bercanda dan bermain bersama. Membuatku sering menangis diam-diam. Hyurin, akhirnya mengetahui kalau aku menyukai Jong Woon. Dia terus saja menghiburku, jika aku didapatinya menangis diam-diam.

Jong Woon semakin menjauhiku. Walau merasa sakit aku hanya diam. Aku semakin membenamkan diri dalam kesibukanku. Di tahun terakhir, seorang senior mendekatiku. Dia ingin menjadi pacarku. Namanya  Hangeng. Dia setahun di atasku. Saat itu dia di tahun pertama sekolah lanjutan. Dia menemuiku saat liburan kenaikan kelas, di rumahku. Aku tahu kalau dia hanya sekedar iseng denganku. Aku pun hanya sekedar ingin tahu, bagaimana rasanya orang berpacaran.

Walau Hangeng sering bersama gadis lain aku tetap tidak merasakan cemburu dengannya. Aku berpisah dengan Hangeng karena dia melanggar perjanjian kami di awal pacaran. Aku pernah mengatakan kepadanya kalau dia ingin pacaran dengan gadis lain aku tidak akan marah. Asalkan dia berterus terang siapa gadis itu. Karena, aku tahu sejak awal kalau Hangeng adalah seorang  playboy. Jadi aku menyadari dia tidak akan bisa hanya denganku saja. Apalagi kami berjauhan. Dia bersekolah di Seoul, sementara aku hanya bersekolah di daerah kami saja.

Saat tamat dari sekolah menengah aku dan keluargaku pindah, karena papa dan mama di pindah tugaskan ke daerah lain. Aku pun bersekolah di sekolah lanjutan di kota kecil di dekat desa tempat papa dan mama bertugas. Aku masih berpacaran dengan Hangeng, tapi aku mendengar kabar dari temanku di desa kami dulu bahwa Hangeng sedang mendekatinya. Awalnya aku diam mendengar berita itu. Beberapakali temanku itu menceritakan kelakuan Hangeng itu kepadaku. Akhirnya aku bertanya kepada Hangeng apakah berita itu benar. Dia hanya diam tanpa membantah pertanyaanku. Jadi aku pun memutuskannya. Walau Hangeng ingin kembali, aku tidak mau lagi bersamanya.

Lagi pula tidak lama setelah putus dengan Hangeng aku berpacaran lagi dengan pria lain. Namanya Min Gun. Hanya beberapa bulan aku bersamanya. Aku putus dengannya karena aku pindah sekolah ke Tokyo.

Ternyata di kota kecil ini aku melihat Jong Woon lagi. Dia bersekolah di salah satu sekolah kejuruan di kota kecil ini juga. Tapi dia tidak pernah mengetahui aku bersekolah di kota yang sama. Selama dua tahun aku bersekolah disini sebelum aku pindah ke Tokyo. Karena Eun Rin masuk disekolah lanjutan disana. Selama setahun, kami bersekolah disana dengan tenang. Saat Eun Rin masuk di tahun kedua dan aku ditahun terakhirku di sekolah lanjutan, mama dan kedua adik termudaku, Sing eun dan Jong Min, kecelakaan pesawat saat akan kembali ke Korea, setelah mengantarkan kami berdua.

Sing eun dan Jong Ming meninggal dalam kecelakaan itu. Sementara mama selamat dengan beberapa tulang patah dan menghirup asap beracun dari avtur yang terbakar dari pesawat itu. Kami pun akhirnya kembali ke Korea. Kami berdua lalu belajar di sebuah sekolah lanjutan di Seoul.

IT IS YOU

Youre the only one for me, Its you

I dont need anyone else, its only you to me

Even if you ask again, its only you to me

Even if you have another love already

I cant forget you, i cant turn back

Right when my glare was sharp

Right when i was nailing a nail deep inside my heart

I choose you without any regrets, Yes , its you

Oh I dont care what anyone says

No matter who curse at me, I'll only look at you

If i am born again, it will be only you

Even as time goes by, Oh when i tell you i love you thousands of time

Even if my heart is on fire and as my lips dry

If i am born again, it will still be only you

Even as time flies oh oh only for you

No words are necessary, its only you to me

Even if you say its too late, its only you to me

I know it is a wrong love I cant give up, I can never let you go

My cold lips call out more and more Its finds you warmly and calls you out

Though you never respond when called, Im waiting for youoh oh only for you

To me, its you. Its you to me.

 why dont you know, Its you Youre the only one for me

 

Di sekolah ini aku berusaha tidak berfikir mengenai Jong Woon lagi. Aku berusaha melupakannya. Karena aku tidak berharap bisa bertemu lagi dengannya. Dan tekadku itu berhasil hingga taraf tertentu. Maksudku, aku tidak sesering dulu lagi memikirkannya. Aku berusaha fokus dengan pelajaranku.

Setamat sekolah aku kembali ke Tokyo untuk kuliah disana. Aku menjalani perkuliahan di sini selama tiga tahun beberapa bulan. Awalnya aku masuk kuliah dengan tenang. Berkenalan dengan teman baru dan menemukan sahabat-sahabat baru. Ada Cihaya, yang pintar dan sangat cerewet. Ada Mika yang tomboi dan hobi Tracking dengan Club pemcinta alam. Juga ada Suki yang cantik dan ceplas ceplos. Kami berempat sejak di tahun pertama kuliah, sudah aktif di organisasi kemahasiswaan.

Tapi, aku sempat Culture Shock. Karena selama aku lahir hingga saat ini, aku tidak pernah melihat sendiri pergaulan bebas yang terjadi di kalangan mahasiswa. Terus terang saja aku sangat kuper kalau masalah pergaulan antara wanita dan pria.

Aku dan seorang teman sekelasku menyewa kebuah apartemen. Sebulan pertama dia tidak pernah membawa pacarnya itu tidur di apartemen. Karena kami berjanji kepada pemilik apartemen untuk tidak membawa pria kedalam apartemen. Tapi dasar pembohong, omongannya itu tidak bisa pegang. Dia membawa pacarnya itu tidur di apartemen kami. Sebagai teman aku lalu mengingatkannya dengan perjanjian yang kami buat dengan pemilik apaertemen. Peringatanku itu hanya bisa di pertahankannya selama dua minggu. Setelah itu kembali lagi dia membawa pacarnya tidur di apartemen kami.

Nilaiku jadi anjlok. Hingga aku di panggil oleh dosen waliku. Dosenku itu mengintrogasiku, apa alasan nilaiku hingga sejatuh itu. Sebagai teman aku kembali menutupi perbuatannya. Karena ada peraturan tidak tertulis di kampus yang menyatakan bahwa para mahasiswanya tidak di perbolehkan melakukan pergaulan bebas, terutama Free seperti yang di lakukan oleh teman sekelasku itu.

Aku kembali teringat dengan Jong Woon. Aku berharap dia datang ke Tokyo untuk menemuiku. Tapi, itu hal yang sangat mustahil. Karena aku sadar, kalau Jong Woon tidak akan mungkin sampai ke Tokyo dan mejumpaiku. Dia bahkan tidak mengetahui kalau aku berada di Tokyo. Dasar Eun Win BABO!!. Aku sampai berharap seperti itu karena aku butuh Jong Woon untuk sekedar bercerita mengenai masalahku.

Aku tidak tahu dari mana dosenku itu akhirnya mengetahui keadaan di apartemennya.(aku sudah pindah apartemen, saat itu). Dia pun di tegur oleh dosen walinya. Dia akhirnya memusuhiku karena difikirnya aku yang menceritakan hal itu kepada pihak kampus. Padahal, ternyata yang mengatakannya itu adalah teman senegaranya. Dia mencari-cariku untuk meminta maaf, setelah dia mengetahui kalau yang melaporkannya adalah temannya senegaranya sendiri. Sementara saat itu aku sudah kembali ke Korea. Karena papa sudah pensiun dan tidak mau aku berada jauh darinya. Mika yang bercerita kepadaku mengenai hal ini. Karena gadis itu bertanya kepada Mika dimana aku.

Aku lalu melanjutkan kuliahku di Korea hingga aku di wisuda sebagai seorang Sarjana Hukum. Aku mulai bekerja sebagai manajer marketing dari sebuah perusahaan multinasional dari China. Aku hanya bertahan selama setahun. Lalu aku menganggur. Saat mama akan pensiun, aku dan Eun Rin mendapat adik laki-laki kecil. Kami memberinya nama Jong Moon. Dia sangat lucu, dengan semua tingkah polahnya yang khas anak-anak.

Jong Moon menjadi pengobat kebosanan papa. Lalu papa di diagnosis mengidap kanker paru. Papa kemudian menjalani pengobatan di America. Hampir setahun papa dan mama berada di sana.(mama menemani papa selama pengobatannya). Aku dan Eun Rin sempat membawa Jong Moon ke Amerika. Karena papa rindu pada adik bayi kami itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet