No Reason Part 2 (iKon/ / NC 13+)

No Reason

‘Maybe I should talk to him but... Ah man I dunno what should I do now’ Bobby merasa tidak nyaman melihat wajah para member yang muram. Dia tahu sesuatu terjadi pada Hanbin. Namun, dia benar-benar tidak bisa membaca perasaan Hanbin kali ini. Meski begitu bukan Bobby namanya jika ia tidak berusaha mencari tahu masalah apa yang sedang menimpa orang-orang terdekatnya. Terlebih Hanbin dan Jinhwan.

 

Sekarang, secara tiba-tiba Hanbin meminta semua member berkumpul di ruang tengah. Bobby merasa gugup dengan meeting dadakan yang diadakan Hanbin. Apakah dia akan memarahi semua member lagi atau akan membicarakan hal lainnya?

“Ahhhhhh, man I dunno what to say I just wanna say sorry for my explosive emotions. I just have one big problems that made me so ed up.. Just so sorry.” Ucap Hanbin.

“Kau tidak bisa membiarkan masalah menguasaimu, Hanbin~ah.” Ucap Jinhwan.

“I need a time for being alone.” Ucap Hanbin lalu pergi ke kamarnya.

“Just leave him alone.” Ucap Yunhyeong.

Bobby menghela nafasnya, menatap Jinhwan yang telah terlebih dahulu menatap padanya. Mereka yang sudah lama mengenal seakan bisa melakukan pembicaraan batin yang tidak orang lain ketahui. Bobby bangkit dari kursi lalu menarik lengan Jinhwan. Membawanya memasuki kamar Jinhwan lalu menutup pintu.

 

Bobby dan Jinhwan lalu duduk di atas tempat tidur. Bersila berhadapan, tidak bicara sedikitpun selama beberapa saat. Hingga Jinhwan memulai pembicaraan.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya.” Ucap Jinhwan dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.

“Jinhwan hyung..”

“Apakah kita membuat kesalahan? Apakah dia marah padaku? Dia bicara soal aku dan kau dan aku tidak mengerti apa maksud pembicaraannya.”

“Me?”

“Ne. Dia bilang padaku ‘What the with that Bobby thing?’”

Bobby mencoba mencerna apa yang baru saja Jinhwan katakan.

“He is jealous of me..” ucap Bobby.

“What?”

“I think he is fallin in love with you.”

“Me? No way he just..”

Okay, sekarang Bobby yang seakan kehilangan akal sehatnya. Secara tiba-tiba Bobby mendorong lembut tubuh Jinhwan hingga ia berbaring di atas ranjang dan tubuh Bobby berada di atas tubuhnya dengan sebuah jarak untuk mempermudah mereka berdua bernafas. Jinhwan yang terkejut hanya dapat membelalakan matanya menatap kedua mata kecil Bobby. Bobby menghela nafasnya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Perlahan, Bobby mempersempit jarak bibirnya dengan bibir Jinhwan. Anehnya, Jinhwan tidak menghentikan apa yang akan Bobby perbuat. Merasa tidak ada perlawanan dari Jinhwan, Bobby melancarkan sebuah kecupan hangat di bibir Jinhwan yang terasa dingin malam ini.

“Jinhwan hy...” suara Donghyuk membuat Bobby menarik kecupannya di bibir Jinhwan. Bobby dan Jinhwan segera menoleh ke arah pintu. Oh no, there is someone who stand behind Donghyuk.

 

Kedua mata itu seakan ingin melonjak keluar dari sangkarnya. Terbelalak dengan cairan yang menggenang di kelopak bagian bawahnya. Bobby melompat dari tempat tidur sesaat setelah sang figur pergi menghilang dari belakang Donghyuk. Menyaksikan sang leader tengah terduduk di sisi tempat tidurnya dengan kepala menunduk ke bawah. Bobby melangkah dengan sangat hati – hati kali ini. Dia mencoba memperkirakan apa yang akan Hanbin lakukan jika ia mendekatinya.

“Stop it, Bobby.” Perintah Hanbin.

“What happen with ya?”

“...”

“Please tell me or tell someone. I couldn’t stand with this.”

“Couldn’t stand with this? What the hell is going on between you and Jinnie?”

“Me? Me and Jinnie? Seharusnya aku yang bertanya soal itu? Kenapa aku disebutkan dalam masalah kalian berdua?”

“Kenapa kau mencium Jinhwan hyung?!” teriak Hanbin setelah bangkit dari tempat tidur. Dia menatap Bobby dengan wajah penuh amarah. Tangannya dikepalkan seolah bersiap melayangkan tinju pada Bobby.

“Are you in in love with him?” tanya Bobby dengan suara parau dan raut wajahnya yang sangat sedih.

Hanbin tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia hanya menatap kedua mata kecil Bobby dan wajahnya yang merah.

“Why don’t you think about me?” tanya Bobby seraya menundukkan kepalanya lalu memakai hoodienya. Bobby tidak melanjutkan pembicaraannya, Bobby memilih untuk pergi meninggalkan Hanbin keluar dari dalam dorm. Dia butuh waktu untuk menenangkan dirinya dibandingkan melanjutkan pembicaraan yang mungkin akan berakhir dengan sebuah perkelahian.

“A apa maksudmu?”

 

*

 

*

 

*

 

Jinhwan berbaring di tempat tidurnya. Dia memejamkan kedua matanya yang terus mengalirkan air mata. Sedangkan Donghyuk? Donghyuk tidak bisa tidur dengan tenang. Ia memikirkan nasib para member iKon. Mereka sudah bersama beberapa tahun dan Donghyuk merasa sedih atas permasalahan yang tidak dia mengerti asal mulanya.

“Hyung, kau sudah tidur?” tanya Donghyuk yang tengah berbaring di ranjang atas.

“No..”

Mendengar jawaban Jinhwan, Donghyuk segera menuruni anak tangga ranjang kemudian duduk di sisi Jinhwan yang kini menutupi kedua matanya dengan punggung tangannya.

“Hyung, can I help ya?” tanya Donghyuk. Ia meletakkan telapak tangannya di paha Jinhwan.

Perlahan Jinhwan mengangkat lengan yang menutupi matanya. Menatap Donghyuk dengan mata sembab dan berair. Wajahnya terlihat sangat pucat, membuat Donghyuk khawatir.

“A are you okay?” tanya Donghyuk.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi. Habin mulai bertingkah aneh sejak kemarin dan Bobby menciumku. Aku hanya dapat berdiam diri dan tidak berbuat apapun. What should I do?”

“Ummmm, are they in love with ya?”

“I dunno. I Don’t have any idea or feelings about it.. Just wanna throw myself into one peacefull place.”

“What do you feel when Bobby kiss ya?”

“Ummmm...”

Tok. Tok. Sebuah ketukan di pintu membuat Jinhwan dan Donghyuk menoleh ke arah pintu. Dilihatnya Junhoe, Yunhyeong dan Chanwoo berdiri di depan pintu. Junhoe dan Yunhyeong memasang wajah sedih dan khawatir sedangkan Chanwoo memasang wajah bingung. Yeah, the maknae is too innocent to understand all of this.

“Bolehkan kita masuk?” tanya Yunhyeong.

Jinhwan menganggukkan kepalanya. Mendapat izin dari Jinhwan, ketika member iKon memasuki ruangan dan duduk di sekitar Jinhwan. Menyaksikan kesedihan Jinhwan yang sekarang duduk seraya memeluk kedua kakinya di atas tempat tidur.

“What’s this all about?” tanya Junhoe.

“I don’t know. I don’t have any idea.” Jawab Jinhwan.

“Kenapa Bobby hyung dan Hanbin hyung berkelahi? Aku mendengar percakapan aneh dari mereka.” Ucap Chanwoo.

“Aneh? Percakapan aneh apa?” tanya Donghyuk.

“Hanbin hyung bilang ‘Kenapa kau mencium Jinhwan hyung?!’ lalu Bobby hyung balik bertanya ‘Are you in in love with him? Why don’t you think about me’ Lalu Bobby hyung pergi begitu saja. Kemudian Hanbin hyung ikut pergi’” jawab Chanwoo

“What the ? That stupid bunny kiss my Jinnie?!!!” teriak Junhoe.

“My Jinnie?” tanya Yunhyeong pada Junhoe.

“Ahhhhh kau salah mendengar hyung!” sergah Junhoe.

“Kemarin malam aku juga mendengar Hanbin bermonolog What the hell. Kenapa Jinnie menyebutkan nama Bobby dalam mimpinya? Is he fallin in love or something?’” tambah Yunhyeong.

“Aku juga mendengar Hanbin menggerutu ‘What the .. Why he spell that name in his dream’” ucap Junhoe.

“Wait, I think I know it.. Aku tertidur saat menunggu Hanbin di studio. Jangan – jangan aku...” Kata Jinhwan.

“Kau mengigau lagi. Pasti kau mengigau, hyung.” Donghyuk mencoba meyakinkan Jinhwan.

Jinhwan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya kemudian melepaskannya kembali dan bertanya pada Donghyuk, “apakah kau ingat apa saja yang biasanya kuucapkan saat aku tertidur?”

“Hmmmm banyak. Tapi, sebulan terakhir ini kau pernah mengigau soal Woody, semoga Mr. YG segera mendebutkan kita, Bobby, Hanbin dan Junhoe.” Jawab Donghyuk.

“WHAT? ME?!” teriak sang Sassy Diva.

“Him?” tanya Jinhwan sembari menunjuk pada Junhoe dan entah mengapa wajah Jinhwan seketika menjadi merah.

“Yes dan kurasa kau bermimpi soal sesuatu yang hanya boleh dikonsumsi oleh manusia delapan belas tahun ke atas.” Tambah Donghyuk.

“Yakh! Mana mungkin aku bermimpi seperti itu!” sergah Jinhwan.

“Mimpi apa yang hanya boleh dimiliki oleh manusia delapan belas tahun ke atas?” tanya Chanwoo.

“Ah, sepertinya maknae kita harus tidur sekarang.” Ucap Yunhyeong lalu menarik lengan Chanwoo, meninggalkan Donghyuk, Jinhwan dan Junhoe.

 

*

 

*

 

*

 

“Hyung, kau jahat..” ucap Chanwoo yang tetap duduk di samping Yunhyeong walaupun Yunhyeong sudah menggulung tubuhnya dengan selimut dan berbaring membelakangi Chanwoo.

“Jika kau sudah dewasa kau akan tau..”

“Hyung..” ucap Chanwoo lagi seraya menekan – nekan punggung Yunhyeong dengan ujung telunjuk tangan kanannya. Sial, Yunhyeong tidak bisa menghalau rasa ingin tahunya terhadap ekspresi cute Chanwoo. Sang maknae memang semakin menarik perhatiannya karena kepolosannya.

Yunhyeong membalikkan tubuhnya hingga tubuhnya berbaring menyamping menghadap Chanwoo. Dilihatnya dua mata besar yang sedang berkedip dan garis bibir kecil yang melengkung ke bawah.

“Kenapa kau cemberut seperti itu?”

“Hyung, aku kan sudah dewasa. Kenapa aku tidak boleh tau..”

“Aku tidak mau otakmu mesum seperti Hanbin dan Bobby..”

“Tapi, aku kan pria. Pria sudah seharusnya memiliki sisi mesum.”

“Aigoooo, siapa yang bilang padamu seperti itu?”

“Aku mendengar percakapan Bobby hyung dan Hanbin hyung.”

“Yakh! Itu tidak benar!”

“Fuhm...” Chanwoo menghela nafasnya. Dia mengalihkan pandangannya ke lantai. Bangkit kemudian segera menaiki tangga ranjang. Meninggalkan Yunhyeong dalam perasaan bersalah.

Bukan Yunhyeong tidak mau memberitahukan soal mimpi depalan belas tahun ke atas itu. Namun, Yunhyeong tidak mau membiarkan sang maknae teracuni oleh hal – hal yang belum biasa dia lihat atau dengar. Yunhyeong ingin Chanwoo beradaptasi dengan perlahan.

 

*

 

*

 

*

 

“Hanbin...” gumam Bobby yang tengah duduk di kursi taman dekat gedung apartemen. Bobby menghela nafasnya. Rasa sakit terasa di dalam hati kecilnya. Mengapa Hanbin begitu marah padanya? Seharusnya Bobbylah yang marah padanya. Hanbin jelas – jelas menyukai Jinhwan dan tidak memperdulikan perasaan Bobby sama sekali.

 

Jinhwan dan Hanbin sudah hidup cukup lama dengan Bobby. Double B + Jinhwan tidak dapat terpisahkan. Tapi, semua berubah. Bobby tetap menyayangi Jinhwan bahkan mungkin dia yang paling mencintai Jinhwan namun sebagai kakak adik. Sedangkan Bobby sangat menyukai Hanbin dalam konteks lain, dalam sesuatu yang tidak dia mengerti. Bobby adalah pendukung utama segala hal dan ide brilian yang Hanbin lakukan. Bobby sering merasa sakit melihat skinship yang Hanbin lakukan dengan Jinhwan, tapi Bobby akan tersenyum melihat kebahagiaan yang Hanbin dapatkan saat menggoda Jinhwan.

“Mianhe..” sebuah suara memecah keheningan di malam ini.

Sesosok pria bernama Hanbin duduk di samping Bobby dengan jarak yang cukup jauh. Bobby kembali menghela nafasnya. Diam, tidak menanggapi perkataan Hanbin.

“Aku keterlaluan padamu...” ucap Hanbin seraya menatap wajah Bobby yang memandang lurus ke depan dengan kedua mata sipit.

“Ah, no problem man. Just, tell what you feel to Jinhwan sebelum semua berubah.” Ucap Bobby kemudian dia menoleh dan menatap wajah Hanbin. Memberikan sebuah senyuman kecil lalu bangkit dan mulai kembali berjalan meninggalkan Hanbin.

Bobby sungguh tidak mau memperpanjang semuanya. Dia ingin melupakan apapun yang terjadi hari ini bahkan perasaannya pada Hanbin jika memungkinkan. Bobby memilih untuk memfokuskan dirinya pada debut dan semua latihan juga pelajaran bahasa yang harus dia hadiri tiga kali seminggu.

“Wait..”

Sebuah tarikan di lengan sweater tangan kanannya menghentikan langkah Bobby.

“Wait for me..” ucap Hanbin.

“For what?”

“Don’t leave me Kimbap. I can’t live without you..” ucap Hanbin. Hanbin menundukkan kepalanya hingga keningnya menempel di punggung Bobby. Bobby memandang ke atas langit, menyatukan kedua katup bibirnya. Kemudian membalikkan tubuhnya dengan cepat, membuat Hanbin sedikit menjauh darinya.

“Ahhhhh Hanbin~ah! What the is going on with us? Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Bobby dengan gaya pecicilan khasnya, senyuman dan gigi kelincinya yang semakin jelas terlihat.

Hanbin tersenyum. Menatap wajah Bobby yang terlihat sangat lucu malam ini. Hanbin merasa bahwa Bobby berhak mendapatkan sesuatu karena kelucuannya.

 

Kedua kaki Hanbin melangkah perlahan mendekati Bobby. Membiarkan tubuhnya mendekati figur bertubuh teratletis di iKon itu. Meletakkan kedua telapak tangannya di pipi Bobby. Membuat Bobby mengrenyitkan dahinya.  Hanbin memejamkan kedua matanya. Mencoba mencari bibir tipis Bobby lewat feelingnya. Kiss~ Bibir Hanbin menyentuh lembut bibir sang bunny boy dengan sempurna. Membiarkan kecupan pertama yang dia lakukan itu sedikit lebih lama.

 

Bobby menarik tubuh Hanbin sehingga Hanbin merasa tubuhnya seakan teremas dengan kuat. Sangat kuat hingga Hanbin harus menyudahi kecupannya.

“Bobby, you’ll kill me if you do that.”

“Akh! S sorry man I just..”

“Let’s do it in the dorm..”

“What?”

 

*

 

*

 

*

 

Junhoe berlari menuju kamar Jinhwan lalu memasukinya tanpa izin. Membangunkan Jinhwan dengan menggoyangkan kasar tubuh mungil Jinhwan.  

“Jinhwan hyung, Jinhwan hyung!” teriak Junhoe.

“Junhoe~ya! Berisik!” teriak Donghyuk yang juga terbangun mendengar teriakan Junhoe.

“Waeyo?” tanya Jinhwan.

“DOUBLE B is back!”

“WHAT?!” teriak Jinhwan dan Donghyuk.

Mereka bertiga segera berlari menuju pintu kamar Jinhwan lalu menarik pintu hingga membuat ruang yang cukup untuk mengintip kehadiran Double B yang terlihat akur kembali namun sedikit berbeda.

“They seems unusual..” bisik Junhoe.

“Yeah...”

“Bahkan mereka seolah tidak menyadari kehadiran kita saat melewati kita..” ucap Donghyuk

“Aneh, apa yang terjadi diantara keduanya?”

 

*

 

*

 

*

 

 “Hyung...” ucap Chanwoo yang masih saja merasakan penasaran soal hal berbau delapan belas tahun ke atas itu.

“Ne.” Balas Yunhyeong yang tengah bersusah payah menjatuhkan dirinya dalam tidur.

“Kapan aku boleh tau urusan delapan belas tahun ke atas itu?”

“Aishhhhhh you sassy! Lama kelamaan kau bisa semenyebalkan Junhoe kau tahu!”

Chanwoo kembali menuruni anak tangga ranjang lalu dia naik ke atas tempat tidur Yunhyeong. Merajuk, mendorong-dorong tubuh Yunhyeong sembari terus berceloteh.

“Okay! Okay!”

“Kau mau memberitahukannya padaku, hyung?” tanya Chanwoo antusias.

“Neeeeeeeeeee! Cepat masuklah ke dalam selimut!” perintah Yunhyeong.

The innocent Chanwoo dengan mudahnya memasuki selimut Yunhyeong. Berbaring menyamping menghadap Yunhyeong yang juga berbaring menyamping. Memasang wajah antusias, menunggu Yunhyeong mengucapkan sesuatu.

“Hyung..”

“Ne.”

“Mana? Aku mau tahu.”

“Close your eyes.”

Chanwoo menuruti perintah Yunhyeong untuk menutup kedua matanya. Berpasrah diri pada apa yang akan dia dengar.

Sang maknae merasakan jari-jemari Yunhyeong mulai menyusup diantara jari – jemarinya. Menyatukan jemari keduanya seakan mereka akan menghadapi sesuatu yang menakutkan. Yunhyeong menggeser dengan lembut tubuhnya hingga telapak tangan mereka menempel di dada. Jantung Chanwoo berdegup sangat kencang, seperti mesin diesel mobil yang dipacu untuk melaju dalam kecepatan cepat.

 

Kiss~ Merasakan sebuah kecupan di bibirnya, Chanwoo membuka matanya sedikit. Mencuri pandang terhadap hyungnya yang tengah memejamkan mata. Sungguh Chanwoo melihat hyungnya sangat cantik malam ini. Namun, sayangnya Chanwoo tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Maka, Chanwoo mengeser tubuhnya hingga kecupan Yunhyeong terlepas.

“H hyung..”

“Itu salah satu dari sekian banyak hal delapan belas tahun keatas, Chanwoo~ya...”

“I.. I like it. M more h hyung..”

“...”

“Please, do what you wanna do about that eighteen plus stuff.. I wanna be a man.”

“If you wanna do that, let yourself learn about it naturally. Now, go sleep.”

“...”

 

*

 

*

 

*

 

Tok! Tok!

“Aigo! Hyung! Buka pintunya!” teriak Junhoe yang tidak dapat memasuki kamarnya. Double B mengunci kamarnya, membuat Junhoe harus berdiri di depan pintu sembari terus mengetuk pintu.

“Eugh...”

Junhoe terkejut. Mendengar sebuah desahan dari dalam kamar.

“Yakh! What the you guys doin?!” teriak Junhoe lalu menendang pintu kamar.

“Junhoe! Stop it! You bugging us out!” teriak Bobby.

“Akh! !” teriak Junhoe lalu pergi meninggalkan pintu kamar dengan kekesalan di dalam hatinya. Demi Tuhan, kenapa double B harus menyaksikan video o berdua di dalam kamar?

 

Sekarang nasib Junhoe malam ini dipertanyakan. Dimana dia harus tidur, bagaimana jika kulit mulusnya rusak dan wajah divanya jelek karena digigit nyamuk. Junhoe menghela nafasnya lalu mengigit bibirnya. Hanya ada satu tempat dimana dia bisa meminta pertolongan.

“Jinnie...” gumam Junhoe.

Tangan Junhoe sudah bersiap untuk mengetuk pintu ketika dia mendengar sebuah gumaman.

“Eughhhh June..”

“What the..”

Junhoe membalikkan tubuhnya. Melihat sesosok tubuh yang tergulung selimut tebal di atas sofa. Aigo,  jika dia tidak mengigau maka tidak ada seorangpun yang menyadari seorang Kim Jinhwan tengah berbaring di atas sofa. Our Jinnie is so tiny and cute, right? Keke.

 

Sassy Diva mengendap – endap menghampiri Jinhwan. Mencoba mencari wajah mungil nan imut orang tertua di iKon. Junhoe menghela nafasnya. Menunjukkan wajah kesal namun tidak dapat dipungkiri bahwa sesuatu seakan menggelitik di dalam perutnya. Tubuh Jinhwan terlihat seperti telur mata sapi. Wait, wajahnya tidak berwarna kuning tapi entah mengapa Junhoe merasa Jinhwan terlihat seperti telur mata sapi. Junhoe berjongkok di sisi Jinhwan. Memperhatikan wajah teduh Jinhwan. Wajahnya menjadi merah padam dan terasa panas.

“Jinnie you are poisoning me, ..”

Bahkan dalam keadaan penuh rasa sukapun Junhoe masih mempertahankan harga dirinya dan menjaga imagenya. Mana mungkin seorang Junhoe mau mengalah demi cinta. Junhoe pernah meremehkan Donghyuk saat dia memikirkan mantan orang yang disukainya demi pendalaman lagu “Eyes, Nose, Lips” nyatanya sekarang Junhoe mengalami hal yang mungkin akan membuat dia merasa diperbudak.

“Junhoe...” gumam Jinnie.

Junhoe terbelalak melihat Jinhwan yang mulai membuka matanya.

“Yakh! Kau mengagetkanku!” teriak Junhoe yang terjatuh dalam posisi duduk karena terkejut.

“Kau kenapa.. Ummm kenapa kau di sini?”

“Double B mengunci pintu kamar dan membiarkan aku diluar. Kau? Kenapa kau tidur diluar?”

“Ummm, I dunno. Just wanna be alone.”

“Ahhh, sayangnya kau tidak sendiri lagi.”

“It’s okay..”

 

*

 

*

 

*

 

Hanbin dan Bobby, berbaring di atas tempat tidur. Mencoba memperebutkan posisi top dengan berlomba mendominasi ciuman hangat yang mulai memanas. Mereka saling mendesakkan lidah ke dalam rongga mulut lawan dengan saliva yang berhamburan keluar. Tangan Bobby dengan terampilnya menyelusup ke balik kaus Hanbin. Merasakan mulusnya tubuh sang leader dengan dinginnya jemari yang dia miliki.

“B.. Bobby..”

“Eummhhhhh...”

“Bobby, s stahp..”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Qtindrn #1
Chapter 3: Next chapter please><
zahrafifah #2
Chapter 3: donghyuk jones wkwkwk
hanbinjinhwanbobby #3
Chapter 3: Min next chap Please ><
New riders bangapseumnida
Claudy1410 #4
Chapter 3: Huahahaha...next cap please ?? Yunchan ?? Wkwkwkwkss
krunkk98
#5
Chapter 3: waaaa... please min update T-T aku mau tau chapter selanjutnya...
nosign
#6
Chapter 2: Omegat TT chanuuuuuuuuu