No Reason Part 1 (iKon/ NC )

No Reason

Hanbin Side

Reality Show dengan judul “WIN : Who’s Next” dan “MIX & MATCH” yang brutal dan kejam telah berakhir. Kini B.I, Bobby, Jinhwan, Junhoe, Donghyuk, Yunhyeong dan member baru yang polos bernama Chanwoo bisa bernafas lega. Walau dalam hati kecil mereka masih tersimpan secuil perasaan tidak nyaman dan sedih karena Jinhyeong dan Hongseok yang tidak terpilih dalam proses eliminasi. Tapi, ini adalah buah dari perjuangan mereka selama ini. We deserve it because we are the best.

 

Sekarang, mereka kerja keras mempersiapkan debut dalam nama iKon yang mungkin akan segera dilaksanakan. Yeah, hanya Tuhan dan Mr. Yang Hyun-suklah yang tau kapan tepatnya iKon akan debut.

 

As usuall, Hanbin menghabiskan waktunya di dalam studio. Merangkai kata-kata untuk lirik lagu terbarunya. Ditemani Mr. Pringles kesukaannya. Membiarkan remahan keripik kentang sedikit berhamburan di atas kertas. Menekan limit tubuhnya yang hampir dua minggu tidak tidur dengan baik. Kantung mata mulai menghitam dan wajahnya pucat. Tapi, bukan seorang B.I jika tidak bisa melawan limit otaknya sendiri. Hanbin selalu memikirkan masa depan lima orang, no, enam orang sekarang. Dia ingin semua berjalan dengan lancar, baik dan sempurna.

“Hanbin...” sebuah sapaan yang tidak terdengar di kedua telinganya memecah keheningan.

“Hanbin~ah..” lagi sebuah sapaan namun kali ini disertai tepukan di pundak, berhasil mengoyak konsentrasi Hanbin.

Hanbin menoleh menuju sumber suara. Dilihatnya manusia tertua namun tidak kehilangan ke-cute-annya di iKon berdiri dengan tatapan khawatir.

“Jinhwan hyung..” sapa Hanbin padanya namun segera kembali memusatkan pikirannya pada lembar demi lembar kertas bertuliskan lirik lagu yang terus ia perbaharui.

“Kau tidak pulang? Semua orang sudah kembali ke dorm.” Ucap Jinhwan seraya menarik kursi mendekati kursi yang Hanbin duduki. Jinhwan menduduki kursi itu kemudian menopang dagunya dengan tangan kanannya di atas meja.

“Istirahatlah.. Aku khawatir kau terlalu menekan batas tubuhmu. Jika kau sakit, siapa yang akan memimpin kita?” ucap Jinhwan lagi, membuat Hanbin menghela nafasnya lalu melirik ke arah Jinhwan. Hanbin tersenyum melihat hyungnya yang kini membenamkan wajahnya di atas meja. Seolah meja terbuat dari bahan yang sangat empuk.

“Give me half an hour, hyung atau lebih baik kau tidak usah menungguku.”

“No, I won’t. Aku akan menunggumu hingga kau benar-benar selesai dan pulang denganku.”

Lagi, Hanbin menghela nafasnya. Tersenyum simpul dan segera memfokuskan dirinya kembali pada pekerjaan. Sedangkan Jinhwan, dia melakukan kegiatan yang dapat membunuh rasa bosannya sementara menunggu Hanbin. Membaca lembar demi lembar lirik yang tidak sedang Hanbin kerjakan, berbaring di atas single sofa, mendengarkan lagu hingga jam menunjukkan pukul dua malam.

“Ahhhh, semua sudah selesai.” Gumam Hanbin. Iapun merapikan bekas pekerjaan beserta serpihan Mr. Pringles hingga meja benar-benar rapi. Memasukan tumpukan kertas bertuliskan lirik lagu dan kaleng Mr.Pringles ke dalam tasnya kemudian berjalan ke arah Jinhwan yang tengah tertidur di sofa.

“Ahhhhh, kau tertidur hyung.”

Demi Tuhan, Hanbin tidak tega membangunkan Jinhwan yang terlihat manis ketika terlelap. Apalagi dia tahu, walau tidak banyak bicara seperti Bobby, Jinhwan menghabiskan hampir 90 % pemikirannya untuk kesuksesan iKon. Mungkin itu sedikit lebih rendah daripada Hanbin yang berupaya keras menggunakan otak dan tubuhnya sebanyak 100 %. Namun, hal itu pasti menguras tenaga dan pikiran Jinhwan.

 

Sang dongsaeng hanya berdiri, terdiam memperhatikan wajah sunbaenya yang sungguh manis. Jantung Hanbin berdegup sedikit lebih kencang dari biasanya. Ini bukan kali pertama dia melihat wajah Jinhwan tertidur, namun ini pertama kalinya dia menyadari bahwa hyungnya sangat menarik. Entah setan mana yang merasuki Hanbin. Tiba-tiba terbersit di pikirannya untuk mencicipi lembutnya bibir Jinhwan. Hanbin mengedipkan kedua matanya seraya mulutnya terbuka sedikit. Kemudian ia menelan ludahnya ketika ia mulai mendekatkan dirinya dan akhirnya membungkuk di sisi Jinhwan.

“Eungggg...” Jinhwan bergumam dalam tidurnya. Membuat tubuh Hanbin membeku dalam beberapa detik. Degupan jantungnya bertambah kencang namun tidak membuat ia mengurungkan niatnya.

Hanbin mengigit bibirnya. Hal ini sungguh menegangkan dengan tingkat ketegangan hampir mengimbangin komentar Mr. YG. Wajar bukan jika Hanbin merasa sangat gugup, karena selama hampir delapan belas tahun dia tidak pernah merasakan rasanya mencium lawan jenis apalagi sesama jenis. Hanbin melanjutkan niatannya hingga wajahnya hanya berjarak lima sentimeter saja dari wajah Jinhwan. Namun...

“Bobby eughh...”

“Bobby?! HYUNG I’M HANBIN! Ups..” teriak Hanbin namun segera ia menutup mulutnya dan menjauhkan tubuhnya dari Jinhwan. Sayangnyanya teriakan Hanbin membuat Jinhwan bangun dari tidurnya.

“Eughhhh Hanbin.. Kau sudah selesai?” tanya Jinhwan kemudian ia menguap. Dia merentangkan kedua tangannya ke atas untuk melemaskan otot-ototnya. Sedangkan Hanbin masih berdiri membelakangi Jinhwa dengan perasaan yang bercampur aduk. Satu sisi ia merasa tegang dan bersalah namun di sisi lainnya dia merasa hatinya seperti dihancurkan saat ia mendengar Jinhwan menyebut nama Bobby di dalam tidurnya.

“Hanbin.” Sapa Jinhwan sembari menepuk bahu Hanbin, membuat Hanbin terperanjat karena terkejut dan hampir saja menabrak meja.

“H hyung..”

“Ayo pulang..”

 

*

 

*

 

*

 

Junhoe Side

Jam menunjukkan pukul dua malam dan Junhoe masih terjaga di ruang tengah. Berkali – kali dia melihat ke arah jam. Mengkhawatirkan seseorang yang selama ini dia andalkan. No, bukan Hanbin namun Jinhwan. Dia selalu merasa khawatir dengan keadaan Jinhwan. Hanbin? He is a man so he could protect himself. But, for Jinhwan... Ada sesuatu yang lain dengan Jinhwan. Kim Jinhwan adalah alasan dia akan melakukan apapun yang sesungguhnya tidak dia sukai. Aquarium? C’mon that so in girly! Tapi, Junhoe rela menjadi seorang pria yang mengunjungi akuarium untuk Jinhwan. Junhoe juga rela menekan rasa takutnya terhadap ketinggian demi Jinhwan. Jinhwan, Jinhwan dan Jinhwan. Jinhwan adalah nafasnya.

 

Cklek. Terdengar suara pintu dibuka. Junhoe segera berlari ke dalam kamar karena dia tidak mau Hanbin tau jika dia menunggu Jinhwan kembali ke dorm. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut segera setelah naik ke atas tempat tidur.

 

‘Sial, jika saja Jinhwan pulang seorang diri mungkin aku bisa sedikit menarik perhatiannya dengan menunggunya. Tapi, kenapa Jinhwan hyung harus menunggu Hanbin dan pulang dengan Hanbin’ gerutu Junhoe di dalam hatinya. Sesungguhnya Junhoe menyimpan banyak rasa sakit di dalam hatinya. Terlebih jika dia melihat cara Hanbin dan Bobby menggoda Jinhwan. Demi apa Jinhwan tidak mau bertukar partner berkemah demi menyatukan Junhoe dengan Bobby. Everything will always gonna be awkward between Junhoe and Bobby because he don’t like to change it. Kenapa Jinhwan harus menjadi Bobby manito padahal jika Jinhwan menjadi Junhoe manito maka dia akan memberika benda yang jauh lebih baik dari apa yang Bobby berikan. Kenapa Hanbin belum memutuskan untuk mengganti partner satu kamar dan membiarkan Jinhwan masih tidur sekamar dengan Donghyuk? Padahal Junhoe ingin sekali berada satu kamar dengan Jinhwan.

“What the .. Why he spell that name in his dream?” gerutu Hanbin yang baru saja melangkah masuk menuju kamar. Junhoe mengrenyitkan dahinya. Beruntung dia tidur di tempat tidur paling ujung dengan posisi membelakangi Bobby yang sudah terlelap. Dia? Apa maksud Hanbin?

 

*

 

*

 

*

 

Yunhyeong Side

Bersyukur, Yunhyeong sangat bersyukur karena dia pada akhirnya bisa tidur di dalam sebuah kamar bukan di ruang tengah lagi. Yeah, walaupun dia tetap di tidur di ranjang tingkat namun setidaknya kini dia secara resmi memiliki kamar bersama dengan sang maknae Chanwoo. Yunhyeong terbangun dari tidurnya. Dia merasa tenggorokkannya sangat kering. Seketika dia khawatir dengan kondisi bibirnya yang bisa dengan mudah kering. Yunhyeong bangkit dari tempat tidur. Menggesek sedikit kelopak matanya seraya mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal dalam dunia mimpi.

 

Yunhyeong terus melangkah hingga langkahnya terhenti karena dia mendengar percakapan seseorang dengan dirinya sendiri di dapur. Sebuah tone suara khas yang mengumpulkan semua nyawanya dengan seketika.

“What the hell. Kenapa Jinnie menyebutkan nama Bobby dalam mimpinya? Is he fallin in love or something?”

Shock! Yunhyeong dengan cepat menutup mulutnya lalu mengurungkan niatannya untuk mengambil minuman. Dia tidak mau mengganggu Hanbin yang sedang asyik bermonolog dengan segelas sebotol air mineral di tangannya. Mengendap – endap, Yunhyeong meminimalisir timbulnya suara hingga. BAM!

“Agh!”

Yunhyeong terkejut melihat wajah Chanwoo yang hampir tidak berjarak dengan wajahnya. Yunhyeong dapat menghirup aroma nafas Chanwoo yang baunya seperti aroma nafas bayi. Mereka saling bertatapan dengan ekspresi wajah shock. Seketika kedua pipi mulus sang maknae dihiasi warna merah muda. Yunhyeongpun merasakan sesuatu yang aneh. Dia merasa sangat bingung apakah dia harus merasa marah atau membiarkan hal ini tetap seperti ini saja.

“Yack! Get a room!” teriak Hanbin.

Yunhyeong dan Chanwoo menoleh secara bersaman ke arah Hanbin yang sedang menahan tawanya.

“Yakh!” teriak Yunhyeong mendorong tubuh Chanwoo.

Dengan cepat Yunhyeong berdiri tegak dan menjaga jarak dengan Chanwoo. Sedangkan Chanwoo masih terduduk dan mengusapi pantatnya sendiri.

“H hanbin~ah ini ti tidak..”

“Yolo, hyung! Just do what you wanna do hahahahaha!” ucap Hanbin kemudian berlalu meninggalkan Yunhyeong dan Chanwoo.

“H hyung.. Mianhe..”

 

*

 

*

 

*

 

Donghyuk Side

Ini kesekian kalinya Donghyuk mendengar Jinhwan mengigau nama pria dalam tidurnya. Pertama kali, Donghyuk mendengar nama Bobby disebut kemudian Hanbin dan Junhoe di hari yang lainnya. Membuat tanda tanya besar tentang apa yang tengah Jinhwan pikirkan selama dia terbangun dan apa yang dia impikan. Donghyuk melihat jam menujukkan pukul enam pagi dan dia tengah mempersiapkan perlatan mandi saat Jinhwan mengigau satu kalimat ‘love you so much...’

Donghyuk dengan cepat membangunkan Jinhwan diluar kesadarannya.

“Hyung! Siapa yang kau cintai?!” teriak Donghyuk. Membuat Jinhwan membuka kedua mata sipitnya secara paksa.

“What?”

“Siapa yang kau... eh mianhe tidak..” ucap Donghyuk saat ia menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan dengan terlalu ingin ikut campur soal urusan pribadi Jinhwan.

“You must be hear something..” ucap Jinhwan.

“A ani..”

“Jangan bohong. Kuharap kau mau merahasiakannya dari siapapun.” Pinta Jinhwan lalu mengangkat tubuhnya dan berlalu keluar dari kamar. Meninggalkan Donghyuk di dalam kamar dengan handuk yang melingkar di lehernya.

 

Donghyuk mengigit bibirnya, dia memikirkan soal Jinhwan. Jinhwan yang selama ini sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Berjalan keluar kamar dengan pikiran soal Jinhwa. Donghyuk melihat pemandangan yang tidak biasanya. Dia melihat Chanwoo dan Yunhyeong yang memasak sarapan pagi dalam hening. Tidak seperti biasanya yang dipenuhi pembicaraan Yunhyeong. Kemudian ia melihat Hanbin dan Junhoe yang duduk di tempat terpisah dengan wajah muram. Sesekali Junhoe melihat ke arah Hanbin ketika Hanbin tengah memandang Bobby yang asyik dengan cellphonenya.

“Morning.” Sapa Donghyuk, namun tidak ada satupun yang membalas sapaannya.

“Hey, what’s going on here? Am I live in cemetery?” tanya Donghyuk dengan senyuman khasnya.

Chanwoo berlari ke arah Donghyuk lalu menarik Dongyuk kembali ke dalam kamarnya.

“What the hell?”

“Sshhhh, sebaiknya hyung tidak melakukan hal yang aneh-aneh. B.I hyung sepertinya sedang tidak dalam mood baik. Junhoe seperti sedang merencanakan pembunuhan terhadap seseorang dan Yoyo hyung.. Dia sepertinya masih marah padaku karena semalam.”

“Aishhhhh what’s going on with iKon??????!!!!!!”

 

*

 

*

 

*

 

Jinhwan Side

“Chanwoo! Bagaimana kau bisa bekerja sama dengan kami jika kau melakukan tarian seperti itu hah?!” teriak Hanbin.

Jinhwan tidak mengerti apa yang bisa merubah mood Hanbin begitu cepat. Dia memperlakukan member selayaknya kami tengah berada di dalam program survival yang beberapa bulan lalu mereka ikuti. Apakah dia terlalu gugup dalam mempersiapkan debut iKon? Ataukah President Yang mengatakan sesuatu pada Hanbin. Namun, jika dia berlaku seperti itu maka dia akan menjatuhkan mental yang lainnya.

 

Jinhwan berjalan ke arah Hanbin yang sekarang duduk bersandar di cermin sembari mengacak rambutnya layaknya manusia yang sedang depresi. Ia meraih tangan kiri Hanbin lalu menariknya. Membuatnya mengikuti Jinhwan keluar dari ruangan. Meninggalkan para member yang sedang terengah – engah karena menghadapi pelatihan yang Hanbin lakukan sekarang. Jinhwan menatap wajah Hanbin yang memilih untuk tertunduk.

“Are you mad at something? Me?”

Hanbin menggelengkan kepalanya.

“Lalu kenapa denganmu? Kau memperlakukan member seakan mereka peserta wajib militer. Ini bukan masa survival reality show, Hanbin~ah..”

“Seharusnya kau bertanya pada dirimu.”

“What?”

“What the with that Bobby thing?”

“B Bobby?”

“Ah!” teriak Hanbin lalu berlalu begitu saja. Dia kembali memasuki ruangan latihan lalu kembali dengan tasnya dan melangkahkan kakinya melewati Jinhwan. Member lainnya berhamburan keluar. Mereka berkumpul di belakang Jinhwan, mempertanyakan soal perasaan Hanbin.

‘Bobby? Memangnya ada apa dengan Bobby? Apa hubungannya antara Bobby denganku? Kenapa Hanbin begitu marah? Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang?’ pikir Jinhwan.

“Hyung, sepertinya ini soal...” bisik Donghyuk.

 

*

 

*

 

*

 

Bobby Side

‘Maybe I should talk to him but... Ah man I dunno what should I do now’ Bobby merasa tidak nyaman melihat wajah para member yang muram. Dia tahu sesuatu terjadi pada Hanbin. Namun, dia benar-benar tidak bisa membaca perasaan Hanbin kali ini. Meski begitu bukan Bobby namanya jika ia tidak berusaha mencari tahu masalah apa yang sedang menimpa orang-orang terdekatnya. Terlebih Hanbin dan Jinhwan.

 

Sekarang, secara tiba-tiba Hanbin meminta semua member berkumpul di ruang tengah. Bobby merasa gugup dengan meeting dadakan yang diadakan Hanbin. Apakah dia akan memarahi semua member lagi atau akan membicarakan hal lainnya?

“Ahhhhhh, man I dunno what to say I just wanna say sorry for my explosive emotions. I just have one big problems that made me so ed up.. Just so sorry.” Ucap Hanbin.

“Kau tidak bisa membiarkan masalah menguasaimu, Hanbin~ah.” Ucap Jinhwan.

“I need a time for being alone.” Ucap Hanbin lalu pergi ke kamarnya.

“Just leave him alone.”

Bobby menghela nafasnya, menatap Jinhwan yang telah terlebih dahulu menatap padanya. Mereka yang sudah lama mengenal seakan bisa melakukan pembicaraan batin yang tidak orang lain ketahui. Bobby bangkit dari kursi lalu menarik lengan Jinhwan. Membawanya memasuki kamar Jinhwan lalu menutup pintu.

 

Bobby dan Jinhwan lalu duduk di atas tempat tidur. Bersila berhadapan, tidak bicara sedikitpun selama beberapa saat.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya.” Ucap Jinhwan dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.

“Jinhwan hyung..”

“Apakah kita membuat kesalahan? Apakah dia marah padaku? Dia bicara soal aku dan kau dan aku tidak mengerti apa maksud pembicaraannya.”

“Me?”

“Ne. Dia bilang padaku ‘What the with that Bobby thing?’”

Bobby menghela nafasnya, mencoba mencerna apa yang baru saja Jinhwan katakan.

“He is jealous of me..” ucap Bobby.

“What?”

“I think he is fallin in love with you.”

“Me? No way he just..”

Okay, sekarang Bobby yang seakan kehilangan akal sehatnya. Secara tiba-tiba Bobby mendorong lembut tubuh Jinhwan hingga ia berbaring di atas ranjang dan tubuh Bobby berada di atas tubuhnya dengan sebuah jarak untuk mempermudah mereka berdua bernafas. Jinhwan yang terkejut hanya dapat membelalakan matanya menatap kedua mata kecil Bobby. Bobby menghela nafasnya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Perlahan, Bobby mempersempit jarak bibirnya dengan bibir Jinhwan. Anehnya, Jinhwan tidak menghentikan apa yang akan Bobby perbuat. Merasa tidak ada perlawanan dari Jinhwan, Bobby melancarkan sebuah kecupan hangat di bibir Jinhwan yang terasa dingin malam ini.

“Jinhwan hy...” suara Donghyuk membuat Bobby menarik kecupannya di bibir Jinhwan. Bobby dan Jinhwan segera menoleh ke arah pintu. Oh no, there is someone who...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Qtindrn #1
Chapter 3: Next chapter please><
zahrafifah #2
Chapter 3: donghyuk jones wkwkwk
hanbinjinhwanbobby #3
Chapter 3: Min next chap Please ><
New riders bangapseumnida
Claudy1410 #4
Chapter 3: Huahahaha...next cap please ?? Yunchan ?? Wkwkwkwkss
krunkk98
#5
Chapter 3: waaaa... please min update T-T aku mau tau chapter selanjutnya...
nosign
#6
Chapter 2: Omegat TT chanuuuuuuuuu