2 tahun kemudian...

"Sorry, lama nunggu?" Changmin langsung duduk dan melepas tasnya untuk diletakkan di samping kursinya sekarang ini.

"Lumayan, makan satu tiket nonton film," jawab Yunho tanpa melepas matanya dari ponsel karena sibuk mengetik. "Aku tidak jadi nonton dengan teman-teman karena ini."

"Film apa sih? Nanti kutemani nonton deh."

"Film dewasa dan pastinya kamu belum boleh nonton." Yunho mengucapkannya dengan senyuman bangga dan tatapan melecehkan pada anak berseragam sekolah di depannya sekarang.

Changmin langsung manyun dan bergumam tidak jelas sambil membaca menu yang diantar pelayan resto. Dia menyebutkan cafe latte dan menunggu pelayan itu pergi dari meja.

"Kan yang nggak boleh kalau masuk bioskop, jadi aku akan menemanimu nonton di kamar."

"Yah! Makanya jangan nonton bokep terus! pikirkan ujianmu masuk universitas. Minggu depan kan?"

Akhirnya keributan kecil tak terhindarkan ketika Changmin mempertanyakan hubungan nonton bokep dengan nonton film sebelum akhirnya menjawab dengan benar. "Tenang saja, belajar sedikit juga bisa. Aku kan jenius."

Yunho berdecih melihat Changmin begitu pongah, puas bisa membalas ucapannya. Walau lebih muda tapi Changmin terlalu pintar menyusun kalimat. Sampai sekarang Yunho heran sendiri masih betah berpacaran dengan anak ini. Masih bocah kan walaupun badannya luar biasa bongsor yang ia yakin tahun depan tingginya sudah menyalipnya. Dan pasti akan semakin tampan.

Lalu tanpa disadari mereka berdua sama-sama diam hingga pesanan minum Changmin datang.

"Bagaimana di kampus?"

Yunho terkekeh. "Bagaimana kamu di seko