Tetangga Baru

[FF] You're Different

Di suatu sore hari yang cerah, sepasang sahabat sedang berjalan santai ke apartemennya setelah pulang sekolah. Tapi langkah mereka perlahan melambat ketika melihat ada tetangga baru, seorang namja akan menempati apartemen di samping apartemen milik mereka!

Namja itu tersenyum sambil membungkuk menyapa mereka. Hayi dan Suhyun, sepasang sahabat itu balas membungkuk dan tersenyum. Saat melihat senyum namja itu, Hayi dan Suhyun merasa terpana dan menyatakan kalau namja itu tampan sekaligus manis dalam benak mereka masing-masing.

“Annyeong haseyo”, sapa Hayi dan Suhyun bersamaan.

“Annyeong haseyo.. Saya baru pindah hari ini, mohon bantuannya. Bobby ibnida”, ucap namja itu ramah sambil membungkuk sopan lagi.

“Ne, Suhyun ibnida”, balas Suhyun.

“Hayi ibnida”, balas Hayi.

Setelah merasa perkenalan mereka cukup, Hayi dan Suhyun melengos pergi sambil masih melirik sedikit ke arah Bobby, sedangkan Bobby hanya mengacuhkannya dan duduk di bagasi mobil yang sudah kosong dan memainkan bola basketnya.

Suhyun POV

“Aigoo~ Sudah tampan, keren, manis lagi! Ah! Suaranya juga, benar-benar manly! >< Omo! Omo! Omo!”.

Aku tersenyum malu sendiri, aku ingin melihatnya lagi! Sekali lagi saja!

Aku pun membuka pintu sedikit sebelum Hayi menutupnya.

“Aigoo~ Ya!”, Hayi mendorongku masuk.

“Chankkaman!”.

“Aniya! Aniya!”, Hayi mendorongku masuk lebih kuat.

Hayi menutup pintunya dari luar.

Aku pun mendobraknya, “Ya!”.

Hayi POV

“kekeke~ Rasakan itu! Makanya jangan terlalu lama menatapnya!”

Lalu aku berbalik melihatnya, dia pun melihatku. Aku melambaikan tanganku, dia tersenyum. Tiba-tiba Suhyun dari dalam mendorong pintu hingga terbuka lagi.

“Aish! Dasar penganggu momen bagus!”.

 Lalu aku mendorongnya lebih kuat agar dia masuk lagi, sekalian aku juga masuk.

Suhyun POV

Aku mendobrak, mendorong, dan terus berusaha untuk membuka pintu itu, dan akhirnya terbuka! Aku tersenyum bangga dan langsung saja lensaku mencari objeknya! Gotcha!

Dia menatapku. Dia menatapku! Pandangan kami bertemu.

“Dia benar-benar keren sekarang!”.

Aku tersenyum malu sambil menutup mulutku, salah tingkah.

#

Author POV

Keesokan harinya, Suhyun dan Hayi berangkat ke YG Academy bersama. Kelas mereka berbeda, Hayi kelas 11, sedangkan Suhyun kelas 10.

Di kelas Hayi sedang chatting dengan Suhyun walaupun bel sudah berbunyi, tapi Hayi dan Suhyun masih terus saling berbalas chat sampai salah satu dari mereka berhenti membalas karena ada guru.

Tebak siapa yang lebih dulu menjeda chat mereka? Padahal guru di kelas Suhyun sudah masuk, tapi Hayi tiba-tiba berhenti menarikan tangannya, kau tau kenapa?

Hayi POV

“Bo..Bobby? Bukankah itu Bobby?! Itu Bobby tetangga baruku bukan?! Whoa~ Hahaha! Suhyun pasti iri saat tahu kalau aku sekelas dengannya”.

Aku tersenyum bangga.

[Suhyunie

Ya! Kenapa kau berhenti? Balas pesanku!]

Hapeku bergetar tanda chat masuk, “Pasti Suhyun”.

Aku tertawa kecil dan mulai menyentuh layar hapeku lagi.

[Lee Hi

Suhyun-ah, neo arra? SI tetangga baru sekelas denganku! :p]

[Suhyunie

Mwo? Jinjja?

..Gotjimal!!]

[Lee Hi

Aigoo~ Untuk apa aku bohong? Bobby si tetangga baru sekelas denganku! Nama koreanya Kim Ji-won, dia baru saja memperkenalkan dirinya lho! Hahaha]

[Suhyunie

Ya! Ya! Ya! Buktikan kalau kalian sekelas!]

[Suhyunie

Jam pelajaran ketiga, kelasku tidak ada guru, jadi kita disuruh untuk merangkum materi di perpustakaan. Katamu kemarin kan jam pelajaran ketiga kalian juga kosong.. maksudku tidak ada guru yang masuk, jadi datanglah ke perpustakaan]

“OK! Sent!”.

“.. karena itu aku biasanya dipanggil Bobby”, ucap Bobby di depan sana seperti berpidato.

“Aigoo~ Benar kata Suhyun, dia keren sekaligus tampan sekaligus manis dan lagi suaranya manly! Aigoo~ Aigoo~ Ada apa denganku? Kenapa aku jadi terus-terusan menatapnya? Jangan-jangan aku juga tertarik padanya? . . . . Ah! Sudahlah~”

Aku menghela nafasku kasar.

“Bobby, kau bisa duduk di sana”, ucap seonsaengnim menunjuk kursi yang secara tidak langsung ada di sampingku karena di kelas ini tidak ada yang namanya teman sebangku.

“Ohow~ Dia duduk tepat di sebelahku! Hahaha! Suhyunie kau pasti cemburu!”.

Dan aku tertawa kecil sendiri lagi seperti orang kesetanan.

“Annyeong haseyo.. Eoh? Bukankah kau Hayi?”, ucapnya setelah duduk di kursi yang tadi ditunjuk seonsaengnim.

“Ne”, jawabku sambil tersenyum malu.

Bobby tersenyum manis, “Ahaha~ Sekali lagi mohon bantuannya, ya”.

“Hehehe ne”, sepertinya pipiku mulai memerah omo!

#

Jam pelajaran ketiga kelas 11-1. Perpustakaan.

Bobby sedang focus dengan buku-buku di mejanya yang banyak berserakan, sehingga ia tidak berniat peduli dengan sekitarnya kecuali ada sesuatu yang penting seperti misalnya bel pergantian jam pelajaran.

Hayi duduk dibelakang Bobby, ia berniat untuk mengintip apa yang Bobby lakukan, semakin lama posisi Hayi semakin rapat dengan Bobby, sehingga ia sendiri tidak sadar kalau Suhyun daritadi sudah menatapnya kesal karena ia bisa dengan mudah dekat dengan Bobby.

Suhyun POV

Aku mengendap-endap berjalan menuju perpustakaan dengan seragam khas anak kelas 10 ini, tidak.. aku memang tidak menggunakan pakaian training dengan alasan untuk guruku kalau aku sedang sakit, daripada duduk-duduk di kelas ataupun UKS (saran guru), aku lebih baik melaksanakan renacaku secepat mungkin.

Akhirnya aku sampai juga di perpustakaan tanpa ada satu orangpun yang melihat! Hyuwh~ Tadinya aku berpikir keras tentang apa yang harus aku katakan jika nanti aku bertemu seorang guru di perjalanan, tapi akhirnya aku selamat juga! HAHAHA!

Oke! Oke! Sudah Suhyun! Bangganya nanti saja, sekarang aku harus focus dengan ‘bukti’ kalau Bobby sekelas dengan Hayi!

“Aigoo! Kenapa tempat sunyi nan membosankan ini luas sekali sih! Rak bukunya banyak lagi.. cocok sekali untuk tempat bersembunyi”

Tap

Tap

Tap

“Itu bukannya Hayi? Sedang apa dia berpose seperti penguntit amatir begitu? Jangan-jangan!”

Kuambil sebuah buku secara acak untuk menutupi setengah wajahku.

Benar.

Aku bersembunyi di balik rak buku lagi.

.

.

TIDAAAAAAAAAK!! Aku sekarang selangkah dibelakang Hayi! TIDAAAAK! Bobby itu targetku! Kenapa Hayi jadi tertarik padanya juga!? Haruskah aku berperang dengan sahabat sendiri!? Aigoo! Ini benar-benar tidak pernah terpikirkan!

#

 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet