Happiness

Description

Aku bangun dari tidurku. Sudah pagi, hari ini sangat cerah.

"Ayo guncang dunia!!!" teriakku sambil melompat dari tempat tidurku dan bergegas ke kamar untuk mandi.

"Kim Taehyung!!!! Ayo bangun!!!"

"Aku sudah bangun bu!!!" teriakku dari kamar mandi yang ada di samping kamarku.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini. Aku juga tidak tahu apa yang akan kulakukan hari ini bersama teman temanku yang gila. Bolos sekolah dan berbuat hal gila atau tidak membolos tetapi membuat seisi kelas menjadi gaduh. Ah keduanya sangat menyenangkan. Aku tidak peduli kata orang-orang yang mengatakan bahwa aku adalah anak idiot atau orang gila yang harus dilarikan ke rumah sakit jiwa. Aku tidak peduli. Aku hanya fokus kepada hal-hal yang membuatku bahagia yang membuatku membaik. Aku hanya mengingingkan kebahagiaan, aku ingin melakukan hal yang ingin kulakukan. Aku akan terus seperti ini, karena inilah seorang Kim Taehyung. Aku hanyalah bocah laki-laki berumur 10 tahun nan tampan yang hidup di keluarga sederhana. Aku hanyalah manusia yang mengingingkan kebahagiaan bukan uang atau kekuatan. Uang dan kekuatan tidak membuatku bahagia. KEBEBASANLAH YANG MEMBUATKU BAHAGIA!

"I FEEL FREE!!!" teriakku didalam kamar mandi, "IBU!!!!! MATAKU PERIH!!!!" teriakku lagi saat ada shampo yang memasuki mataku.

"BILAS DENGAN AIR, TAEHYUNG!!! APA PERLU IBU BILAS???" teriak ibu dari luar kamar mandi.

"TIDAK PERLU, AKU TIDAK MAU KAU MELIHATKU DALAM KEADAAN TIDAK MEMAKAI APAPUN." aku langsung berjaga menahan pintu kamar mandi dari dalam, takut ibu masuk dengan tiba-tiba. Aku dapat mendengar tawa riang ibu dari balik pintu kamar mandi. Tawamu membuatku bahagia.

"Baiklah, Ibu akan menyiapkan sarapan."

"I-iya bu!"

Foreword

Aku menghampiri Ibu yang sedang menyiapkan sarapan. Aku memeluknya dengan lembut dari belakang, dan membisikkan sebuah kalimat di telinganya (Aku harus sedikit berjinjit untuk membisikkan kalimat itu kepada ibu). Aku dapat melihat Ibu tersenyum saat aku membisikkan kalimat itu.

Ibu menyingkirkan tanganku yang tadi memeluknya dan berbalik sambil tersenyum, "Ah anak manisku," ucapnya sambil mencubit pipiku dengan gemas "Ibu juga mencintaimu walaupun kau sedikit tidak waras."

Mendengar Ibu mengatakan bahwa aku sedikit tidak waras, aku hanya menyeringai ke arahnya. Dan Ibu hanya memutar kedua bola matanya lalu kembali menyiapkan sarapan di meja makan.

Apa yang salah dengan seringaianku?

"Jangan lupa bawa tasmu ke sekolah."

Aku duduk di kursi sambil mengambil roti yang tersedia yang ada di meja makan lalu melahapnya, "Aku tidak akan lupa lagi membawa tas ke sekolah, tapi..." ucapku yang sengaja kuhentikan, aku memasukkan semua roti yang ada di tanganku ke dalam mulutku sampai penuh, "Ta blablabla seblablabla blablablabla," lanjutku sambil menguyah roti yang ada di dalam mulutku lalu bergegas lari untuk keluar rumah.

Padahal aku baru saja keluar dari halaman rumah, tiba-tiba kepala Ibu menyembul dari jendela sambil membawa sendok sayur di tangannya, "KIM TAEHYUNG!!! KAU AKAN MATI JIKA TIDAK SEKOLAH HARI INI," teriak Ibu.

Aku hanya tersenyum ke arah Ibu lalu berlari ke arah teman-temanku yang sudah menunggu di pertigaan di dekat rumahku.

"CEPATLAH TAEHYUNG!" teriak Jimin tidak sabar di pertigaan sana.

Saat sedikit lagi sudah sampai di pertigaan, tiba-tiba aku berhenti lalu berbalik dan berlari ke rumah, sesampainya di depan rumah aku bisa melihat Ibu dari jendela sedang sibuk dengan aktivitasnya.

Aku tersenyum saat melihatnya tersenyum, "IBU AKU MENCINTAIMU!!!!" teriakku, Ibu langsung berbalik sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

Aku melambaikan tanganku dan kembali berlari ke arah teman-temanku(lagi) yang sudah lama menunggu di pertigaan.

Sesampainya di pertigaan aku tidak berhenti lagi untuk menyapa teman-temanku-Jimin dan Jungkook-,aku langsung berlari melewati mereka, "CEPATLAH! AKU SUDAH TIDAK SABAR UNTUK MELAKUKAN HAL GILA."

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Jimin yang sudah dapat menyusulku  berlari.

"Kau sudah tahu?" tanya Jungkook dari belakang, napasnya sudah terengah-engah karena berusaha menyusulku dan Jimin.

Aku mempercepat lariku meninggalkan Jimin dan Jungkook, "MELAKUKAN YANG KITA INGINKAN!"

"AKU INGIN BOLOS SEKOLAH HARI INI!!!!" teriak Jimin dan Jungkook serentak dari belakang.

Aku tertawa sambil menggelengkan kepalaku saat mendengar Jimin dan Jungkook ingin bolos sekolah. Ah, aku lupa. Seharusnya aku menambahkan kata "Lagi" setelah kata "Sekolah". Ini sudah sekian kalinya kami bolos. Menyenangkan.

Aku mengangkat jempolku sebagai isyarat bahwa aku setuju dengan Jimin dan Jungkook.

"YESSSS."

***

"Sekarang?"

"Apa?"

"Apa yang akan kita lakukan lagi Taehyung?"

Aku mengendikkan bahuku, "Jangan tanya aku Jimin, aku tidak tahu apa yang akan kita lakukan lagi," aku melirik ke arah Jungkook yang sedang sibuk memainkan ujung kaosnya. Jungkook memang sedikit pediam "Jungkook!"

Jungkook berhenti memainkan ujung kaosnya lalu menoleh ke arahku, "Apa?"

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanyaku seraya merangkulnya.

Jungkook berfikir sejenak, sampai akhirnya ia tertawa sambil menatapku, "Aku tidak tahu."

Jimin menggaruk kepalanya frustasi.

Aku berfikir sejenak,

Apa yg akan kami lakukan? Apa? Apa?

Apa?

Yang kami akan lakukan sekarang?

Apa..... Oh.....

"Yap! Aku tau!" ucapku tiba-tiba sambil menjentikkan jari.

Jimin dan Jungkook mengangkat sebelah alis mereka, "Apa?"

Aku tersenyum lebar ke arah Jimin dan Jungkook, "Ikuti saja aku."

***

"Kau yakin? Memangnya ini menyenangkan?"

"Coba saja kau tekan bel rumah ini Jungkook."

"Kenapa harus rumah ini? Aku mau rumah yang ada di sana" ucap Jungkook sambil menunjuk sebuah rumah besar diujung sana.

Aku menatap Jungkook datar, "Terserah kau."

"Taehyung, Apa kau tidak merasa kita seperti 3 idiot?"

"Kita memang idiot, Jimin."

Jimin menatapku dengan tatapan aneh, ah aku tidak menjelaskan tatapannya. Yang pasti ia menatapku dengan tatapan aneh, "Ewww, aku bukan anak idiot. Kau saja yang jadi anak idiot bersama Jungkook."

"Kau tidak mau mencoba hal ini Jimin?" ucapku seraya menekan bel rumah yang ada di depan kami.

"TING TONG TING TONG TING TONG TING TONG!!!!!!!!!" (Hahahahaha sepertinya aku terlalu banyak menekan belnya).

Saat bel rumah itu berbunyi, dengan cepat aku langsung bersembunyi di tong sampah yang tidak jauh dari rumah itu. Aku bukan bersembunyi di dalam tong sampah okay? Aku hanya bersembunyi di belakangnya. Sedangkan Jungkook, ia berlari dengan cepatnya menjauh dari rumah itu. Dan Jimin, ia sudah terlambat untuk bersembunyi atau pun berlari. Jadi saat pagar rumah itu terbuka sedikit, Jimin hanya berlagak seperti orang yang hanya numpang lewat di depan jalan rumah itu.

Aku mengintip dari balik tong sampah. Aku dapat melihat Jimin yang dengan santainya berjalan menjauhi rumah itu sambil bersiul, "Dasar."

Lama-lama pintu pagar itu terbuka dengan lebarnya secara perlahan. Dan keluar sosok mungil yang memeluk boneka teddy bear miliknya dengan erat. Sosok itu sudah menarik perhatianku.

Berbuhungan dengan sosok, yang ku maksud sosok itu bukan penampakan hantu atau monster. Tapi sosok itu adalah  gadis cilik yang manis. Saat ini hanya aku yang melihat sosok mungil nan manis itu.

Ralat. Gadis mungil nan manis itu.

Rambutnya yang panjang dan berawarna cokat di biarkan terurai. Pipi tembam yang berwarna merah itu berhasil membuatku mengigit bibirku sendiri karena terlalu gemas. Cukup lama aku memperhatikannya dari balik tong sampah, sampai dengan terpaksa aku harus bersembunyi lagi karena dengan tidak sengaja aku telah bersin. Dan suara bersinku itu telah menarik perhatiannya, ia pun langsung menoleh ke arah tong sampah dimana aku bersembunyi.

"Hallo? Ada orang?" tanyanya.

Astaga suara manis sekali.

Hening.

"Baiklah," ucap gadis itu. Aku bisa mendengar suara pagar rumahnya menutup. Aku kembali mengintip, pagarnya sudah tertutup. Aku berjalan menuju rumah itu dan menatap pagar rumah itu cukup lama.

"Taehyung!" ucap Jimin dan Jungkook yang tiba-tiba sudah berada di sebelah kanan dan kiriku, "WOW! GILA!!!!" teriak Jimin dan Jungkook sambil tertawa lepas.

Aku hanya diam dan terus menatap pagar rumah itu.

"WAH JUNGKOOK, LARIMU SANGAT CEPAT TADI!!!"

"DAN KAU JIMIN. TIDAK KU SANGKA KAU BISA ACTING!!!"

"KALAU CUMA ACTING, GAMPANG!"

"AKU MAU MENCOBANYA LAGI AH!" ucap Jungkook seraya berlari meninggalkan aku dan Jimin.

Jimin tertawa, "Baiklah," Jimin menepuk pundakku, "Taehyung, ini sangat menyenangkan. Aku mau mencobanya lagi. Kau? Mau mencobanya lagi?"

"Iya, aku akan menekan bel rumah ini lagi."

"Hah?"

"Iya," Aku menoleh ke arah Jimin, "Dasar." ucapku saat melihat Jimin sudah bersama Jungkook sedang sibuk menekan bel di setiap rumah dengan senangnya.

Aku menoleh ke arah bel itu lalu menghela napas panjang, "Baiklah... Ayolah." tiba-tiba jantungku berdegup kencang.

"Astaga....." aku membulatkan mataku sebulat-bulatnya.

Sial. Belum sempat aku menekan bel rumah ini lagi. Si gadis manis tadi sudah keluar dari rumahnya. Dan sekarang ia menatapku dengan tatapan bingung, "Hai, kau siapa?" tanyanya.

"Astaga..."

Gadis itu memperhatikan penampilanku dari bawah sampai atas, "Kau sekolah dimana?" tanyanya lagi.

"Astaga..."

"Dasar bodoh," ucapnya sambil mendengus kesal lalu bergegas untuk masuk kedalam rumah, namun aku berhasil menahan tanganya"Apa?"

"Aku Taehyung. Kau?"

"Aku Joy. Bisakah kau melepaskan tanganku?"

Aku melepaskan genggamanku dari tangan Joy. Lucu, namanya Joy.

Joy memiringkan kepalanya dan menatapku.

"K-kenapa?" tanyaku gugup. Astaga aku gugup. Melihat gadis manis yang menatapku sambil memiringkan kepalanya. Uh itu manis sekali dan itu yang membuatku gugup.

Oh... Apakah ini yang dinamakan cinta?~~~~

"Kau tampan juga," jawab Joy enteng.

Ah gadis ini bisa saja.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, "Makasih," ucapku sambil tersenyum lebar ke arahnya.

"Tapi kau juga idiot."

Dalam sekejap, senyumanku hilang. Dan keheningan mulai melanda kami berdua. Tidak ada yang kami bicarakan atau lakukan saat ini. Kami hanya menatap satu sama lain. Menatap mata Joy membuatku tenang. Tenangnya....

Tapi ketenangan itu tidak berlangsung lama. Ya karena Jimin dan Jungkook.

"TAEHYUNG! CEPAT LARI!!!! ADA ANJING GALAK!!!" teriak Jimin sambil berlari bersama Jungkook meninggalkanku berdua bersama Joy.

Aku menoleh ke arah Jimin dan Jungkook yang sedang berlari dengan cepatnya sambil terkekeh "Waaahhh... Aku takut"

"BODOH! CEPAT LARI! KAU MAU MATI HAH?" teriak Jungkook.

Aku hanya tertawa. Tak lama kemudian gonggongan anjing mulai terdengar. Aku menoleh ke arah suara gonggongan anjing itu berasal. Benar saja.

ADA ANJING GALAK! BANYAK! ANJING-ANJING ITU MENGEJAR JIMIN DAN JUNGKOOK! DAN SEKARANG MEREKA AKAN MENGEJARKU DAN JOY JUGA!

Dengan cepat aku langsung menggandeng tangan dan mengajaknya berlari Joy, "Ayo!"

"Hei! Mau kemana???"

"Kau tidak mau mati kan karena anjing?"

"Buat apa berlari??? Kenapa tidak bersembunyi di rumahku saja?"

Aku berhenti sejenak lalu berbalik menatap Joy, "Oh iya. Kau benar juga"

Terlambat. Anjing-anjing itu sudah semakin dekat, "Tapi sudah terlambat," Aku memakai ranselku di depan perutku(?) "Ayo sini naik ke punggungku" ucapku sambil berjongkok, "Cepatlah!!!"

Joy terkekeh, "Dasar idiot," ucap Joy sambil naik kepunggungku lalu dengan cepat aku langsung berlari sambil menggendongnya.

"Ya, aku tau aku idiot. Pegangan yang kuat. Aku akan lari secepat kilat menyusul Jimin dan Jungkook."

"Ap.... Huaaaaaaaaaaa!" Joy melingkarkan lengannya dileherku saat aku berlari dengan cepatnya dan berhasil menyusul Jimin dan Jungkook.

"Taehyung! Siapa gadis itu? Kau menculiknya?" tanya Jungkook dengan napas terengah-engah.

"Tidak penting. Lebih baik kita berpencar sekarang!"

"Apa?!???"

"Kau tidak mau mati kan Jimin? Kalian lihat pertigaan di depan sana?"

"Iya!" jawab Jimin dan Jungkook serentak.

"Jungkook kau belok kanan. Jimin belok kiri. Aku akan lurus. Kita akan bertemu di taman kota saja okay?"

"Baiklah."

Joy menghelas napas, "KALIAN BODOH!!!!" teriaknya.

"MAKASIH!!!" jawab Jimin, Jungkook, dan aku serentak. Akhirnya, kami pun terpisah.

"Joy!!! Ini sangat menyenangkan bukan?"

Joy memukul-mukul bahuku,"KAU GILA TAEHYUNG! KAU GILA."

"Jangan bergerak! Nanti kau jatuh."

Joy berhenti memukul-mukul bahuku dan kembali melingkarkan lengannya di leherku. Bagus.

***

"Turunlah," aku menurunkan Joy, kami memilih untuk berhenti di sebuah pohon rindang di taman kota. Syukurlah anjing-anjing itu sudah menyerah.

"Kau baik-baik saja?"

Aku menjatuhkan ranselku sembarangan. Karena terlalu lelah, aku langsung jatuh terlentang di atas rumput-rumpuh hijau yang lembut, "Ya, aku baik-baik saja," jawabku dengan napas yang sangat terengah-engah, "Melelahkan."

Joy duduk di sampingku, "Makasih."

"Ya, sama-sama," ucapku seraya perlahan memejamkan mata.

"Taehyung!"

Aku membuka mataku, kemana Joy? Bukannya ia tadi di sampingku?

"Hei aku ada di sebelah kananmu."

Aku menoleh ke sebelah kananku, "ASTAGA!"

"Hah? Kenapa?"

Astaga... Wajah Joy sangat dekat denganku. Apa yang harus kulakukan?

Aku langsung melonjak berdiri saat tahu bahwa Joy sedang tiduran di sampingku, "K-KAU MESUM!!! BUAT APA KAU TIDURAN DI SAMPINGKU???"

"ISSH DASAR BODOH! AKU TIDAK MESUM!!!" teriak Joy seraya bergegas untuk berdiri dan menghampiriku.

"JANGAN DEKAT-DEKAT!!!"

"Oh...."Joy semakin mendekat ke arahku.

Baiklah, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sangat dekat denganku. Ia mendongakkan wajahnya, sedangkan aku menundukkan wajahku. Jarak di antara wajah kami hanya beberapa centi saja mungkin.

"S-sudah kubilang jangan dekat-dekat. Kau tidak dengar itu Joy?"

Joy tersenyum dengan eyes smilenya.

Manisnya, aku rasanya pipiku sedang memerah saat ini.

"Pipimu merah, Kau menyukaiku Taehyung?"

"T-tidak."

Joy mencubit hidungku dengan gemas, "Masa? Kau tidak menyukai gadis manis ini?"

"Ah sudahlah," aku menepis tangan Joy dari hidungku dengan lembut, "Umurmu berapa?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.

Joy melangkah mundur satu langkah dariku lalu ia mengangkat 9 jarinya.

"Muda sekali, tapi tidak juga sih. Kau hanya 1 tahun lebih muda dariku."

Joy mengangguk pelan, "Tapi suatu saat nanti, aku akan tua. Aku akan bekeriput seperti nenekku. Pasti aku tidak akan lucu lagi," ucapnya seraya menundukkan kepalanya.

"Jangan khawatir menjadi tua. Masa tua itu terjadi pada semua orang seiring dengan bertambahnya umur mereka, itu yang dikatakan ibuku."

Joy mengangkat kepalanya "Tapi jika sudah tua, aku tidak akan bahagia.."

"Ta-"

"Tunggu! Saat sudah tua, aku juga tidak bisa mencari uang. Aku tidak bisa menjadi seorang bos!" potong Joy.

"Hei tu-"

"Kalau begitu, maka aku tidak akan hidup bahagia!" potong Joy lagi.

Aku menghelas napas, "Kemari kau," Aku melangkahkan kakiku lalu mendekatkan diriku dengan Joy dan berbisik, "Kau mau tau cara menemukan kebahagiaan?"

Joy mengangguk pelan.

Aku menarik napas dalam-dalam, menghirup wangi manis tubuh Joy banyak-banyak, "Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan," aku mengecup pipi Joy sekilas sebelum akhirnya aku sedikit menjauhkan diriku dengan Joy.

Aku bisa melihat dengan jelas, pipi Joy yang memerah saat aku selesai mengecup pipinya, "Kurasa, kau yang menyukaiku."

"T-Taehyung... Kau kurang ajar!"

Aku tersenyum lebar ke arah Joy, merasa tak berdosa atas apa yang ku lakukan kepada Joy, "Kubilang, lakukan saja apa yang ingin dilakukan."

"Kau bahagia sekarang?"

"Iya," aku mengangguk pelan lalu menepuk kedua bahu Joy, "Uang dan kekuasaan tidak akan membuatmu bahagian. Percayalah."

Joy mengangkat sebelah alisnya, "Jadi?"

Aku tersenyum lalu menarik tangan kanan Joy, "Ikut aku!"

Ikutlah  bersamaku, maka kau akan bahagia. Aku akan memberikan seribu kebahagiaan untukmu.

Tidak. Bukan seribu, tapi banyak.

Aku akan memberikan kebahagiaan yang banyak untukmu. Aku akan mengajakmu berpetualang mencari kebahagiaan. Mengerti, Joy?

"Tentu!"

The end.

Comments

You must be logged in to comment
dhxxfaa #1
ah ini bagus bgt?
ann-chaan #2
they r too cutee.. >0<
author-nim, keep writing!!