Prince

My Destiny

“Aku tak percaya ayah dan ibu menyamakan kita dengan paket.” Junsu berucap dengan kesal. “Sudahlah, lagipula sampai disana kita juga harus membersihkan villa itu. Sudah bertahun-tahun anggota keluarga kita tidak datang kesana.” Jaejoong memandang keluar jendela mobil mewah milik kerajaan itu.

“Hyung, kau bawa ponsel, bukan?” Jaejoong mengangguk dan menunjukkan ponselnya.

“Ada apa?” tanya Jaejoong. “Pinjam sebentar,” pinta Junsu. “Untuk apa?” tanya Jaejoong lagi.

“Aku ingin bermain game, aku bosan.” Junsu mengulurkan tangannya. “Memangnya kau tak membawa ponsel milikmu?” Junsu menggeleng menjawab pertanyaan kakaknya itu.

“Sudahlah! Hyung terlalu banyak bertanya!” Junsu mengambil segera ponsel Jaejoong, sebelum Jaejoong memasukkannya kembali ke handbag-nya.

Jaejoong pasrah. Kemudian berdiam diri di dalam mobil yang terus berjalan itu.

“Tak terasa kita sudah hampir menikah, ne?” ucap Junsu. Jaejoong mengangguk. “Dan hyung setelah menikah akan menjadi Raja, ne?!” Junsu bersemangat saat membahas hal tersebut.

“Tapi, Junsu. Kau kira jadi raja itu menyenangkan? Aku tak suka menanggung beban berat keluarga dan rakyat. Sebaiknya istriku saja yang jadi raja.” Jawab Jaejoong dengan tanpa dosa.

“Hyung? Kau gila atau bagaimana, hyung?” tanya Junsu. Jaejoong hanya mengendikkan bahunya acuh.

“Sudahlah, sebentar lagi kita juga akan sampai.” Jaejoong melirik sebentar ke arah luar.

“Eh?! Cepat sekali?! Oh, ya kerajaan kitakan memang hanya beberapa kilometer dari villa.” Junsu menatap nanar ponsel Jaejoong yang menunjukkan masih setia menampilkan wallpaper bergambar topless kakaknya itu.

 

“Kuharap tamu kita, benar-benar mau menerima sikap kekanakanmu,” lirik Jaejoong ke Junsu.

 

...

 

Jaejoong dan Junsu terpaku diam di depan villa, dengan barang-barang berada di teras villa dihadapan mereka, tepatnya. “Kotor sekali,” Junsu memandang intens villa besar tersebut.

“Ini wajar, sudah bertahun-tahun tak ditempati, dan villa ini juga dekat pantai.” Ucap Jaejoong.

“Setidaknya kirimkan beberapa maid untuk membersihkannya.” Junsu masih enggan menapakkan kakinya di teras villa itu.

“Sudahlah! Hyung akan membersihkannya.” Jaejoong melipat lengan baju panjangnya itu, dan berjalan ke arah pintu masuk. Dan membuka pintu tersebut.

“Tak dikunci.” Jaejoong menolehkan kepalanya ke Junsu. “Hah?!” Junsu berlari ke arah hyung-nya itu.

 

“Ah, selamat datang!” terdengar suara berat 2 orang pria dari dalam villa itu.

“Eh?” Jaejoong dan Junsu sama-sama terkejut melihat keadaan dalam villa yang bersih itu dan mendapati 2 orang lelaki tengah berdiri di hadapan mereka.

 

“Kalian siapa?” tanya Junsu. “Bodoh, kau! Dia pangeran yang diceritakan ayah dan ibu!” Jaejoong menyenggol lengan Junsu. Junsu melirik kesal kakaknya dan mengusap lengannya yang tadi disenggol Jaejoong.

“Perkenalkan namaku Jung Yunho. Pangeran dari Barat” Salah seorang dari 2 pangeran itu maju dan mengulurkan tangannya ke hadapan Jaejoong dan Junsu.

“Ah. Kim Jaejoong, kakak dari Kim Junsu.” Jaejoong membalas uluran tangan Yunho, dan menjabatnya.

“Aku Kim Junsu, salam kenal,” Junsu memberikan cengirannya dan menjabat tangan Yunho.

“Namaku Park Yoochun, dari Pangeran disebrang kalian, Utara.” Lelaki lainnya mengulurkan tangannya pada Jaejoong.

“Ne, salam kenal.” Jaejoong dan Junsu bergantian membalas tangan Yoochun.

 

“Um, apa kalian yang membersihkan villa ini?” tanya Jaejoong seraya mengusap belakang lehernya. “Ya, kami..” jawab Yoochun dan kembali mendudukkan dirinya ke sofa yang ia duduki tadi.

“Lalu, kenapa didepan..” Junsu hendak berbicara kemudian disela oleh Yunho. “Ah, maaf kami belum membersihkannya. Kami duduk tadi sedang beristirahat sebentar.”

“Ah, tidak seharusnya kami, yang membersihkannya. Bukannya kalian tamu kami.” Junsu mengangguk menanggapi ucapan kakaknya barusan itu.

“Menurut penasihat ayahku, kalian akan datang 2 hari lagi, tadi pagi kami datang terlalu cepat, mumpung luang kami membersihkan villa ini.” Sekarang yang menjawab adalah lelaki bernama Yoochun itu.

“Loh? Katanya, ibuku malah kalian yang datang lusa,” ujar Junsu. Semuanya saling memandang.

“Ahaha, lupakan sebaiknya kami sekarang yang membersihkan terasnya,” Jaejoong menggeret Junsu agar keluar ke teras.

“Tunggu biar kami bantu!” Yoochun menghentikan langkah Jaejoong dan Junsu.

“Ah, tidak kalian, kan baru istirahat sebaiknya kalian duduk saja.” Junsu mendekati Yoochun agar duduk kembali, tetapi Yoochun terus saja jalan dan menuju ke Jaejoong.

“Tidak apa-apa, Junsu-yah. Kalau bersama-sama bukannya akan cepat selesai?” Yunho mengusap pelan rambut Junsu, yang sekarang Junsu hanya diam karena sikap Yoochun tadi.

 

Aslinya nih fanfic buat lomba, tapi kagak selesai -_- Menyesal padahal hadiahnya bagus bet.. Jadi curcol gua wkwk

Mianhae dikit-dikit ini fanfic masih dalam perjalanan juga/? Dan gua lagi dalam masa sibuk lomba.. -_- Doain gua menang ya!! Saranghae yg udah baca! Saranghae yang udah comment! Saranghae yang uda ngesucribe!

 

Review next chap :

"Hei, Junsu! Kenapa kau menatapku?"

"Itu mengangguku!"

"Dia semangat sekali.. sepertinya aku menyukainya,"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
HuangFanXing_2
Give me your comment please

Comments

You must be logged in to comment
nadiachun
#1
Chapter 3: semangat lombanya ^^
nadiachun
#2
Chapter 2: penasaran2...
jadi tunangan jaejoong benaran cewe atau yunho??
meiosei #3
Chapter 2: wow it's quietly fun, but kinda short.. all over it's great, maybe next chapter you'll make a long one~ update soon min~=)